Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
2. KD pada KI keterampilan
4.15 Memperbaiki sistem pengapian konvensional
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan peralatan mendiaknosis kerusakan sistem
pengapian konvensional dengan penuh percaya diri
2. Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan cara pengukuran condensor sistem
pengapian konvensional dengan menggunakan multitester
3. Melalui diskusi peserta didik dapat mendemonstrasikan penggantian platina pada sistem
pengapian konvensional sesuai dengan SOP
4. Melalui praktik peserta didik mampu mengunakan peralatan mendiaknosis rangkaian primer
menggunakan voltmeter dengan penuh percaya diri
5. Melalui praktik peserta didik mampu mendemonstrasikan pengukuran kondensor sistem
pengapian dengan penuh percaya diri
6. Melalui praktik peserta didik mampu mendemonstrasikan penggantian platina sistem
pengapian konvensional
Langkah-Langkah Kegiatan
Dengan media video dan gambar peserta didik diharapkan mampu mempraktekkan cara
penggunaan alat ukur untuk mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing kelompok 4 orang
2. Nyalakan unit kendaraan dan analisa trouble pada kendaraan tersebut, setelah dapat
permasalahannya matikan mesin kendaraan tersebut
3. Dalam setiap kelompok membaca literatur dari modul dan buku manual service pengapian
konvensional
4. Silahkan melakukan pengukuran dan mendiagnosa komponen sistem pengapian konvensional
5. Secara kelompok menganalisis hasil pengukuran komponen di unit kendaraan dibandingkan
dengan buku manual service
6. Menganalisis dan mendiagnosa kerusakan pada sistem pengapian konvensional
7. Peserta didik menarik kesimpulan dari hasil analisa tersebut secara berkelompok
8. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisa dan diskusi dari
pengamatan sistem pengapian konvensional
Pengetesan Komponen Sistem Pengapian
Coil Pengapian
Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir,
baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan
bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik
Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter
(Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu
dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada.
pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap
dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
Spesifikasi tahanan sekunder koil :
Tahanan sekunder koil dengan internal ballast resistor adalah 13,7 KΩ sampai 18,5 KΩ
Tahanan sekunder koil dengan tanpa internal ballast resistor adalah 10,7 KΩ sampai 14,5 KΩ
Lakukan pemeriksaan tahanan pada kedua terminal pada ballast resistor, untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah ini :
Spesifikasi tahanan ballast :
Tahanan ballast untuk internal ballast resistor adalah 0,9 Ω sampai 1,2 Ω
Tahanan ballast untuk external ballast resistor adalah 1,1 Ω sampai 1,3 Ω
Tahanan/massa
Kondisi dari kabel busi ini akan mempengaruhi aliran listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi.
Apabila kondisi kabel tidak baik maka aliran listrik tegangan tinggi yang menuju ke busi juga akan
terganggu.
Oleh sebab itu ketika melakukan servis atau tune up, pemeriksaan kabel busi merupakan salah satu poin
yang terpenting. Adapun langkah-langkah pemeriksaan kabel busi adalah :
3. Apabila ditemui bahwa kabel busi tersebut retak, terbakar atau isolator rusak maka kabel busi
harus diganti dengan yang baru, jangan menutupnya dengan menggunakan isolasi karena isolasi
tidak akan mampu menahan tegangan tinggi agar tidak bocor.
Hasil pemeriksaan :
hasil
Rekomendasi :
Pemeriksaan distributor
Distributor merupakan salah satu komponen mobil yang sangat penting, tugasnya adalah membagikan
arus bertegangan tinggi dari ignition coil kemudian ke busi masing-masing silinder. Walaupun pada
mobil-mobil keluaran terbaru, komponen yang dihubungkan dengan camshaft ini sudah dihilangkan dan
digantikan dengan ECU.
Pemeriksaan distributor:
1. Lepas tutup distributor beserta dengan kabel tegangan tinggi.
2. Ukur celah antara cam dan rubbing block dengan fuller gauge. Jika celah 0,4 – 0,5 mm artinya
celah tersebut baik. Tapi bila kurang atau lebih dari celah tersebut di atas, maka lakukanlah
penyetelan.
1. Ukur celah antara cam dan pegas peredam. Celah antara cam dan pegas redam harus di antara
kisaran 0,05 – 0,45 mm. Jika hasil pengukuran dengan fuller gauge tersebut menunjukkan lebih
atau kurang dari ketentuan, maka perlu dilakukan penyetelan.
2. Pemeriksaan vakum advancer. Lepas selang dari vakum advancer yang ke mesin. Lalu pasangkan
alat vakum ke saluran A atau B pada vakum advancer tersebut. Jika vakum advancer bergerak
maka vakum advancer baik. Tapi bila tidak bergerak, maka vakum advancer sudah rusak dan
harus diganti.
3. Periksa governor advancer. Pemeriksaan ini cukup menggunakan tangan saja, dengan cara
memutar rotor ke kiri atau ke kanan, tapi jangan dipaksa. Jika rotor setelah digerakkan ke kiri
atau ke kanan, lalu dapat kembali ke posisi semula, artinya governor advancer baik. Tapi bila
tidak bisa digerakkan atau tidak bisa kembali dengan cepat rotor tersebut setelah diputar,
Pemeriksaan pada distributor ini akan berpengaruh pada sudut dwell dari pengapian. Selain itu timing
pemajuan pengapian dapat berlangsung dengan tepat. Pemajuan pengapian di distributor ini dilakukan
berdasarkan kevakuman dari mesin dan kecepatan putaran mesin. Untuk pembaca kevakuman dari
mesin maka di distributor terdapat komponen vakum advancer. Sedangkan untuk memajukan
pengapian berdasarkan kecepatan mesin, maka di distributor terdapat governor advancer. Sedangkan
untuk penyetelan celah pada platina dan rubbing block tersebut mempengaruhi sudut dwell. Sudut
dwell ini menentukan lama waktu pembukaan platina. Dan secara keseluruhan penyetelan distributor
yang tepat akan mempengaruhi kelangasaman putaran mesin dan akselerasi dari mesin saat peda gas
diinjak.
Hasil pemeriksaan
Hasil :
Rekomendasi