SISTEM KELISTRIKAN
OTOMOTIF
Hasil Pelatihan 6
Topik Pengenalan 6
Keselamatan 7
Prinsip Alternator 15
Kontruksi Alternator 29
Pengatur Tegangan 34
Rancangan Modul
Modul ini dirancang untuk dapat digunakan pada:
pelatihan formal, yang mana pelatihan tersebut disampaikan oleh seorang pelatih
dan/atau
pelatihan mandiri, yang mana pelatihan tersebut dilaksanakan oleh seorang
peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dan
dengan bantuan dari seorang pelatih.
Pengenalan Topik
Keselamatan Umum
Keselamatan Pribadi
3. Emas adalah penghantar yang sangat baik dan sangat berbahaya bila
dipakai. Untuk keamanan saudara lepaskan perhiasan emas dari tangan
saudara, jangan ambil resiko.
Kesimpulan :
Imaks.alt.= Ibeban+Ibaterai
Bila dengan beberapa cara, penghantar dilewatkan melalui garis gaya magnet, maka
dalam penghantar akan terbangkit gaya gerak listrik. Fenomena ini disebut dengan
“Induksi elektromagnet”. Generator menghasilkan gaya gerak listrik dengan cara
induksi elektromagnet dan mengubahnya menjadi tenaga listrik (tegangan dan arus)
N
U
t
Dalam medan magnet dengan densitas yang seragam, besarnya gaya gerak listrik
yang dibangkitkan tergantung pada arah gerakan penghantar meskipun kecepatan
gerakan penghantar konstan.Seperti terlihat pad gambar, sebuah penghantar
digerakkan dari titik A ke B ke C ke D dan kembali ke A.
Bagaimanapun, ia memotong garis gaya magnet hanya pada saat bergerak dari A ke
B dan dari C ke D. Dengan kata lain, meskipun penghantar bergerak dengan
kecepatan yang sama di antara masing-masing titik, gaya gerak listrik akan bangkit
hanya pada saat penghantar bergerak antara A dan B dan antara C dan D
Jadi, bila gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saat penghantar digerakkan
dalam lingkaran dinyatakan dalam sebuah grafik, dapat dilihat bahwa keberadaan
gaya ini secara tetap mengalami perubahan (bertambah dan berkurang).
Selanjutnya, arah arus yang dibangkitkan oleh gaya gerak listrik ini akan berubah
setiap setengan putaran penghantar.
Bila dua buah penghantar disambung ujung ke ujung, maka akan timbul gaya gerak
listrik pada keduanya yang tentu saja ganda. Jadi, semakin banyak penghantar yang
berputar dalam medan magnet semakin besar pada gaya gerak listrik yang
dihasilkan.
Bila penghantar terbentuk dalam satu kumparan jumlah total gaya gerak listrik yang
dibangkitkan akan menjadi lebih besar, demikian juga besarnya tenaga listrik (arus
dan tegangan) yang dihasilkan. Generator membangkitkan tenaga listrik dengan
jalan memutarkan sebuah kumparan di dalam medan magnet. Ada dua macam
listrik, arus searah dan arus bolak-balik dan tergantung pada cara menghasilkan
listrik generator juga dibedakan dalam generator jenis arus searah dan arus bolak-
balik.
Pada saat kumparan berputar, arus yang dihasilkan pada setengah putaran pertama
akan dikeluarkan dari brush pada sisi A, mengalir melalui lampu dan kembali ke
brush pada sisi B.
Pada setengah putaran selanjutnya, arus akan mengalir dari B dan kembali keA.
Dalam model ini, generator arus bolak-balik memberikan arus yang dihasilkan oleh
kumparan dalam medan magnet. Alternator yang digunakan pada sistem pengisian
mobil menggunakan diode untuk mengarahkan arus (mengubahnya menjadi arus
searah) sebelum dialirkan ke sistem pengisian.
ALTERNATOR
PRINSIP ALTERNATOR
MAGNET BERPUTAR DI DALAM KUMPARAN
Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan diputarkan dalam
medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang
arah alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk mengubahnya menjadi arus
searah diperlukan sebuah komutator dan sikat-sikat.
Ini adalah untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator koil.
Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam kumparan. Akan tetapi,
konstruksi armatur akan menjadi rumit dan tidak dapat diputarkan pada kecepatan
tinggi. Kerugian yang lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan
sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya lompatan bunga api.
Listrik dibangkitkan pada saat magnet diputarkan di dalam kumparan dan besarnya
tergantung pada kecepatan putaran magnet. Jadi, melalui proses induksi
elektromagnet, semakin cepat kumparan memotong garis-garis gaya magnet
semakin besar kumparan membangkitkan gaya gerak listrik. Selanjutnya dapat kita
lihat bahwa tegangan berubah-ubah tergantung pada kecepatan putaran magnet.
Untuk memperoleh tegangan yang tetap, maka diperlukan putaran magnet yang
tetap/permanen, ini tidak mungkin dipertahankan karena mesin akan berputar
dengan kecepatan yang tidak tetap sesuai dengan kecepatan kendaraan.
Untuk mengatasi kesulitan ini, sebagai pengganti magnet permanen maka dipakai
elektromagnet untuk mempertahankan tegangan supaya tetap. Elektromagnet, garis
gaya magnetnya berubah-ubah sesuai dengan putaran alternator.
Pada saat magnet berputar di dalam kumparan akan timbul tegangan di antara
kedua ujung kumparan. Ini akan memberikan kenaikan pada arus bolak-balik.
Untuk membangkitkan listrik dengan lebih efisien, alternator mobil menggunakan tiga
kumparan yang dirangkai seperti terlihat pada gambat.
Masing-masing kumparan A, B dan C berjarak 120 .Pada saat magnet berputar di
antara mereka, akan bangkit arus bolak-balik pada masing-masing
kumparan.Gambar menunjukkan hubungan antara ketiga arus bolak-balik dengan
magnet. Listrik yang mempunyai tiga arus bolak-balik seperti ini disebut “arus bolak-
balik tiga fase”, alternator mobil membangkitkan arus bolak-balik tiga fase.
Pembangkit tiga pase dengan satu pasang pol magnet rotor memerlukan 3
pasang pol stator
Rangkaian kumparan stator dapat dibedakan dalam dua rangkaian yaitu rangkaian
segitiga dan rangkain bintang. Dari dua rangkaian tersebut yang paling banyak
diterapkan dalam rangkaian alternator adalah rangkaian bintang.
Kumparan medan
RANGKAIAN SEGITIGA
Kumparan medan
RANGKAIAN BINTANG (Sering dipakai di dalam rangkaian alternator)
U = Up 3 I = Ip
U = Up I = Ip 3
I = Arus alternator
Ip = Arus phase
U = Tegangan alternator
Up = Tegangan phase
+ -
Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas negatif
maka arus terhambat ----- lampu mati
- +
Pengalir : Bila katoda diberi polaritas (+) dan anoda diberi polaritas (-), Maka arus
mengalir ------ Lampu menyala
Dioda memungkinkan arus hanya mengalir pada satu arah. Seperti terlihat pada
gambar, jika dipergunakan enam buah diode, arus bolak-balik tiga fase tersebut
diubah menjadi arus searah dengan jalan penyearahan gelombang penuh. Karena
alternator mobil menggunakan diode yang dipasang di dalam, maka output listrik
adalah arus searah.
C
A B C
B
3 4
3
PENTING
Sebagai alternator dengan kemampuan tinggi menggunakan lebih dari enam diode.
Bila penyambungan baterai terbalik, diode akan rusak dikarenakan aliran arus yang
besar.
3. CARA KERJA
Pada saat tegangan neutral point menjadi lebih tinggi daripada tegangan DC output
atau lebih rendah dari nol volt, arus mengalir melalui neutral point diode dan ini
ditambahkan ke arus ouput.
Grafik”VOLTAGE WAVE APPEARING AT NEUTRAL POINT UNDER LOAD” pada
halaman terdahulu.
Beban
Beban
Keterangan :
1 Rumah bagian belakang 6 Stator
2. Plat dudukan dioda 7 Rotor
3. Diode daya 8 Kipas
4. Diode arus medan 9 Puly
5. Regulator Elektronik 10 Rumah bagian depan
1. ROTOR
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga disebut dengan
rotor coil), slip ring dan rotor shaft.
Field coil digulung dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub
dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet
akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan, salah satu kutub menjadi
kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring/cincin gesek tersebut dari logam
seperti stainless steel dengan permukaan yang berhubungan dengan brush
dikerjakan sangat halus. Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.
3. DIODE
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negatif. Arus
yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada sisi positif
sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi
panas sehingga plat dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah
diode menjadi terlalu panas. Selain enam diode daya pada type lain juga terdapat
tiga diode arus medan.
Diode arus medan berfungsi sebagai catu
daya arus medan (rotor) dan sebagai sumber
tegangan sinyal regulasi (untuk type Bosch
dan Mitshubitsi, untuk type Nippodenso
tegangan sinyal regulasi dari terminal
keluaran B+ alternator
Contoh susunan diode pada alternator type
Bosch yang mempunyai enam diode daya
(a) dan tiga diode arus medan (b)
a
b
Gambar di atas menunjukkan susunan diode yang terdiri dari tiga diode daya positip
dan tiga diode daya negatip serta tiga diode arus medan
Keterangan:
1. Diode daya positip dan negatip
2. Diode arus medan
3. Plat dudukan diode sebagai plat pendingin diode
CATATAN:
Beberapa alternator mempunyai bullt In regulator, seperti IC semi conductor
type.
Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti besi akan
menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.
Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan besarnya arus yang dialiri arus
yang dialirkan pada kumparan di sekeliling inti besi. Dengan kata lain, alternator
dapat menghasilkan tegangan yang tetap dengan jalan mengalirkan arus yang besar
ke kumparan rotor/medan pada saat alternator berputar lambat atau berbeban berat
dan mengurangi arus ke kumparan medan pada saat alternator berputar cepat atau
berbeban ringan.
Regulator mengatur pengaliran arus ke kumparan rotor dengan menarik dan
membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan yang diberikan ke regulator coil.
Pada saat alternator berputar dengan rpm rendah dan tegangan stator coil lebih
rendah dari tegangan baterai, titik kontak yang bergerak akan berhubungan dengan
P, sehingga arus dari baterai akan mengalir ke kumparan rotor melalui P
Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi, tegangan pada kumparan
stator naik melebihi tegangan baterai, tegangan ini dialirkan ke kumparan regulator
sehingga oleh kekuatan tarikan yang lebih besar maka P, akan terputus.
Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P, arus yang ke kumparan rotor melalui
resistor R dan intensitasnya menurun. Jika arus mengalir ke kumparan rotor
berkurang, maka tegangan yang dibangkitkan pada kumparan stator berkurang dan
ini akan mengakibatkan gaya tarik pada kumparan menurun sehingga lengan titik
kontak akan kembali dan berhubungan dengan P. Hal ini akan menaikkan arus yang
mengalir pada kumparan rotor dan kemudian titik kontak akan terputus lagi dari P.
Bila alternator berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, tegangan yang
dibangkitkan oleh kumparan stator akan naik memperkuat gaya tarik pada kumparan
regulator sehingga menghubungkan titik kontak berhubungan dengan P. Akibatnya,
arus yang melalui resistor akan mengalir ke P dan tidak ke kumparan rotor
Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke kumparan rotor, stator tidak dapat
membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan alternator turun dan hubungan
titik kontak P terputus. Sekali lagi tegangan alternator akan naik dan lengan kontak
akan tertarik.
Dengan kata lain, pada saat alternator berputar dengan kecepatan rendah, lengan
kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir ke kumparan rotor
dengan berhubungan dan memutuskan hubungannya dari P. Pada saat alternator
berputar dengan kecepatan tinggi, arus akan dialirkan secara terputus-putus ke
kumparan rotor tergantung apakah lengan kontak berhubungan atau putus dengan
P.
Pada rangkaian ini kerugian tegangan pada kunci kontak tidak berpengaruh terhadap
fungsi sistem pengisian.
Kunci kontak “ON” mesin mati:
Arus medan mula mengalir dari baterai kunci kontak lampu kontrol pengisian
terminal IG/D+ regulator regulator terminal F/DF regulator terminal F/DF
alternator kumparan medan/rotor masa (lampu kontrol menyala).
Mesin hidup:
Arus medan mengalir dari terminal D+ alternator terminal IG/D+ regulator
regulator terminal F/DF regulator terminal F/DF alternator kumparan
medan/rotor masa (lampu kontrol padam).
Tegangan sinyal regulasi mengalir dari terminal D+ alternator terminal Ig/D+
regulator kumparan regulator masa.
Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian
regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan
Cara Kerja:
1. Kunci kontak “ON” mesin mati.
Arus medan mula mengalir dari B+ baterai kunci kontak terminal IG regulator
titik kontak PL1 titik kontak PL0 terminal F regulator terminal F alternator
sikat slip ring kumparan medan/rotor slip ring terminal E alternator
masa, kumparan medan menjadi magnet.
Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu
kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak P0 titik kontak P1
terminal E regulator masa, lampu menyala.
Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal
N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik
kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke
kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda
potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.
Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet
pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL 0 lepas
dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R,
akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL 0 kembali menempel ke kontak PL 1,
arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi kontak PL0 lepas kembali
Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik
diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan
regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator
bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di
tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R
tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan
tetap 14,4 volt.
Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga
bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti
kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik
kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator
turun kontak gerak PL0 lepas kembali arus medan besar lagi tegangan
keluaran naik lagi kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 demikian
seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL 0 dan kontak PL2 sehingga
tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.
1. KARAKTERISTIK HYSTERESIS
Bila kontak gerak berpindah dari titik (sisi) kecepatan tinggi ke titik kecepatan rendah
akan terjadi penurunan tegangan. Ini disebut hysteresis effect.
Bila kontak gerak bekerja baik pada sisi kecepatan tinggi atau kecepatan rendah,
terjadi perubahan pada armature gap dan point gap dan perubahan ini
mengakibatkan kenaikan dan penurunan tahanan magnet. Dan juga, pada saat
moving point berpindah dari sisi kecepatan tinggi ke sisi kecepatan rendah
kemagnetan dari operasi kecepatan tinggi masih terdapat pada inti kumparan selama
waktu yang singkat. Fenomena ini menyebabkan tegangan output alternator
menurun.
PENTING
Biasanya sampai tegangan stabil memerlukan waktu 5 sampai 15 menit. Selama periode
ini regulator tidak boleh disetel.
IC REGULATOR
URAIAN
Baik regulator tipe titik kontak (point type) maupun IC regulator mempunyai fungsi
dasar yang sama: membatasi tegangan yang dikeluarkan alternator dengan
mengatur arus field yang mengalir pada rotor coil.
Perbedaan pokok bahwa, pada regulator IC pemutusan arus dilakukan oleh IC,
sedang oleh relay pada regulator tipe point
REFERENSI
IC (integrated circuit), adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari bagian-
bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, diode, resistor, capacitor dan lain-
lain) yang dipasang atau dibuat pada substrate (bahan dasar semacam circuit
board atau silicon chip).
IC Regulator sangat kompak dan ringan dan mempunyai kemampuan yang tinggi
karena tidak mempunyai titik kontak mekanik. Dibandingkan dengan tipe titik kontak
(point type), ini mempunyai kelebihan sebagai berikut::
KERUGIAN
Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu yang tidak wajar.
Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada saat tegangan output di terminal B rendah,
tegangan baterai mengalir ke base Tr melalui resistor R dan Tr, ON, pada saat itu
arus field ke rotor coil mengalir dari Brotor coilFTrE.
Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu
dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini mencapai tegangan zener, maka
ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr ON dan Tr OFF. Ini akan menghambat arus
field dan mengatur tegangan output.
Tegangan Zener
Bila tegangan yang dialirkan ke zener diode dengan arah maju (pada gambar adalah
dari A ke B), maka arus akan mengalir sama seperti pada diode biasa. Akan tetapi,
bila pada arah mundur (dari B ke A) dialirkan tegangan yang di bawah level, maka
zener diode tidak dapat menjadi penghantar dan arus tidak mengalir.
Perbedaan antara zener diode dengan diode normal adalah bahwa bila pada arah
mundur dialirkan tegangan yang di atas level, zener diode akan menjadi penghantar
dan arus dapat mengalir.
Tegangan dimana zener diode berubah dari non penghantar menjadi penghantar
pada arah mundur disebut “zener breakdown voltage”
PENTING!
Bila beban yang diberikan melebihi kapasitas alternator, maka tegangan output
Akan turun tiba-tiba sama seperti halnya pada regulator jenis titik kontak.Oleh karena
itu, jangan berikan beban yang berlebihan pada saat memeriksa tegangan output.
KEISTIMEWAAN
Arus medan (field current) diatur dengan jalan mengatur bagian massa (terminal F)
kumparan medan dengan menggunakan Tr. Pada saat Tr ON dan sirkuit massa
tertutup, arus perangsang (exiting current) mengalir melalui rotor coil.
Tegangan output alternator dialirkan ke zener diode (ZD) melalui resistor (R). Bila
tegangan outputnya melebihi tegangan tertentu, maka zener diode akan mengalirkan
signal ke Tr. Signal ini akan menghambat sirkuit massa rotor coil lewat Tr.dan Tr.
Fungsi sirkuit A
(a) Selama pengisian pendahuluan arus field, Tr di OFF-kan menghentikan arus
yang mengalir melalui Rd (resistor) untuk mencegah penurunan arus perangsang
pendahuluan(initial exciting current).
(b) Bila tegangan terminal L melebihi sekitar 8 volt, sirkuit A menyebabkan Tr ON-
OFF untuk mengurangi arus yang digunakan oleh Rd.
3) IC REGULATOR TIPE-M
Alternator ini adalah compact alternator dengan neutral point diode. Perbedaannya
antara alternator yang menggunakan IC regulator tipe B ialah adanya tiga buah field
diode dan initial exciting resistor dihapuskan dan IC regulator-lah yang mengatur
arus perangsang (exciting current).
Untuk IC regulatornya dipergunakan IC regulator tipe M multi fungsi.
Untuk IC Regulator tipe M terdiri dari IC campuran yang built-in monolitic intergrated
circuit (MIC). Type M berbeda dengan tipe B, bahwa IC berfungsi sebagai detektor
rotor coil open circuit dan untuk lampu peringatan charge. Dengan ditiadakannya tiga
buah field diode dan initial exciting resistor, sistem pengisian menjadi sederhana.
Pada IC regulator tipe M, lampu charge akan menyala bila terdapat tiga gangguan
berikut
Sirkuit rotor coil terbuka
Sirkuit regulator sensor (terminal S ) terbuka
Tegangan pada terminal turun di bawah 13 V
Karakteristik temperatur dari regulator ini berbeda dari tipe A dan tipe B dalam
tahapannya. Ini meningkatkan kemampuan pengisian.
Tidak ada
tegangan pada
terminal P
Bila alternator mulai membangkitkan arus, maka tegangan terminal P naik, MIC
merubah Trdari ON- OFF putus-putus menjadi terus ON.Ini menyebabkan baterai
mengalirkan arus medan yang cukup ke rotor coil. Oleh karena itu, pembangkitan
arus naik dengan tiba-tiba.
Pada saat tegangan terminal P naik, MIC membuat Tr OFF dan Tr ON.karena
potensial antara kedua ujung lampu warning charge,maka lampu mati.
Bila Tr terus ON dan tegangan terminal S mencapai harga standar, kondisi ini
dideteksi oleh MIC dan Tr1 OFF.
Bila tegangan terminal S turun di bawah harga standar, maka MIC mendeteksi
penurunan ini dan Tr1 ON lagi. Dengan pengulangan proses ini tegangan terminal S
akan terus pada harga standar.
Karena tegangan terminal tinggi, MIC mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON
sehingga lampu warning charge tetap tidak menyala.
Tegangan terminal S
dibawah 14,5 V
MIC DETECTS
ARUS PENGISIAN Tr1: OFF Ada tegangan pada
terminal S
Bila sirkuit regulator sensor terbuka pada saat alternator berputar, “tidak ada input
dari terminal S” yang dideteksi oleh MIC, Tr1 On dan OFF untuk mempertahankan
tegangan terminal B antara 13,3 Volt sampai 16,3 Volt.
Ini mencegah kenaikan tegangan keluaran yang terlau tinggi, dengan demikian akan
melindungi alternator,IC regulator dan komponen-komponen kelistrikan kendaraan.
Tr2 : OFF
Sirkuit regulator MIC DETECT Tr3 : ON
sensor terbuka
Tidak ada
Tegangan terminal P input dari
Lampu kontrol
di atas 16 Volt terminal S pengisian nyala
Ada tegangan
pada
terminal Tegangan terminal P di
bawah 16 Volt
MIC DETECT
Arus pengisian Tr1 : ON
Ada tegangan
pada terminal P
Bila pengisian tidak terus berlangsung maka tegangan baterai tentu akan menurun.
Bila tegangan terminal S ( tegangan baterai ) turun dibawah 13 volt ini akan dideteksi
oleh MIC yang selanjutnya Tr2 OFF dan Tr3 On dan menyebabkan lampu kontrol
pengisian menyala.
Tegangan
Tegangan terminal S di MIC DETECT
terminal P naik
atas 13 Volt
Ada input dari hingga 20 volt
terminal S
MIC DETECT
Ada input dari
terminal S
Tr2 OFF
Lampu kontrol nyala Tr3 ON
Syarat Pengisian
pp
Arus pemakai (Ip) =
14V
625.6 Amp
IP =
14volt
PA = 14 Volt x Ip
Berdasarkan pengalaman teknik dibuat tabel.
Daya pemakai 250 250 350 450 550 675 800
(Pp)
350 450 550 675 800 950
14 Volt
Arus 28 35 45 55 65 75 90
alternator
(IA)
V T
B+
Alternator
A
Baterai
Hasil yang ukur yang baik adalah voltmeter menunjukan 14 volt bersamaan ampermeter
menunjukan 45 amper bikla langsung diukur pada alternator.
Di dalam tehnik dibuat teloransi seperti contoh tabel pengisian alternator:
Jenis alternator Hasil regulasi tegangan (V) Besar arus (A)
6V 6,8 7,2 38 40
40A
12V 13,8 14,5 28 30
30A
28V 27,7 29 43 55
55A
Kehilangan tegangan adalah : Ada tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan saat
sistem bekerja
Contoh kehilangan tegangan :
Kehilangan tegangan pada kabel
Kehilangan tegangan pada saklar
Kehilangan tegangan pada terminal
Pengukuran kehilangan tegangan adalah pada kabel pengisian positif dan massa
yang diukur dengan Voltmeter pada saatarus maksimal
Rangkailah Voltmeter untuk mengukur kehilangan tegangan positif dan massa
V V
Alternator Baterai
Dalam segala masalah bila dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal, harus
ditemukan lokasi penyebabnya dan bagian-bagian yang rusak harus diperbaiki atau
diganti.
Baterai yang lemah sering disebabkan tidak normal pada baterai itu sendiri, misalnya
elektrolit pada sel kurang atau plat-platnya rusak. Atau, dapat juga disebabkan oleh
sabuk penggerak yang kurang baik penyetelannya sehingga terjadi slip.
Akan tetapi, masalah dapat juga timbul disebabkan oleh cara penggunaan
kendaraan. Misalnya bila kendaraan hanya digunakan pada jarak yang dekat. Dalam
kasus seperti ini, arus baterai terlalu sering digunakan untuk memutarkan motor
starter dan pada jarak yang dekat, maka waktu pengisian baterai tidak cukup untuk
mengisi sampai penuh. Hal seperti ini terutama terjadi bila kendaraan digunakan
pada malam hari dimana lampu besar dihidupkan dan menggunakan hampir
keseluruhan arus yang dibangkitkan oleh alternator dan akibatnya pengisian pada
baterai menjadi kurang.
Ganti regulator
1) Periksa kemungkinan ada sekering yang terbakar atau sirkuit lampu charge
kontaknya tidak baik.
2) Periksa kemungkinan konektor regulator longgar atau rusak.
3) Periksa kemungkinan ada hubungan singkat pada diode positif alternator.
Bila lampu warning charge menyala berarti konektor tiga pin (three-pin) pada
alternator terlepas, dan diode terjadi hubungan singkat. (Meskipun hanya ada
satu diode positif yang terjadi hubungan singkat, arus baterai akan mengalir
dari terminal B ke terminal N melalui diode yang rusak. Arus ini akan
menyebabkan voltage relay bekerja, dan moving akan tertarik sehingga
lampu charge tidak menyala).
CATATAN:
Letak kabel bodi (wire harness) tergantung pada kendaraan tetapi
harus diperiksa semua konektor antara kunci kontak dengan regulator.
Gejala ini menunjukkan bahwa alternator tidak membangkitkan arus atau pengisian
berlebihan
Di bawah 13 V
Baik
Baik
Baik
(1) Periksa sirkuit lampu charge kemungkinan ada sekering yang putus atau
kontak sekering tidak baik.
Sekering ini tidak hanya untuk sirkuit lampu charge tetapi juga untuk
melindungi bagian-bagian kelistrikan lainnya.
Pada saat kunci kontak ON, arus akan dialirkan ke bagian-bagian ini. Bila
sekering putus atau kontaknya kurang baik, arus tidak akan mengalir melalui
kunci kontak. Akan tetapi, bila alternator membangkitkan arus, maka voltage
relay akan bekerja dan arus akan mengalir dari terminal L ke bagian-bagian
melalui titik kontak dan lampu charge (charge lamp) dan lampu akan menyala
redup. Lampu akan menyala dan semakin terang bila kecepatan bila
kecepatan mesin ditambah karena tegangan bertambah.
(3) Periksa rugi tegangan antara terminal B alternator dengan terminal B regulator
Apabila rugi tegangan yang terukur antara terminal B alternator dan B regulator
terlalu besar maka akan menyebabkan beda potensial antara terminal L regulator
dan terminal B regulator sehingga terjadi aliran arus dari lampu kontrol ke
kumparan regulator tegangan dan lampu kontrol menyala redup. Kondisi seperti
ini akan menyebabkan tegangan regulasi terlalu tinggi karena tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan tidak sama dengan
tegangan output pada terminal B+ alternator
1. Periksa konektor alternator dan regulator barangkali ada kontak yang longgar
atau tidak baik.
2. Periksa kondisi kontak pada masing-masing titik kontak regulator dan tahanan
antar terminal.
Ukur tahanan antar masing-masing terminal sesuai dengan prosedur yang
ada pada repair manual. Khususnya, periksa kondisi titik kontak kecepatan
tinggi dan resistornya.
Masalah ini terjadi bila alternator tidak dapat membangkitkan arus yang cukup untuk
pengisian baterai. Akibatnya, mesin tidak dapat distart dengan motor starter dan
lampu-lampu menjadi tidak terang. Akan tetapi, karena alternator masih dapat
membangkitkan arus sedikit, maka lampu charge akan mati setelah mesin hidup.
REFERENSI
Tentu saja, tegangan output alternator dan tegangan netral dapat diukur dengan
voltmeter biasa,
Bila tidak ada masalah dengan diode, tegangan netral pada terminal N adalah
setengah dari tegangan output. Bila tidak , masalahnya terletak pada diode.
Hubungan antara diode yang putus atau short dengan tegangan netral adalah seperti
terlihat pada grafik di bawah.
Pengisian baterai yang berlebihan ditandai dengan elektrolit baterai yang terlalu
cepat habis dan perlu ditambahkan elektrolitnya.
Juga, cahaya lampu besar akan berubah-ubah mengikuti rpm mesin. Masalah ini
disebabkan oleh tegangan regulasi yang terlalu tinggi (output alternator). Bila
tegangan regulasi alternator melebihi spesifikasi, pengisian baterai akan terlalu
tinggi, ini menyebabkan baterai panas dan elektrolit cepat habis.
Selanjutnya bila putaran mesin tinggi, akan mengalir arus yang berlebihan ke lampu
besar dan menyebabkan lampu bersinar makin terang. Bila arus tersebut terlalu
tinggi, pada akhirnya lampu akan putus.
Suara-suara yang tidak normal sering terdapat pada alternator. Ada dua jenis suara
yang berlebihan dan harus dipastikan sebelum mulai melakukan troubleshooting.
Tipe pertama, suara mekanisme yang disebabkan oleh drivebelt (sabuk penggerak)
yang slip pada puli alternator atau bearing yang aus atau rusak.
Tipe kedua, suara resonansi magnet.Ini mungkin disebabkan oleh adanya short pada
lapisan stator coil atau diode yang rusak. Bila terjadi resonansi magnet, akan sering
terjadi radio static seirama dengan putaran mesin.
Selain masalah yang disebabkan oleh longgarnya drivebelt, perlu dilakukan
pembongkaran alternator dan memeriksa bagian-bagiannya serta memperbaikinya
bila perlu.
Lanjutkan ke halaman
Apakah tegangan baterai normal ? berikutnya Tegangan normal
Harga standar: 13,0 – 14,8 volt
Tidak
Ulangi 2 – 3 kali
Tidak Tidak
Apakah ada hubungan antara Kesalahan
alternator dengan baterai kabel bodi
Kesalahan konektor 3 pole
Ya
Ganti
regulator
Kesalahan
Ya
alternator Apakah lampu kontrol
terus menyala ?
Tegangan normal
Tidak
Kesalahan
Apakah lampu menyala Kesalahan kabel bodi
terang? kabel bodi Sambungkan kembali
Ya konektor 3 inti
Ulangi 2 – 3 kali
Kesalahan
Kesalahan regulator
regulator
Ya
Periksa tegangan baterai. Apakah normal ?
Harga standar : 13.0 – 14.8 volt
Tidak
Ya
Apakah lampu kontrol menyala ?
Tidak
Ganti regulator
Setelah mesin dimatikan lepaskan
konektor 3 pole dan ukur tahanan
antara terminal S dan terminal positip
baterai
Apakah lampu kontrol pengisian
terus menyala ?
Ya
Ya
Kesalahan kabel
Kesalahan bodi
regulator
PERSIAPAN :
Buku petunjuk perbaikan/servis
Alat pengukur kekencangan sabuk penggerak
Pengukur putran mesin
Multimeter
Ampermeter ( batas ukur 50 – 100 Amp)
Baterai Hidrometer
PROSEDUR
Bila alternator pengisiannya terlalu rendah atau terlalu tinggi dan bila diperkirakan
ada kesalahan pada sistem pengisian, alternator atau regulator tidak seharusnya
lansung dilepas dari kendaraan. Terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan di
kendaraan untuk memastikan penyebabnya dari alternator atau regulator, atau ada
penyebab lain. Selanjutnya teknisi harus melakukan pemeriksaan komponen satu
persatu.
ITEM PEMERIKSAAN
1. Periksa berat jenis spesifik baterai
2. Periksa terminal baterai, fusible link dan sekering
3. Periksa drive belt
4. Periksa alternator wiring secara visual dan dengarkan suara-suara yang
abnormal
5. Periksa sirkuit lampu charge
6. Periksa sirkuit pengisian tanpa beban
7. Periksa sirkuit pengisian dengan beban
PERHATIAN PADA SAAT MENANGANI SISTEM PENGISIAN
1. Berhati-hati terhadap polaritas baterai. Usahakan agar tidak menyambung baterai
terbalik
2. Karena tegangan baterai selalu ada pada terminal B alternator, maka terminal B
tidak boleh berhubungan dengan massa
3. Bila baterai diisi cepat dengan quick charger, maka diode dapat rusak. Pastikan
bahwa kabel baterai telah dilepas pada saat menggunakan quick charger
4. Hati-hatilah agar alternator dan bagian-bagian listrik lainnya tidak terkena air
pada saat mencuci kendaraan
REFERENSI
Dengan menggunakan SST, periksa kekerasan
drive belt SST 09216-00020 dan 09216-00030
Kekerasan drive belt:
Belt baru 53-73kg
Belt lama 26-46kg
Bila perlu, setel ketegangan drive belt
CATATAN:
“Belt baru” adalah belt yang telah digunakan
pada mesin hidup selama kurang dari 5
menit
“Belt lama” adalah belt yang telah digunakan
pada mesin hidup selama lebih dari 5 menit
Setelah memasang drive belt, periksa
apakah belt terpasang dengan tepat pada
groove
Periksa dengan tangan untuk memastikan
bahwa belt tidak meleset dari groove pada
bagian bawah puli poros engkol
Setelah memasang belt, hidupkan mesin
selama kira-kira 5 menit dan periksa kembali
ketegangan atau defleksinya.
Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar :
Tipe konvensional
13,8-14,4 V pada 25C (77F)
compact tipe kecepatan tinggi
13,9-15,1 V pada 25C (77F)
13,4-14,4 V pada 115(239F)
Bila tegangannya melebihi harga standar, ganti
IC regulator.
PEMERIKSAAN ALTERNATOR
REGULATOR
1.) LEPASKAN TUTUP ALTERNATOR
REGULATOR
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Sebelum membongkar alternator, lakukan pemeriksaan pendahuluan sebagai berikut.
Hasil pemeriksaan pendahuluan ini akan terbukti membantu pada saat memeriksa
komponen satu persatu.
Putar alternator dengan tangan, periksa bahwa putarannya halus dan dengarkan
suara-suara yang tidak normal.
Test semacam ini harus dilakukan juga setelah merakit alternator untuk memastikan
bahwa pemasangannya tepat.
Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang mengalir sangat kecil pada saat
tester probe berhubungan dengan sirkuit yang ditest, dan harga tahanan sirkuit dapat
diukur oleh arus yang mengalir ini.
Circuit tester menggunakan baterai kering. Arus yang sangat kecil akan mengalir
pada saat tester probe berhubungan dengan sirkuit yang ditest dan harga tahanan
sirkuit akan terukur oleh besarnya arus yang mengalir ini.
Bila kedua test probe berhubungan dengan terminal N dan E alternator, maka jarum
tester mungkin bergerak atau tidak tergantung pada ada dan tidaknya arus baterai
yang mengalir.
Terminal positif dari tester dihubungkan pada probe negatif dan terminal negatif dari
tester dihubungkan probe positif. Oleh karena itu, pada saat probe positif menyentuh
terminal N dan probe negatif menyentuh terminal E, akan ada aliran arus baterai dan
jarum akan bergerak ke nol, bila ada hubungan pada semua diode sisi negatif.
Sebaliknya, bila pada diode sisi negatif tidak ada hubungan, tidak akan ada arus
baterai yang mengalir pada saat probe negatif disentuhkan dengan terminal N dan
probe positif dengan terminal E. Bila jarum tester bergerak, ini berarti ada arus yang
mengalir, berarti satu diode atau lebih pada sisi negatifnya hubungan singkat.
Bila diode keadaanya normal, arus akan mengalir hanya pada satu arah. Bila arus
mengalir pada kedua arah, ini berarti diode rusak atau disebut hubungan singkat.
Dalam hal lain bila arus tidak mengalir pada kedua arah, disebut bahwa sirkuitnya
terbuka.
Anda dapat menemukannya bila terdapat hubungan singkat pada diode sisi positif
dengan jalan memeriksa hubungan alternator antara terminal N dan B alternator. Bila
semua diode pada sisi positif keadaanya normal, maka jarum tester tidak akan
bergerak bila probe negatif dihubungkan ke terminal B dan probe positif dengan
terminal N. Bila jarum bergerak, berarti ada hubungan, dan menunjukkan bahwa
pada diode sisi positif ada hubungan singkat.
Bila probe positif dihubungkan pada terminal B dan probe negatif ke terminal N,
maka arus baterai akan mengalir dan jarum tester akan bergerak ke nol pada kondisi
normal. Dengan kata lain, akan ada hubungan antara terminal B dan N
Akan tetapi bila terdapat sirkuit yang terbuka pada seluruh diode sisi positif
(meskipun ini jarang terjadi), maka jarum tester tidak akan bergerak bila probe
dihubungkan ke terminal tersebut. Dalam hal ini, lampu charge akan mati sesaat
setelah mesin hidup tetapi baterai tidak akan terisi karena tidak ada arus output dari
teminal B alternator.
ALTERNATOR KONVENSIONAL
KOMPONEN-KOMPONEN
MEMBONGKAR ALTERNATOR
1. LEPASKAN DRIVE END FRAME DAN
ROTOR ASSEMBLY DARI STATOR
(a) Lepaskan ketiga baut pengikat (three
through screw)
(b) Dengan menggunakan obeng/palu,
congkel/pukul drive end frame dan lepaskan
bersama-sama rotor.
PEMERIKSAAN ALTERNATOR
Rotor
STATOR
Sikat-sikat
1. UKUR PANJANG SIKAT TERPASANG
Dengan menggunakan mistar, ukurlah
panjang sikat terpasang.
Panjang standar
Tanpa IC regulator: 12,5 mm
Dengan IC regulator: 16,5 mm
Panjang minimum: 5,5 mm
Bila panjangnya di bawah minimum, ganti
sikat-sikatnya.
Bantalan-Bantalan
MERAKIT ALTERNATOR
PERSIAPAN
PERALATAN (EQUIPMENT):
1. Ampermeter 0 – 100 A
2. Voltmeter
3. Hidrometer
4. Pengukur kekencangan sabuk penggerak (Belt Tension
Gauge)
5. Kunci momen
6. Vernier Caliper
(Referensi)
Menggunakan SST, cek ketegangan tali kipas.
SST A 09216 – 00020
SST B 09216 – 00030
Defleksi tali kipas:
Tali kipas baru
70-80 kgf
tali kipas lama
30-45 kgf
PEMBONGKARAN ALTERNATOR
(b) (Tipe A)
Lepas tiga mur dan tutup rear end
(c) (Tipe B)
Lepas baut, tiga mur, rectifier plate dan tutup
rear end.
(d) (Tipe B)
Lepas seal plate
4. LEPAS PULLEY
(a) Tahan SST (A) dengan kunci momen dan
kencangkan SST (B) searah jarum jam
sesuai momen spesifikasi.
SST 09820-63010
Momen: 39 N.m (400 kgf-cm, 29 ft-lbf).
(b) Cek bahwa SST (A) mengikat aman rotor
shaft.
(c) (TipeB)
Lepas thrust washer
Sikat arang
1. PERIKSA PANJANG BRUSH YANG
MENONJOL
Menggunakan skala, ukur panjang brush
yang menonjol.
Panjang tonjolan standard:
10,5 mm (0,413 in)
Panjang tonjolan minimum:
1,5 mm (0,059 in)
Bila panjang tonjolan kurang dari nilai
minimum, ganti brush(Tipe A) atau rakitan
brush holder (Tipe B).
2. (TIPE A)
BILA PERLU, GANTI BRUSH
(a) Bebaskan solderan dan lepas brush dan
spring
(b) Luncurkan kawat dari brush yang baru
melalui spring dan lubang pada brush
holder, dan masukkan spring dan brush ke
dalam brush holder.
TipeB
Bearings
1. PERIKSA BEARING DEPAN
Cek bahwa bearing tidak aus atau kasar.
PERAKITAN ALTERNATOR
4. PASANG PULLEY
(a) Pasang pulley pada rotor shaft, dengan
mengencangkan pulley nut dengan tangan.
(b) Tahan SST (A) dengan kunci momen, dan
kencangkan SST (B) searah jarum jam
sesuai momen pengencangan SST 09820-
63010
Momen: 39 N.m (400 kgf.cm, 29ft.lbf)
(c) Cek bahwa SST (A) mengikat sempurna
pulley shaft.
Tipe B)
(a) Pasang seal plate rectifier end frame
(a) (TipeA)
Pasang tutup rear end dengan tiga mur
(b) (Tipe B)
Pasang tutup rear end dan rectifier plate
dengan tiga mur dan baut