Anda di halaman 1dari 7

Pemeriksaan Kabel Busi

Sistem pengapian di mobil menggunakan koil sebagai pembangkit tegangan,dan kabel


busi untuk menghantarkan listrik bertegangan tinggi itu ke busi. Kabel busi yang rusak
dapat menjadi penghambat penyampaian listrik tersebut ke busi. Untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan kabel busi. Kerusakan kabel busi dapat terjadi karena kabel
tertekuk – tekuk, atau juga karena usia pemakaian yang sudah lama sehingga kabel
busi sudah mulai lapuk. Pemeriksaannya pun terbilang sederhana, karena cukup
mengukur tahanan dari kabel busi tersebut. Untuk pengukuran tahanan kabel busi
maka dibutuhkanlah alat yang bernama multitester. Memang agak sulit bagi yang belum
pernah menggunakan multi tester. Tapi untuk ini anda dapat cari di google tentang cara
penggunaan dan pembacaan multitester.

Untuk pemeriksaan kabel busi pada mobil langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Lepas kabel busi dari tutup distributor dan busi. Dalam pelepasan kabel busi ini
harap diperhatikan jangan menarik kabelnya, sebab akan merusak konduktor yang
berada di dalam kabel busi. Peganglah bagian kepala / ujung dari kedua kabel busi
tersebut.
2. Setel multitester pada pengukuran ohm. Dan untuk skala pembacaan kilo ohm.
3. Pasangkan kedua kabel multitester pada kedua ujung kabel busi.
4. Baca penunjukkan pengukuran yang ada di multitester.
5. Jika hasil pengukuran kabel busi lebih dari 25 kilo ohm, maka kabel busi sudah
rusak atau putus. Tetapi jika kurang dari 25 kilo ohm, artinya kabel busi dalam kondisi
baik.
6. Lakukan hal yang sama untuk memeriksa kabel busi yang lainnya.

Cara paling mudah untuk menentukan apakah kabel busi putus atau tidak adalah
dengan cara memeriksa loncatan bunga api yang terjadi di kabel busi. Langkahnya
adalah :
1. lepas kabel busi dari hubungan ke busi
2. Geser kepala busi ( dalam hal ini isolator yang berada di ujung kabel busi) ke
arah atas sehingga terlihat terminal besinya.
3. Dekatkan ujung terminal kabel busi tersebut ke bodi mesin/ massa. Ingat jangan
tempelkan terminal tersebut ke massa, tapi beri jarak sekitar 1 cm. Jika terlalu jauh atau
menempel ke massa, maka tidak akan terjadi loncatan bunga api listrik.
4. Starter mesin, dan perhatikan apakah terjadi loncatan bunga api dari terminal
kabel busi ke massa.
5. Kalau tidak terjadi loncatan bunga api, maka cek dulu kabel busi yang lain
seperti cara di atas. Jika kabel busi yang lain terjadi loncatan bunga api, maka dapat
dipastikan bahwa kabel busi yang anda periksa pertama tadi putus, atau mungkin
kendor sambungannya ke tutup distributornya.
6. Selain memeriksa terjadi atau tidaknya loncatan bunga api listrik di terminal busi
ke massa. Perhatikan juga warna loncatan bunga api tersebut. Jika berwarna biru,
berarti baik. Tapi bila berwarna biru keunguan atau bahkan ungu, kemungkinan kabel
busi anda sudah tidak baik menghantarnya.
7. Jika kabel putus atau sudah tidak baik menghantarnya, maka perbaikannya
adalah mengganti kabel busi tersebut.

Kabel busi yang putus tidak dapat dilihat dengan mata. Untuk memastikan kondisinya
maka harus dilakukan pengukuran dengan multitester. Kabel busi yang putus akan
membuat suplai listrik ke busi putus. Akibatnya busi tidak menyala. Jika hanya 1 kabel
busi yang putus, maka 1 busi yang mati. Dan biasanya mesin masih dapat menyala,
namun pincang. Maksudnya pincang adalah satu silinder tidak menghasilkan langkah
usaha. Hal ini menimbulkan getaran yang besar pada mesin. Tenaga mesin pun terasa
berat. Demikian pula kabel busi yang sudah tidak baik menghantarnya akan membuat
suplai listrik ke busi berkurang, pembakaran di dalam silinder tersebut menjadi kurang
maksimal. Dampaknya pun terasa mesin pincang, dan tenaga mesin menurun.

Langkah kerja yang kita lakukan dalam pemeriksaan busi adalah sebagai berikut :

1. Lepas kabel busi

Saat melepas kabel busi pegang pada stecker-nya jangan kabel businya.
Karena kalau kabel busi yang dipegang kemudian ditarik maka inti arang kabel akan
mudah lepas.

2. Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan/ dengan kuas.

