Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KINERJA MOTOR OTTO


“Sistem Pengapian pada Mesin Bensin Konvensional”

DOSEN PEMBIMBING
Faris Humami, M. Eng.

DISUSUN OLEH
Fatkhur Rozi
D-IV TRO B/21021037

PROGRAM STUDI
D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Praktikum kinerja motor otto mekanisme
katup engine otto ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Faris
Humami pada mata kuliah praktikum kinerja motor otto. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang system pengapian pada kendaraan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Faris Humami, selaku dosen mata kuliah
praktikum kinerja motor otto yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 21 Juni 2022

Penulis
LAPORAN PRAKTIKUM

“Sistem Pengapian pada Mesin Bensin Konvensional”


A. Pendahuluan
Latar Belakang
Salah satu sistem penting yang ada pada kendaraan adalah sistem pengapian.
Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem
pengapaian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga yang
di hasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan
baik dan tepat, maka kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara
di dalam ruang bakar akan terganggu sehingga tenaga yang di hasilkan oleh mesin
berkurang.

B. Judul : Laporan Praktikum “Sistem Pengapian pada mesin bensin


konvensional”
C. Hari, Tanggal : Kamis, 14 April 2022
D. Waktu : 13.30 WIB s.d. 15.00 WIB
E. Tempat : Bengkel TRO PKTJ
F. Tujuan :
1. Mengetahui komponen pada system pengapian mesin bensin konvensional beserta
fungsinya.
2. Mengetahui cara kerja komponen system pengapian pada mesin bensin
konvensional.
3. Mengetahui cara memeriksa komponen system pengapian dan memahami ketentuan
masing-masing komponen

G. Landasan Teori

Awal atau permulaan pembakaran sangat diperlukan karena, pada motor bensin
pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bensin dan
udara yang dikompresikan terjadi di dalam ruang bakar (silinder blok) setelah busi
memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif)
hasil pembakaran, mendorong piston ke posisi TMB (titi mati bawah) menjadi langkah
usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api dengan tepat, maka diperlukan suatu
sistem yang bekerja secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen,
yang bekerja bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.
Menurut Haryono (1997:29). Bunga api pada busi berasal dari arus listrik
tegangan tinggi di mana arus ini mengalir pada waktu tertentu, jadi sewaktu arus
mengalir busi memercikan bunga api dan sewaktu tidak ada aliran, busi mati.
Pada sistem pengapian sepeda motor terdapat dua macam sistem pengapian,
yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik. Sistem
pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang masih menggunakan platina
untuk memutus dan menghubungkan tegangan pada baterai ke kumparan primer.
Sistem pengapian CDI dibuat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
sistem pengapian konvensional, baik yang menggunakan baterai maupun magnet. Pada
pengapian konvensional umumnya kesulitan membuat komponen seperti contact
breaker (platina) dan unit pengatur saat pengapian otomatis yang cukup presisi (teliti)
untuk menjamin keterandalan dari kerja mesin. Bahkan saat dipakai pada kondisi
normal, keausan komponen tersebut tidak dapat dihindari.
Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin dapat bekerja
dengan efisien menurut (Jama & Wagino 2008), yaitu:
a. Tekanan kompresi yang tinggi.
b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat
c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat

H. Alat dan Bahan


a. Mesin bensin konvensional
b. Accu (aki)
c. Circuit tester (volt dan ohm meter, multi meter)
d. Feeler gauge
e. Obeng +/-
f. Hydrometer tester
g. Tools (kunci ring)

I. Cara Kerja
PEMERIKSAAN KABEL TEGANGAN TINGGI DAN KABEL BUSI
1. Baca prosedur pada buku panduan mesin dan jobsheet
2. Siapkan mesin, alat, dan bahan
3. Lepas kabel tegangan tinggi dengan menarik tutup karet yang terpasang pada
mesin
4. Periksa tahanan kabel tegangan tinggi dengan tutup distributor
5. Cek tahanan kabel bahwa tidak melebihi dari harga maksimumnya yaitu kurang
dari 25 kΩ/ kabelnya degan menggunakan multimeter
6. Apabila melebihi harga maksimumnya, periksa terminalnya dan ganti kabel
tegangan tinggi juga tutup distributor bila diperlukan
PEMERIKSAAN BUSI
1. Lepas semua busi pada mesin
2. Bersihkan busi dengan pembersih busi atau sikat baja
3. Periksa keausan elektroda busi, kerusakan ulir dan isolasinya. Apabila ada
masalah pada busi ganti busi
4. Periksa celah elektroda, bila kurang pas bengkokkan bagian luar elektroda
untuk memperoleh celah yang pas
5. Lalu lakukan penyetelan pada celah elektroda yang tepat pada kisaran 0,8mm-
1,1mm
6. Pasang semua busi jika sudah selesai melakukan penyetelan dan pemeriksaan
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PLATINA
1. Buka distributor cap
2. Lepaskan rotor pada distributor
3. Putar pully poros engkol dengan kunci ring hingga ebonit pada platina
mengenai ujung nok, jadi platina membuka celah paling maksimalnya
4. Bersihkan ujung platina dari kotoran ataupun oli yang dapat menyebabkan
kesalahan saat penyetelan platina
5. Gunakan feeler gauge untuk membersihkan permukaan bilah-bilahnya dari
kotoran dan oli
6. Masukkan feeler gauge ke celah platina dengan ukuran sesuai spesifikasi mesin
(lihat pada buku panduan mesin seri K) untuk mesin 7K ukurannya 0,8 mm
7. Kendorkan 2 sekrup pengikat platina
8. Lakukan penyetelan celah platina dengan obeng minus, geser ke kanan atau kiri
guna memperbesar atau memperkecil celah
9. Selesai melakukan penyetelan celah platina, pasang Kembali rotor dan
distributor cap

J. Hasil
• PEMERIKSAAN KABEL TEGANGAN TINGGI DAN KABEL BUSI
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap kabel tegangan tinggi dan busi
pada mesin seri 7K di dapati hasil sebagai berikut:
Kabel Keadaan Keterangan
Kabel 1 Normal kurang dari 25kΩ
Kabel 2 Normal kurang dari 25kΩ
Kabel 3 Normal kurang dari 25kΩ
Kabel 4 Normal kurang dari 25kΩ
Keterangan :
Untuk mesin seri 7K tahanan maksimal kabel: kurang dari 25kΩ per kabel

• PEMERIKSAAN BUSI
Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap busi pada mesin seri 7K didapati
hasil sebagai berikut:
Busi Keadaan Keterangan
Busi 1 Celah kurang dari 0,8 Perlu disetel
mm
Busi 2 Celah kurang dari 0,8 Perlu disetel
mm
Busi 3 Celah kurang dari 0,8 Perlu disetel
mm
Busi 4 Celah kurang dari 0,8 Perlu disetel
mm
Keterangan:
Celah elektroda busi yang tepat: 0,8 mm (0,031 in)-1,1 mm (0,043 in)
• PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PLATINA
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada platina di komponen distributor
mesin seri 7K didapati bahwa celah belum membuka pada ukuran maksimalnya.
Maka perlu dilakukan penyetelan pada platina.
Bilah feeler gauge yang digunakan untuk mesin seri 7K: 0,8 mm

DOKUMENTASI:

Gambar 1. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi


Gambar 2. Pemeriksaan busi
Gambar 3. Pemeriksaan dan penyetelan celah platina

K. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan, ada beberapa hal yang dilakukan
pemeriksaan terhadap komponen system pengapian. Diantaranya pemeriksaan kabel
tegangan tinggi dan kabel busi yang harus memiliki tahanan maksimal kabel dibawah
25 kΩ per kabel, pemeriksaan terhadap busi yang harus memiliki celah elektroda pada
kisaran 0,8 mm (0,031 in)-1,1 mm (0,043 in), pemeriksaan dan penyetelan platina
dengan menggunakan feeler gauge sesuai spesifikasi mesinnya, untuk mesin seri 7K
feeler gauge yang digunakan ukuran 0,8 mm.

Anda mungkin juga menyukai