Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

MENDIAGNOSIS KERUSAKAN SISTEM PENGAPIAN


KONVENSIONAL
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Diperiksa :

A. Identitas Program Pendidik


Nama Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH 2 BONTOALA
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Konvensional
Materi/Tema : Mendiagnosis Kerusakan Sistem Pengapian Konvensional
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Kelas /Semester : XII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 8 JP x 45 menit (2 Pertemuan)

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi inti
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
(Pengetahuan) pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
: dengan bidang dan lingkup kerja Teknik dan Bisnis Sepeda MotorPada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional..
KI-4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
(Keterampilan) prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
: bidang kerja Teknik dan Bisnis Sepeda Motor Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional

2. KD pada KI keterampilan
4.15 Memperbaiki sistem pengapian konvensional

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.15.1 Menjelaskan peralatan untuk mendiaknosis kerusakan sistem pengapian
konvensional
3.15.2 Menjelaskan pengukuran condensor sistem pengapian konvensional
3.15.3 Menjelaskan cara pengantian platina
2. Indikator KD pada KI Ketrampilan
4.15.1 Mendemonstrasikan cara penggunaan peralatan mendiaknosis kerusakan
4.15.2 Mendemonstrasikan cara pengukuran condensor sistem pengapian
4.15.3 Mendemonstrasikan pengantian platina

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan peralatan mendiaknosis kerusakan sistem
pengapian konvensional dengan penuh percaya diri
2. Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan cara pengukuran condensor sistem
pengapian konvensional dengan menggunakan multitester
3. Melalui diskusi peserta didik dapat mendemonstrasikan penggantian platina pada sistem
pengapian konvensional sesuai dengan SOP
4. Melalui praktik peserta didik mampu mengunakan peralatan mendiaknosis rangkaian primer
menggunakan voltmeter dengan penuh percaya diri
5. Melalui praktik peserta didik mampu mendemonstrasikan pengukuran kondensor sistem
pengapian dengan penuh percaya diri
6. Melalui praktik peserta didik mampu mendemonstrasikan penggantian platina sistem
pengapian konvensional

E. Alat dan Bahan


1. Modul sistem pengapian konvensional
2. Video animasi penggunaan alat ukur timinglight dan dwell tester pada sistem pengapian
konvensional
3. Timing light
4. Dwell tester
5. Multimeter manual dan digital
6. Obeng min dan plus
7. Laptop
8. Proyektor/LCD

Langkah-Langkah Kegiatan

Dengan media video dan gambar peserta didik diharapkan mampu mempraktekkan cara
penggunaan alat ukur untuk mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing kelompok 4 orang
2. Nyalakan unit kendaraan dan analisa trouble pada kendaraan tersebut, setelah dapat
permasalahannya matikan mesin kendaraan tersebut
3. Dalam setiap kelompok membaca literatur dari modul dan buku manual service pengapian
konvensional
4. Silahkan melakukan pengukuran dan mendiagnosa komponen sistem pengapian konvensional
5. Secara kelompok menganalisis hasil pengukuran komponen di unit kendaraan dibandingkan
dengan buku manual service
6. Menganalisis dan mendiagnosa kerusakan pada sistem pengapian konvensional
7. Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil analisa tersebut secara berkelompok
8. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisa dan diskusi dari
pengamatan sistem pengapian konvensional
Pengetesan Komponen Sistem Pengapian

Coil Pengapian

 Pengecekan Lilitan Primer

Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir,
baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan
bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik

Spesifikasi tahanan primer koil :


 Tahanan primer koil dengan internal ballast resistor adalah 1,5 Ω sampai 1,9 Ω
 Tahanan primer koil dengan tanpa internal ballast resistor adalah 1,3 Ω sampai 1,6 Ω

Gambar. Pengujian lilitan Primer

Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.

 Coil Lilitan Sekunder

Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter
(Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu
dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada.
pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.

Gambar Pengujian lilitan sekunder

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap
dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
Spesifikasi tahanan sekunder koil :
 Tahanan sekunder koil dengan internal ballast resistor adalah 13,7 KΩ sampai 18,5 KΩ
 Tahanan sekunder koil dengan tanpa internal ballast resistor adalah 10,7 KΩ sampai 14,5 KΩ

 Pengecekan Massa Isolasi

Lakukan pemeriksaan tahanan pada kedua terminal pada ballast resistor, untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah ini :
Spesifikasi tahanan ballast :
 Tahanan ballast untuk internal ballast resistor adalah 0,9 Ω sampai 1,2 Ω
 Tahanan ballast untuk external ballast resistor adalah 1,1 Ω sampai 1,3 Ω

Gambar Pengujian Massa

Pengujian Hasil Rekomendasi

lilitan primer primer

lilitan primer sekunder

Tahanan/massa

Pemeriksaan kabel tegangan tinggi

Kondisi dari kabel busi ini akan mempengaruhi aliran listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi.
Apabila kondisi kabel tidak baik maka aliran listrik tegangan tinggi yang menuju ke busi juga akan
terganggu.
Oleh sebab itu ketika melakukan servis atau tune up, pemeriksaan kabel busi merupakan salah satu poin
yang terpenting. Adapun langkah-langkah pemeriksaan kabel busi adalah :

Pemeriksaan secara visual


1. Lepas kabel busi. Hati-hati saat melepas kabel busi agar tidak merusak kabel busi.
Periksa secara visual atau dengan penglihatan dari kemungkinan kabel busi mengalami keretakkan,
terbakar atau isolator kabel rusak.

3. Apabila ditemui bahwa kabel busi tersebut retak, terbakar atau isolator rusak maka kabel busi
harus diganti dengan yang baru, jangan menutupnya dengan menggunakan isolasi karena isolasi
tidak akan mampu menahan tegangan tinggi agar tidak bocor.

Pemeriksaan dengan pengukuran


1. Lepas kabel busi.
2. Dengan menggunakan multimeter, setel multimeter pada skala 1 kΩ.
3. Pasangkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel busi.

4. Baca hasil pengukuran pada jarum penunjuk multimeter.


5. Hasil pengukuran tidak boleh melebihi 25 kΩ, apabila hasil pengukuran melebihi 25 kΩ maka
kabel busi memiliki tahanan yang terlalu besar sehingga percikkan api yang dihasilkan oleh busi
akan lemah oleh sebab itu gantilah kabel busi apabila tahanannya melebihi 25 kΩ.
6. Apabila hasil pengukuran tahanan kabel busi kurang dari 25 kΩ maka artinya kabel busi dalam
kondisi baik, namun tahanan kabel busi juga tidak boleh sama dengan 0 kΩ.
7. Lakukan pengukuran tersebut ke semua kabel busi (pada mesin yang memiliki silinder lebih dari
satu).

Hasil pemeriksaan :
hasil

Rekomendasi :
Pemeriksaan distributor

Distributor merupakan salah satu komponen mobil yang sangat penting, tugasnya adalah membagikan
arus bertegangan tinggi dari ignition coil kemudian ke busi masing-masing silinder. Walaupun pada
mobil-mobil keluaran terbaru, komponen yang dihubungkan dengan camshaft ini sudah dihilangkan dan
digantikan dengan ECU.

Pemeriksaan distributor:
1. Lepas tutup distributor beserta dengan kabel tegangan tinggi.
2. Ukur celah antara cam dan rubbing block dengan fuller gauge. Jika celah 0,4 – 0,5 mm artinya
celah tersebut baik. Tapi bila kurang atau lebih dari celah tersebut di atas, maka lakukanlah
penyetelan.

1. Ukur celah antara cam dan pegas peredam. Celah antara cam dan pegas redam harus di antara
kisaran 0,05 – 0,45 mm. Jika hasil pengukuran dengan fuller gauge tersebut menunjukkan lebih
atau kurang dari ketentuan, maka perlu dilakukan penyetelan.

2. Pemeriksaan vakum advancer. Lepas selang dari vakum advancer yang ke mesin. Lalu pasangkan
alat vakum ke saluran A atau B pada vakum advancer tersebut. Jika vakum advancer bergerak
maka vakum advancer baik. Tapi bila tidak bergerak, maka vakum advancer sudah rusak dan

harus diganti.
3. Periksa governor advancer. Pemeriksaan ini cukup menggunakan tangan saja, dengan cara
memutar rotor ke kiri atau ke kanan, tapi jangan dipaksa. Jika rotor setelah digerakkan ke kiri
atau ke kanan, lalu dapat kembali ke posisi semula, artinya governor advancer baik. Tapi bila
tidak bisa digerakkan atau tidak bisa kembali dengan cepat rotor tersebut setelah diputar,

artinya governor advancer sudah rusak.


4. Pemeriksaan terakhir adalah pemeriksaan rotor terhadap porosnya. Pastikan antara rotor
dengan porosnya terpasang dengan kencang atau tidak goyang. Jika goyang, maka rotor harus
diganti.

Pemeriksaan pada distributor ini akan berpengaruh pada sudut dwell dari pengapian. Selain itu timing
pemajuan pengapian dapat berlangsung dengan tepat. Pemajuan pengapian di distributor ini dilakukan
berdasarkan kevakuman dari mesin dan kecepatan putaran mesin. Untuk pembaca kevakuman dari
mesin maka di distributor terdapat komponen vakum advancer. Sedangkan untuk memajukan
pengapian berdasarkan kecepatan mesin, maka di distributor terdapat governor advancer. Sedangkan
untuk penyetelan celah pada platina dan rubbing block tersebut mempengaruhi sudut dwell. Sudut
dwell ini menentukan lama waktu pembukaan platina. Dan secara keseluruhan penyetelan distributor
yang tepat akan mempengaruhi kelangasaman putaran mesin dan akselerasi dari mesin saat peda gas
diinjak.

Hasil pemeriksaan

Hasil :

Rekomendasi

Guru Mata Pelajaran,

Ulrik S. Lily, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai