Anda di halaman 1dari 27

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

KELISTRIKAN OTOMOTIF

BAB
OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM STARTER
IV
BAB IV OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM START-
ER

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang sistem starter pada kendaraan, peserta didik
diharapkan dapat:
1. melakukan perbaikan sistem starter pada kendaraan;
2. melakukan

PETA KONSEP

SISTEM STARTER

PERBAIKAN SISTEM OVER HOULE


SISTEM STARTER
STARTER SISTEM STARTER

KATA KUNCI

starting system, over houle, magnetic switch, drive lever, pinion gear, relay, battery
charger, pole core, yoke, field coil, armature, brushes, starter clutch, armature brake,
solenoide, drive lever.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
93
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

PENDAHULUAN

Sistem starter (starting system) sebagai sistem yang berfungsi untuk


memberikan putaran awal agar mesin dapat memulai siklus kerja harus selalu dalam
kondisi yang baik dan normal sehingga setiap ingin menghidupkan mesin kendaraan
dapat selalu berhasil. Apabila sistem starter tidak dapat bekerja dengan baik dan
normal, permasalahan pada kendaraan akan muncul sehingga mesin kendaraan sulit
dihidupkan atau bahkan tidak dapat dihidupkan.
Sistem starter terdiri dari komponen-komponen yang saling dihubungkan
satu sama lain, baik hubungan secara elektris maupun hubungan secara mekanis.
Hubungan elektris dalam hal ini komponen sistem starter yang satu dengan yang
lainnya disambungkan dengan sebuah penghantar/kabel, misalnya hubungan antara
baterai dengan solenoide (magnetic switch). Sementara hubungan secara mekanis
dalam hal ini adalah antarkomponen sistem starter disusun sedemikian rupa sehingga
saling berkaitan dan dapat bekerja secara sinergis. Contohnya adalah hubungan
antara plunger pada solenoide (magnetic switch) starter, tuas penggerak (drive lever)
dan gigi pinion (pinion gear).
Pemasangan sistem starter pada kendaraan cukup sederhana karena jumlah
komponen pendukung yang relatif sedikit. Komponen-komponen sistem starter
seperti baterai (battery), sekring utama (fusible link), kunci kontak (ignition switch) dan
motor starter (starter motor) masing-masing disambung secara seri maupun pararel.

Gambar 4.1 Pengkabelan Sistem Starter Tanpa Relay


Sumber: PPPPTK-VEDC Malang

Untuk memaksimalkan arus listrik yang digunakan oleh motor starter


dan melindungi komponen-komponen seperti kunci kontak agar tidak cepat rusak,
jaringan kelistrikan sistem starter dilengkapi dengan relay. Prinsip kerja relay sama
dengan prinsip kerja solenoide sebagai magnetic switch.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


94 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

PENDAHULUAN

Gambar 4.2 Pengkabelan Sistem Starter dengan Relay


Sumber: PPPPTK-VEDC Malang

MATERI PEMBELAJARAN

A. Kerusakan Sistem Starter


Sistem starter yang digunakan pada kendaraan-kendaraan kecil dan
menengah memiliki prinsip kerja yang sederhana. Ketika kunci kontak (ignition
switch) dihubungkan terjadi aliran arus listrik dari baterai menuju hold-in coil dan
massa sehingga plunger pada solenoide menjadi magnet. Selain itu, juga terjadi
aliran arus listrik dari baterai menuju pull-in coil, kumparan medan (field coil) pada
motor starter, sikat (+), jangkar (armature), sikat (-) serta menuju massa sehingga
membangkitkan elektromagnet di jangkar.
Setelah itu elektromagnet yang terjadi pada plunger akan
menghubungkan plat-plat kontak (contact plate) pada solenoide sehingga arus
dengan kapasitas besar mengalir dari baterai, plat-plat kontak, field coil motor
starter, sikat (+), jangkar, sikat (-) dan massa. Aliran arus listrik berkapasitas besar
ini akan berpotongan dengan garis gaya magnet yang terbentuk pada jangkar dan
field coil sehingga menimbulkan putaran pada jangkar (armature).
Pada saat yang bersamaan, terjadinya kemagnetan pada plunger
solenoide juga menarik tuas pendorong (drive lever) ke arah belakang. Sesuai
dengan prinsip kerja tuas, apabila salah satu ujung ditarik maka ujung yang lain
akan mendorong. Dengan demikian, mekanisme gigi pinion dan kopling terdorong
dan terhubung dengan ring gear pada fly wheel. Pada saat inilah putaran motor
TEKNIK DAN MANAJEMEN
PERAWATAN OTOMOTIF
95
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

starter diteruskan ke poros engkol melalui roda penerus untuk memberikan


putaran awal terhadap mesin agar segera memulai siklus kerja.

Gambar 4.3 Prinsip Kerja Sistem Starter Pada Kendaraan


Sumber: Hyundai Motor Company

Permasalahan yang sering terjadi pada sistem starter terdapat tiga


keluhan yang biasa terjadi. Pertama, mesin tidak dapat berputar atau tidak dapat
bergerak sama sekali. Kedua, mesin dapat berputar pelan tetapi tidak sampai
hidup. Ketiga, mesin dapat diputar dengan normal tetapi tidak dapat hidup, kondisi
ini tidak disebabkan oleh sistem starter, namun ada kemungkinan penyebabnya
adalah pada sistem bahan bakar, sistem pengapian atau mekanisme mesinnya.
B. Perbaikan Sistem Starter
1. Perbaikan baterai (battery)
Baterai pada sistem starter (starting system) memiliki peranan
yang sangat penting karena komponen inilah yang menyediakan energi
listrik yang digunakan untuk memutar motor starter untuk menghidupkan
mesin kendaraan. Baterai pada sebuah kendaraan adakalanya mengalami
drop tegangan sehingga putaran minimal agar mesin dapat hidup tidak dapat
diberikan oleh motor starter. Apabila baterai mengalami kondisi tersebut maka
diperlukan usaha-usaha perbaikan sebelum diputuskan untuk melakukan
penggantian unit baterai.
Usaha-usaha perbaikan yang dapat dilakukan, yaitu pemeriksaan
berat jenis cairan elektrolit, penggantian cairan elektrolit, serta pengisian
baterai (charging) menggunakan battery charger. Prosedur yang dapat
dilakukan dalam pekerjaan perbaikan terhadap baterai adalah sebagai berikut.
a. Menurunkan baterai dari kendaraan dengan melepas terminal (-) terlebih
dahulu diikuti dengan melepas terminal (+) dan melepas plat penahan
baterai.
b. Memeriksa kapasitas cairan elektrolit dan berat jenis cairan elektrolit pada
setiap sel baterai. Apabila level cairan kurang dan berat jenis masih pada
batas spesifikasi, elektrolit dapat ditambah dengan air aki/air accu (H2O).

96 TEKNIK DAN MANAJEMEN


96 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Apabila level cairan kurang dan berat jenis cairan elektrolit di bawah
batas spesifikasi, elektrolit dapat ditambah dengan cairan accuzuur atau
asam sulfat (H2SO4).
c. Memeriksa kondisi cairan elektrolit. Apabila cairan keruh dan kotor,
baterai harus dikuras dan diganti dengan elektrolit baru menggunakan
cairan asam sulfat atau accuzuur (H2SO4).
d. Mengisi baterai (charging) menggunakan battery tester dengan
menghubungkan kabel-kabel pada alat pengisi arus dengan baterai, yakni
dengan posisi kabel warna merah ke terminal positif (+) baterai dan kabel
warna hitam pada terminal negatif (-) baterai.
e. Mengatur arus yang masuk ke baterai sebesar 10% kapasitas baterai.
Misal, jika sebuah baterai mobil memiliki kapasitas 45 AH, maka baterai
harus diisi arus sebesar 4,5 A dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
mengisi adalah 8 – 10 jam. Namun, jika baterai dalam kondisi kosong
pengisiannya memerlukan waktu 12 – 15 jam.
f. Pengisian baterai yang cepat akan mengurangi usia baterai. Setelah
pengisian selesai, kondisi baterai dapat diketahui dengan cara melakukan
pengukuran berat jenis elektrolit. Berat jenis elektrolit seharusnya
berkisar antara 1,28 – 1,25 kg/1. Apabila tidak sesuai spesifikasi tersebut,
hal ini mengindikasikan baterai sudah rusak.

Gambar 4.4 Pengisian Baterai Cepat Menggunakan Battery Charger


Sumber: PPPPTK-VEDC Malang

2. Perbaikan kunci kontak (ignition switch)


Kunci kontak pada sistem starter (starting system) harus dapat
menghubungkan arus listrik dari baterai menuju solenoide (magnetic switch)
dengan sempurna ketika anak kunci diputar pada posisi START. Ketika
diperiksa menggunakan ohmmeter, ketika anak kunci diputar ke posisi ST,
antara terminal B dan terminal ST harus terhubung.

TEKNIK DAN MANAJEMEN 97


PERAWATAN OTOMOTIF
97
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.5 Kunci Kontak dan Pemeriksaannya


Sumber: Dokumen Penulis

Kerusakan pada kunci kontak dapat terjadi karena keausan pada


kontak-kontak penghubungnya karena gesekan atau korosi. Kerusakan jenis
ini dapat diatasi dengan penggantian unit kunci kontak. Kerusakan juga
dapat terjadi karena sambungan kabel dengan solder di bagian belakang
unit kunci kontak lepas. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan
penyambungan kembali menggunakan solder dan timah penyambung.
Permasalahan pada kunci kontak juga dapat terjadi karena soket-soket kabel
kotor atau kendor. Sebagai solusi dari permasalahan ini adalah dengan
melepas soket dan membersihkan sambungan-sambungan serta memasang
kembali soket kabel dengan kuat dan benar.
3. Perbaikan motor starter (starter motor)
a. Perbaikan yoke dan pole core
Kerusakan pada yoke dan pole core motor starter, misalnya
retak pada permukaan yoke. Solusinya adalah penggantian unit yoke
dengan yang baru. Kerusakan lain, misalnya karena pole core terlepas dari
permukaan dinding bagian dalam yoke. Hal ini dapat diperbaiki dengan
pembautan ulang atau jika tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan
penggantian yoke dan pole core.

Gambar 4.6 Perbaikan Yoke dan Pole Core


Sumber: Dokumen Penulis

b. Perbaikan kumparan medan (field coil)


Kerusakan kumparan medan (field coil) pada motor starter adalah
putus pada kawat penghantar yang diindikasikan dengan nilai tahanannya
tak terhingga pada ohmmeter. Kerusakan dapat juga disebabkan faktor

98 TEKNIK DAN MANAJEMEN


98 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

usia pemakaian penghantar. Ini dapat menyebabkan nilai tahanan pada


lilitan kumparan medan (field coil) meningkat dari batas spesifikasi yang
ditentukan. Kerusakan kumparan medan (field coil) berikutnya adalah
bocornya penghantar kepada pole core maupun yoke yang diindikasikan
adanya hubungan atau kontinuitas antara ujung kumparan medan
dengan pole core dan yoke. Berbagai kerusakan pada kumparan medan
tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan penggulungan ulang kawat
penghantar pada pole core.

Gambar 4.7 Perbaikan Kumparan Medan


Sumber: Dokumen Penulis

c. Perbaikan jangkar (armature)


Kerusakan kumparan jangkar (armature) pada motor starter
adalah putus pada kawat penghantar yang diindikasikan dengan
nilai tahanannya tak terhingga pada ohmmeter. Kerusakan lain yang
diakibatkan faktor usia pemakaian penghantar dapat menyebabkan nilai
tahanan pada lilitan kumparan jangkar (armature) meningkat dari batas
spesifikasi yang ditentukan. Kerusakan kumparan jangkar (armature)
berikutnya adalah bocornya penghantar kepada inti kumparan maupun
poros jangkar yang diindikasikan adanya hubungan atau kontinuitas
antara komutator dengan inti kumparan dan poros jangkar. Berbagai
kerusakan pada kumparan medan tersebut dapat diperbaiki dengan
melakukan penggulungan ulang kawat penghantar pada inti kumparan
atau penggantian unit jangkar (armature).
Kerusakan jangkar (armature) karena tidak seimbang ketika
berputar dapat disebabkan oleh keausan bantalan (bearing) atau bushing
pada ujung poros jangkar. Untuk memperbaikinya, dapat dilakukan
penggantian bantalan (bearing) atau bushing dengan komponen yang
baru.

Gambar 4.8 Perbaikan Jangkar (Armature)


Sumber: Dokumen Penulis

TEKNIK DAN MANAJEMEN 99


PERAWATAN OTOMOTIF
99
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

d. Penggantian sikat-sikat (brushes)


Sikat-sikat (brushes) bergesekan langsung dengan komutator
sehingga faktor usia pemakaian dapat menyebabkan keausan yang
membuat dimensinya semakin pendek dan tekanan pegas kipas tidak
mampu menekan sikat-sikat (brushes) pada komutator dengan maksimal.
Kondisi ini menyebabkan arus listrik tidak dapat dipindahkan secara
optimal sehingga putaran jangkar menjadi lemah dan tidak bertenaga.
Solusi perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini
adalah mengganti sikat-sikat dengan unit yang baru.
Patah pada pegas sikat (brush spring) menyebabkan tidak ada
tekanan sikat pada komutator sehingga arus listrik tidak dapat dipindahkan
secara optimal dan putaran jangkar menjadi lemah dan tidak bertenaga
atau bahkan tidak dapat berputar sama sekali. Solusi perbaikan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengganti
pegas-pegas sikat dengan unit yang baru.

Gambar 4.9 Penggantian Sikat-Sikat (Brushes)


Sumber: Dokumen Penulis

e. Perbaikan kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)
Kerusakan kopling starter (starter clutch) pada unit motor
starter, misalnya keausan pada roller-roller mekanisme oneway clutch
yang mengakibatkan gigi pinion (pinion gear) dapat berputar dua
arah. Dalam kondisi ini putaran motor starter tidak dapat diteruskan
kepada roda penerus atau roda gila (flywheel). Keausan juga dapat
terjadi pada alur maju-mundur gigi pinion yang mengakibatkan gigi
pinion tidak dapat bergerak maju secara maksimal sehingga tidak
dapat berhubungan dengan flywheel secara maksimal juga. Perbaikan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kedua permasalahan ini adalah
dengan melakukan penggantian unit kopling starter (starter clutch)
dengan komponen baru.
Kerusakan gigi pinion (pinion gear) pada motor starter
didominasi oleh keausan gigi-gigi pada gigi pinion yang menyebabkan
gigi pinion tidak dapat terhubung dengan baik pada flywheel. Kerusakan
jenis ini dapat diperbaiki dengan melakukan penggantian unit gigi
pinion dengan komponen yang baru.

100 TEKNIK DAN MANAJEMEN


100 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.10 Perbaikan Kopling Starter (Starter Clutch) dan Gigi Pinion (Pinion Gear)
Sumber: Dokumen Penulis

f. Perbaikan rem jangkar (armature brake)


Kerusakan rem jangkar (armature brake) pada motor starter
dapat terjadi karena keausan mekanisme pengerem. Kerusakan ini
menyebabkan kerja dari rem jangkar tidak maksimal dan gigi pinion
akan selalu berputar setelah proses starting mesin berhenti. Hal ini
akan membuat umur pinion gear menjadi tidak awet. Perbaikan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan
penggantian unit rem jangkar dengan komponen yang baru.

Gambar 4.11 Perbaikan Rem Jangkar (Armature Brake)


Sumber: Dokumen Penulis

g. Perbaikan switch starter (magnetic switch atau solenoide)


Kerusakan switch starter (magnetic switch) atau solenoide dapat
diperhatikan dari gejala-gejala yang timbul, misalnya motor starter sama
sekali tidak dapat berputar atau ketika distarter hanya terdengar bunyi
ketukan pada solenoide. Pada kasus pertama tidak terjadi kemagnetan
pada plunger switch starter sehingga plat-plat kontak pada solenoide
tidak dapat terhubung dan tidak ada aliran arus dari baterai menuju motor
starter. Kondisi ini disebabkan karena lilitan kawat penghantar pada pull-
in coil putus. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah penggantian unit
solenoide dengan komponen yang baru.
Kerusakan jenis kedua disebabkan oleh kotoran yang
menempel pada plat-plat kontak solenoide atau keausan pada plat-plat
kontak solenoide. Meskipun plunger solenoide dapat bergerak maju

TEKNIK DAN MANAJEMEN 101


PERAWATAN OTOMOTIF
101
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

karena bangkit kemagnetan, tetapi hubungan masing-masing plat kontak


tidak terjadi. Perbaikan terhadap kerusakan ini dapat dilakukan dengan
memukul ringan bodi solenoide dengan gagang obeng agar kotoran jatuh.
Jika permasalahan belum terselesaikan, dapat dilakukan penggantian
solenoide dengan unit baru/normal.

Gambar 4.12 Perbaikan Switch Starter (Magnetic Switch atau Solenoide)


Sumber: Dokumen Penulis

h. Perbaikan tuas penggerak/pendorong (drive lever)


Kerusakan tuas penggerak/pendorong (drive lever) motor starter
terjadi karena pegas tuas mengalami patah atau tuasnya yang mengalami
patah. Kondisi patah pada tuas penggerak dapat menyebabkan gigi
pinion tidak dapat terdorong dan terhubung dengan flywheel. Sementara
tuas penggerak yang patah mengakibatkan kembalinya gigi pinion ke
posisi semula menjadi berat sehingga umur gigi pinion dan mekanisme
kopling pinion menjadi tidak awet. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kerusakan jenis ini adalah penggantian pegas penggerak dan
penggantian tuas pendorong.

Gambar 4.13 Perbaikan Tuas Penggerak/Pendorong (Drive Lever)


Sumber: Dokumen Penulis

4. Perbaikan ring gear pada flywheel


Perbaikan pada ring gear dapat dilakukan dengan prosedur menurunkan

102 TEKNIK DAN MANAJEMEN


102 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

terlebih dahulu transmisi, kopling, dan roda penerus atau roda gila (flywheel).
Perbaikan pada ring gear dilakukan karena terjadi keausan yang berlebihan
atau kerusakan pada mata gigi ring gear. Sebelum dilakukan penggantian
ada jenis ring gear yang posisi pemasangan pada roda penerus dapat dibalik,
dengan catatan keausan yang terjadi masih pada batas-batas ketentuan.

Gambar 4.14 Perbaikan Ring Gear Pada Flywheel


Sumber: Dokumen Penulis

C. Over Houle Sistem Starter


1. Penggantian baterai (battery)
Performa baterai kendaraan tidak akan dapat bertahan selamanya.
Ada kalanya baterai harus diganti karena kerusakan. Gejala yang muncul
ketika baterai harus diganti diantaranya lampu depan/utama sudah mulai
redup ketika dinyalakan atau ketika kendaraan distarter motor starter tidak
mampu memutar mesin kendaraan karena putaran minimal mesin tidak dapat
tercapai. Kalau gejala-gejala tersebut sudah muncul, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memeriksa terminal-terminal baterai dari endapan
berwarna putih/kecoklatan. Endapan sulfat ini dapat dibersihkan dengan
cara meyiram air hangat/panas pada terminal. Untuk memaksimalkan
pembersihahan endapan sulfat ini dapat dilakukan dengan melepas klem
dari terminal dan membersihkannya menggunakan amplas atau alat khusus.
Setelah prosedur tersebut dilaksanakan, kita dapat memutuskan baterai perlu
diganti atau tidak.
Penggantian baterai kendaraan dengan baterai yang baru harus
menaati prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja. Adapun prosedur penggantian baterai adalah
sebagai berikut.
a. Menyiapkan baterai baru sebagai pengganti.
b. Menyiapkan peralatan yang digunakan, biasanya kunci pas/kunci ring
ukuran 10.
c. Memastikan posisi kunci kontak kendaraan pada posisi OFF.
d. Membuka tutup ruang mesin/ kap mesin dengan menarik tuas pembuka
tutup ruang mesin, biasanya terletak di sebelah kanan bawah roda kemudi.
e. Memasang fender cover pada kendaraan.
f. Untuk kendaraan dengan merk-merk tertentu, penggantian baterai harus

TEKNIK DAN MANAJEMEN 103


PERAWATAN OTOMOTIF
103
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

dilakukan dengan jalan men-jamper dengan baterai yang lain terlebih


dahulu. Hal ini dilakukan agar supplai arus listrik ke sistem ECM-nya tidak
terputus.
g. Mengendurkan dan melepas kabel dari terminal negatif (-) baterai.
h. Mengendurkan dan melepas kabel dari terminal positif (+) baterai.
i. Mengendurkan dan melepas mur penahan/pemegang baterai.
j. Mengangkat baterai lama dan menggantinya dengan baterai baru.
k. Memasang kabel positif pada terminal baterai positif (+) dan
mengencangkannya.
l. Memasang kabel negatif pada terminal baterai negatif (-) dan
mengencangkannya.
m. Memasang kembali penahan/pemegang baterai.
n. Menghidupkan mesin.
o. Memeriksa apakah semua sistem kelistrikan berfungsi dengan normal.
Jika tidak ditemukan permasalahan, semua fender cover dapat dilepas dan
dilipat dengan rapi.
p. Menutup ruang mesin/kap mesin dengan memastikan apakah kap mesin
sudah ditutup dengan rapat kembali.
2. Over houle kunci kontak (ignition switch)
Over houle kunci kontak (ignition switch) dilakukan apabila
mengalami permasalahan yang sumbernya dari kunci kontak, misalnya
arus dari baterai tidak sampai pada solenoidee ketika anak kunci kontak
diposisikan pada START. Sumber dari permasalahan ini adalah konektor
kabel pada kunci kontak yang kotor atau tidak terhubung dengan baik,
kerusakan mekanisme kontaktor pada kunci kontak, atau solderan
kabel pada kunci kontak terlepas. Over houle kunci kontak (ignition
switch) dilakukan untuk mengadakan perbaikan atau penggantian
kunci kontak.
3. Over houle motor starter (starter motor)
a. Yoke dan pole core
Over houle yoke dan pole core dilakukan apabila terjadi
kerusakan pada yoke maupun pole core. Yoke sebagai tumpuan dari pole
core harus terpasang dengan kuat dan pole core sebagai inti sekaligus
tumpuan kumparan medan (field coil) harus mampu menahan atau
menopang dengan kuat karena pada permukaan pole core terdapat
elektromagnet yang bekerja sangat kuat. Keretakan pada permukaan
dinding yoke mengharuskan pekerjaan over houle dan pembongkaran
motor starter untuk melakukan penggantian unit yoke. Gesekan antara
permukaan pole core dengan permukaan diameter jangkar dapat terjadi
akibat keausan pada bushing jangkar. Gesekan yang terjadi menyebabkan
keausan berlebihan sehingga perlu dilakukan over houle dan penggantian
komponen motor starter ini.
b. Kumparan medan (field Coil)
Pekerjaan over houle dan penggantian komponen perlu
dilakukan apabila terjadi kerusakan pada kumparan medan (field coil).
Kerusakan pada kumparan medan ini, antara lain adanya kontinuitas atau

104 TEKNIK DAN MANAJEMEN


104 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

hubungan antara ujung kumparan medan dengan pole core dan yoke,
adanya tahanan yang melebihi batas spesifikasi pada kumparan medan,
serta tidak adanya hubungan atau tidak adanya kontinuitas antara ujung
kumparan.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
menggulung ulang kumparan medan dengan kawat penghantar yang
baru. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan over houle dan pembongkaran
motor starter.
c. Jangkar (armature)
Pekerjaan overhoule diperlukan pada perbaikan dan
penggantian jangkar (armature) dengan kerusakan, antara lain putaran
jangkar tidak balans, terdapat kontinuitas antara komutator dengan poros
jangkar dan inti jangkar, serta tidak ada kontinuitas antar komutator atau
tahanan antar komutator melebihi batas spesifikasi.
d. Sikat-sikat (brushes)
Sikat-sikat (brushes) selalu bergesekan dengan komutator ketika
motor starter berputar. Sikat-sikat (brushes) terbuat dari tembaga lunak
atau karbon dan lebih lunak dibandingkan bahan pembuat komutator
sehingga yang lebih cepat mengalami keausan adalah sikat (brush). Over
houle pada komponen ini ditujukan untuk melakukan penggantian sikat
(brush) atau pegas sikat (brush spring). Keausan pada sikat yang berlebihan
mengakibatkan arus listrik yang dialirkan pada komponen ini tidak
maksimal sehingga putaran motor starter cenderung lambat dan tidak
bertenaga. Sementara itu, kondisi pegas sikat yang patah mengakibatkan
tidak adanya tekanan sikat pada komutator sehingga perpindahan arus
listrik dari sikat ke komutator atau dari komutator ke sikat lemah atau
cenderung tidak ada sehingga perlu dilakukan langkah over houle untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
e. Kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)
Over houle pada komponen kopling starter (starter clutch)
dan gigi pinion (pinion gear) dilakukan untuk melakukan penggantian
komponen ini karena kerusakan. Roller-roller pada kopling starter dapat
mengalami keausan karena usia pemakaian. Hal ini dapat menyebabkan
kopling starter tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Sementara
itu, gigi pinion yang berfungsi untuk memutar ring gear pada fly wheel
juga dapat mengalami keausan karena usia pemakaian.
f. Rem jangkar (armature brake)
Over houle pada komponen rem jangkar (armature brake)
dilakukan untuk melakukan penggantian pegas rem jangkar. Pegas pada
rem jangkar seringkali mengalami patah sehingga rem jangkar tidak dapat
berfungsi untuk menghambat putaran jangkar ketika motor starter sudah
tidak beroperasi lagi.
g. Switch starter (magnetic switch atau solenoide)
Penggantian switch starter (magnetic switch atau solenoide)
dilakukan karena komponen ini tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Solenoide memiliki fungsi ganda pada sistem starter mesin

TEKNIK DAN MANAJEMEN 105


PERAWATAN OTOMOTIF
105
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

kendaraan untuk menghubungkan arus dari baterai langsung ke motor


starter dan untuk mengungkit agar pinion gear motor starter berhubungan
dengan ring gear pada flywheel. Jika salah satu fungsi atau kedua fungsi
tersebut tidak terpenuhi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan sistem
starter tidak dapat bekerja dan over houle dilakukan untuk melakukan
penggantian solenoide.
h. Tuas penggerak/pendorong (drive lever)
Over houle pada tuas penggerak (drive lever) dilakukan untuk
melakukan penggantian tuas penggerak, pegas tuas penggerak, atau
penggantian keduanya. Permasalahan pada komponen ini menyebabkan
hubungan antara gigi pinion dengan ring gear tidak terjadi sebagaimana
mestinya sehingga putaran motor starter tidak diteruskan secara
maksimal pada roda gila (flywheel).
4. Over houle ring gear pada flywheel
Over houle ring gear pada flywheel dilakukan untuk melakukan
penggantian atau perbaikan pada komponen ini. Over houle ring gear dilakukan
dengan menurunkan motor starter dan transmisi terlebih dahulu. Perbaikan
atau penggantian ring gear dilakukan karena komponen ini mengalami keausan
yang berlebihan terutama pada bagian gigi yang berhubungan dengan gigi
pinion motor starter. Keausan yang berlebihan pada komponen ring gear
dapat menimbulkan bunyi abnormal ketika terjadi perpindahan putaran dari
gigi pinion menuju ring gear. Selain bunyi abnormal, akibat yang lain adalah
perpindahan tenaga putar tidak dapat dilakukan secara maksimal.

LEMBAR PRAKTIKUM

PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN DAN PERAKITAN MOTOR STARTER

A. Tujuan Pembelajaran Praktikum


Setelah menyelesaikan kegiatan praktik, peserta didik diharapkan dapat:
1. mengetahui komponen sistem starter (starting system);
2. mengukur komponen sistem starter (starting system);
3. menjelaskan cara kerja sistem starter (starting system);
4. mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada sistem starter (starting
system)
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktik antara lain:
1. Kotak alat (toolbox)
2. Motor starter terurai
3. Motor starter terangkai dalam kondisi dapat dioperasikan/hidup
4. Multimeter/multitester/AVO meter
5. Jangka sorong (vernier caliper)
6. Feeler gauge

106 TEKNIK DAN MANAJEMEN


106 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

7. Dial gauge
8. Pull scale
9. Baterai (accumulator/accu)
10. Kabel dengan penjepit pada kedua ujungnya
11. Lap (majun)
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama melakukan kegiatan praktik.
3. Jika ragu-ragu dalam pelaksanaan kegiatan praktik, konsultasikan
terlebih dahulu dengan guru pembimbing.
4. Hati-hati di dalam melaksanakan kegiatan praktik.
D. Tugas dan Evaluasi
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan jobsheet praktik dan data
yang diperoleh selama melakukan kegiatan praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen sistem starter (starting
system)!
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen sistem starter
(starting system)!
E. Media Kegiatan Praktik
1. Buku manual (manual book) praktik
2. CD interaktif
3. Wall chart
F. Langkah Kerja
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan
praktik.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi.
3. Pinjamlah peralatan dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat
sebelum digunakan.
4. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan, dan perakitan serta
pengujian seperti di bawah ini.
a. Membongkar motor starter
1) Jepitlah motor starter pada ragum, buka mur pengikat klem kabel
utama ke motor starter, kemudian lepas baut/mur pemegang
solenoide.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

2) Lepaskan solenoide dari motor starter dengan menggoyang-


goyangkan solenoide supaya plunyernya (poros solenoide)
terlepas dari tuas pengerak (drive lever).

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
107
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

3) Buka tutup bantalan (bearing) dengan lidah pengukuran (feeler


gauge), periksa celah samping poros anker/jangkar (armature)
antara plat pengunci dan kerangka ujung, kemudian bandingkan
hasil pengukuran dengan buku petunjuk (spesifikasi).

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

4) Buka plat pengunci, pegas dan ring/karet, buka dua baut panjang
dan keluarkan kerangka ujung komutator.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

5) Dengan sepotong kawat baja, lepas pegas-pegas sikat (brush


springs) dan lepas sikat-sikat (brushes) dari pemegangnya.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

TEKNIK DAN MANAJEMEN


108 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

6) Lepaskan pemegang sikat dari anker/jangkar (armature).

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

7) Buka kerangka kumparan medan (field coil) dari rumah penggerak


pinion.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

8) Buka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion dan lepaskan


anker/jangkar (armature) dari rumah pengerak.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

9) Dengan alat khusus, keluarkan cincin penyetop dari ring pengunci


dan lepaskan ring pengunci kemudian keluarkan pinion beserta
kopling searah (oneway clutch) bebas dan poros anker/jangkar
(armature).

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
109
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

b. Membersihkan komponen-komponen motor starter


1) Bersihkan pinion beserta kopling searah (oneway clutch) dengan
tanpa dicuci.
2) Bersihkan dengan bensin komponen-komponen lainnya tetapi
jangan sampai basah kuyup.
3) Keringkan komponen yang dicuci, perhatikan ring-ring jangan
sampai hilang.
c. Memeriksa dan memperbaiki komponen motor starter
1) Pemeriksaan lilitan/kumparan jangkar/anker (armature coil)
Periksa komutator dari kemungkinan putus pada
sirkuitnya dengan menggunakan ohmmeter. Periksa antarsegmen
pada komutator dan pastikan terdapat kontinuitas. Jika antarsegmen
tidak ada kontinuitas, disarankan untuk melakukan penggantian
armature.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

Periksa ada tidaknya hubungan komutator dengan massa


dengan menggunakan ohmmeter. Pastikan antarkomutator dan
armature coil core tidak terdapat kontinuitas. Jika ada kontinuitas,
disarankan untuk melakukan penggantian armature.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

2) Pemeriksaan komutator (commutator)


Periksa kemungkinan terdapat kotoran dan kebakaran
pada permukaan komutator. Jika kotor atau terbakar, perbaiki
dengan ampelas (no. 400) atau mesin bubut.
Periksa run out komutator dengan menempatkan
komutator pada v-blok dan menggunakan dial gauge, ukur run out
komutator. Run out maksimal adalah 0,05 mm. Jika run out melebihi
nilai maksimal, perbaiki komutator dengan menggunakan mesin
bubut.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


110 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

Periksalah diameter komutator dengan menggunakan


jangka sorong (vernier caliper). Diameter standar adalah 28 mm dan
diameter minimum adalah 27 mm. Jika diameter komutator kurang
dari nilai minimum, disarankan untuk melakukan penggantian
armature.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

Periksalah kedalaman alur pada komutator. Bersihkan alur


dari kotoran atau benda lain dan ratakan permukaan pada ujungnya.
Kedalaman alur komutator standar adalah 0,6 mm dan kedalaman
minimal adalah 0,2 mm. Jika kedalaman alur kurang dari nilai
minimal, perbaiki dengan daun gergaji.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

3) Pemeriksaan kumparan medan (field coil)


Periksalah kemungkinan terputusnya sirkuit pada field coil
dengan menggunakan ohmmeter. Periksalah kontinuitas antara kabel
timah dan sikat. Jika tidak ada kontinuitas, lakukan penggantian field
coil.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
111
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

Periksa hubungan ke massa pada field coil dengan


menggunakan ohmmeter, pastikan tidak ada kontinuitas antara
ujung field coil dan field frame, jika terdapat kontinuitas, perbaiki
atau ganti field frame.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

4) Pemeriksaan sikat-sikat (brushes)


Periksalah panjang sikat dengan menggunakan jangka
sorong (vernier caliper). Panjang sikat standar adalah 14,00 mm dan
panjang sikat minimal adalah 9,0 mm. Jika panjangnya kurang dari
nilai minimal, gantilah pemegang sikat dari field coil.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

5) Pemeriksaan pegas sikat (brush spring)


Periksalah beban pada pegas sikat (brush spring). Baca
nilai pada pull scale ketika pegas mulai terlepas dari sikat (brush).
Beban pada pegas terpasang 8,8 N sampai dengan 17,7 N. Jika tidak
sesuai, lakukan penggantian pegas sikat (brush spring).

TEKNIK DAN MANAJEMEN


112 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

6) Pemeriksaan pemegang sikat (brush holder)


Periksalah sekat pada pemegang sikat dengan
menggunakan ohmmeter. Pastikan tidak ada kontinuitas antara
pemegang sikat positif (+) dan negatif (-). Jika ada kontinuitas,
perbaiki atau lakukan penggantian pemegang sikat (brush holder).

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

7) Pemeriksaan kopling searah (oneway clutch) dan roda gigi pinion


(pinion gear)
Periksalah kondisi gigi pada roda gigi. Periksa gigi dari
kemungkinan aus atau rusak pada planetari, gigi dalam, dan kopling
starter. Apabila terjadi kerusakan pada gigi, lakukan penggantian
roda gigi. Jika gigi pada kopling starter rusak, lakukan penggantian
kopling starter. Periksa juga kemungkinan aus atau rusak pada gigi
ring gear.
Periksalah kopling starter dengan memutar pinion gear
pada kopling searah dengan putaran jarum jam dan periksa bahwa
pinion berputar bebas. Selanjutnya, putarlah pinion gear pada arah
berlawanan arah jarum jam. Periksa bahwa pinion terkunci. Jika
tidak seperti ketentuan, lakukan penggantian kopling starter.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
113
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

8) Pemeriksaan switch magnet (magnetic switch/solenoide)


Periksalah kondisi plunyer dengan menekan plunyer
dan bebaskan kembali. Pastikan plunyer kembali ke posisi semula
dengan cepat. Jika tidak sesuai dengan ketentuan, lakukan
pengganti switch magnet.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in-coil menggunakan


ohmmeter. Periksalah kontinuitas antara terminal 50 dan C. Jika
tidak ada kontinuitas, lakukan penggantian switch magnet.
Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in-coil menggunakan
ohmmeter. Periksalah kontinuitas antara terminal 50 dan bodi switch.
Jika tidak ada kontinuitas lakukan penggantian switch magnet.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

9) Pemeriksaan poros planetary dan bearing tengah


Periksalah poros planetary dan bearing tengah
menggunakan micrometer. Ukur diameter luar poros planetary yang
menyentuh bearing tengah. Ukuran diameter poros standar adalah
14,980-15,000 mm.
Menggunakan caliper gauge, ukur diameter dalam pada
bearing tengah. Ukuran diameter dalam adalah 15,008-15,050 mm.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

TEKNIK DAN MANAJEMEN


114 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Kurangkan diameter poros planetary dari diameter dalam


bearing. Ukuran celah oli standar untuk bearing tengah adalah
0,01-0,06 mm, sedangkan ukuran celah oli maksimal untuk bearing
tengah adalah 0,2 mm. Jika celahnya lebih dari nilai maksimal,
lakukan penggantian poros planet carrier dan bearing tengah.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

d. Merakit motor starter


1) Tempatkan pinion pada poros anker (armature shaft). Tempatkan
cincin penyetop pada poros anker. Selanjutnya, pasang ring
pengunci.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

2) Dengan ragum tekan ring pengunci dan periksa bahwa ring pengunci
terpasang dengan benar.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

3) Dengan obeng, pukul pinion dalam usaha memasukan cincin


penyetop ke dalam ring pengunci.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
115
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

4) Pasang tuas penggerak (drive lever) pinion pada rumah penggerak.


Pasang anker (armature) beserta pinion pada rumah penggerak.
Selanjutnya, pasang kerangka kumparan medan (field coil frame)
pada anker.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

5) Tempatkan pemegang sikat (brush holder) di atas poros anker


(armature). Dengan sepotong kawat baja, pegang pegas sikat serta
pasang sikat pada pemegang sikat.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

6) Pasang kerangka ujung pada poros anker/jangkar (armature) dan


pasang 2 baut panjang. Pasang karet, pegas, dan plat pengunci.
Ukur celah samping anker antara plat pengunci dan kerangka ujung.
Selanjutnya, pasang tutup bantalan dengan dua sekrup.

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

7) Kaitkan solenoide pada tuas pengerak. Pasang baut/mur pengikat


solenoid. Selanjutnya, pasang klem kabel utama ke motor starter.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


116 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Jobsheet VEDC Malang

e. Menguji kemampuan starter


Perhatian: untuk menghindari kebakaran pada koil, lakukan pengujian
ini selama 3-5 detik.
1) Lakukan pengujian PULL-IN dengan melepas kabel field coil dari
terminal C dan hubungkan baterai pada switch magnet seperti pada
gambar di atas. Periksa gerakan gigi pinion ke arah luar. Jika gigi
pinion tidak bergerak, lakukan penggantian switch magnet.
2) Lakukan pengujian HOLD-IN dalam keadaan baterai terhubung
seperti di atas dan gigi pinion keluar. Lepaskan kabel negatif (-)
dari terminal C dan periksalah gigi pinion. Pastikan gigi pinion
masih tertahan di luar. Jika gigi pinion bergerak ke dalam, lakukan
penggantian switch magnet.
3) Periksalah gerakan kembalinya gigi pinion dengan melepas kabel
negatif (-) dari bodi switch. Pastikan gigi pinion bergerak ke
dalam kembali. Jika gigi pinion tidak bergerak ke dalam, lakukan
penggantian swicht magnet.
4) Periksalah celah gigi pinion dengan menghubungkan baterai pada
switch magnet seperti pada gambar. Gerakkan gigi pinion ke arah
armature dan ukurlah celah antara gigi pinion dan stop collar. Celah
standar adalah 1-4 mm.
5) Lakukan pengujian kemampuan tanpa beban dengan
menghubungkan kabel field coil pada terminal C dan pastikan kabel
tidak berhubungan dengan masa. Selanjutnya, hubungkan baterai
dan ampermeter pada starter seperti pada gambar Pastikan starter
berputar lembut dan stabil serta gigi pinion bergerak keluar.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
117
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

CAKRAWALA

Penemu Motor Listrik

Nikola terlahir dari etnis Serbia di


Desa Smijan, Kroasia, pada 28 Juni 1856.
Nikola merupakan seorang ilmuwan yang
menemukan motor. Saat berusia sembilan
tahun, Nikola sudah menjadi salah satu
mahasiswa di Universitas Teknologi Graz,
Austria. Pada tahun 1882, Nikola telah
berhasil membuat sebuah konsep yang
menarik, yaitu konsep motor induksi dan
menerima hak paten tahun 1888.
Gambar 4.15 Nikola Tesla
Nikola Tesla meninggal dunia pada 7
Sumber: https://de.wikipedia.org/wiki/Nikola_Tesla Januari 1943 di hotel New Yorker, ruang
3327, lantai 33. Nikola di kremasi di Ardsley, Hudson, New York. Berkat jasa
Sang  Penemu Motor Listrik ini, perkembangan dan pengaplikasian motor listrik
merambah ke berbagai bidang kehidupan.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang sistem
starter pada mesin kendaraan, kalian juga dapat belajar secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian juga dapat mencari materi tentang sistem starter
pada mesin kendaraan. Materi tentang berbagai jenis sistem stater pada mesin
kendaraan, baik tipe konvensional yang digunakan untuk kendaraan-kendaraan
keluaran awal maupun sistem starter yang diaplikasikan untuk kendaraan-
kendaraan modern akan mudah didapatkan. Salah satu website yang dapat
kalian kunjungi untuk memperluas wawasan tentang sistem starter pada mesin
kendaraan adalah https://www.autoexpose.org/2017/01/sistem-motor-starter.
html atau dengan membuka QR code di bawah ini.

TEKNIK DAN MANAJEMEN


118 PERAWATAN OTOMOTIF
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF

RANGKUMAN

1. Sistem starter (starting system) memiliki prinsip kerja yang sederhana. Ketika
kunci kontak (ignition switch) dihubungkan, akan terjadi aliran arus listrik
dari baterai menuju hold-in coil dan menuju ke massa sehingga plunger pada
solenoide menjadi magnet. Selain itu juga terjadi aliran arus listrik dari baterai
menuju pull-in coil, kumparan medan (field coil) pada motor starter, sikat (+),
jangkar (armature), sikat (-) dan menuju ke massa sehingga membangkitkan
elektromagnet di jangkar.
2. Permasalahan pada sistem starter (starting system) dapat disebabkan oleh
tidak berfungsinya komponen-komponen sistem starter dengan baik, yaitu
baterai (battery), kunci kontak (ignition switch), dan motor starter (starter
motor).
3. Pemeriksaan, pengujian atau penggantian dapat dilakukan pada komponen-
komponen sistem starter, seperti baterai (battery), kunci kontak (ignition
switch) dan motor starter (starter motor).
4. Pemeriksaan, pengujian maupun penggantian pada komponen-komponen
motor starter meliputi kegiatan berikut ini.
a. Pemeriksaan visual terhadap kerusakan pada yoke.
b. Pemeriksaan visual terhadap kerusakan pada pole core.
c. Pemeriksaan kontinuitas kumparan medan (field coil).
d. Pemeriksaan kontinuitas jangkar (armature).
e. Pemeriksaan visual terhadap keausan pada sikat-sikat (brushes).
f. Pemeriksaan fungsi/kinerja kopling starter (starter clutch).
g. Pemeriksaan visual keausan gigi pinion (pinion gear).
h. Pemeriksaan visual kerusakan pada rem jangkar (armature brake).
i. Pemeriksaan kontinuitas dan pengujian saklar magnet (magnetic switch),
motor starter, atau solenoide.
j. Pemeriksaan visual keausan dan kerusakan tuas penggerak/pendorong
(drive lever).
k. Pemeriksaan visual keausan gigi ring (ring gear).

TUGAS MANDIRI

1. Lakukan studi pustaka atau browsing internet tentang over houle dan
perbaikan sistem starter pada kendaraan!
2. Catatlah informasi mengenai prosedur over houle dan perbaikan sistem
starter pada kendaraan!

TEKNIK DAN MANAJEMEN


PERAWATAN OTOMOTIF
119

Anda mungkin juga menyukai