Anda di halaman 1dari 115

MODUL PELATIHAN

SISTEM KELISTRIKAN
OTOMOTIF

SISTEM PENGISIAN BATERAI


63 –16 - 05

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI
VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
JL. Teluk Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (0341) 491239, Fax. (0341) 491342
PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Daftar Isi Halaman

Hasil Pelatihan 6

Topik Pengenalan 6

Pengakuan pada suatu kompetensi tertentu 6

Keselamatan 7

Kegunaan dari sistem Pengisian 8

Prinsip Pembangkitan Medan Magnet 9

Prinsip Alternator 15

Alternator Dengan Neutral Point 26

Kontruksi Alternator 29

Pengatur Tegangan 34

Syarat Pengisian, Cara Mengukur dan Tabel 60

Mencari Gangguan (Trouble Shooting) 63

Pemeriksaan Pada Kendaraan 76

Pembongkaran, Pemeriksaan dan Pemasangan Kembali 84

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 1


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Pengantar
Modul Pelatihan ini menggunakan pendekatan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk
melatih keterampilan di tempat kerja.

Pelatihan Berbasis Kompetensi difokuskan pada ketrampilan/keahlian seseorang


yang harus mampu/cakap di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian
kemampuan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti
pelatihan.

Modul Pelatihan ini dijadikan satu/disusun sebagai Standar Kompetensi. Suatu


Standar Kompetensi adalah pernyataan kemampuan, pengetahuan dan sikap yang
diakui secara nasional yang nantinya diperlukan untuk penanganan
perbaikan/reparasi dalam bidang otomotif.

Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan


Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan disebut
sebagi seorang Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi, dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut mungkin lebih dikenal sebagai seorang guru, instruktur,
supervisor atau sebutan lainnya.

Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai


kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi, dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut mungkin lebih dikenal sebagai
seorang siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya yang asalnya dapat dari
industri maupun pendidikan formal.

Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun


pusat-pusat pelatihan.

Rancangan Modul
Modul ini dirancang untuk dapat digunakan pada:
 pelatihan formal, yang mana pelatihan tersebut disampaikan oleh seorang pelatih
dan/atau
 pelatihan mandiri, yang mana pelatihan tersebut dilaksanakan oleh seorang
peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dan
dengan bantuan dari seorang pelatih.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 2


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Hasil Pelatihan

Setelah menyelesaikan materi yang disajikan pada pelatihan ini, peserta


tanpa bantuan, harus dapat menjelaskan bagian-bagian dan prinsip kerja
alternator, regulator dan rangkaian sistem pengisian.

 Menjelaskan kegunaan sistem pengisian dalam kendaraan


 Menjelaskan prinsip pembangitan tenaga listrik
 Menjelaskan bagian-bagian alternator dan cara kerja alternator
 Menjelaskan fungsi dan cara kerja regulator
 Menjelaskan cara kerja IC regulator
 Menjelaskan macam-macam rangkaian sistem pengisian
 Menjelaskan persyaratan sistem pengisian
 Menjelaskan cara kerja mencari gangguan
 Melaksanakan pemeriksaan/pengujian sistem pengisian dalam
kendaraan
 Melaksanakan pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan kembali
alternator

Pengenalan Topik

Semua kendaraan memerlukan perawatan secara periodik, yang penting


untuk anda ketahui mengapa ini penting juga seperti kebutuhan perbaikan.
Dengan kata “mengapa” dapat membantu menyarankan pelanggan bahwa
untuk perawatan kendaraan secara rutin adalah sesuai dengan petunjuk
spesifikasi kendaraan.

Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)

Apakah saudara merasa sudah memiliki ketrampilan atau pengetahuan


tentang modul ini ? Jika saudara dapat mendemontrasikan ketrampilan
kepada pelatih saudara , saudara dapat mengikuti modul yang selanjutnya.
Apabila saudara memerlukan informasi tentang alat-alat khusus atau hal-hal
penunjang lain yang saudara perlukan sampaikanlah pada pelatih.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 3


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Keselamatan

Keselamatan Umum

Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan


Keselamatan Kerja yang diberlakukan oleh pemerintah dan tempat kerja. Silahkan
membaca dan memperhatikan keterangan-keterangan petunjuk sebel;um
menggunakan komponen-komponen untuk modul ini.

Keselamatan Pribadi

1. Bersentuhan dengan listrik harus memperhatikan kode/tanda peringatan


keselamatan.

2. Ketelitian hendaknya diperhatikan ketika mengerjakan hubungan listrik.


Loncatan bunga api karena hubungan pendek atau menghubungkan –
memutuskan hubungan kabel mempuntai potensial meledaknya baterai dan
tegangan induksi diri yang dapat merusak peralatan elektronik yang sensitive
di dalam kendaraan.

3. Emas adalah penghantar yang sangat baik dan sangat berbahaya bila
dipakai. Untuk keamanan saudara lepaskan perhiasan emas dari tangan
saudara, jangan ambil resiko.

4. Elektrolit baterai adalah asam keras, pakailah pelindung untuk menghindari


kontak dengan asam baterai. Apabila asam baterai mengenai mata cucilah
mata dengan air yang mengalir dan pergilah ke dokter.

5. Rangkaian elektronik dalam kendaraan memerlukan perlakuan yang hati-hati.


Dalam keadaan memaksa lepaskan beterai sebelum melepas atau menganti
komponen kelistrikan.

6. Jika anda merasa ragu-ragu dalam melaksanakan prosedur hendaknya


mencari bantuan dan konsoltasi dengan supervisor/instruktur anda.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 4


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

KEGIATAN BELAJAR TEORI


Kegunaan dari Sistem Pengisian
Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk
seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi
baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan
beban listrik saat mesin mati.
Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk
menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar baterai tetap
terisi penuh.

Diagram berikut ini menjelaskan fungsi dari sistem pengisian.

Kesimpulan :

Imaks.alt.= Ibeban+Ibaterai

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 5


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
PRINSIP PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

INDUKSI ELEKTRO MAGNET


Bila garis gaya magnet dipotong oleh penghantar listrik yang bergerak di antara
medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) pada penghantar
dan arus akan mengalir apabila penghantar tersebut merupakan bagian dari sirkuit
lengkap.

Seperti ditunjukkan dalam gambar, jarum galvanometer (Ampermeter yang dapat


mengukur arus yang sangat kecil) akan bergerak karena gaya gerak listrik yang
dihasilkan pada saat penghantar digerakkan maju-mundur di antara kutub utara dan
kutub selatan magnet. Dari aksi ini dapat kita simpulkan bahwa :

 Jarum galvanometer akan bergerak bila penghantar atau magnet digerakkan.


 Arah gerakan jarum akan bervariasi mengikuti arah gerakan penghantar atau
magnet.
 Besarnya gerakan jarum akan semakin besar sebanding dengan kecepatan
gerakan.
 Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.

Bila dengan beberapa cara, penghantar dilewatkan melalui garis gaya magnet, maka
dalam penghantar akan terbangkit gaya gerak listrik. Fenomena ini disebut dengan
“Induksi elektromagnet”. Generator menghasilkan gaya gerak listrik dengan cara
induksi elektromagnet dan mengubahnya menjadi tenaga listrik (tegangan dan arus)

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 6


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
ARAH GAYA GERAK LISTRIK
Arah gaya gerak listrik yang dibangkitkan di dalam penghantar di antara medan
magnet bervariasi mengikuti perubahan arah garis gaya magnet dan gerakan
penghantar. Apabila penghantar digerakkan (dengan arah seperti ditunjukkan oleh
tanda panah besar pada gambar di bawah) di antara kutub magnet utara dan
selatan, maka gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan ke kiri (arah garis gaya
magnet dari kutub utara ke kutub selatan).
Arah garis gaya magnet dapat dipahami dengan menggunakan Hukum Tangan
Kanan Fleming (Fleming’s Right-hand Rule)

HUKUM TANGAN KANAN FLEMING


Dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengan tangan kanan dibuka dengan sudut yang
tepat satu sama lain, maka telunjuk akan menunjukkan garis gaya magnet, ibu jari
menunjukkan arah gerakan penghantar dari jari tengah menunjukkan arah gaya
gerak listrik.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 7


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
BESARNYA GAYA GERAK LISTRIK
Besarnya gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saat penghantar memotong
(melewati) garis gaya magnet di antara medan magnet sebanding dengan
banyaknya garis gaya magnet yang dipotong pada suatu satuan waktu.Sebagai
contoh, bila banyaknya garis-garis N dipotong dalam waktu t detik dan gaya gerak
listrik U volt, ini dapat dinyatakan dengan rumus berikut (simbol  berarti “sebanding
dengan”)

N
U
t

Dalam medan magnet dengan densitas yang seragam, besarnya gaya gerak listrik
yang dibangkitkan tergantung pada arah gerakan penghantar meskipun kecepatan
gerakan penghantar konstan.Seperti terlihat pad gambar, sebuah penghantar
digerakkan dari titik A ke B ke C ke D dan kembali ke A.
Bagaimanapun, ia memotong garis gaya magnet hanya pada saat bergerak dari A ke
B dan dari C ke D. Dengan kata lain, meskipun penghantar bergerak dengan
kecepatan yang sama di antara masing-masing titik, gaya gerak listrik akan bangkit
hanya pada saat penghantar bergerak antara A dan B dan antara C dan D

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 8


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Bila penghantar (conductor) digerakkan dengan jalur melingkar di dalam medan
magnet, maka besarnya garis gaya magnet akan berubah secara konstan. Pada
gambar ini, penghantar digerakkan dalam lingkaran dengan kecepatan tetap dari titik
A ke L antara kutub magnet utara dan selatan. Dalam hal ini jumlah garis gaya
magnet terbesar dipotong antara titik D dengan E dan antara titik J dengan K, tetapi
tidak ada garis yang dipotong antara A dengan B atau G dengan H.

Jadi, bila gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saat penghantar digerakkan
dalam lingkaran dinyatakan dalam sebuah grafik, dapat dilihat bahwa keberadaan
gaya ini secara tetap mengalami perubahan (bertambah dan berkurang).
Selanjutnya, arah arus yang dibangkitkan oleh gaya gerak listrik ini akan berubah
setiap setengan putaran penghantar.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 9


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
PRINSIP GENERATOR
Meskipun gaya gerak listrik dihasilkan bila sebuah penghantar diputar dalam medan
magnet, sebenarnya besarnya gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan sangat kecil.

Bila dua buah penghantar disambung ujung ke ujung, maka akan timbul gaya gerak
listrik pada keduanya yang tentu saja ganda. Jadi, semakin banyak penghantar yang
berputar dalam medan magnet semakin besar pada gaya gerak listrik yang
dihasilkan.

Bila penghantar terbentuk dalam satu kumparan jumlah total gaya gerak listrik yang
dibangkitkan akan menjadi lebih besar, demikian juga besarnya tenaga listrik (arus
dan tegangan) yang dihasilkan. Generator membangkitkan tenaga listrik dengan
jalan memutarkan sebuah kumparan di dalam medan magnet. Ada dua macam
listrik, arus searah dan arus bolak-balik dan tergantung pada cara menghasilkan
listrik generator juga dibedakan dalam generator jenis arus searah dan arus bolak-
balik.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 10


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK
Bila arus listrik yang dibangkitkan oleh kumparan diberikan melalui cincin gesek dan
sikat (jadi kumparan dapat berputar), besarnya arus yang mengalir ke lampu akan
berubah, pada saat yang sama, demikian juga arah alirannya.

Pada saat kumparan berputar, arus yang dihasilkan pada setengah putaran pertama
akan dikeluarkan dari brush pada sisi A, mengalir melalui lampu dan kembali ke
brush pada sisi B.
Pada setengah putaran selanjutnya, arus akan mengalir dari B dan kembali keA.

Dalam model ini, generator arus bolak-balik memberikan arus yang dihasilkan oleh
kumparan dalam medan magnet. Alternator yang digunakan pada sistem pengisian
mobil menggunakan diode untuk mengarahkan arus (mengubahnya menjadi arus
searah) sebelum dialirkan ke sistem pengisian.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 11


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

ALTERNATOR

PRINSIP ALTERNATOR
MAGNET BERPUTAR DI DALAM KUMPARAN

Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan diputarkan dalam
medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang
arah alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk mengubahnya menjadi arus
searah diperlukan sebuah komutator dan sikat-sikat.
Ini adalah untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator koil.
Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam kumparan. Akan tetapi,
konstruksi armatur akan menjadi rumit dan tidak dapat diputarkan pada kecepatan
tinggi. Kerugian yang lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan
sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya lompatan bunga api.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 12


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Untuk mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan menyearahkan arus bolak-
balik yang dihasilkan oleh stator koil tepat sebelum dijadikan output dengan
menggunakan rectifier, atau dengan cara mengganti putaran stator coil dengan
memutarkan magnet di dalam kumparan. Semakin besar volume listrik yang
dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan semakin panas dikarenakan aliran
arus. Oleh karena itu, pendinginan akan menjadi lebih baik kalau stator koil
ditempatkan di luar dengan rotor koil berputar di dalamnya. Untuk tujuan itulah maka
alternator mobil menggunakan kumparan pembangkit (stator koil) dengan magnet
berputar (rotor koil) di dalamnya.

1. KUMPARAN MENGHASILKAN ELEKTROMAGNET

Biasanya, komponen-komponen kelistrikan mobil menggunakan tegangan listrik 12


atau 24 volt dan alternator untuk sistem pengisian harus menghasilkan tegangan
tersebut.

Listrik dibangkitkan pada saat magnet diputarkan di dalam kumparan dan besarnya
tergantung pada kecepatan putaran magnet. Jadi, melalui proses induksi
elektromagnet, semakin cepat kumparan memotong garis-garis gaya magnet
semakin besar kumparan membangkitkan gaya gerak listrik. Selanjutnya dapat kita
lihat bahwa tegangan berubah-ubah tergantung pada kecepatan putaran magnet.

Untuk memperoleh tegangan yang tetap, maka diperlukan putaran magnet yang
tetap/permanen, ini tidak mungkin dipertahankan karena mesin akan berputar
dengan kecepatan yang tidak tetap sesuai dengan kecepatan kendaraan.

Untuk mengatasi kesulitan ini, sebagai pengganti magnet permanen maka dipakai
elektromagnet untuk mempertahankan tegangan supaya tetap. Elektromagnet, garis
gaya magnetnya berubah-ubah sesuai dengan putaran alternator.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 13


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Elektromagnet mempunyai inti besi dengan kumparan dililitkan di sekelilingnya. Pada
saat arus mengalir melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet.Besarnya
magnet yang dibangkitkan tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui
kumparan.Jadi pada saat alternator berputar dengan kecepatan rendah, arusnya
naik, sebaliknya jika alternator berputar dengan kecepatan tinggi arusnya menurun.
Arus yang mengalir melalui elektromagnet diberikan oleh baterai dan besarnya diatur
oleh tegangan regulator. Karena dalam ini, maka alternator akan mengalirkan
tegangan yang tetap meskipun putaran mesin berubah-ubah.

2. ARUS BOLAK-BALIK TIGA FASE

Pada saat magnet berputar di dalam kumparan akan timbul tegangan di antara
kedua ujung kumparan. Ini akan memberikan kenaikan pada arus bolak-balik.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 14


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Hubungan antara arus yang dibangkitkan dalam kumparan dengan posisi magnet
adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar. Arus tertinggi akan bangkit pada saat
kutub N dan S mencapai jarak yang terdekat dengan kumparan.
Bagaimanapun, setiap setengah putaran arus akan mengalir dengan arah yang
berlawanan. Arus yang membentuk gelombang sinus dengan cara ini disebut “Arus
bolak-balik satu fase”. Perubahan 360 pada grafik berlaku untuk satu siklus dan
banyaknya perubahan yang terjadi pada setiap detik disebut dengan “frekuensi”

Untuk membangkitkan listrik dengan lebih efisien, alternator mobil menggunakan tiga
kumparan yang dirangkai seperti terlihat pada gambat.
Masing-masing kumparan A, B dan C berjarak 120 .Pada saat magnet berputar di
antara mereka, akan bangkit arus bolak-balik pada masing-masing
kumparan.Gambar menunjukkan hubungan antara ketiga arus bolak-balik dengan
magnet. Listrik yang mempunyai tiga arus bolak-balik seperti ini disebut “arus bolak-
balik tiga fase”, alternator mobil membangkitkan arus bolak-balik tiga fase.

Pembangkit tiga pase dengan satu pasang pol magnet rotor memerlukan 3
pasang pol stator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 15


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Pembangkit 3 pase dengan 6 pasang pol magnet/rotor membutuhkan


3x6 =18 pasang pool stator

Rangkaian kumparan stator dapat dibedakan dalam dua rangkaian yaitu rangkaian
segitiga dan rangkain bintang. Dari dua rangkaian tersebut yang paling banyak
diterapkan dalam rangkaian alternator adalah rangkaian bintang.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 16


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Kumparan medan
RANGKAIAN SEGITIGA

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 17


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Kumparan medan
RANGKAIAN BINTANG (Sering dipakai di dalam rangkaian alternator)

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 18


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Rangkaian kumparan stotor alternator secara bintang dan segitiga terdapat
perbedaan sebagai berikut :

Hubungan secara bintang:


Tegangan keluaran alternator U dan tegangan phase Up dibedakan dengan Faktor
 3. Arus alternator I adalah sama dengan arus phase Ip .

U = Up  3 I = Ip

Hubungan secara bintang


Pada rangkaian ini tegangan phase Up sama dengan tegangan keluaran alternator U.
akan tetapi arus phase dan arus alternator dibedakan dengan Faktor

U = Up I = Ip  3

I = Arus alternator
Ip = Arus phase
U = Tegangan alternator
Up = Tegangan phase

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 19


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
4. PENYEARAHAN
Bagian-bagian kelistrikan mobil membutuhkan arus searah untuk kerjanya dan
baterai memerlukan arus searah untuk pengisian. Alternator menghasilkan arus
bolak-balik tiga fase tetapi sistem pengisian tidak dapat menggunakannya kecuali
jika diubah menjadi arus searah.

Mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah disebut penyearahan. Penyearahan


dapat dilakukan dengan beberapa cara tetapi alternator mobil menggunakan dioda
yang sederhana dan efektif

Prinsip penyearahan diode

+ -
Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas negatif
maka arus terhambat ----- lampu mati

- +

Pengalir : Bila katoda diberi polaritas (+) dan anoda diberi polaritas (-), Maka arus
mengalir ------ Lampu menyala

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 20


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

1 Pase dengan penyearah 1 diode

Dioda memungkinkan arus hanya mengalir pada satu arah. Seperti terlihat pada
gambar, jika dipergunakan enam buah diode, arus bolak-balik tiga fase tersebut
diubah menjadi arus searah dengan jalan penyearahan gelombang penuh. Karena
alternator mobil menggunakan diode yang dipasang di dalam, maka output listrik
adalah arus searah.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 21


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Dapat kita lihat bahwa arus dari masing-masing kumparan sampai ke diode terus
menerus berubah arah pada ketiga lead wire sehingga arah arus dari diode tidak
berubah tetapi membentuk sirkuit dengan polaritas yang tidak berubah-ubah.
1 2
1 A

C
A B C
B

3 4
3

PENTING
Sebagai alternator dengan kemampuan tinggi menggunakan lebih dari enam diode.

Bila penyambungan baterai terbalik, diode akan rusak dikarenakan aliran arus yang
besar.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 22


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
ALTERNATOR DENGAN NEUTRAL-POINT DIODE
1. TEGANGAN NEUTRAL-POINT
Alternator konvensional menggunakan enam buah diode untuk menyearahkan arus
AC tiga fase menjadi DC. Tegangan output yang dibangkitkan pada titik neutral
dipergunakan sebagai sumber listrik untuk relay lampu charge. Diketahui bahwa
tegangan netral point adalah 1/2 tegangan output DC. Selama arus output mengalir
melalui alternator tegangan pada neutral point sebagian besar DC tetapi juga
mempunyai bagian AC.
Bagian AC terinduksi pada masing-masing fase oleh aliran arus output. Pada saat
kecepatan putaran alternator melampaui 2000 rpm sampai 3000 rpm, peak value
dari bagian AC ini melebihi tegangan output DC. Ini berarti bahwa dibandingkan
dengan karakteristik dari alternator tanpa neutral-point diode, outputnya naik secara
bertahap 10% sampai 15 % pada putaran tertentu sekitar 5000 rpm.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 23


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

2. SIRKUIT DAN KONSTRUKSI


Untuk menambah variasi potensial pada titik neutral ini ke output DC yang
dikeluarkan oleh alternator dengan neutral-point diode, dua diode penyerah dipasang
pada terminal output (B) dan massa (E) dapat dihubungkan ke neutral-point. Diode-
diode ini dipasang pada dudukan diode.

3. CARA KERJA
Pada saat tegangan neutral point menjadi lebih tinggi daripada tegangan DC output
atau lebih rendah dari nol volt, arus mengalir melalui neutral point diode dan ini
ditambahkan ke arus ouput.
Grafik”VOLTAGE WAVE APPEARING AT NEUTRAL POINT UNDER LOAD” pada
halaman terdahulu.

Beban

Tegangan titik Neutral di atas 14 Volt

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 24


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Beban

Tegangan titik Neutral di bawah 0 Volt

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 25


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KONSTRUKSI ALTERNATOR
Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi
listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan
rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah
menjadi arus searah oleh diode.

Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang membangkitkan


elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik dan diode yang
menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula sikat arang yang mengalirkan
arus ke rotor koil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus
putaran rotor dan fan/kipas untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua
bagian tersebut dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan
belakang)

Keterangan :
1 Rumah bagian belakang 6 Stator
2. Plat dudukan dioda 7 Rotor
3. Diode daya 8 Kipas
4. Diode arus medan 9 Puly
5. Regulator Elektronik 10 Rumah bagian depan

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 26


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
NAMA KOMPONEN-KOMPONEN PENTING PADA ALTERNATOR

1. ROTOR
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga disebut dengan
rotor coil), slip ring dan rotor shaft.

Field coil digulung dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub
dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet
akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan, salah satu kutub menjadi
kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring/cincin gesek tersebut dari logam
seperti stainless steel dengan permukaan yang berhubungan dengan brush
dikerjakan sangat halus. Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 27


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 28


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2. STATOR
Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan medan dan diikat oleh
rumah bagian depan serta belakang. Stator core terdiri dari lapisan steel plating yang
tipis (inti besi berlapis). Di bagian dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah
stator coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja sebagai
saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang dari pole core ke
stator coil.

3. DIODE
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negatif. Arus
yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada sisi positif
sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi
panas sehingga plat dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah
diode menjadi terlalu panas. Selain enam diode daya pada type lain juga terdapat
tiga diode arus medan.
Diode arus medan berfungsi sebagai catu
daya arus medan (rotor) dan sebagai sumber
tegangan sinyal regulasi (untuk type Bosch
dan Mitshubitsi, untuk type Nippodenso
tegangan sinyal regulasi dari terminal
keluaran B+ alternator
Contoh susunan diode pada alternator type
Bosch yang mempunyai enam diode daya
(a) dan tiga diode arus medan (b)
a
b

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 29


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Gambar di atas menunjukkan susunan diode yang terdiri dari tiga diode daya positip
dan tiga diode daya negatip serta tiga diode arus medan

Keterangan:
1. Diode daya positip dan negatip
2. Diode arus medan
3. Plat dudukan diode sebagai plat pendingin diode

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 30


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
PENGATUR TEGANGAN
Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada kecepatan
putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator.
Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator,
selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu
berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai.
Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan
sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur
tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan beban. Pada tegangan
sistem 12 volt tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24
volt tegangan regulasi pada 28 volt
Untuk meregulasi tegangan keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur
arus yang mengalir ke kumparan rotor (arus medan)

CATATAN:
Beberapa alternator mempunyai bullt In regulator, seperti IC semi conductor
type.

Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang menghasilkan


garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan (kumparan stator)
alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga phase.

Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti besi akan
menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.
Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan besarnya arus yang dialiri arus
yang dialirkan pada kumparan di sekeliling inti besi. Dengan kata lain, alternator
dapat menghasilkan tegangan yang tetap dengan jalan mengalirkan arus yang besar
ke kumparan rotor/medan pada saat alternator berputar lambat atau berbeban berat
dan mengurangi arus ke kumparan medan pada saat alternator berputar cepat atau
berbeban ringan.
Regulator mengatur pengaliran arus ke kumparan rotor dengan menarik dan
membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan yang diberikan ke regulator coil.
Pada saat alternator berputar dengan rpm rendah dan tegangan stator coil lebih
rendah dari tegangan baterai, titik kontak yang bergerak akan berhubungan dengan
P, sehingga arus dari baterai akan mengalir ke kumparan rotor melalui P
Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi, tegangan pada kumparan
stator naik melebihi tegangan baterai, tegangan ini dialirkan ke kumparan regulator
sehingga oleh kekuatan tarikan yang lebih besar maka P, akan terputus.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 31


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P, arus yang ke kumparan rotor melalui
resistor R dan intensitasnya menurun. Jika arus mengalir ke kumparan rotor
berkurang, maka tegangan yang dibangkitkan pada kumparan stator berkurang dan
ini akan mengakibatkan gaya tarik pada kumparan menurun sehingga lengan titik
kontak akan kembali dan berhubungan dengan P. Hal ini akan menaikkan arus yang
mengalir pada kumparan rotor dan kemudian titik kontak akan terputus lagi dari P.

Bila alternator berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, tegangan yang
dibangkitkan oleh kumparan stator akan naik memperkuat gaya tarik pada kumparan
regulator sehingga menghubungkan titik kontak berhubungan dengan P. Akibatnya,
arus yang melalui resistor akan mengalir ke P dan tidak ke kumparan rotor

Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke kumparan rotor, stator tidak dapat
membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan alternator turun dan hubungan
titik kontak P terputus. Sekali lagi tegangan alternator akan naik dan lengan kontak
akan tertarik.

Dengan kata lain, pada saat alternator berputar dengan kecepatan rendah, lengan
kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir ke kumparan rotor
dengan berhubungan dan memutuskan hubungannya dari P. Pada saat alternator
berputar dengan kecepatan tinggi, arus akan dialirkan secara terputus-putus ke
kumparan rotor tergantung apakah lengan kontak berhubungan atau putus dengan
P.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 32


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Rangkaian Sistem Pengisian dengan Alternator Enam Diode Daya dan
Regulator Tegangan Tipe Dua Point Satu Relai

Lampu kontrol Pengisian

Fungsi : Kunci kontak “on” motor mati, arus


medan mula dari (+) baterai ke K.K 
regulator  masa.
Motor hidup, arus medan dari ( B+) alternator
 K.K  regulator rotor  masa
Tegangan sinyal regulasi dari B+ Alternator
 kunci kontak  Ig regulator  kumparan
regulator masa
Kerugian :
 Jika ada rugi tegangan pada K.K
tegangan pengisian terlalu tinggi karena
tegangan sinyal regulasi tidak sama
dengan tegangan keluaran B+ Alternator

 K.K “on”, motor mati, arus medan tetap


ada kumparan medan panas baterai
di kosongkan

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 33


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Rangkaian Sistem Pengisian dengan Alternator Enam Diode Daya Tiga
Diode Arus Medan dan Regulator Tegangan Tipe Dua Point Satu Relai

Lampu Kontrol Pengisian

Alternator Regulator Tegangan

Pada rangkaian ini kerugian tegangan pada kunci kontak tidak berpengaruh terhadap
fungsi sistem pengisian.
Kunci kontak “ON” mesin mati:
Arus medan mula mengalir dari baterai  kunci kontak  lampu kontrol pengisian 
terminal IG/D+ regulator  regulator  terminal F/DF regulator  terminal F/DF
alternator  kumparan medan/rotor  masa (lampu kontrol menyala).
Mesin hidup:
Arus medan mengalir dari terminal D+ alternator  terminal IG/D+ regulator 
regulator  terminal F/DF regulator  terminal F/DF alternator  kumparan
medan/rotor  masa (lampu kontrol padam).
Tegangan sinyal regulasi mengalir dari terminal D+ alternator  terminal Ig/D+
regulator  kumparan regulator  masa.

Fungsi diode arus medan adalah:


 Sebagai satu daya arus medan saat motor hidup
 Sebagai sumber tegangan sinyal regulasi.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 34


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Rangkaian Sistem Pengisian dengan Alternator Enam Diode Daya dan
Regulator Tegangan Tipe Dua Point Dua Relai.

Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian
regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 35


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk
memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal
regulasi dari B+ alternator.

Cara Kerja:
1. Kunci kontak “ON” mesin mati.
Arus medan mula mengalir dari B+ baterai  kunci kontak  terminal IG regulator 
titik kontak PL1  titik kontak PL0  terminal F regulator  terminal F alternator 
sikat  slip ring  kumparan medan/rotor  slip ring  terminal E alternator 
masa,  kumparan medan menjadi magnet.

Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai  kunci kontak  lampu
kontrol pengisian  terminal L regulator  titik kontak P0  titik kontak P1 
terminal E regulator  masa,  lampu menyala.

2. Mesin hidup : Kecepatan rendah sampai sedang


Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan
beban kelistrikan mobil.
Arus medan mengalir dari B+ alternator  kunci kontak  terminal IG regulator 
titik kontak PL1  titik kontak PL0  terminal F regulator  terminal F alternator
sikat  slip ring  kumparan medan/rotor  slip ring  terminal E alternator 
masa.

Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal
N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik
kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke
kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda
potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.

Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet
pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL 0 lepas
dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R,
akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL 0 kembali menempel ke kontak PL 1,
arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi  kontak PL0 lepas kembali 

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 36


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak
PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt.

3. Mesin hidup : Kecepatan sedang sampi tinggi

Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik
diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan
regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator
bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di
tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R
tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan
tetap 14,4 volt.

Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga
bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti
kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik
kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator
turun  kontak gerak PL0 lepas kembali  arus medan besar lagi  tegangan
keluaran naik lagi  kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2  demikian
seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL 0 dan kontak PL2 sehingga
tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 37


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KARAKTERISTIK REGULATOR
Regulator berfungsi untuk mempertahankan tegangan yang dibangkitkan oleh
alternator agar berada pada tingkat yang konstan. Sebenarnya, disebabkan oleh
karakteristik generator, tegangan tidak akan konstan tetapi naik turun. Untuk
regulator tipe titik kontak (tirril) ada berbagai alasan mengapa tegangan naik turun,
tetapi penyebab utamanya adalah karakteristik hysteresis dan temperatur dan hal ini
perlu disadari sebelum melakukan penyetelan pada regulator.

1. KARAKTERISTIK HYSTERESIS

Bila kontak gerak berpindah dari titik (sisi) kecepatan tinggi ke titik kecepatan rendah
akan terjadi penurunan tegangan. Ini disebut hysteresis effect.

Bila kontak gerak bekerja baik pada sisi kecepatan tinggi atau kecepatan rendah,
terjadi perubahan pada armature gap dan point gap dan perubahan ini
mengakibatkan kenaikan dan penurunan tahanan magnet. Dan juga, pada saat
moving point berpindah dari sisi kecepatan tinggi ke sisi kecepatan rendah
kemagnetan dari operasi kecepatan tinggi masih terdapat pada inti kumparan selama
waktu yang singkat. Fenomena ini menyebabkan tegangan output alternator
menurun.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 38


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2. KARAKTERISTIK TEMPERATUR
Kumparan magnet dari regulator tegangan mempergunakan kawat tembaga dan bila
suhu kawat ini naik maka tahanannya akan naik sehinga akan terjadi penurunan
gaya tarik (gaya elektro magnet) dari kumparan magnet, ini menyebabkan tegangan
output alternator menjadi tinggi.

Untuk mencegah kenaikan tegangan seperti itu, regulator mempergunakan resistor


atau elemen bimetal untuk kompensasi temperatur dan bahkan ada regulator yang
menggunakan keduanya.

Resistor mempunyai kawat michrome atau carbon element dengan koefisien


tahanan temperatur rendah dan dihubungkan seri dengan kumparan. Ini menurunkan
perbandingan dari tahanan keseluruhan sesuai dengan naik turunnya temperatur.

Bi-metal element dipergunakan bersama-sama pegas yang menopang kontak gerak.


Bi-metal menurunkan tegangan pegas pada saat temperatur naik. Setelah regulator
mulai bekerja, tegangan akan naik turun sampai temperaturnya stabil. Pada saat
regulator mulai bekerja, aliran arus mengakibatkan temperatur naik seketika. Tetapi
kenaikan pada bi-metal elemen sedikit lambat sehingga tegangan pegas kuat dan
tegangan naik.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 39


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PENTING
Biasanya sampai tegangan stabil memerlukan waktu 5 sampai 15 menit. Selama periode
ini regulator tidak boleh disetel.

IC REGULATOR
URAIAN
Baik regulator tipe titik kontak (point type) maupun IC regulator mempunyai fungsi
dasar yang sama: membatasi tegangan yang dikeluarkan alternator dengan
mengatur arus field yang mengalir pada rotor coil.
Perbedaan pokok bahwa, pada regulator IC pemutusan arus dilakukan oleh IC,
sedang oleh relay pada regulator tipe point

REFERENSI
IC (integrated circuit), adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari bagian-
bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, diode, resistor, capacitor dan lain-
lain) yang dipasang atau dibuat pada substrate (bahan dasar semacam circuit
board atau silicon chip).

IC Regulator sangat kompak dan ringan dan mempunyai kemampuan yang tinggi
karena tidak mempunyai titik kontak mekanik. Dibandingkan dengan tipe titik kontak
(point type), ini mempunyai kelebihan sebagai berikut::

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 40


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KEUNTUNGAN
 Rentang tegangan outputnya lebih sempit dan variasi tegangan outputnya dalam
waktu singkat
 Tahan terhadap getaran dan dapat digunakan dalam waktu lama karena tidak
banyak bagian-bagian yang bergerak.
 Karena tegangan outputnya rendah suhunya naik, pengisian baterai dapat
dilakukan dengan baik.

KERUGIAN
Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu yang tidak wajar.

PRINSIP KERJA IC REGULATOR

Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada saat tegangan output di terminal B rendah,
tegangan baterai mengalir ke base Tr melalui resistor R dan Tr, ON, pada saat itu
arus field ke rotor coil mengalir dari Brotor coilFTrE.

Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu
dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini mencapai tegangan zener, maka
ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr ON dan Tr OFF. Ini akan menghambat arus
field dan mengatur tegangan output.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 41


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
REFERENSI

Tegangan Zener
Bila tegangan yang dialirkan ke zener diode dengan arah maju (pada gambar adalah
dari A ke B), maka arus akan mengalir sama seperti pada diode biasa. Akan tetapi,
bila pada arah mundur (dari B ke A) dialirkan tegangan yang di bawah level, maka
zener diode tidak dapat menjadi penghantar dan arus tidak mengalir.
Perbedaan antara zener diode dengan diode normal adalah bahwa bila pada arah
mundur dialirkan tegangan yang di atas level, zener diode akan menjadi penghantar
dan arus dapat mengalir.
Tegangan dimana zener diode berubah dari non penghantar menjadi penghantar
pada arah mundur disebut “zener breakdown voltage”

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 42


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KARAKTERISTIK IC REGULATOR

1. KARAKTERISTIK BEBAN BATERAI


Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada variasi tegangan output (tidak lebih dari
0,1-0,2 volt) yang disebabkan oleh perubahan kecepatan alternator dan tidak ada
hysteresis Charracteristic seperti pada tipe titik kontak (point type).

2. KARAKTERISTIK BEBAN EXTERNAL


Tegangan output menjadi turun bila arus beban bertambah. Tidak ada karakteristik
hysteresis seperti halnya pada regulator tipe titik kontak: variasi tegangan, bahkan
pada beban yang diperhitungkan, arus output maksimum dari alternator, adalah
antara 0,5 volt dan 1 volt.

PENTING!
Bila beban yang diberikan melebihi kapasitas alternator, maka tegangan output
Akan turun tiba-tiba sama seperti halnya pada regulator jenis titik kontak.Oleh karena
itu, jangan berikan beban yang berlebihan pada saat memeriksa tegangan output.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 43


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
3. KARAKTERISTIK TEMPERATUR
Karena zener diode yang digunakan untuk mengatur tegangan output cenderung
menjadi lebih konduktif bila temperatur sekelilingnya naik, tegangan output biasanya
turun bila temperatur naik.
Karena tegangan output turun pada temperatur tinggi (misalnya pada musim panas)
dan pada temperatur rendah tegangan output naik (misalnya pada musim dingin)
maka pada segala kondisi dapat dilakukan pengisian yang baik terhadap baterai.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 44


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
COMPACT ALTERNATOR
Compact alternator dengan built-in IC Regulator 17 % lebih kecil dan 26 % lebih
ringan dari alternator ukuran standar.
Compact alternator dengan built-in IC Regulator dibuat dengan konstruksi yang
sama seperti alternator ukuran standar (tetapi kerja IC Regulatornya tentu saja
berbeda dengan point type regulator biasa). Konstruksi dan bentuknya digambarkan
di sini dan kita coba bandingkan dengan alternator konvensional.

KEISTIMEWAAN

1. Lebih Kecil dan Lebih Ringan


Penyempurnaan dalam sirkuit magnetnya seperti pengurangan air gap antara rotor
dengan stator dan modifikasi bentuk rotor pole core dibuat untuk memperkecil
ukuran dan memperingan.

2. Penguatan Fan dan Rotor


Kecepatan putar compact alternator jauh lebih tinggi daripada alternator ukuran
standar. Untuk mengatasi hal tersebut, fan yang diletakkan secara konvensional di
luar telah dijadikan satu dengan rotor di dalam alternator dan ini meningkatkan
kemampuan pendinginan dan keamanan.

3. Lebih Mudah Diperbaiki


Rectifier, brush holder dan IC Regulator diikat pada end frame dengan baut dan ini
memudahkan pembongkaran serta pemasangannya

4. Sistem Pengisian Menjadi Sederhana


Penggunaan multiple function IC Regulator menyederhanakan sistem pengisian.

Alternator type Nippodenso

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 45


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Alternator type Bosch


Keterangan:
1. Puli alternator 6. Rumah Bagian Belakang
2. Kipas Pendingin 7. Cincin Gesek
3. Rumah Bagian Depan 8. Diode daya
4. Stator (Kumparan Pembangkit) 9. Diode arus medan
5. Rotor (Kumparan Medan) 10. IC Regulator
11. Dudukan Pengikat Alternator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 46


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
1) IC REGULATOR TIPE – A
Alternator ini adalah tipe dengan diode arus medan dengan netral point regulator tipe
A dasar. (Jenis IC regulator ini tidak banyak dipakai sekarang).
Relay lampu chargenya adalah jenis titik kontak normally open.
IC regulator tipe A adalah peralatan solid state yang terdiri dari dua transistor, tiga
resistor dan dua diode. Fungsi regulator adalah untuk mempertahankan tegangan
output alternator tetap pada harga yang ditentukan. Hal itu dilakukan dengan
mengatur arus medan yang mengalir melalui kumparan medan.

Pengaturan Arus Field

Arus medan (field current) diatur dengan jalan mengatur bagian massa (terminal F)
kumparan medan dengan menggunakan Tr. Pada saat Tr ON dan sirkuit massa
tertutup, arus perangsang (exiting current) mengalir melalui rotor coil.

Penginderaan Tegangan output

Tegangan output alternator dialirkan ke zener diode (ZD) melalui resistor (R). Bila
tegangan outputnya melebihi tegangan tertentu, maka zener diode akan mengalirkan
signal ke Tr. Signal ini akan menghambat sirkuit massa rotor coil lewat Tr.dan Tr.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 47


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2) IC REGULATOR TIPE-B
Ini adalah field-diodes exciting alternator dengan netral point diode. IC regulator tipe
B yang mengembangkan tipe A banyak digunakan.
Untuk relai lampu charge, akan dijelaskan tipe point yang biasanya banyak
digunakan.
IC Regulator tipe B, sirkuitnya berdasar pada tipe A tetapi ada perbedaan pada hal-
hal berikut:
 Tipe A mendeteksi tegangan pada terminal B alternator sedangkan tipe B
mendeteksi tegangan pada terminal baterai. Sebagai tambahan, digunakan
resistor (R) dan diode (D) pada tipe B agar dapat mendeteksi tegangan pada
terminal L tegangan perangsang (exciting voltage).

 Selanjutnya, resistor (Rd) disediakan untuk mendeteksi adanya sirkuit yang


terbuka pada rotor coil.

Fungsi sirkuit A
(a) Selama pengisian pendahuluan arus field, Tr di OFF-kan menghentikan arus
yang mengalir melalui Rd (resistor) untuk mencegah penurunan arus perangsang
pendahuluan(initial exciting current).

(b) Bila tegangan terminal L melebihi sekitar 8 volt, sirkuit A menyebabkan Tr ON-
OFF untuk mengurangi arus yang digunakan oleh Rd.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 48


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
(c) Bila terminal L tegangannya turun di bawah 8 volt, sirkuit A mempertahankan Tr
tetap pada ON dan menurunkan tegangan terminal L di bawah 8 volt.Ini
mengoperasikan relay lampu charge dengan mempertahankan terminal A tetap
rendah dan menyalakan lampu charge.Bila terjadi putus pada rotor coil selama
pembangkitan tenaga, maka tegangan terminal L dibagi dua antara R, dan Rd,
sehingga menjadi sekitar 3 volt.
R = 19 
Rd = 5,4 
(d) Bila tidak ada input melalui terminal S selama pembangkitan tenaga (bila sirkuit
sensor tegangan baterai terbuka) dirkuit sirkuit A mengirimkan signal-ON ke Tr.
Ini mempertahankan tegangan terminal L tetap rendah dengan cara yang sama
seperti pada C di atas untuk menyalakan lampu charge.
(e) Bila kunci kontak diposisikan ON, menyebabkan teganga pada terminal L
menjadi lebih tinggi misalnya 8 volt, tetapi bila tegangan terminal L tidak
dipertahankan tetap di atas 8 volt pada periode tertentu, maka sirkuit A tidak
dapat membuat Tr ON-OFF berganti-ganti.

3) IC REGULATOR TIPE-M
Alternator ini adalah compact alternator dengan neutral point diode. Perbedaannya
antara alternator yang menggunakan IC regulator tipe B ialah adanya tiga buah field
diode dan initial exciting resistor dihapuskan dan IC regulator-lah yang mengatur
arus perangsang (exciting current).
Untuk IC regulatornya dipergunakan IC regulator tipe M multi fungsi.
Untuk IC Regulator tipe M terdiri dari IC campuran yang built-in monolitic intergrated
circuit (MIC). Type M berbeda dengan tipe B, bahwa IC berfungsi sebagai detektor
rotor coil open circuit dan untuk lampu peringatan charge. Dengan ditiadakannya tiga
buah field diode dan initial exciting resistor, sistem pengisian menjadi sederhana.
Pada IC regulator tipe M, lampu charge akan menyala bila terdapat tiga gangguan
berikut
Sirkuit rotor coil terbuka
Sirkuit regulator sensor (terminal S ) terbuka
Tegangan pada terminal turun di bawah 13 V

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 49


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KARAKTERISTIK TEMPERATUR

Karakteristik temperatur dari regulator ini berbeda dari tipe A dan tipe B dalam
tahapannya. Ini meningkatkan kemampuan pengisian.

Cara kerja Regulator IC Type M

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 50


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

1. KUNCI KONTAK ON, MESIN MATI

Bila kunci kontak ON maka, tegangan baterai mengalir ke terminal IG regulator.


Tegangan ini dideteksi oleh MIC dan Tr  ON, menyebabkan arus medan mula
mengalir ke rotor coil melalui baterai dan terminal B. Untuk mengurangi pengeluaran
arus baterai pada saat kunci kontak ON seperti ini, MIC mempertahankan arus
medan mula pada harga yang kecil yaitu 02 A dengan ON-OFF pada Tr  dengan
cara terputus-putus.

Lampu Kontrol Pengisian


Karena pembangkitan tenaga listrik belum dimulai maka tegangan terminal P adalah
nol. Ini dideteksi oleh MIC dan mengakibatkan Tr OFF dan Tr ON sehingga lampu
kontrol pengisian akan menyala.

MIC Detecs Tr1: On (arus medan mula


IG S/W dipertahankan pada 0.2 A
“ON” Term.IG Volt dengan cara terputus-putus

Tidak ada
tegangan pada
terminal P

Arus medan mula mengalir


pada rotor dan rotor jadi
magnet

Tr3 : ON Lampu Kontrol Pengisian Menyala

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 51


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2. PEMBANGKITAN ARUS OLEH ALTERNATOR
(belum mencapai tegangan regulasi)

Bila alternator mulai membangkitkan arus, maka tegangan terminal P naik, MIC
merubah Trdari ON- OFF putus-putus menjadi terus ON.Ini menyebabkan baterai
mengalirkan arus medan yang cukup ke rotor coil. Oleh karena itu, pembangkitan
arus naik dengan tiba-tiba.

Lampu Kontrol Pengisian

Pada saat tegangan terminal P naik, MIC membuat Tr OFF dan Tr ON.karena
potensial antara kedua ujung lampu warning charge,maka lampu mati.

MIC Detecs Tr1: On mengalirkan arus


Tegangan dari medan untuk kumparan medan
term P Ada tegangan (rotor
pada terminal P

Arus Keluaran dari B+


Alternator mengalir ke Baterai
dan beban

Tr2 : ON Lampu Kontrol Pengisian Padam


Tr3 : OFF

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 52


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
3. PEMBANGKITAN ARUS OLEH ALTERNATOR
(Mencapai Tegangan Standar)

Bila Tr terus ON dan tegangan terminal S mencapai harga standar, kondisi ini
dideteksi oleh MIC dan Tr1 OFF.
Bila tegangan terminal S turun di bawah harga standar, maka MIC mendeteksi
penurunan ini dan Tr1 ON lagi. Dengan pengulangan proses ini tegangan terminal S
akan terus pada harga standar.

Lampu Kontrol Pengisian

Karena tegangan terminal tinggi, MIC mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON
sehingga lampu warning charge tetap tidak menyala.

Tegangan terminal Pdi MIC DETECTS


atas 14,5 V Ada tegangan pada Tr1: OFF
terminal P

Tegangan terminal S
dibawah 14,5 V

MIC DETECTS
ARUS PENGISIAN Tr1: OFF Ada tegangan pada
terminal S

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 53


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
4. TERBUKA PADA SIRKUIT REGULATOR SENSOR (TERMINAL S)

Bila sirkuit regulator sensor terbuka pada saat alternator berputar, “tidak ada input
dari terminal S” yang dideteksi oleh MIC, Tr1 On dan OFF untuk mempertahankan
tegangan terminal B antara 13,3 Volt sampai 16,3 Volt.
Ini mencegah kenaikan tegangan keluaran yang terlau tinggi, dengan demikian akan
melindungi alternator,IC regulator dan komponen-komponen kelistrikan kendaraan.

Lampu Kontrol Pengisian


Bila MIC mendeteksi “tidak adanya input dari terminal S” Tr2 OFF dan Tr3 ON,
menyebabkan lampu kontrol pengisian menyala.

Tr2 : OFF
Sirkuit regulator MIC DETECT Tr3 : ON
sensor terbuka
Tidak ada
Tegangan terminal P input dari
Lampu kontrol
di atas 16 Volt terminal S pengisian nyala
Ada tegangan
pada
terminal Tegangan terminal P di
bawah 16 Volt

MIC DETECT
Arus pengisian Tr1 : ON
Ada tegangan
pada terminal P

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 54


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
5. TERBUKA PADA SIRKUIT TERMINAL B ALTERNATOR

Pengisian baterai yang tidak dapat berlangsung sehingga MIC mempertahankan


tegangan terminal B 20 Volt dengan basis tegangan terminal P membuat Tr1 ON dan
Tr2 OFF. Ini mencegah kenaikan tegangan output yang terlalu tinggi dan melindungi
alternator dan IC Regulator.

Lampu Kontrol Pengisian

Bila pengisian tidak terus berlangsung maka tegangan baterai tentu akan menurun.
Bila tegangan terminal S ( tegangan baterai ) turun dibawah 13 volt ini akan dideteksi
oleh MIC yang selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3 On dan menyebabkan lampu kontrol
pengisian menyala.

Tegangan
Tegangan terminal S di MIC DETECT
terminal P naik
atas 13 Volt
Ada input dari hingga 20 volt
terminal S

MIC DETECT
Ada input dari
terminal S
Tr2 OFF
Lampu kontrol nyala Tr3 ON

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 55


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
6. TERBUKA PADA SIRKUIT KUMPARAN MEDAN

Bila sirkuit kumparan medan terbuka/putus, pengisian baterai berhenti karena


pembangkitan listrik terhenti. Juga tegangan output terminal P menjadi nol.

Lampu kontrol pengisian


Bila tidak ada pembangkitan listrik tegangan terminal P menjadi nol, kondisi ini
dideteksi oleh MIC dan Tr2 OFF sedangkan Tr3 ON. Lampu kontrol pengisian
menyala.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 56


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Syarat Pengisian, Cara mengukur dan Tabel

Syarat Pengisian

3 Hal utama yang harus disesuaikan :


 Daya pemakai
 Kapasitas baterai
 Daya alternator

Menghitung daya dan arus pemakai (PP) alternator 14 volt


Pemakai tetap Daya Pemakai tidak tetap Daya Faktor Daya rata-
faktor 0,1 ( PP1 ) Watt PP1 Watt rata (Watt)
Pengapian 20 Kipas listrik 80 0.5 40
Pompa bensin listrik 170 Pemanas kaca 60 0.5 30
Radio 12 Penghapus kaca 80 0.25 20
Lampu dekat 100 Kipas radiator listrik 120 0.7 84
Lampu kota 40 Lampu jauh tambahan 110 0.1 11
Lampu nomor 10 Lampu kabut 110 0.1 11
Lampu panel 8 Lampu parkir 42 0.7 29.4
Lampu tanda samping 16 Lampu tanda belok 84 0.7 58.2
Jumlah daya pemekai 376 Jumlah daya pemakai tidak tetap (Watt) 283.6
tetap (Watt)

Pp= Pp1 + Pp2 ……Pp =362 + 263.6 = 625.6 Watt

pp
Arus pemakai (Ip) =
14V
625.6 Amp
IP =
14volt

Menentukan daya alternator 14 Volt (PA)

PA = 14 Volt x Ip
Berdasarkan pengalaman teknik dibuat tabel.
Daya pemakai 250 250 350 450 550 675 800
(Pp)
350 450 550 675 800 950
14 Volt
Arus 28 35 45 55 65 75 90
alternator
(IA)

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 57


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Menentukan kapasitas baterai dari segi alternator
Kapasitas baterai arus alternator x 1jam

Bila kapasitas baterai tidak sesuai :


 Terlalu kecil ; baterai cepat penuh
 Terlalu besar ; baterai lama penuh
Cara pengukuran
Rangkaian ampermeter dan voltmeter pada sistem pengisian !

V T
B+
Alternator
A

Baterai

P = Beban Lampu U = Tegangan alternator

T = Variabel resistor A = Arus alternator

Menginterprestasikan hasil ukur dengan tabel


Contoh alternator 14V45V

Hasil yang ukur yang baik adalah voltmeter menunjukan 14 volt bersamaan ampermeter
menunjukan 45 amper bikla langsung diukur pada alternator.
Di dalam tehnik dibuat teloransi seperti contoh tabel pengisian alternator:
Jenis alternator Hasil regulasi tegangan (V) Besar arus (A)
6V 6,8 7,2 38 40
40A
12V 13,8 14,5 28 30
30A
28V 27,7 29 43 55
55A

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 58


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Pemilihan tegangan alternator tergantung pemakai sistem tegangan pada mobil


Penentuan besar arus alternator tergantung perhitungan jumlah pemakai

Mengukur kehilangan tegangan pada sistem pengisian

Kehilangan tegangan adalah : Ada tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan saat
sistem bekerja
Contoh kehilangan tegangan :
Kehilangan tegangan pada kabel
Kehilangan tegangan pada saklar
Kehilangan tegangan pada terminal

Pengukuran kehilangan tegangan adalah pada kabel pengisian positif dan massa
yang diukur dengan Voltmeter pada saatarus maksimal
Rangkailah Voltmeter untuk mengukur kehilangan tegangan positif dan massa

V V
Alternator Baterai

Kehilangan tegangan : Tegangan Alternator – Tegangan Baterai

Kehilangan tegangan dalam sistem pengisian tidak boleh lebih dari:


Pada sistem tegangan : 7Volt 0,2 Volt
14Volt 0,4Volt
28Volt 0,8Volt

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 59


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KEGIATAN BELAJAR PRAKTIK
A. MENCARI GANGGUAN (TOUBLESHOOTING)
Pada umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi
gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering
ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat mesin tidak dapat distart karena
baterai yang terlalu lemah atau bila cahaya lampu besar berubah.

Dalam segala masalah bila dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal, harus
ditemukan lokasi penyebabnya dan bagian-bagian yang rusak harus diperbaiki atau
diganti.

Baterai yang lemah sering disebabkan tidak normal pada baterai itu sendiri, misalnya
elektrolit pada sel kurang atau plat-platnya rusak. Atau, dapat juga disebabkan oleh
sabuk penggerak yang kurang baik penyetelannya sehingga terjadi slip.

Akan tetapi, masalah dapat juga timbul disebabkan oleh cara penggunaan
kendaraan. Misalnya bila kendaraan hanya digunakan pada jarak yang dekat. Dalam
kasus seperti ini, arus baterai terlalu sering digunakan untuk memutarkan motor
starter dan pada jarak yang dekat, maka waktu pengisian baterai tidak cukup untuk
mengisi sampai penuh. Hal seperti ini terutama terjadi bila kendaraan digunakan
pada malam hari dimana lampu besar dihidupkan dan menggunakan hampir
keseluruhan arus yang dibangkitkan oleh alternator dan akibatnya pengisian pada
baterai menjadi kurang.

Bila melakukan mencari gangguan (trobleshooting) pada sistem pengisian, perlu


sekali memahami berbagai masalah dan mencocokkannya dengan gejala yang
ditemukan.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 60


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
KLASIFIKASI PROBLEM SISTEM PENGISIAN
Untuk sistem pengisian yang dilengkapi dengan lampu warning charge, problemnya
dapat dikategorikan dalam empat kelompok berikut:

1 Bekerja lampu warning charge tidak normal


a) Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON
b) Lampu tidak mati pada waktu mesin mulai hidup
c) Lampu menyala redup pada saat mesin hidup
d) Lampu kadang-kadang menyala pada saat mesin hidup

2 Baterai lemah (kosong)


a) Tidak dapat memutar mesin dengan motor starter
b) Lampu besar redup

3 Baterai terlalu banyak diisi (overcharged)


a) Elektrolit baterai cepat habis

4 Suara tidak normal


a) Suara tidak normal pada alternator
b) Static pada radio

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 61


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
PROSEDUR MENCARI GANGGUAN (TROBLESHOOTING)
Bila gejala dari suatu masalah telah diketahui
penyebabnya harus segera dipastikan.Ada
berbagai cara melakukan ini, tetapi cara yang
paling cepat dan tepatlah yang harus
digunakan. Sehubungan dengan hal itu, bagian-
bagian yang ada kaitannya harus diperiksa
dengan urutan yang benar.

a. Operasi Lampu Charge Tidak Normal

a. Lampu warning charge tidak menyala pada saat kunci kontak ON

(1) Periksa sekering Putus/kontak Perbaiki atau ganti


Baik Tidak baik

(2) Periksa konektor regulator Perbaiki


Longgar/rusak
Baik

(3) Periksa alternator Perbaiki


Tidak baik
Baik

(4) Periksa lampu charge Putus Ganti atau perbaiki


Baik

Ganti regulator

Contohnya:Bila mencari lokasi penyebab


gangguan, anda harus memeriksa setiap point
sebagai berikut.

1) Periksa kemungkinan ada sekering yang terbakar atau sirkuit lampu charge
kontaknya tidak baik.
2) Periksa kemungkinan konektor regulator longgar atau rusak.
3) Periksa kemungkinan ada hubungan singkat pada diode positif alternator.
 Bila lampu warning charge menyala berarti konektor tiga pin (three-pin) pada
alternator terlepas, dan diode terjadi hubungan singkat. (Meskipun hanya ada
satu diode positif yang terjadi hubungan singkat, arus baterai akan mengalir
dari terminal B ke terminal N melalui diode yang rusak. Arus ini akan
menyebabkan voltage relay bekerja, dan moving akan tertarik sehingga
lampu charge tidak menyala).

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 62


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

4) Periksa kemungkinan bola lampu warning charge putus.


 Dengan regulator dihubungkan, hubungan konektor terminal L dengan masa, bila
lampu charge tidak menyala berarti putus atau wire harness rusak

CATATAN:
Letak kabel bodi (wire harness) tergantung pada kendaraan tetapi
harus diperiksa semua konektor antara kunci kontak dengan regulator.

b. Lampu charge tidak mati setelah mesin hidup

Gejala ini menunjukkan bahwa alternator tidak membangkitkan arus atau pengisian
berlebihan

(1) Periksa sabuk penggerak Setel atau diganti


Tidak tepat
Baik

(2) Periksa sekering Perbaiki atau diganti


Putus atau
Baik kontaknya
tidak baik
(4) Periksa tegangan pada (3) Ukur tegangan pada
terminal B terminal N
Di atas 15 V

Di bawah 13 V

(5) Periksa tegangan pada Perbaiki atau ganti


terminal F alternator
Tidak tepat

Baik Perbaiki atau ganti


regulator

(6) Periksa tegangan pada Perbaiki rangkaian kabel bodi


terminal F / wire harness
Tidak tepat

Baik

Perbaiki atau ganti regulator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 63


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(1) Periksa kemungkinan drive belt rusak atau slip

(2) Periksa kemungkinan sekering IG atau kontaknya tidak baik

(3) Ukur tegangan output pada terminal B alternator


 Bila tegangannya kurang dari ketentuan (13,8V – 14,8V), alternator tidak
membangkitkan listrik. Bila tegangannya di atas spesifikasi ini berarti
pengisiannya berlebihan.
 Bila relai tegangan (voltage relay) tidak bekerja, maka tegangan tidak diatur
oleh regulator tegangan (voltage regulator), menyebabkan pengisian baterai
terlalu tinggi.

(4) Ukur tegangan netral pada terminal N konektor regulator


 Tegangan menunjukkan adanya kumparan yang rusak pada relai tegangan
(voltage relay). Tidak adanya tegangan menandakan terbukanya sirkuit netral
pada alternator.

(5) Ukur tegangan field pada terminal F konektor regulator


 Bila ada tegangan berarti kumparan pada rotor ada yang rusak atau sikat-
sikat tidak baik. Bila tidak ada tegangan, ukur tegangan terminal IG.

(6) Ukur tegangan baterai pada terminal IG konektor regulator


 Adanya tegangan menandakan regulator keadaanya kurang baik, tidak
adanya tegangan menandakan kerusakan pada wire harness antara ignition
switch dan konektor regulator.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 64


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

c. Lampu kontrol pengisian menyala redup pada saat mesin berputar

Gejala ini adakalanya menunjukkan adanya


beda tegangan antara terminal L regulator
dengan lampu kontrol pengisian

(1) Periksa sekering Perbaiki atau ganti


Putus
Baik
(2) Periksa rugi tegangan antara
terminal B kunci kontak dan
terminal IG kunci kontak Perbaiki atau ganti
Di atas 0.4 V

Baik

(3) Periksa rugi tegangan antara Perbaiki rangkaian


terminal B alternator dengan kabel bodi
terminal B regulator Di atas 0.4 V

Baik

(4) Periksa kontak-kontak pada relai


tegangan dalam regulator Perbaiki atau ganti
Jelek

(1) Periksa sirkuit lampu charge kemungkinan ada sekering yang putus atau
kontak sekering tidak baik.
 Sekering ini tidak hanya untuk sirkuit lampu charge tetapi juga untuk
melindungi bagian-bagian kelistrikan lainnya.
Pada saat kunci kontak ON, arus akan dialirkan ke bagian-bagian ini. Bila
sekering putus atau kontaknya kurang baik, arus tidak akan mengalir melalui
kunci kontak. Akan tetapi, bila alternator membangkitkan arus, maka voltage
relay akan bekerja dan arus akan mengalir dari terminal L ke bagian-bagian
melalui titik kontak dan lampu charge (charge lamp) dan lampu akan menyala
redup. Lampu akan menyala dan semakin terang bila kecepatan bila
kecepatan mesin ditambah karena tegangan bertambah.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 65


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
(2) Periksa rugi tegangan antara terminal B kunci kontak dan terminal IG kunci kontak
Apabila rugi tegangan yang terukur antara terminal B dan IG kunci kontak terlalu
besar maka akan menyebabkan beda potensial antara terminal L regulator dan
lampu kontrol pengisian sehingga lampu kontrol dapat menyala redup.

(3) Periksa rugi tegangan antara terminal B alternator dengan terminal B regulator
Apabila rugi tegangan yang terukur antara terminal B alternator dan B regulator
terlalu besar maka akan menyebabkan beda potensial antara terminal L regulator
dan terminal B regulator sehingga terjadi aliran arus dari lampu kontrol ke
kumparan regulator tegangan dan lampu kontrol menyala redup. Kondisi seperti
ini akan menyebabkan tegangan regulasi terlalu tinggi karena tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan tidak sama dengan
tegangan output pada terminal B+ alternator

(4) Periksa kontak-kontak pada relai tegangan dalam regulator


Pemeriksaan kontak kontak pada relai tegangan dilakukan dengan mengukur
rugi tegangan antara terminal B regulator dengan terminal L regulator. Apabila
rugi tegangan terlalu besar maka akan menyebabkan beda potensial antara
terminal L regulator dan terminal B regulator sehingga terjadi aliran arus dari
lampu kontrol ke kumparan regulator tegangan dan lampu kontrol menyala redup.
Kondisi seperti ini akan menyebabkan tegangan regulasi terlalu tinggi karena
tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan tidak
sama dengan tegangan output pada terminal B+ alternator

d. Pada saat mesin hidup kadang-kadang lampu kontrol pengisian


menyala

Gejala ini menunjukkan bahwa alternator tidak membangkitkan listrik.


(3) Periksa konektor Perbaiki
Tidak baik
Baik

(2) Periksa regulator Perbaiki atau ganti


Tidak baik
Baik

(1) Periksa alternator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 66


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

1. Periksa konektor alternator dan regulator barangkali ada kontak yang longgar
atau tidak baik.

 Goyangkan konektor alternator dan regulator lambat-lambat, bila lampu


memijar berarti kontak tidak baik.
Bila kontak terminal konektor tidak baik karena getaran, arus yang mengalir
akan terhambat sehingga alternaor tidak dapat membangkitkan tenaga dan
lampu menyala.

2. Periksa kondisi kontak pada masing-masing titik kontak regulator dan tahanan
antar terminal.
 Ukur tahanan antar masing-masing terminal sesuai dengan prosedur yang
ada pada repair manual. Khususnya, periksa kondisi titik kontak kecepatan
tinggi dan resistornya.

7. Periksa kondisi kontak sikat-sikat


 Bongkarlah alternator mengikuti cara yang terdapat pada repair manual dan
periksa keausan sikat-sikat serta kondisi kontaknya terhadap slip ring.
Bila sikat-sikat aus melebihi batas yang diizinkan, tegangan pegas akan
berkurang dan mengakibatkan kontaknya kurang baik. Bila hal ini terjadi, arus
field yang mengalir ke rotor coil akan terhambat dan alternator tidak dapat
membangkitkan tenaga sehingga lampu charge akan menyala.

2. Baterai Lemah (Kosong)

Masalah ini terjadi bila alternator tidak dapat membangkitkan arus yang cukup untuk
pengisian baterai. Akibatnya, mesin tidak dapat distart dengan motor starter dan
lampu-lampu menjadi tidak terang. Akan tetapi, karena alternator masih dapat
membangkitkan arus sedikit, maka lampu charge akan mati setelah mesin hidup.

Karena ada banyak kemungkinan penyebab alternator tidak dapat membangkitkan


arus yang cukup untuk pengisian, harus diikuti prosedur troubleshooting yang tepat.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat bagaimana penggunaan
kendaraan (kondisi pengemudian). Agar alternator dapat mengisi baterai kembali,
kendaraan perlu dijalankan terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Ini
terutama terjadi pada malam hari karena kendaraan terlalu sering digunakan dalam

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 67


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
waktu singkat. Masalah ini juga akan sering terjadi bila kendaraan dilengkapi dengan
banyak kelengkapan (asesoris) yang memakai tenaga listrik. Dalam hal seperti ini
perlu diadakan
penggantian alternator dengan kapasitas yang lebih besar.

(4) Periksa baterai Bersihkan atau diganti


Jelek

(3) Periksa baterai Setel atau diganti


Jelek

(2) Periksa baterai Setel atau diganti


Jelek

(1) Periksa baterai

1.) Periksa kondisi baterai


 Periksa terminal baterai barangkali kotor atau terkena korosi, bila perlu
tambahkan elektrolit.
(Terminal baterai yang kotor atau terkena korosi akan menyebabkan
tahanannya bertambah. Juga bila baterai sudah terlalu tua, pada plate akan
terjadi pembuangan sendiri. Dalam hal ini disarankan untuk mengganti
baterai dengan yang baru).
2.) Periksa kelenturan drive belt (sabuk penggerak)
 Periksa ketepatan kelenturan drive belt alternator
(Drive belt yang longgar akan mengakibatkan slip dan alternator tidak dapat
berputar cepat untuk membangkitkan arus yang cukup. Meskipun
kekerasannya tepat, dapat juga terjadi slip bila sisi-sisinya aus. Bila terjadi
demikian, belt harus diganti).
3.) Periksa tegangan standar dari regulator (tegangan output alternator)
 Periksa bahwa tegangan output alternator(tegangan pada terminal B) berada
pada spesifikasi.
(Bila tegangan alternator kurang dari ketentuan, tegangan tersebut tidak akan
cukup untuk mengisi baterai. Pada kondisi normal tegangan baterai minimal
13V, jadi bila tegangan standar (tegangan output alternator) tidak lebih dari
angka tersebut, maka arus tidak akan mengalir ke baterai. Juga bila tegangan
output terlalu rendah, arus tidak akan dapat mengalir ke lampu besar dan
menyebabkan lampu tidak menyala/redup).
Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 68
PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

4.) Periksa arus output alternator


 Periksa apakah arus output alternator memenuhi spesifikasi. Ada pada
“Pemeriksaan pada kendaraan”.
(Alternator menggunakan diode untuk menyearahkan arus. Bila ada
hubungan singkat (short) atau sirkuit yang putus, seluruh arus yang
dibangkitkan oleh stator coil tidak dapat dialirkan ke baterai).

REFERENSI

Tentu saja, tegangan output alternator dan tegangan netral dapat diukur dengan
voltmeter biasa,
Bila tidak ada masalah dengan diode, tegangan netral pada terminal N adalah
setengah dari tegangan output. Bila tidak , masalahnya terletak pada diode.
Hubungan antara diode yang putus atau short dengan tegangan netral adalah seperti
terlihat pada grafik di bawah.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 69


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
3. Pengisian Baterai Berlebihan

Pengisian baterai yang berlebihan ditandai dengan elektrolit baterai yang terlalu
cepat habis dan perlu ditambahkan elektrolitnya.
Juga, cahaya lampu besar akan berubah-ubah mengikuti rpm mesin. Masalah ini
disebabkan oleh tegangan regulasi yang terlalu tinggi (output alternator). Bila
tegangan regulasi alternator melebihi spesifikasi, pengisian baterai akan terlalu
tinggi, ini menyebabkan baterai panas dan elektrolit cepat habis.

Selanjutnya bila putaran mesin tinggi, akan mengalir arus yang berlebihan ke lampu
besar dan menyebabkan lampu bersinar makin terang. Bila arus tersebut terlalu
tinggi, pada akhirnya lampu akan putus.

Troubleshooting pada kasus ini memerlukan pengukuran pada tegangan output


alternator dan memeriksa/menyetel regulator. Ini terdapat pada “Pemeriksaan pada
kendaraan”.

4. Suara Tidak Normal

Suara-suara yang tidak normal sering terdapat pada alternator. Ada dua jenis suara
yang berlebihan dan harus dipastikan sebelum mulai melakukan troubleshooting.

Tipe pertama, suara mekanisme yang disebabkan oleh drivebelt (sabuk penggerak)
yang slip pada puli alternator atau bearing yang aus atau rusak.

Tipe kedua, suara resonansi magnet.Ini mungkin disebabkan oleh adanya short pada
lapisan stator coil atau diode yang rusak. Bila terjadi resonansi magnet, akan sering
terjadi radio static seirama dengan putaran mesin.
Selain masalah yang disebabkan oleh longgarnya drivebelt, perlu dilakukan
pembongkaran alternator dan memeriksa bagian-bagiannya serta memperbaikinya
bila perlu.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 70


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
MENCARI GANGGUAN PADA ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR
TYPE - M

Sebelum memastikan bahwa kesalahan terletak pada IC regulator, periksalah selalu


sekering, kabel bodi dan konektor (soket).

1. Lampu kontrol pengisian tidak menyala pada saat kunci kontak “ ON “

Apakah mesin dapat start


Ya

Apakah sekering CHG, IG & mesin, Fusible link


utama dan lampu kontrol pengisian normal ?
Ya

Setelah mematikan mesin, lepaskan


konektor 3-pole . Putar kunci kontak “ON”
Ya

Apakah ada tegangan baterai


pada terminal IG konektor Kesalahan kabel rangkaian
Ya

Pada kondisi di atas, hubungankan


terminal L konektor dengan masa

Apakah lampu kontrol menyala Kesalahan kabel


rangkaian atau lampu
Ya

Sambungkan kembali konektor 3 pole

Putar kunci kontak OFF kemudian


putar kembali ke ON dan
goyangkan konektor 3-pole

Apakah lampu kontrol menyala Kesalahan pada


terang atau berkedip konektor 3-pole

Lampu tetap mati (ulangi


2-3 kali

Kesalahan pada regulator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 71


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2. Lampu kontrol pengisian tidak mati pada saat mesin hidup

Lampu kontrol pengisian tidak mati pada saat


mesin hidup
Ya

Tanpa beban, putaran pada 2000 rpm

Lanjutkan ke halaman
Apakah tegangan baterai normal ? berikutnya Tegangan normal
Harga standar: 13,0 – 14,8 volt
Tidak

Tegangan terlalu rendah Tegangan terlalu rendah


13,0 V atau 13,0 V atau
kurang kurang
Ya
Tidak
Apakah ada tegangan baterai Kesalahan kabel Lepaskan konektor 3 pole
pada terminal B ? bodi atau sekering

Lepaskan konektor 3 pole Ada tegangan


baterai pada
terminal S? Tidak
Tidak
Ada teganan pada Kesalahan kabel
Ya
terminal IG dan S ? bodi atau sekering
Ya

Dengan mesin hidup hubungkan Sambungkan kembali konektor


terminal F (regulator) ke masa (**) 3 pole

Apakah tegangan baterai naik ? Putar kunci kontak OFF.


Kemudian start mesin dan
Tidak
goyangkan konektor 3 pole
Tidak
Apakah kontak pada terminal B Kesalahan
alternator normal ? kabel bodi
Ya Apakah tegangan
baterai naik ?
Lepaskan terminal + baterai

Ulangi 2 – 3 kali
Tidak Tidak
Apakah ada hubungan antara Kesalahan
alternator dengan baterai kabel bodi
Kesalahan konektor 3 pole
Ya
Ganti
regulator
Kesalahan
Ya
alternator Apakah lampu kontrol
terus menyala ?

(**) Tegangan akan naik turun tidak teratur, jadi


harus dilakukan dalam waktu yang singkat ( 10
detik ). Bila tegangan naik hingga 15 Volt atau
lebih, hentikan segera.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 72


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Tegangan normal

Lampu kontrol menyala Lampu kontrol menyala


redup redup

Putar kontak “ON” setelah Lepaskan konektor 3 pole


mesin dimatikan setelah mesin dimatikan dan
putar kontak ON

Lampu kontrol menyala terang?


Lampu kontrol menyala terang?
Tidak

Lepaskan konektor 3 inti


Kesalahan
Tidak kabel bodi
Apakah tegangan terminal L Kesalahan
2 volt atau lebih kabel bodi
Apakah tegangan konektor 3 pole normal ?
Ya Terminal S : tegangan baterai
Terminal IG : tegangan baterai
Terminal L : 2 Volt atau lebih
Hubungkan terminal L
dengan masa Tidak

Tidak
Kesalahan
Apakah lampu menyala Kesalahan kabel bodi
terang? kabel bodi Sambungkan kembali
Ya konektor 3 inti

Dengan kunci kontak OFF,


goyangkan konektor 3 pole
kemudian start mesin

Dengan kunci kontak OFF, Ulangi 2-3 kali


start mesin dan goyangkan
konektor 3 pole
Apakah lampu kontrol mati
Ya Tidak (tetap hidup)

Apakah lampu mati atau Kesalahan


berkedip konektor 3 pole Kesalahan konektor
atau kabel bodi
Tidak (terus menyala redup)

Ulangi 2 – 3 kali

Kesalahan
Kesalahan regulator
regulator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 73


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
3. Penggunaan elektrolit berlebihan

Tanpa beban, mesin pada 2000 rpm

Ya
Periksa tegangan baterai. Apakah normal ?
Harga standar : 13.0 – 14.8 volt

Tidak (tegangan terlalu tinggi


lebih dari 14.8 volt Baterai rusak atau
ada kesalahan

Goyangkan konektor 3 pole. Ya Kesalahan kabel


Apakah tegangan naik-turun? bodi

Tidak
Ya
Apakah lampu kontrol menyala ?

Tidak
Ganti regulator
Setelah mesin dimatikan lepaskan
konektor 3 pole dan ukur tahanan
antara terminal S dan terminal positip
baterai
Apakah lampu kontrol pengisian
terus menyala ?
Ya

Apakah tahanan hampir nol ohm ? Tidak


Kesalahan alternator
Hampir sama seperti ada hubung
singkat

Ya

Kesalahan kabel
Kesalahan bodi
regulator

Alternator Nippodenso dengan IC regulator Type M

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 74


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
B. PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN
TUJUAN : mempelajari prosedur pemeriksaan sistem pengisian pada
kendaraan

PERSIAPAN :
 Buku petunjuk perbaikan/servis
 Alat pengukur kekencangan sabuk penggerak
 Pengukur putran mesin
 Multimeter
 Ampermeter ( batas ukur 50 – 100 Amp)
 Baterai Hidrometer

PROSEDUR
Bila alternator pengisiannya terlalu rendah atau terlalu tinggi dan bila diperkirakan
ada kesalahan pada sistem pengisian, alternator atau regulator tidak seharusnya
lansung dilepas dari kendaraan. Terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan di
kendaraan untuk memastikan penyebabnya dari alternator atau regulator, atau ada
penyebab lain. Selanjutnya teknisi harus melakukan pemeriksaan komponen satu
persatu.

ITEM PEMERIKSAAN
1. Periksa berat jenis spesifik baterai
2. Periksa terminal baterai, fusible link dan sekering
3. Periksa drive belt
4. Periksa alternator wiring secara visual dan dengarkan suara-suara yang
abnormal
5. Periksa sirkuit lampu charge
6. Periksa sirkuit pengisian tanpa beban
7. Periksa sirkuit pengisian dengan beban
PERHATIAN PADA SAAT MENANGANI SISTEM PENGISIAN
1. Berhati-hati terhadap polaritas baterai. Usahakan agar tidak menyambung baterai
terbalik
2. Karena tegangan baterai selalu ada pada terminal B alternator, maka terminal B
tidak boleh berhubungan dengan massa
3. Bila baterai diisi cepat dengan quick charger, maka diode dapat rusak. Pastikan
bahwa kabel baterai telah dilepas pada saat menggunakan quick charger
4. Hati-hatilah agar alternator dan bagian-bagian listrik lainnya tidak terkena air
pada saat mencuci kendaraan

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 75


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
5. Mesin tidak boleh diputar bila terminal B alternator dilepaskan. Ini dikarenakan
pada saat seperti itu tidak ada pengaturan tegangan, sehingga tegangan terminal
netral (tegangan pada terminal L) dapat naik dan membakar kumparan relay
6. Masa alternator dan regulator harus baik, bila tidak, dapat terjadi overcharging,
memijarkan lampu atau menggetarkan jarum ammeter dan lain-lain
7. Untuk mencegah suara dan lain-lain, kondenser tidak boleh dihubungkan dengan
terminal F karena ini dapat mengakibatkan kerak pada titik kontak regulator
8. Terminal F dan terminal IG tidak boleh dibalik apapun alasannya, hal ini dapat
mengakibatkan wire harness terbakar
9. Body IC regulator harus mempunyai tegangan massa, pastikan bahwa baut-
bautnya pada alternator kuat dan memperoleh massa.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 76


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

1. PERIKSA BERAT JENIS SPESIFIK


BATERAI
(a) Periksa berat jenis spesifik pada setiap
sel
Berat jenis spesifik standar
Bila terisi penuh (full charged)
pada 20C (68F):1,25-1,27
(b) Periksa banyaknya elektrolit pada tiap sel
Bila kurang, tambahkan air suling (murni)

2. PERIKSA TERMINAL BATERAI, FUSIBLE


LINK DAN SEKERING
(a) Pastikan bahwa terminal baterai tidak
longgar atau karat
(b) Periksa hubungan fusible link dan sekering

1. PERIKSA DRIVE BELT


(a) Periksa belt secara visual kemungkinan
perekat karet di bagian atas dan di bawah
terlepas, terlepasnya inti dari samping belt,
intinya retak, rib terlepas dari karet
perekatnya, rib retak atau cacat, rib robek
atau aus.Bila perlu, ganti belt.

(b) Periksa defleksi belt dengan menekan belt


pada titik yang ditunjukkan dalam gambar
dengan tekanan 10kg (22,0 lb)
Defleksi Drive belt:
Belt baru 5-7 mm (0,20-0,28 In)
Belt lama 7-8 mm (0,28-0,31 In)
Bila perlu, setel kekencangan/defleksi sabuk
penggerak

REFERENSI
Dengan menggunakan SST, periksa kekerasan
drive belt SST 09216-00020 dan 09216-00030
Kekerasan drive belt:
Belt baru 53-73kg
Belt lama 26-46kg
Bila perlu, setel ketegangan drive belt

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 77


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

CATATAN:
 “Belt baru” adalah belt yang telah digunakan
pada mesin hidup selama kurang dari 5
menit
 “Belt lama” adalah belt yang telah digunakan
pada mesin hidup selama lebih dari 5 menit
 Setelah memasang drive belt, periksa
apakah belt terpasang dengan tepat pada
groove
 Periksa dengan tangan untuk memastikan
bahwa belt tidak meleset dari groove pada
bagian bawah puli poros engkol
 Setelah memasang belt, hidupkan mesin
selama kira-kira 5 menit dan periksa kembali
ketegangan atau defleksinya.

4. PERIKSA ALTERNATOR WIRING DAN


DENGARKAN SUARA-SUARA YANG
TIDAK NORMAL
(a) Periksa bahwa wiring dalam keadaan
baik
(b) Periksa bahwa suara-suara tidak
normal pada alternator tidak ada
selama mesin berputar.

5. PERIKSA SIRKUIT LAMPU CHARGE


(a) Hidupkan mesin dan kemudian matikan
(b) Matikan semua asesori
(c) Putar kunci kontak ON dan periksa bahwa
lampu charge menyala
(d) Hidupkan mesin dan pastikan bahwa lampu
charge padam
Bila tidak bekerja seperti yang ditentukan, cari
gangguan pada sirkuit lampu charge

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 78


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

6. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN TANPA


BEBAN
CATATAN: Bila ada baterai/alternator tester,
dihubungkan dengan tester dengan sirkuit
pengisian seperti ditunjukkan pada
manufacturer’s instruction.
(a) Bila tidak ada tester seperti itu, tidak
tersedia hubungkan voltmeter dan ammeter
pada sirkuit pengisian sebagai berikut:
 Lepaskan kabel terminal B alternator dan
sambungkan ke negatif probe pada
ammeter
 Sambungkan test probe dari terminal
positif ammeter ke terminal B alternator
 Sambungkan positif probe pada
voltmeter ke terminal B alternator
 Sambungkan negatif probe voltmeter ke
massa

5. Periksa sirkuit pengisian (charging


circuit) sebagai berikut:
Dengan putaran mesin dari idle sampai
2000 rpm periksa penunjukkan pada
ammeter dan voltmeter.
Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar : 13,8-14,8 pada 25C
(77F)

Bila hasil pembacaan menunjukkan tegangan


tidak seperti standar, setel atau ganti regulator

Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar :
Tipe konvensional
13,8-14,4 V pada 25C (77F)
compact tipe kecepatan tinggi
13,9-15,1 V pada 25C (77F)
13,4-14,4 V pada 115(239F)
Bila tegangannya melebihi harga standar, ganti
IC regulator.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 79


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Bila hasil bacaan tegangannya di bawah
standar, periksa IC regulator dan alternator
sebagai berikut:
 Dengan terminal F dihubungkan pada
massa, start mesin dan periksa penunjukkan
tegangan pada terminal B.

 Bila penunjukkan tegangan lebih besar dari


standar, maka gantilah IC regulator
 Bila penunjukkan tegangan di bawah harga
standar, maka periksalah alternator.

7. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN DENGAN


BEBAN
a. Dengan mesin keadaan berputar pada
2000 rpm, hidupkan lampu besar high-
beam dan heater fan control switch pada
posisi “Hi”.
b. Periksa penunjukkan ammeter.
Ammeter standar : lebih dari 30 A

Bila penunjukkan amper kurang dari 30 A,


lakukan perbaikan pada alternator.
CATATAN: Dengan baterai keadaan full
charged, penunjukkan kadang-kadang di
bawah 30 amper.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 80


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PEMERIKSAAN ALTERNATOR
REGULATOR
1.) LEPASKAN TUTUP ALTERNATOR
REGULATOR

2.) PERIKSA PERMUKAAN TITIK KONTAK;


HANGUS ATAU TIDAK
Bila rusak, ganti regulator

3.) PERIKSA TAHANAN ANTARA TERMINAL-


TERMINAL
(a) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur
tahanan antara terminal IG dan F.
Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0
Tertarik :kira-kira 11

4.) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal L dan E.
Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0
Tertarik : kira-kira 100

5.) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal B dan E.
Tahanan (voltage relay)
Bebas :tak terhingga
Tertarik : kira-kira 100

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 81


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(d) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal B dan L
Tahanan (voltage relay)
Bebas : tak terhingga
Tertarik : kira-kira 0

(e) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur


tahanan antara terminal N dan E
Tahanan : kira-kira 24 
Bila salah satu dari hasil pemeriksaan di atas
tidak sesuai, maka ganti alternator regulator.

4. SETEL VOLTAGE REGULATOR


(a) Setel voltage regulator dengan
membengkokkan regulator adjusting arm
Tegangan kerja relay : 13,8-14,8 V

(b) Setel voltage relay dengan membengkokkan


relay adjusting arm.
Tegangan kerja relay : 4,0-5,8 V

5. PASANG TUTUP ALTERNATOR

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 82


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PEMERIKSAAN IGNITION MAIN


RELAY

(1) PERIKSA HUBUNGAN RELAY


a. Periksa bahwa antara terminal 1 dan 3
ada hubungan
b. Periksa bahwa antara terminal 2 dan 4
tidak ada hubungan
Bila hubungan tidak seperti yang ditentukan,
ganti relay.

(2) PERIKSA KERJA RELAY


a. Berikan tegangan baterai, pada terminal 1
dan 3
b. Periksa bahwa antara terminal 2 dan 4
ada hubungan.
Bila hubungan tidak seperti yang ditentukan,
ganti relay.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 83


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
C. PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KEMBALI

TUJUAN : Mempelajari bagaimana membongkar, memeriksa dan memasang


kembali alternator dan regulator
PERSIAPAN:
 Repair manual (untuk model yang digunakan pada trining)
 SST :
09216-00020 Belt tension gauge
09216-00030 Belt tension gauge cable
09285-76010 Injection pump camshaft bearing cone
(Untuk melepas rotor rear bearing)
09286-46011 Injection pump spline shaft puller
(Untuk melepas rear bearing)
09608-20012 Front Hub  Drive pinion bearing tool set
(Untuk melepas alternator rear bearing)
09820-63010 Alternator pulley set nut wrench set
(Hanya untuk compact alternator)
09820-00021 Alternator rear bearing puller
(Hanya untuk compact alternator)
 Solder listrik
 Circuit tester (volt-ohmmeter, multi-meter)
 Vernier calipers 32,5 mm (1,280 in)
 Kunci momen 1,125 kg-cm (29 ft-lb, 110 N-m)
 High-temperature grease

1. ALTERNATOR DENGAN REGULATOR TEGANGAN


MEKANIS DUA RELAI

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 84


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Sebelum membongkar alternator, lakukan pemeriksaan pendahuluan sebagai berikut.
Hasil pemeriksaan pendahuluan ini akan terbukti membantu pada saat memeriksa
komponen satu persatu.

1. TEST SUARA YANG TIDAK NORMAL

Putar alternator dengan tangan, periksa bahwa putarannya halus dan dengarkan
suara-suara yang tidak normal.

Alternator mempunyai bantalan-bantalan (bearing) di dalamnya, bila bearing tersebut


rusak, maka putarannya tidak akan halus dan akan terdengar suara-suara yang tidak
normal. Anda dapat juga merasakan sikat-sikat dan slip ring yang rusak dengan jalan
memutarkan alternator.

Test semacam ini harus dilakukan juga setelah merakit alternator untuk memastikan
bahwa pemasangannya tepat.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 85


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

2. TEST HUBUNGAN (CONTINUITY TEST)

Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang mengalir sangat kecil pada saat
tester probe berhubungan dengan sirkuit yang ditest, dan harga tahanan sirkuit dapat
diukur oleh arus yang mengalir ini.

SHORT CIRCUIT TEST PADA RECTIFIER SISI NEGATIF

Dengan pemeriksaan hubungan antara terminal N dengan terminal E alternator, akan


dapat ditemukan apakah pada diode negatif terjadi hubungan singkat atau tidak.

Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang sangat kecil akan mengalir
pada saat tester probe berhubungan dengan sirkuit yang ditest dan harga tahanan
sirkuit akan terukur oleh besarnya arus yang mengalir ini.

Bila kedua test probe berhubungan dengan terminal N dan E alternator, maka jarum
tester mungkin bergerak atau tidak tergantung pada ada dan tidaknya arus baterai
yang mengalir.

Terminal positif dari tester dihubungkan pada probe negatif dan terminal negatif dari
tester dihubungkan probe positif. Oleh karena itu, pada saat probe positif menyentuh
terminal N dan probe negatif menyentuh terminal E, akan ada aliran arus baterai dan
jarum akan bergerak ke nol, bila ada hubungan pada semua diode sisi negatif.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 86


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

CATATAN: Besarnya arus, tahanan diode akan berubah-ubah tergantung pada


pemilihan skala circuit tester. Oleh karena itu, sulit untuk mengatakan apakah semi
konduktor seperti diode baik atau tidaknya bila hanya dengan harga tahanan saja.

Sebaliknya, bila pada diode sisi negatif tidak ada hubungan, tidak akan ada arus
baterai yang mengalir pada saat probe negatif disentuhkan dengan terminal N dan
probe positif dengan terminal E. Bila jarum tester bergerak, ini berarti ada arus yang
mengalir, berarti satu diode atau lebih pada sisi negatifnya hubungan singkat.

Bila diode keadaanya normal, arus akan mengalir hanya pada satu arah. Bila arus
mengalir pada kedua arah, ini berarti diode rusak atau disebut hubungan singkat.
Dalam hal lain bila arus tidak mengalir pada kedua arah, disebut bahwa sirkuitnya
terbuka.

SHORT CIRCUIT TEST PADA RECEIFIER SISI POSITIF

Anda dapat menemukannya bila terdapat hubungan singkat pada diode sisi positif
dengan jalan memeriksa hubungan alternator antara terminal N dan B alternator. Bila
semua diode pada sisi positif keadaanya normal, maka jarum tester tidak akan
bergerak bila probe negatif dihubungkan ke terminal B dan probe positif dengan
terminal N. Bila jarum bergerak, berarti ada hubungan, dan menunjukkan bahwa
pada diode sisi positif ada hubungan singkat.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 87


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Bila probe positif dihubungkan pada terminal B dan probe negatif ke terminal N,
maka arus baterai akan mengalir dan jarum tester akan bergerak ke nol pada kondisi
normal. Dengan kata lain, akan ada hubungan antara terminal B dan N

Akan tetapi bila terdapat sirkuit yang terbuka pada seluruh diode sisi positif
(meskipun ini jarang terjadi), maka jarum tester tidak akan bergerak bila probe
dihubungkan ke terminal tersebut. Dalam hal ini, lampu charge akan mati sesaat
setelah mesin hidup tetapi baterai tidak akan terisi karena tidak ada arus output dari
teminal B alternator.

TEST TAHANAN ROTOR COIL

Dengan memeriksa hubungan alternator antara terminal F dan E dapat ditemukan


apakah sirkuit rotor coil terbuka atau tidak, atau baik dan tidaknya kontak antara
sikat-sikat dengan slip ring.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 88


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
Karena arus field (field current) untuk rotor coil mengalir pada sirkuit antara terminal
F dan E, maka harus ada hubungan antara kedua terminal ini dan harga tahanannya
harus sekitar 4 ohm.
Bila tidak ada hubungan, berarti pada rotor coil ada sirkuit yang terbuka atau kontak
antara sikat-sikat dengan slip ring tidak baik.
Pada test ini probe positif dan negatif dapat disentuhkan dengan salah satu terminal
F dan E. Dengan kata lain, karena rotor coil bukan semikonduktor, arus baterai dari
tester akan mengalir pada kedua arah.

ALTERNATOR KONVENSIONAL
KOMPONEN-KOMPONEN

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 89


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
BAGIAN UTAMA DALAM MEMBONGKAR ALTERNATOR

MEMBONGKAR ALTERNATOR
1. LEPASKAN DRIVE END FRAME DAN
ROTOR ASSEMBLY DARI STATOR
(a) Lepaskan ketiga baut pengikat (three
through screw)
(b) Dengan menggunakan obeng/palu,
congkel/pukul drive end frame dan lepaskan
bersama-sama rotor.

PERHATIAN: Jangan mencongkel kawat


kumparan

2. Lepaskan mur pengikat dudukan diode/sikat


kemudian pisahkan rumah altternator bagian
belakang (Rectifier end frame) dari stator.

3. LEPASKAN RECTIFIER HOLDER

Pegang rectifier terminal dengan tang


runcing dan lepaskan timah soldernya.

PERHATIAN: Lindungi rectifier dari panas


karena rectifier sangat peka terhadap panas,
gunakan selalu tang runcing untuk
melindunginya seperti terlihat pada gambar.
Dan juga lakukan penyoderan secepat
mungkin untuk menghidari panas yang
berlebihan.

PEMERIKSAAN ALTERNATOR
Rotor

1. PERIKSA ROTOR KEMUNGKINAN ADA


SIRKUIT YANG TERBUKA
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa
bahwa antara slip ring ada hubungan.
Tahanan standar (dingin)
Tanpa IC regulator : 3,9-4,1
Dengan IC regulator: 2,8-3,0
Bila tidak ada hubungan, maka gantilah rotor.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 90


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

2. PERIKSA APAKAH ROTOR


BERHUBUNGAN DENGAN MASSA
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa
bahwa antara slip ring dengan rotor tidak
ada hubungan. Bila ada hubungan, maka
gantilah rotor.

2. PERIKSA SLIP RING


(a) Periksa bahwa slip ring tidak kasar atau
retak
Bila kasar atau retak, maka gantilah rotor.
(b) Dengan menggunakan kaliper, ukur
diameter slip ring/
Diameter standar : 32,3 –32,5 mm
(1,272 –1,280 In)
Diameter minimum: 32,1 mm (1,264 In)
bila diameternya di bawah minimum, maka
gantilah rotor.

STATOR

1. PERIKSA SIRKUIT YANG TERBUKA


PADA STATOR

Dengan menggunakan ohmmeter, periksa


bahwa antara kawat kumparan terdapat
hubungan.
Bila tidak ada hubungan, maka gantilah
stator.

2. PERIKSA APAKAH STATOR


BERHUBUNGAN DENGAN MASA

Dengan menggunakan ohmmeter, periksa


bahwa antara kawat kumparan dengan
stator core tidak ada hubungan.
Bila ada hubungan, maka gantilah stator.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 91


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Sikat-sikat
1. UKUR PANJANG SIKAT TERPASANG
Dengan menggunakan mistar, ukurlah
panjang sikat terpasang.
Panjang standar
Tanpa IC regulator: 12,5 mm
Dengan IC regulator: 16,5 mm
Panjang minimum: 5,5 mm
Bila panjangnya di bawah minimum, ganti
sikat-sikatnya.

2. BILA PERLU, GANTI SIKAT-


SIKATNYA

(a) Buka soldernya dan lepaskan sikat


dengan pegasnya.
(b) Masukkan kawat sikat ke dalam
pegasnya.
(c) Pasang sikat pada brush holder.

(d) Solderlah kawat sikat pada holder


dengan panjang sikat yang keluar
seperti ketentuan.
Panjang yang keluar:
Tanpa IC regulator : 12,5 mm
Denan IC regulator: 16,5 mm
(0,650 In)
(e) Periksa bahwa sikat dapat bergerak
dengan lembut di dalam holder.
(f) Potong kelebihan kawatnya.

Rectifier (rectifier Holder)

1. PERIKSA RECTIFIER POSITIF


(a) Dengan menggunakan ohmmeter,
hubungkan salah satu test probe pada
tiap terminal rectifier dan yang lainnya
dengan terminal positif.
(b) Balikkan polaritas probe dan ulangi
langkah (a).
(c) Periksa bahwa salah satu menunjukkan
adanya hubungan dan yang lain tidak.
Bila tidak ada hubungan seperti yang
ditentukan, gantilah rectifier holder.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 92


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

2. PERIKSA RECTIFIER NEGATIF


(a) Dengan menggunakan ohmmeter,
hubungkan salah satu test probe pada
tiap terminal rectifier dan yang lainnya
ke terminal negatif.
(b) Balikkan polaritas test probe dan ulangi
langkah (a).
(c) Periksa bahwa yang satu menunjukkan
hubungan dan yang lainnya tidak.
Bila hubungan tidak seperti yang
ditentukan, maka gantilah rectifier holder.

Bantalan-Bantalan

1. PERIKSA REAR BEARING


Periksa bahwa bearing tidak kasar atau
aus.

2. BILA PERLU, GANTI REAR


BEARING
(a) Dengan SST, lepas bearing
SST 09286-46011

(b) Dengan menggunakan press,


pasanglah bearing.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 93


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

MERAKIT ALTERNATOR

1. PASANG RECTIFIER HOLDER PADA


STATOR
Pasang terminal rectifier dengan tang
runcing (needle-nose plier) selama
menyolder kawatnya.
PERHATIAN : Lindungi rectifier dari panas.

2. Pasangkan mur-mur pengikat dudukan


diode pada bagian Rectifier end frame
(rumah alternator bagian belakang)

2. Rakit drive end frame (rumah bagian


depan) dengan rectifier end frame
(rumah bagian belakang)
(a) Gunakan kawat penahan sikat untuk
membebaskan sikat terhadap rotor.
(b) Tekan sikat-sikat sedalam mungkin dan
tahan pada posisi tersebut dengan
memasukkan kawat penahan sikat ke
lubang dalam rectifier end frame sehingga
sikat tertahan dan bebas terhadap rotoe.

(c) Rakit drive end frame dengan rectifier end


frame dengan memasukkan rear bearing
pada rotor shaft ke dalam rectifier end
frame.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 94


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(d) Pasang ketiga baut pengikat (through


screw).

(e) Lepaskan kawat yang menahan sikat-sikat.


(f) Periksa bahwa rotor dapat berputar dengan
lembut.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 95


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
2. ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR DI DALAM (HI-
SPEED COMPACT ALTERNATOR TYPE)

PERSIAPAN

PERALATAN (EQUIPMENT):
1. Ampermeter 0 – 100 A
2. Voltmeter
3. Hidrometer
4. Pengukur kekencangan sabuk penggerak (Belt Tension
Gauge)
5. Kunci momen
6. Vernier Caliper

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 96


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN


1. CEK BERAT JENIS DAN PERMUKAAN
ELEKTROLIT BATERAI
(a) Cek permukaan elektrolit dari setiap sel
Bila kurang, tambahkan air suling (atau
destilasi)
(b) Cek berat jenis dari setiap sel
Berat jenis dari setiap sel
Berat jenis standar pada 20C (68F)
1,250 – 1,270

Bila berat jenisnya kurang dari spesifikasi,


lakukan charge baterai

PETUNJUK : Cek indikator seperti pada


gambar.

2. CEK TERMINAL BATERAI, FUSIBLE


LINK DAN FUSE
(a) Cek bahwa terminal baterai tidak
kendor atau berkarat.
(b) Cek fusible link : H – Fuse dan Fuse
Fusible link: 3,0 W (AE), 2,0 L (AT)
H – Fuse: AM 40 A, AM 30 A, ALT
100 A
Fuse: IGN 10A (AE), IGN 7,5A (AT)
AM: 30A (AT)
GAUGE :10A
ALT-S :7,5A

3. PERIKSA TALI KIPAS


(a) Secara visual, cek adanya keausan yang
berlebihan, terurai dll
Bila ada cacat yang ditemukan, ganti tali
kipas

PETUNJUK: Keretakan yang terjadi pada


sisi rusuk tali kipas adalah wajar. Bila ada
bagian yang terlepas dari rusuk, maka tali
kipas harus diganti.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 97


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
(b) Cek defleksi tali kipas dengan menekan tali
penggerak di bagian seperti yang
ditunjukkan gambar, sebesar 98N (10 kgf;
22 lbf)
Ketegangan tali kipas:
Tali kipas baru
7 – 9 mm (0,28-0,35 in)
tali kipas lama
11,5 – 13,5 mm (0,45 – 0,53 in)
Bila perlu, setel defleksi tali kipas.

(Referensi)
Menggunakan SST, cek ketegangan tali kipas.
SST A 09216 – 00020
SST B 09216 – 00030
Defleksi tali kipas:
Tali kipas baru
70-80 kgf
tali kipas lama
30-45 kgf

Bila ketegangan tali kipas tidak sesuai


spesifikasi ,setel tali kipas.
PETUNJUK:
 “Tali kipas baru” adalah tali kipas yang
telah digunakan kurang dari 5 menit pada
mesin hidup.
 “Tali kipas lama” adalah tali kipas yang
telah digunakan selama 5 menit atau lebih
pada mesin hidup.
 Setelah pemasangan tali kipas, cek bahwa
tali kipas telah terpasang dengan benar
pada alur rusuknya
 Cek dengan tangan, untuk memastikan
bahwa tali kipas tidak slip keluar alur pada
bagian bawah pulley.
 Setelah pemasangan tali kipas baru,
hidupkan mesin selama kira-kira 5 menit
dan cek kembali ketegangan tali kipas.

4. SECARA VISUAL, CEK RANGKAIAN


KABEL ALTERNATOR DAN
DENGARKAN ADANYA KELAINAN
SUARA.
(a) Cek bahwa rangkaian kabel baik
kondisinya
(b) Cek tidak ada kelainan bunyi dari alternator
pada saat mesin hidup.

5. PERIKSA DISCHARGE WARNING LIGHT


CIRCUIT
(a) Putar ignition switch ke posisi “ON”, Cek

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 98


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
bahwa discharge warning light menyala.
(b) Start mesin cek bahwa discharge warning
light padam. Bila kondisi kerjanya tidak
sesuai spesifikasi, lakukan pencarian
gangguan pada discharge warning light
circuit.

6. PERIKSA CHARGING CIRCUIT TANPA


BEBAN

PETUNJUK: Bila tersedia baterai/alternator


tester, hubungkan tester tersebut dengan
charging circuit sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya.
(a) Bila tidak tersedia tester, hubungkan
voltmeter dan ammeter pada charging
circuit sebagai berikut:
 Lepas kabel dari terminal B alternator
dan hubungkanlah dengan kabel
negatif (-) ammeter.
 Hubungkan kabel positif (+) dari ammeter
dengan terminal B alternator.
 Hubungkan kabel positif (+) dari voltmeter
dengan terminal B alternator.
 Hubungkan kabel negatif (-) dari voltmeter
dengan massa.

(b) Cek charging circuit sebagai berikut:


Dengan mesin hidup dari putaran idle
hingga 2000 rpm, cek pembacaan
ammeter dan voltmeter.
Kuat arus standart:
10 A atau kurang
Tegangan standard:
14,0 – 15,0 Volt pada 25C (77F)
13,5 – 14,3 Volt pada 115C
(239F)
Bila pembacaan voltmeter lebih dari
tegangan standart, gantilah IC regulator

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 99


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Bila pembacaan voltmeter kurang dari


tegangan standart, cek IC regulator dan
alternator sebagai berikut:
 Dengan terminal F dihubungkan massa,
start mesin dan cek pembacaan voltmeter
terminal B.

 Bila pembacaan voltmeter lebih dari


tegangan standart, ganti IC regulator.
 Bila pembacaan voltmeter kurang dari
tegangan standart, cek alternator.

7. PERIKSA CHARGING CIRCUIT DENGAN


BEBAN
(a) Dengan mesin hidup pada 2000 rpm, putar
switch high beam light ON dan tempatkan
switch heater blower di posisi “HI”
(b) Cek pembacaan ammeter
Kuat arus standart:
30 A atau lebih.

Bila pembacaan ammeter kurang dari kuat


arus standart, perbaiki alternator.
PETUNJUK: Bila baterai terisi penuh, maka
penunjukan kadangkala dapat kurang dari kuat
arus standart.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 100


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR (HI-SPEED
COMPACT ALTERNATOR)
PEMBONGKARAN DAN PERAKITAN KOMPONEN

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 101


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

PEMBONGKARAN ALTERNATOR

1. LEPAS TUTUP REAR END


(a) Lepas mur dan terminal insulator

(b) (Tipe A)
Lepas tiga mur dan tutup rear end

(c) (Tipe B)
Lepas baut, tiga mur, rectifier plate dan tutup
rear end.

LEPAS BRUSH HOLDER DAN IC


REGULATOR
(a) (TipeB)
Lepas tutup brush holder dari brush holder

(b) Lepas lima sekrup, brush holder dan IC


regulator
(c) (Tipe A)
Lepas tutup brush holder dari brush holder.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 102


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(d) (Tipe B)
Lepas seal plate

3. LEPAS RECTIFIER HOLDER


(a) Lepas empat sekrup dan rectifier holder

(b) Lepas empat rubber insulator

4. LEPAS PULLEY
(a) Tahan SST (A) dengan kunci momen dan
kencangkan SST (B) searah jarum jam
sesuai momen spesifikasi.
SST 09820-63010
Momen: 39 N.m (400 kgf-cm, 29 ft-lbf).
(b) Cek bahwa SST (A) mengikat aman rotor
shaft.

(c) Jepit SST (C) pada vise.


(d) Pasang pulley nut pada SST (C).

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 103


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(e) Untuk mengendorkan pulley nut, putar SST (A)


sesuai arah seperti pada gambar
CATATAN : Untuk mencegah kerusakan rotor
shaft, jangan mengendorkan pulley nut lebih
dari satu setengah putaran.
(f) Lepas alternator dari SST ( C).

(g) Putar SST (B) dan lepas SST (A dan B)


(h) Lepas pulley nut dan pulley

2. LEPAS RECTIFIER END FRAME


(a) Lepas empat mur dan klem kabel.

(b) Menggunakan SST, lepas rectifier end frame


SST 09286 – 46011

(c) (TipeB)
Lepas thrust washer

6. LEPAS ROTOR DAN DRIVE END FRAME

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 104


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN
ALTERNATOR
Rotor
1. PERIKSA ROTOR TERHADAP
HUBUNGAN TERBUKA
Menggunakan ohmmeter, cek adanya
hubungan di antara slip ring
Tahanan standard (dingin)
2,8 – 3,0 Ohm
Bila tidak ada hubungan, ganti rotor.

2. PERIKSA ROTOR TERHADAP HUBUNGAN


MASSA
Menggunakan ohmmeter, cek tidak adanya
hubungan di antara slip ring dan rotor.
Bila ada hubungan, ganti rotor.

3. PERIKSA SLIP RING


(a) Cek bahwa slip ring tidak kasar atau tergores
Bila kasar atau tergores, ganti rotor.
(b) Menggunakan jangka sorong, ukur diameter
slip ring.
Diameter standard:
14,2-14,4 mm (0,559-0,567 in)
Diameter minimum:
12,8 mm (0,504 in)
Bila diameter slip ring kurang dari nilai
minimum, ganti rotor.

Stator (Drive End Frame)


1. PERIKSA STATOR TERHADAP HUBUNGAN
TERBUKA
Menggunakan ohmmeter, cek adanya
hubungan di antara kabel coil.
Bila tidak ada hubungan, ganti rakitan drive
end plate.

2. PERIKSA STATOR TERHADAP HUBUNGAN


MASSA
Menggunakan ohmmeter, cek tidak adanya
hubungan di antara kawat coil dan drive end
frame.
Bila ada hubungan, ganti rakitan drive end
frame..

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 105


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Sikat arang
1. PERIKSA PANJANG BRUSH YANG
MENONJOL
Menggunakan skala, ukur panjang brush
yang menonjol.
Panjang tonjolan standard:
10,5 mm (0,413 in)
Panjang tonjolan minimum:
1,5 mm (0,059 in)
Bila panjang tonjolan kurang dari nilai
minimum, ganti brush(Tipe A) atau rakitan
brush holder (Tipe B).

2. (TIPE A)
BILA PERLU, GANTI BRUSH
(a) Bebaskan solderan dan lepas brush dan
spring
(b) Luncurkan kawat dari brush yang baru
melalui spring dan lubang pada brush
holder, dan masukkan spring dan brush ke
dalam brush holder.

(c) Solder kawat brush pada brush holder


sesuai dengan panjang tonjolan spesifikasi.
Panjang tonjolan:
10,5 mm (0,413 in)
(d) Cek bahwa brush dapat bergerak dengan
lembut di dalam brush holder.
(e) Potong kelebihan kawat
(f) Oleskan cat insulasi pada area solderan.

Rectifier (Rectifier Holder)


(a) Menggunakan ohmmeter, hubungkan satu
tester probe dengan terminal positif (+) dan
yang lainnya dengan setiap terminal rectifier.
(b) Baliklah polaritas dari tester probe dan
ulangi step ( a)
(c) Cek bahwa salah satunya menunjukkan
adanya hubungan dan yang lainnya tidak
ada hubungan.
Bila kondisi hubungan tidak sesuai
spesifikasi, ganti rectifier holder.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 106


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

Tipe A 2. PERIKSA NEGATIF RECTIFIER


(a) Menggunakan ohmmeter, hubungkan satu
tester probe dengan terminal negatif (-) dan
yang lainnya dengan setiap terminal rectifier.
(b) Baliklah polaritas dari tester probe dan
ulangi step (a).
(c) Cek bahwa salah satunya menunjukkan
adanya hubungan dan yang lainnya tidak
ada hubungan.
Bila kondisi hubungan tidak sesuai
spesifikasi, ganti rectifier holder.

TipeB

Bearings
1. PERIKSA BEARING DEPAN
Cek bahwa bearing tidak aus atau kasar.

2. BILA PERLU, GANTI BEARING DEPAN


(a) Lepas empat sekrup, bearing retainer
dan bearing.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 107


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(b) Menggunakan kunci socket dan hydraulic


press, lepas bearing.

(c) Menggunakan SST dan hydraulic press,


pasang bearing yang baru.
SST 09608-20012 (09608-00030).

(d) Pasang bearing retainer dengan empat


sekrup

3. PERIKSA BEARING BELAKANG


Cek bahwa bearing tidak aus atu kasar.

4. BILA PERLU GANTI BEARING


BELAKANG
(a) Menggunakan SST, lepas tutup bearing dan
bearing SST 09820-00021
PERHATIAN: Hati-hati, agar tidak
merusak fan.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 108


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(b) Menggunakan SST dan hydraulic press,


pasang bearing yang baru.
SST 09820-00030

(c) Menggunakan SST, pasang tutup bearing.


SST 09285-76010

PERAKITAN ALTERNATOR

(Lihat Pembongkaran dan Perakitan Komponen)


1. PASANG RECTIFIER END FRAME PADA
PULLEY
2. PASANG ROTOR PADA DRIVE END
FRAME.

3. PASANG RECTIFIER END FRAME


(a) (Tipe B)
Pasang trush washer pada rotor.

(b) Menggunakan kunci socket 29 mm dan


hydraulic press, pasang perlahan-lahan
rectifier end frame.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 109


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(c) Pasang klem kabel dan empat mur

4. PASANG PULLEY
(a) Pasang pulley pada rotor shaft, dengan
mengencangkan pulley nut dengan tangan.
(b) Tahan SST (A) dengan kunci momen, dan
kencangkan SST (B) searah jarum jam
sesuai momen pengencangan SST 09820-
63010
Momen: 39 N.m (400 kgf.cm, 29ft.lbf)
(c) Cek bahwa SST (A) mengikat sempurna
pulley shaft.

(d) Jepit SST ( C) pada Vise


(e) Pasang pulley nut (mur puli) pada SST
(C)

(f) Untuk mengencangkan pulley nut,


putar SST (A) sesuai arah seperti pada
gambar.
Momen : 110 N.m (1,125 kgf.cm, 81
ft.lbf)
(g) Lepas alternator dari SST ( C)

(h) Putar SST (B) dan lepas SST (A dan B)

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 110


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

5. PASANG RECTIFIER HOLDER


(a) Pasang empat rubber insulator pada kawat
pengantar

(b) Pasang rectifier holder sambil


menekannya dengan empat sekrup

6. PASANG IC REGULATOR DAN BRUSH


HOLDER (TipeA)
(a) Pasang tutup brush holder pada brush holder
PERHATIAN: hati-hati akan arah
pemasangan holder.

(b) Pasang IC regulator bersama dengan


brush holder secara horisontal pada
rectifier end frame.

(c) Pasang lima sekrup hingga terdapat


clearance sebesar kira-kira 1 mm (0,04 m)
di antara brush holder dan konektor.

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 111


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(d) Pasang tutup brush holder

Tipe B)
(a) Pasang seal plate rectifier end frame

(b) Pasang IC regulator dan brush holder rectifier


end frame dengan lima sekrup
PERHATIAN: Hati-hati akan arah
pemasangan holder

(c) Pasang tutup brush holder pada brush holder.

7. PASANG TUTUP REAR END

(a) (TipeA)
Pasang tutup rear end dengan tiga mur

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 112


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP

(b) (Tipe B)
Pasang tutup rear end dan rectifier plate
dengan tiga mur dan baut

(c) Pasang terminal insulator dengan mur

8. CEK BAHWA ROTOR BERPUTAR DENGAN


LEMBUT

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 113


PPPGT / VEDC
MALANG SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIP
DAFTAR PUSTAKA

1. Technical Instruction Bosch, alternator, Robert Bosch,Stuttgart


2. Toyota Charging System, GST Notebook
3. Buku manual kendaraan yang digunakan

Buku Informasi : Sistem Pengisian 63 – 16 – 05 114

Anda mungkin juga menyukai