Hal ini bertujuan kalo busi dilepas kotoran disekeliling busi tidak masuk ke silinder.

3. Lepaskan busi dengan isolator yang tepat.


Penggunaan kunci yang tidak tepat bisa mengakibatkan isolator busi pecah.
4. Periksa kondisi ulir dari lubang busi.

Ulir busi yang rusak harus diperbaiki.

5. PERIKSA MUKA BUSI.

Pada pemeriksaan ini ada beberapa keadaan yang bisa menunjukkan kondisi dari
mesin.
a. Muka busi biasa. Permukaan Isolator berwarna coklat muda sampai abu-abu.
- Kondisi dan penyetelan kendaraan baik.
b. Elektroda terbakar, pada permukaan isolator menempel partikel yang mengkilat,
isolator berwarna putih dan kuning. Kondisi ini kemungkinan penyebabnya adalah :
- Campuran bahan bakar terlalu kurus.
- Kualitas bensin terlalu rendah.
- Saat pengapian terlalu awal.
- Jenis busi terlalu panas.
c. Isolator dan elektroda berjelaga.
- Campuran bahan bakar terlalu kaya.
- Jenis busi terlalu dingin.
d. Isolator dan elektroda sangat kotor serta berwarna coklat muda.
Kotoran ini berasal dari oli yang masuk ke ruang bakar karena :
- Sil pengantar katup bocor.
- Cincin torak aus.

6. Pengukuran celah busi,

Dengan feeler gauge ukur celah busi sesuai spesifikasi. (0,8 - 1,1 mm).

7. Saat memasukkan busi ulir pegang ujung kunci busi dengan tangan, yakinkan bahwa
busi sudah masuk dengan tepat, baru kemudian kencangkan dengan stang.
* Seandainya saat membersihkan busi dengan spark purk cleaner jangan terlalu lama
karena dapat mengikis insulator dan dan elektroda busi.

8. Penggantian busi sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km.

Saat mengganti busi perhatikan kode pada busi, karena ada tipe busi panas dan busi
dingin yang mempunyai karakter sendiri terhadap pengapian.
Naaaaaah dari ringkasan di atas sekarang kita punya patokan untuk pemeriksaan busi.
tinggal kita terapkan pada praktek/pemeriksaan yang kita lakukan.

PROSEDUR TES KOMPRESI


Tes kompresi pada kendaraan sangat penting dilakukan. Tes kompresi ini bertujuan
untuk melihat tekanan kompresi pada masing-masing silinder di engine. Dengan
dilakukan tes kompresi ini, maka nantinya dapat diketahui silinder mana yang
bermasalah akibat tekanan kompresi yang kurang. Tekanan kompresi yang kurang dari
spesifikasi dapat disebabkan karena blok silinder aus atau ada goresan, piston dan ring
piston bermasalah, gasket antara blok silindet dan kepala silinder bermasalah atau
katup yang bermasalah. Tekanan kompresi yang kurang akan berakibat kinerja engine
yang kurang optimal dan dan engine cenderung susah hidup.

Untuk itu perlu dilakukan pengetesan kompresi untuk mengetahui kondisi engine
apakah masih baik atau perlu dilakukan perbaikan.

Kali ini saya akan menjelaskan prosedur pengetesan kompresi pada engine kijang 5k.
Untuk peralatan sebelum melakukan pengetesan tekanan kompresi maka perlu
disiapkan peralatan sebagai berikut:

1. Kunci busi
2. Tool box 1 set
3. Compression gauge
Setelah peralatan sudah siap maka, lakukan prosedur pengetesan tekanan kompresi
seperti langkah-langkah dibawah ini:
1. Panaskan engine kurang lebih 5 menit.
2. Buka semua busi menggunakan kunci busi.
3. Lepaskan kabel tegangan tinggi coil dari ignition coil atau massa kan kabel
tegangan tinggi coil ke massa engine.

4. Pasang alat tes kompresi ke lubang busi.


5. Buka katup throttle atau katup gas secara penuh.

6. Starter engine kurang lebih 15 detik.


7. Baca pengukuran pada alat tes kompresi. Pengukuran dilakukan dalam waktu
sesingkat-singkatnya jangan terlalu lama karena ignition coil dapat panas.

8. Lakukan tes kompresi ke semua lubang busi di tiap-tiap silinder. Spesifikasi


tekanan kompresi untuk kijang 5k limit 9,5 kg/cm 2 sampai 12,6 kg/cm2 . Untuk
perbedaan tekanan untuk tiap-tiap silinder tidak boleh melebihi 1,0 kg/cm 2
9. Jika tekanan kurang dari tekanan spesifikasi maka periksa penyebab terjadinya
kebocoran tekanan kompresi.
10. Setelah selesai melakukan tes kompresi, bersihkan tempat kerja dan peralatan
yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai