Mata Pelajaran
Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan
Kompetensi Dasar
3.5. Menerapkan cara perawatan sistem pengapian konvensional
4.5. Merawat berkala sistem pengapian konvensional
SUTRIYONO
2020
1
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
A. Kompetensi Inti
KI (3) : Menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil,
dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2
3.5.2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen sistem pengapian
konvensional
3.5.3. Menejelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional
3.5.4. Menentukan cara perawatan sistem pengapian konvensional
4.5 Merawat secara berkala sistem pengapian konvensional
Indikator :
4.5.1. Melakukan pemeriksaan sistem pengapian konvensional
4.5.2. Melaksanakan perawatan berkala sistem pengapian
konvensional
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan membaca berbagai sumber belajar, peserta didik
kelas XI TKRO dapat:
a) Menjelaskan fungsi sistem pengapian konvensional secara teliti,
santun, dan menghargai pendapat orang lain.
b) Menjelaskan fungsi komponen-komponen sistem pengapian
konvensional secara teliti, santun, dan menghargai pendapat orang
lain.
c) Menenjelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional secara
teliti, santun, dan menghargai pendapat orang lain.
d) Menentukan cara perawatan pengapian konvensional secara teliti,
santun, dan menghargai pendapat orang lain.
2. Setelah berdiskusi dan membaca berbagai sumber belajar serta
disiapkan peralatan dan bahan praktek, peserta didik kelas XI TKRO
dapat :
a) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian konvensional secara
teliti, santun, dan menghargai pendapat orang lain.
b) Melaksanakan perawatan berkala sistem pengapian konvensional
secara teliti, santun, dan menghargai pendapat orang lain.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
KOMPONEN, FUNGSI, DAN CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
A.Deskripsi Singkat
Sistem pengapian pada kendaraan sangatlah berperan sekali dalam
mendukung kinerja sebuah engine pada kendaraan yaitu dalam menyediakan
percikan bunga api bertegangan tinggi untuk membakar campuran bahan bakar
dan udara di ruang bakar. Untuk membahas sistem pengapian konvensioanal
itu apa kita harus mengatahui komponen, fungsi, dan cara kerja sistem
pengapian konvensioal terlebih dahulu sebelum membahas materi sistem
pengapian konvensional yang lebih dalam lagi.
B.Tujuan Pembelajaran
1.Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
mejelaskan fungsi dan komponen sistem pengapian konvensional pada
kendaraan secara mandiri dan kelompok
2.Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menerangkan cara kerja sistem pengapian konvensional pada kendaraan
secara manidiri dan kelompok
C.Materi
1.Tujuan Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada kendaraan mempunyai tujuan atau fungsi
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar
campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
5
2.Fungsi bagian-bagian sistem pengapian konvensional
a. Baterai
Sebagai sumber arus listrik atau menyediakan arus listrik
tegangan rendah
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi
yang diperlukan untuk pengapian.
6
Gambar 1.4. Distributor
7
3) Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada
Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
8
Gambar 1.9 Vacum Advancer
6) Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi.
9
Gambar 1.21 Tutup Distributor
10
3. Cara kerja dan karakteristik sitem pengapian konvensional
a. Koil Pengapian
11
mengalir dan medan magnet hilang memotong coil sekunder
menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan pada secondary
coil menyebabkan penyalaan busi.
Cara Kerja Sistem Pengapian
1) Rangkaian Primer
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah
dari baterai. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
2) Rangkaian Sekunder
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi
yang ditingkatkan oleh coil. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor
—-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —->
Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu
meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda
massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
12
Tegangan Induksi dari Koil
Pengapian 20.000- 30.000
V mengalir ke busi
Kontak
pemutus terbuka
Percikan api
pada celah busi
13
b. Kondensor
14
Cara Kerja Kondensor
1) Tahap 1. Poin Tertutup
Kondensor
15
Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor.
Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan
tegangan coil.
3) Tahap 3.
16
beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor
melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan
efek osilasi
Titik Putar
17
b. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat
diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi
berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia
akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di bakar
- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,
campuran akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder
(pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi
pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada
tekanan kompresi pada rentang kerja engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan
distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran
vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat
dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma
berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan
katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan
menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh
katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada
kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi
pemajuan saat pengapian.
Catatan:
18
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara
otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian
pada setiap rentang kerja engine.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan
distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat
penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer
cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di
sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan
sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk
menyalakan busi.
a.
b.
c.
Keterangan:
a) Kontak Poin Tertutup
19
b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang
dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai
pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di
kompresikan di dalam selinder.
Konstruksi busi
20
Gambar 3.34. Konstruksi Busi
21
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada
pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka
semakin tinggi nilai panas busi.
BAB II
MERAWATAN DAN MENYETEL SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
22
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat
yang terdapat pada kelengkapan kendaraan. Alat dan bahan yang diperlukan
untuk melakukan perawatan antara lain:
1. Bahan : Grease, amplas
2. Alat : Kunci busi, kunci ring 10, 12, 19, obeng (+) dan obeng (-), feeler
gauge, lampu 12V dengan dua kabel, multimeter.
Selain alat tersebut, pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat:
diantaranya: Spark plug cleaner and tester , Spark plug gauge , Tune up tester ,
Timing tester dan condenser tester.
a. Spark Plug Cleaner and tester merupakan alat untuk
membersihkan dan memeriksa busi.
b. Spark plug gauge untuk mengukur dan menyetel celah busi.
c. Tune up tester untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
d. Timing tester untuk mengetahui saat pengapian.
e. Condenser tester untuk memeriksa kapasitas kondensor
23
c. Distributor retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik
d. Kabel busi dari retak atau pemasangan kurang rapat
24
Membersihkan Memeriksa celah Menyetel celah
busi busi
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi
masih baik, namun terdapat kemungkinan saat didalam silinder busi mati karena
busi bekerja peda tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk
mengatasi hal tersebut dibuat Spark plug cleaner and tester.
25
Gambar 43. Spark plug cleaner tester
2. Memeriksa busi
a. Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan
busi tidak tepat ganti ukuran lubang ( diameter lubang yang tersedia untuk
ukuran busi 10mm, 12mm dan 14mm).
b. Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat pecikan api pada celah
jarum, yang dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti
alat berfungsi.
c. Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
d. Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan:
Tekanan 2-3 kg/cm2 : terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
Tekanan 3-4 kg/cm2 : terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan (10)
Tekanan 5 kg/cm lebih : terjadi percikan pada kaca pandang (10).
Bila saat tekanan 2-3 kg/cm2 terjadi percikan api pada kaca pandang (10)
saja berarti busi sudah jelek.
26
Perhatian : Jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat
merusak kabel tegangan tinggi.
27
b. Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang
telah dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas
rotor maka rotor harus segera kembali. Kekocaakan rotor saat diputar tidak
boleh berlebihan.
c. Periksa vacuum advancer dengan cara: lepas slang vacuum, hubungkan ke pompa
vacuum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus
bergerak. Bila tidak mempunyai pompa vacuum dapat dengan cara dihisap
dengan kuat.
28
f. Periksa kebocoran atau hubung singkat dengan menghunungkan (+) koil
dengan bodi. Tahnan harus menunjukkan tak terhingga.
29
a. Putar puli poros engkol sampai rubbing blok pada puncak nok atau platina
membuka maksimal.
b. Periksa kondisi permukaan platina dari kemungkinan aus, terbakar, kontak yang
tidak tepat. Bila terjadi keausan platina, lepas platina dengan melepas sekerup
pengikatnya. Amplas permukaan platina sampai keausan hilang, periksa
ketepatan kontak permukaannya. Membersikan platina juga dapat dilakukan
langsung tanpa melepas dari dudukannya, namun dengan cara ini hasilnya sering
menyebabkan permukaan kontak tidak tepat atau adanya serpian amplas
tertinggal dipermukaan kontak sehingga saat platina menutup tidak ada aliran
listrik akibat terganjal oleh serpian amplas.
30
platina hasilnya dapat berbeda, untuk itu ikuti petunjuk yang diberikan
produsen kendaraan. Kelebihan penyetelan pada celah rubbing blok adalah
permukan kontak platina tidak kotor oleh minyak pada feller gauge, adanya
minyak pada permukaan kontak menyebabkan oksidasi pada permukaan
kontak lebih cepat sehingga usia platina lebih pendek.
a. Pasang dwell tester sesuai petunjuk alat, untuk model 2 kabel maka kabel merah dihubungkan terminal
distributor atau (-) koil pengapina, kabel hitam dihubungkan ke massa.
b. Hidupkan mesin, lihat besar sudut dwell yang ditunjukan oleh alat ukur.
Pada mesin 4 silinder spesifikasi sudut dweel sebesar 52 ± 2 º.
c. Bila sudut dwell terlalu besar, berarti celah platina terlalu sempit. Matikan
mesin, buka tutup distributor, kendorkan mur pengikat platina, stell sudut
dweel dengan menggeser dudukan platina kearah celah platina yang lebih
besar.
31
a. Menyetel menggunakan timing tester
Penggunaan Timing Tester untuk menyetel saat pengapian adalah sebagai berikut:
1) Hidupkan mesin pada putaran stasioner (putaran stasioner 700 rpm,
pengukuran putaran lebih tepat menggunakan tachometer yang terdapat
pada tune up tester gambar di atas).
2) Pasang Timing Tester, dengan menghubungkan alat dengan sumber listrik
yaitu kabel merah (+) pada baterai (+), kabel hitam (-) pada baterai (-) dan
sensor pada kabel tegangan tinggi silinder 1.
3) Tekan tombol pada Timing Tester, arahkan cahaya pada tanda pengapian
(timing mark).
4) Bila saat pengapian tidak tepat, kendurkan baut pengikat distributor, putar
distributor berlawanan arah dengan putaran rotor untuk mengajukan dan
putar searah putaran rotor untuk mengundurkan saat pengapian.
Penyetelan sudut dweel harus dilakukan dahulu setelah itu baru dilakukan
penyetelan saat pengapian. Urutan penyetelan tersebut tidak boleh terbalik, bila
terbalik maka hasil penyetelan saat pengapian akan berubah saat dilakukan
penyetelan sudut dweel. Perubahan hasil penyetelan saat pengapian tersebut
disebabkan saat dilakukan penyetelan sudut dweel akan merubah celah kontak
pemutus arus, celah kontak pemutus arus berubah maka waktu pembukaan
kontak jadi berubah. Celah kontak membesar berarti kontak lebih cepat membuka
maka saat pengapian menjadi lebih maju dan sebaliknya.
32
b. Menyetel saat pengapian tanpa timing light
Penyetelan saat pengapian tanpa timing tester dapat dilakukan, namun akurasi
hasil sangat tergantung dari keterampilan mekanik.
Langkah penyetelan adalah sebagai berikut:
1) Putar poros engkol sampai tepat tanda pengapian, misal saat pengapian 8
sebelum TMA, maka kita tepat engkol pada posisi tersebut.
2) Buka tutup distributor
3) Kendorkan baut pengikat distributor dengan kunci 12 mm
4) Putar kunci kontak ke arah ON,
5) Amati kontak platina, bila kontak platina menutup putar rumah distributor
berlawanan dengan arah putaran rotor sampai platina mulai membuka
sebagai indicator mulai membuka adalah adanya percikan api pada kontak
platina. Sebaliknya bila saat itu kontak platina telah membuka maka putar
rumah distributor searah putaran rotor sampai platina menutup dan putar
balik sehingga platina mulai membuka.
6) Kencangkan kembali baut pengikat distributor.
33
menyebabkan mesin sulit hidup, mesin pincang dan terjadi ledakan di
karburator.
D. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation
coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian
Rangkaian Primer
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
Rangkaian Sekunder
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil. Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor
—-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi
dan menimbulkan percikan bunga api
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat
kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke
dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat
kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360/n
n = jumlah selinder
34
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan
dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran
yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah
kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak
poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum
advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan
meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan
dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu
busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
E. Latihan Soal
1.Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2.Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3.Sebutkan fungsi dan komponen sistem pengapian berikut:
a. c.
b d.
35
Jawaban:
1.Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan
bakar di dalam ruang bakar engine
2.Gambar sistem pengapian konvensional
36
perubahan medan magnet pada inti coil terjadilah induksi diri
sehingga terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dari 12 Volt dari
baterai menjadi 20.000-30.000 Volt mengalir pada kabel tegangan
tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi sesuai urutan
pengapian
5. Pengaruh pengapian tidak tepat
Akibat saat pengapian yang terlalu mundur yaitu tekanan pembakaran
yang dihasilkan akan terjadi jauh sesudah TMA sehingga daya mesin yang
dihasilkan tidak optimal dan pemakaian bahan bakar yang lebih boros.
Waktu pengapian terlalu maju menyebabkan terjadinya knocking atau
detonasi sehingga akan menyebabkan mesin bergetar, daya motor tidak
optimal, mesin menjadi panas dan akan menyebabkan kerusakan pada
komponen-komponen pada mesin, misalnya piston, batang piston,
bantalan dan lain-lain
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
38