Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENGAPIAN

Di Susun Oleh :
1. MUALDI
2. HENRA

TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF


Jl. Pendidikan No. 6 A. Bontoleang Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
Prov Sulawesi Selatan Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan tentang
SISTEM PENGAPIAN
Laporan ini sengaja kami buat untuk sebagai pertanggung jawaban atas praktek yang
kami laksanakan di sekolah SMK NEGERI 4 TAKALAR. Selian sebagai memenuhi tugas
tersebut, laporan sangat berguna bagi para pembac yang sangat membutuhkan pengetahuan
tentang SISTEM PENGAPIAN, oleh karena itu, apabila ada kesalahan yang kami buat mohon
dimengerti, terima kasih.
           Demikian laporan ini saya buat. Apabila terjadi kesalahan kata dalam penulisan atau ada
yang tidak berkenan, saya minta maaf. Maka dari itu saya mengharap kritik dan saran dari
pembaca. Semoga laporan praktek tentang SISTEM PENGAPIAN dapat
bermanfaat.                                                           
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A.    Latar belakang Sistem Pengapian..................................................................................................1
B.     Tujuan Pratikum............................................................................................................................1
C.     Keselamatan Kerja.........................................................................................................................1
D. Alat Dan Bahan ........................................................................................................................... 
E. Langkah Kerja...............................................................................................................................
F. Gambar Kerja................................................................................................................................
G. Hasil Praktik.................................................................................................................................. 
BAB II URAIAN
A.    PEMBAHASAN..............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………..........................………………………………………....
B.     Saran ……………………………….............................…………………………………………
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan pembahasan diperoleh kesimpulan, pada pengujian
pengaruh penyetelan sudut dwell didapatkan hasil:  jika sudut dwell terlalu kecil maka artinya celah
platina terlalu besar sehingga tegangan listrik yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik koil kurang
besar. Jika sudut dwell terlalu besar maka artinya celak platina terlalu sempit sehingga akan menyebabkan
koil terlalu panas dan akan memperpendek umur penggunaan koil. Pada pengujian pengaruh pemajuan
waktu pengapian didapatkan hasil: jika timing pengapian terlalu maju, akan menyebabkan detonasi dan
tenaga mesin menjadi berkurang. Jika timming pengapian terlalu mundur/ terjadi setelah TMA, maka
tekanan pembakaran menjadi kurang maksimal dan hal ini menyebabkan performa mesin menjadi
berkurang. Secara keseluruhan komponen sistem pengapian konvensional dalam kondisi baik dan masih
sesuai dengan spesifikasi sehingga tindak lanjutnya adalah masih dapat dipergunakan kembali.

        SARAN
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan posisi kunci kontak pada praktik ini
karena jika tidak diperhatikan maka akan terjadi kecelakaan kerja yaitu tersetrum ketika memegang kabel
tegangan tinggi coil ketika kunci kontak masih dalam kondisi “ON”.
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapaian
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga yang di hasilkan oleh suatu
mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran
proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan terganggu
sehingga tenaga yang di hasilkan oleh mesin berkurang.
Sistem pengapian sangat berpengaruh pada performa yang akan di hasilkan oleh mesin
motor, pada fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem pengapian konvensional
menggunakan platina untuk memutus dan menghubungkan tegangan baterai ke kumparan primer
dirasakan kurang praktis. Sistem seperti ini sudah mulai di tinggalkan dan di ganti dengan sistem
pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan
sistem pengapian konvensional, lebih praktis dan mampu meningkatkan performa mesin dan irit
bahan bakar.
Menurut sumber arus yang digunakan, sistem pengapian CDI dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu bertipe AC dan DC. CDI bertipe AC adalah sistem pengapian elektronik dengan arus listrik
berasal dari koil eksitasi, sedangkan sistem CDI bertipe DC adalah sistem pengapian elektronik
dengan arus listrik berasal dari baterai. Pada CDI bertipe AC, pengapian yang terjadi tidak stabil,
karena arus yang di gunakan oleh sistem pengapian bertipe ini tergantung oleh putaran mesin
(Jama & Wagino. 2008:269). Hal tersebut akan membuat pengapian yang terjadi pada putaran
rendah kurang optimal, sedangkan sistem pengapian CDI bertipe DC adalah sistem pengapian
elektronik dengan sumber arus listrik berasal dari baterai, sehingga pengapian yang terjadi akan
lebih stabil dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Jenis CDI bertipe DC memiliki
bermacam-macam tipe, seperti limiter, unlimiter, hyperband, dualband dll.
CDI limiter merupakan CDI yang memiliki batasan dalam memercikkan bunga api ke
dalam ruang bakar pada putaran tertentu dan percikan bunga api yang di hasilkan pada putaran
tinggi relatif kurang stabil. Biasanya CDI pada motor standart pabrik ini memiliki limiter sekitar
8000 RPM sampai 9000 RPM. Sehingga apabila motor dipacu pada putaran tinggi melebihi batas
dari putaran yang telah di tentukan oleh CDI, mengakibatkan sepeda motor akan terasa seperti
tersendat-sendat dan performanya menurun. Sedangkan untuk CDI unlimiter adalah CDI yang
kerjanya yang memiliki batasan limiter lebih tinggi bahkan mampu melayani kerja mesin hingga
15000 RPM. pencapaian ini lebih tinggi di banding CDI limiter yang hanya sekitar 9000 RPM.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Variasi Sistem Pengapian Terhadap Performa Motor 4 Tak 125cc”.

Tujuan Pratikum.
- Siswa dapat menyebutkan atau dapat mengetahui komponen-komponen system
pengapian dan fungsinya.
- System dapat memeriksa, menyetel, merawat dan memperbaiki komponen system
pengapian.
- Siswa dapat menggunakan alat-alat ukur pada system pengapian

Keselamatan Kerja
- Memakai baju/pakaian praktek dan sepatu yang sudah ditetapkan dan rapih
- Penggukanakanlah alat sesuai dengan fungsinya.
- Hindari bahaya hubungan singkat/konsil
- Ikuti petunjuk langkah kerja.

Alat dan bahan

Multi Tester Filer Gauge Obeng (-) (+)

Alat : Multi Tester


Filet Gauge
Obeng (-) (+)
Bahan :

Langkah Kerja
1. Pemeriksaan Celah Udara
2. Pemeriksaan Rubbing Block
3. Ukuran Tahanan Signal Generator
4. Pemeriksaan Eksternal Resistor
5. Pemeriksaan Internal Resistor
6. Pemeriksaan tanpa internak resistor
7. Pemeriksaan tahanan Scondary Coil dengan internal resistor
8. Pemeriksaan tahanan Scondary Coil tanpa internal resistor
9. Pemeriksaan tahanan penyekat tanpa internal resistor tidak terbuka (bagus)
10. Yang sudah dilepas komponen distributor adalah
 Kap, trotor, dan penutup
 Terminal, kabel tekanan tinggi, kabel busi
 Vacuum asvaanser
11. Periksa tutup distributor semua yang sudah di periksa (baik)
12. Retor distributor (baik)
13. Breker plat berputar dengan kasar atau berbunyi kasar
14. Membram vacuum advanser (tidak ada tekanan)
15. Cam dan poros (baik )
16. Bos dan ring hasil pemeriksaan (tidak baik)
17. Pemeriksaan pemberat dan pen masih baik (bagus)
18. Tidak dilakukan pembongkaran pada waser karna tidak melakukan pemutaran selain roda
gigi (roda gigi cacat) dilakukan (disetel)
19. Kabel tegangan tinggi pemeriksaan (baik)
20. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi tidak ada berkarat atau kotor
21. Pemeriksaan busi
Kabel Busi (1)
Kabel Tegangan :

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem pengapian konvensional dapat diidentifikasi dengan masih menggunakan platina


sebagai plat kontak untuk menghubungkan dan memutusaliran listrik primer koil agar terjadi
induksi/GGL pada sekunder yang berupalistrik tegangan tinggi untuk mensuplai busi agar
memercikkan bunga api.Platina mobil berupa plat kontak yang berfungsi sebagai penghubung &
pemutus yang di hubungkan oleh ebonit/kaki platina dan di kontrol oleh nok delco(Distributor),
apabila kaki ebonit tidak terdorong oleh nok delco maka platkontak akan terhubung sekaligus
mengalirkan aliran listrik primer koil keground dan menciptakan medan magnet pada primer
coil, dan pada saat nok delco menyentuh/mendorong ebonit platina maka listrik dari primel coil
akanterputus, pada saat listrik primer coil terputus maka terjadi GGL/induksitegangan tinggi
pada sekunder coil, dengan adanya kondesor/kapasitor yangterhubung secara paralel dengan
platina akan membantu meningkatkan besar induksi dan menghilangkan bunga api pada saat
platina mulai terbuka/memutus,hal ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah terbakar
dan mampu berumur panjang.Besar/lamanya saat platina terhubung di pengaruhi oleh lebar
PermukaanAS delco yang rata/datar hal ini di sebut dengan sudut dwell, dimana sudut/lamasaat
platina menghubungkan aliran listrik ke primer coil. Apabila celah platina kita bikin rapat jadi
pasti sudut dwell akan menjadi besar dan kebalikannya.

Rangkaian system pengapian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


1. Rangkain tegangan rendah (primer), terdiri dari komponen :
a) Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk mengoperasikan system
pengapian.
b) Kunci kontak untuk memutus dan menghubungkan listrik pada rangkain atau
menghidupkan dan mematikan system pengapian.

c) Primer koil untuk menghasilkan kemagnetan pada inti koil

d) Platina (contact point) berfungsi untuk mengubungkan dan memutuskan aliran


listrik pada primer koil, saat hubung inti koil menjadi magnet, saat putus terjadi
tegangan induksi.
e) Kondensor berfungsi untuk menyerap tegangan induksi primer koil, sehingga
percikan pada kontak platina kecil, platina lebih awet, induksi tegangan tinggi
kuat.
f) Kabel berfungsi sebagai penghantar aliran listrik pada komponen system
pengapian.
2. Rangkaian tegangan tinggi (skunder), terdiri dari :
a) Sekunder Koil berfungsi untuk menghasilkan tegangan induksi yang sangat tinggi
(15.000-30.000 Volt) saat platina mulai membuka
b) Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi
dari koil pengapian menuju busi.

c) Distributor berfungsi untuk mendistribusikan arus listrik tengangan tinggi dari


koil pengapian menuju busi sesuai dengan urutan pengapiannya (firing order/FO)
(1-3-4-2)
d) Busi berfungsi untuk menghasilkan percikan api untuk memulai proses
pembakaran campuran bahan bakar dengan udara diruang bakar, pada saat dialiri
arus listrik tegangan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai