Anda di halaman 1dari 46

Menu

Kumpulan Informasi
Bermanfaat
Simple blog for share for others

ISTIMEWA

Modifikasi Sistem
Pengapian Platina ke
Sistem Pengapian
CDI Scooter Vespa
Perubahan Sistem pengapian ini di
latar belakangi oleh mulai tidak
stabilnya sistem pengapian Platina,
Cam Original Blower mulai Aus,
kemudian diganti dengan made in
lokal, karena komponen Original
sudah sangat jarang dipasaran dan
sekalipun ada barang tersebut cukup
mahal.

Fungsi Cam adalah sebagai triger


penggerak Platina untuk memutuskan
kontak arus listrik sehingga
membentuk pulsa arus listrik

Nah…,Hal yang perlu disiapkan untuk


penggantian sistem pengapian Platina
ke CDI untuk Scooter Vespa adalah;

CDI Yamaha RX king


Pemilihan CDI Yamaha RX King karena
sama sama mesin jenis 2 Tak/
langkah dan Jenis Arus AC, dengan
harapan Larinya sekencang RX King,
Harga Origina per Desember 13, Rp.
90,000

Pulser CDI

Dipilih Pulser CDI yamaha Model RX


S, Tugas Spool Pulser untuk
menggantikan Platina sebagai
pembentuk Pulsa arus listrik, menjadi
triger pengatur waktu pengapian, buat
dudukan pulser CDI/ Bracket pulser ,
hal yang perlu diperhatikan adalah,
Posisi harus kuat dan stabil ( tidak
mudah bergerak), jika bergerak maka
akan membentuk percikan api yang
tidak stabil, jarak kern pulser terhadap
magnet harus cukup rapat 0.5 – 1
mm, agar induksi lebih baik, jika lebih
dari 1mm pulser tidak dapat
membangkitkan pulsa terhadap CDI
dan tidak dapat memercikan arus
listrik pada coil.

Harga Rp. 35000

Buat dudukan Pulser/ Bracket


Pulser

Fungsinya Bracket Pulser untuk


mendudukan Pulser agar stabil pada
Posisinya, karena jika tidak stabil akan
menyebabkan posisi titik nya bergeser
efeknya pembakaran tidak sempurna,
motor meledak ledak karena bensin
tidak terbakar.

Modifikasi Spool untuk CDI/


Istilah Spool/ Spul / kumparan kawat
merupakan kawat yang di gulung/
dililitkan pada kern ( tumpukan
plate),dimana spool merupakan alat
bantu untuk mengkonversi Induksi
medan magnet menjadi gaya gerak
listrik, atau generator listrik,

Dari hasil pengamatan trial yang saya


lakukan untuk standar platina untuk
putaran rendah 3 putaran /detik (satu
kali kick starter akan menghasilkan
voltase 6-7 Volt, karena dibentuk
dengan 120 lilitan kawat diamter 1.0
mm,

Sedangkan untuk CDI di butuhkan


voltase listrik yang cukup besar, hasil
trial saya dengan diameter kawat 0.45
mm dan jumlah lilitan 1800 lilitan
menghasilkan 20 Volt untuk 3 putaran
/ detik, semakin tinggi putaran
magnet/ mesin makan akan
menghasilkan voltase yang tinggi.

dari hasil trial dengan 20 Volt mesin


sudah menyala/ dapat jalan, tetapi
kelihatannya masih kurang untuk
mengasilkan power yang lebih, oleh
karena itu target saya harus menaikan
hingga 30 Volt dengan cara
menyambung lilitan kawat. dengan
perhitungan seperti dibawah ini.

lihat Teori medan magnet


E=N.dØ/dt

Perubahan Flux terhadap Waktu akan


menghasilkan gaya gerak listrik (E)

Flux magnetik (Ø) = B.A

Dimana;

E = Gaya Gerak listrik yang di


timbulkan (Volt)

B = Induksi Medan Magnet (tesla)

A = Luas Kern (m²)

dt = Perubahan Waktu (detik)

N = Jumlah Lilitan kawat


Hasil Perhitungan untuk mencari Fluk
magnet yang di perlukan, Berdasarkan
data hasil Trial :

E = 20 Volt

A = 10 mm X 10 mm atau 0.01 m

(Ukuran Kern original 11 X 12 mm di


perkecil jadi 10 X10 mm tujuannya
agar jumlah lilitan bisa lebih banyak
dan masuk pada area yang tersedia
pada dudukan stator)

t = 1 detik

N = 1800 lilitan

20 Volt = (1800 x 0.01 (m²)B/ 1 detik


Maka induksi medan magnet yang
dibutuhkan untuk menghasil kan 20
volt adalah

B =20 (Volt)/ (1800 x 0.01 (m²)B/ 1


(detik)

B =1.1 tesla

Jika kita meninginkan Output GGL 30


Volt maka jumlah lilitan yang di
perlukan adalah;

30 Volt = N(0.01 (m²)1.11 (Tesla)/ 1


(detik)

N = 30 (Volt) /(0.01 (m²)1.11 (Tesla)/


1 (detik)
N = 2.457 lilitan

Untuk menambahkan gulungan kawat


hingga 2450 lilitan hanya dengan Kern
spool CDI tidak akan cukup untuk
menampung gulungan kabel, caranya
Spool CDI hanya menampung max
2150 lilitan dan sisanya dibagi 2 , 150
lilitan ditambahkan pada kern Spool
lampu utama dan 150 kedua pada
Kern lampu accesories.dengan
sambungan model seri.

Hasil periksa menggunakan Avometer


setelah di tambah gulunngan nilai
oupt listrik yang di hasilkan berada di
30 volt dan benar membuktikan teori
tersebut.
* informasi tambahan (14/05/14)

Saya sudah coba buat spool /


kumparan baru dengan ukuran Kern
12 x 9 mm, dan menggunakan kawat
0.25 mm dengan jumlah kawat seperti
hitungan di atas sekitar 2150 lilitan,
menghasilkan tahanan 600 ohm dan
menghasilkan votltasi 45 – 50 volt
pada putaran 3 putaran /detik, atau 1
kali starter engkol. silahkan coba
karena lebih efisien hanya
menggunakan 1 kern dengan jumlah
kawat yang lebih kecil dapat
menghasilkan voltase yang besar dan
1 kern dapat menampung banya lilitan
kawat.

Busi

Jenis busi/ Spark Plug disesuaikan


dengan jenis pemakaian yang
digunakan untuk RX king, karena
kondisi sistem pengapian sudah
berubah menggunakan CDI RX king,
jika menggunakan Busi khusus vespa
akan cepat mati karena memiliki
hambatan yang besar jadi
pembakaran kurang sempurna, busi
cepat hitam dan jarak elektroda perlu
rapat.

jika komponen sudah siap, mulai


pasang pada bracket stator, seperti
foto berikut;

posisi pulser menggantikan Posisi


Platina lihat gambar berikut;
Posisi Pulser
Posisi Spool dan Kabel

Dioda IN4003
Sambungan kabel CDI Masalah yang
akan timbul saat mulai
mengubungkan kabel lampu power
motor mulai berkurang / tenaga
ngedrop, hal ini masih dapat disiasati
dengan menambahkan Dioda 1
ampere, untuk menyaring /filtering
arus listrik yang masuk ke CDI , posisi
pasang di kabel masa ke CDI, hati hati
posisi jangan terbalik. jika terbalik CDI
tidak akan menyala/ motor tidak akan
jalan.

Info update 23/01/16

Pemasangan dioda dapat di dipasang


di kutb positif ke Lampu, dengan kata
lain semua lampu di buat Arus DC,
dengan mengubah menjadi DC tenaga
mesin tidak drop karena arus negatif
dari kabel lampu sudah terfilter, jadi
tidak ada feed back kec sistem CDI,
pemasangan dioda pada posisi masuk
ke CDI dapat di hilangkan.

1. Hitam–Merah (Input CDI)


hubungkan kabel ke Spool CDI
(Spool jalan yang dimodifikasi/
gulung ulang lihat diatas)
2. Putih- Hijau (input Pulser CDI)
hubungkan ke Spool Pulser CDI
3. Hitam Hubungkan ke masa, Body
Mesin
4. Orange (Output CDI) Hubungkan
ke
5. Hitam-putih Hubungkan ke stop
kontak (tujuannya untuk mem by
Pass arus positif kebody mc agar
mesin mati)

Berikut Foto mesin sebelum dan


sesudah nyala
Setelah Starter menggunakan CDI
RX King

Kelebihan setelah menggunakan CDI,


saat Starter mudah hidup, saat di gas
Full throtle alamak gak nahan, ini
cucok dengan selera ane ini motor
bawaannya pengen ngacir saja,
tarikan ringanSetelah dipasang Dioda,
kemudian sistem pencahayaan
(lampu) dapat disambungkan ke
masing masing terminal.

Demikian semoga modifikasi saya


share kan semoga menginspirasi bagi
teman-teman yang mau coba…
Tags;

Modifikasi Pengapian Platina, ganti


platina, Platina, Scooter vespa, Ganti
Platina ke CDI, cara hganti Platina ke
CDI, Spul CDI, Buat Spul CDI, Spool
CDI, How to change over Ignition
system platina to CDI, kumparan,
induksi elektromagnetik, induction
electromagnetic,induktor, gulungan
kawat, lilitan kawat, CDI yamaha RX
King, pengapian

Sponsored Content
23 Januari 2016  Tinggalkan Balasan

Gigi transmisi sering


pindah ke gigi netral
(0)
Perseneling, atau posisi gigi transmisi
sering berubah dari gigi 2 ke gigi 3
dengan sendirinya, terutama saat
akan masuk putaran mesin lebih
tinggi. dan atau saat kopling ditekan
(belum pindah gigi)

Kondisi ini di sebabkan pengatur gigi


perseneling/gear selector yang
posisinya di bawah blower as nya
sudah aus, sehingga disaat menerima
torsi mudah bergerak, seharusnya
tidak dapat bergerak karena ada
stopernya, kecuali kalau di tarik oleh
kabel perseneling
Cara memperbaiki kondisi ini denga
mengganti bak peeseneleng/ pengatur
posisi gigi transmisi 1 set

Cara melakukannya

1.Buka tutup Bak perseneleng,


dengancara membuka tutup blower
magnet/ fly wheel

2. Lepaskan ke-2 kabel perseneleng


3. Lepaskan ke-2 baut m8 yang
mengikat bak perseneleng.

4. Ganti gasket jika diperlukan, karena


jika sobek atau tidak rata akan mudah
oli bocor/ menetes.

5. Pasang kembali bak perseneleng

6. Pasang ke-2 baut m8


7. Pasang ke-2 kabel transmisi, hati
hati tertukar karena akan
menyebabkan perpindahan gigi
menjadi terbalik
8. Tutup kembali bak perseneleng//
gear selector
Demikian share kali ini moga
bermanfaat

Tag: Oper gigi Vespa sering loncat,


transmisi sering loncat, tranmisi
mudah bergeser sendiri, gigi pindah
sendiri, Gigi Vespa, kopling vespa,
oper gigi, Gear Vespa, Gir, salah oper
gigi,vespa, scooter, scooter
vespa, perseneleng

25 Januari 2016  Tinggalkan Balasan


Perubahan Ukuran
Ban Berpengaruh
Terhadap
Performansi
Kendaraan
Perubahan ban akan sangat
berpengaruh pada ukuran Ban, Lho
kenapa?
Apa saja yang akan berpengaruh?
Perubahan pertama tentu akan
berpengaruh terhadap putaran kilo
meter atau mileage kendaraan,
semakin besar putaran ban, jarak yang
ditempuh dalam 1. Putaran ban akan
semakin jauh ingat rumus jarak
lingkaran , S = π x D
Sehingga jarak yang di ditempuh
kendaraan menjadi menunjukan jarak
tempuh yang tidak sebenarnya/Bias
Jika ukuran ban lebih besar maka
penunjuk kilometer seakan mencapai
jarak yang sangat dekat.
Jika menggunakan ban yang lebih
kecil dari standar maka akan terasa
menempuh jalan yang sangat jauh
Kenapa? Karena pada mekanisme
pengukur jarak sudah di perhitungkan
gear ratio sesuai dengan ukuran ban
standar.

Pengaruh kedua adalah tentu pada


putaran kecepatan kendaraan,
alasannya sama dengan point
pertama di atas.

Pengaruh ke tiga pada power


kendaraan , jika menggunakan ban
yang berukuran besar maka tenaga
yang di butuhkan semakin besar,
setiap kendaraan mempunyai tenaga
yang sudah ditentukan dalam design,
dan hasil design di tuangkan dalam
spesifikasi kendaraan, untuk tenaga
seperti bobot kendaraan, power mesin
yang di hasilkan (HP atau PS atau KW)
juga Torsinya (N.m atau lb.in)

Jika dengan tenaga mesin yang sama


dan ukuran ban di buat lebih besar
dari standar maka tenaga pada akan
terasa loyo/ kurang bertenaga, maka
perlu kita berikan tenaga lebih untuk
menghasilkan torsi yang besar dengan
cara di gas dan hal ini tentunya akan
berpengaruh pada konsumsi bahan
bakar menjadi lebih boros.

Jika ukuran ban di buat lebih kecil dari


standar maka tenaga akan terasa
lebih besar/ mempunyai torsi lebih, hal
ini akan dirasakan pada awal start,
atau ditanjakan, atau saat
berakselerasi.

Pengaruh ke 4 berhubungan dengan


pengaruh ke 3, semakin ukuran ban
ban lebih besar maka torsi yang
dibutuhkan semakin besar, kopling
akan cepat aus dan umur kopling
akan semakin pendek dari
seharusnya. Kenapa? Tentunya
kembali ke standar design, torsi yang
dihitung dalam design semuanya
dihitung berdasarkan ukuran standar
yang ditetapkan pabrikan kendaraan.
Dan Per penekan kopling tentunya
dihitung berdasarkan torsi yang
dibutuhkan untuk menggerakan
kendaraan, dan jika beban beelebih
maka gesekan pada plat kopling akan
semakin besar dan mudah aus dan
berujung ke kopling slip. Dan
ujungngnya akan berpengaruh juga
pada konsumsi bahan bakar. Karena
adanya putaran yang slip pada
kopling, putaran yang tinggi pada
mesin tidak diteruskan dengan
jumlah putaran yang sama atau lebih
sedikit.
Semoga bermanfaat…
Bagi yang punya pengalaman
mengenai seperti diatas boleh di
share juga. silahkan…

24 Januari 2016  Tinggalkan Balasan

Tutup Radiator/
Radiator Filler Cap
Radiator cap atau Tutup yang
digunakan untuk mengendalikan
temperatur dan tekanan uap dalam
radiator, banyak jenis model yang
dapat ditemui di pasaran tetapi yang
sering dijumpai di pasaran tergatung
dari design pabrikan radiator cap,
tetapi secara visual dapat dibedakan
berdasarkan diameter dan tinggi
kedalam cap/ Height of Pressure
Valve, tergantung desgin Filler neck
radiator, Istiah penyebutan mungkin
berbeda-beda, yang dapat saya
ketahui dibedakan dalam 3jenis
model Radiator cap sebagai berikut;

1. Model micro, Diameter1 1/8″


2. Model Small Diamater1/1/8 “
3. Model Medium Diameter cap 1/1/2

Setiap model memiliki beberapa


standar tekanan

0.9 kg/cm² ± 0.15 kg/cm² atau 88


kPa
1.1.Kg/cm² ± 0.15 kg/cm²

Untuk Radiator yang memiliki tekanan


lebih Tinggi seperti 2.2 kg/cm² atau
2.5 kg/cm², serperti yang digunakan
oleh mobil kendaraan yang
berkapasitas besar, biasanya
menggunakan special cap.

Radiaor memiliki 2 katup/ positive


Pressure dan negative Pressure /
vacum pressure

Fungsi Radiator cap adalah sebagai


pengatur tekanan uap yang ada dalam
radiator, contoh jika kita
menggunakan cap 0.9 kg/cm² ± 0.15
kg/cm² atau 0.75 – 1.05 kg/cm ², jika
tekanan uap melebihi 1.05 maka
katup tekanan positif / Pressure Valve
akan membuka dan membuang
tekanan uap keluar melalui over flow
pipe dan disimpan dalam reservoir (
Fungsi reservoir untuk
mengkondesasi uap air menjadi air
sekaligus penampungan uap air)

Dan ketika radiator mulai dingin maka


tekanan dalam radiator akan
berkurang (vacum pressure) dan jika
kurang dari 0.02-0.05kg/cm² maka
katup negatif /Vacum pressure valve
radiator cap akan membuka dan
menghisap air yang ada di reservoir

Hal yang perlu diperhatikan adalah jika


cap sudah tidak standar atau salah
memilih jenis tekanan cap seperti;

1. Jika memilih tekanan cap terlalu


besar dari standar pabrikan/ OEM,
maka disaat tekanan dalam
radiator akan berlebih/ over
pressure, dan akan berdampak
radiator mudah bocor
2. Jika memilih tekanan cap yang
lebih rendah dari standar
pabrikan/ OEM, maka tekanan uap
dalam radiator akan mudah keluar
sehingga air radiator akan cepat
habis sehingga mesin akan Over
heat dan radiator rusak/
melengkung dan bocor.

Penggantian Radiator sebaiknya


dilakukan secara periodik, ketika kita
sudah mulai mengetahui air sering
berkurang sebaiknya Radiator Cap
diganti karena karet katup akan
menjadi kaku dan pecah dan diameter
membesar seiring dengan waktu
pemakaian akibat fluktuasi panas dan
dingin air radiator dan kondisi air yang
digunakan
Contoh antara Cap OK dan NG/No
Good.

Demikian , semoga informasi ini


bermanfaat…

16 Oktober 2013  Tinggalkan Balasan

Meta
Daftar
Masuk
Feed entri
Feed Komentar
WordPress.com

Cari

Calendar

NOVEMBER 2023

M S S R K J S

1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
« Jan

Statistik Blog
46.585 hit

Tulisan Terakhir
Gigi transmisi sering pindah ke gigi netral (0)
Perubahan Ukuran Ban Berpengaruh Terhadap
Performansi Kendaraan
Modifikasi Sistem Pengapian Platina ke Sistem
Pengapian CDI Scooter Vespa
Tutup Radiator/ Radiator Filler Cap

Info Pengunjung
Ikuti Blog melalui Email
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk
mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang pos baru melalui surat
elektronik.

Alamat Surat Elektronik

Ikuti

Top Posts & Halaman


Modifikasi Sistem Pengapian Platina ke Sistem
Pengapian CDI Scooter Vespa
Lihat Situs Lengkap

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai