Anda di halaman 1dari 64

BAB.

I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul ini berjudul Memperbaiki/Reparasi Power Supply Kecil dipersiapkan untuk siswa
Sekolah menengah Kejuruan Kelompok Rekayasa Teknologi Program Keahlian Audio – Vidio.
Modul ini berkaitan dengan pemahaman tentang ilmu dasar sebuah adaptor baik yang
halfwave maupun yang fullwave, cara menguji dan memeriksa kemudian mengamati gejala
kerusakan kemudian melakukan perbaikan/ reparasi dan memodifikasi serta melakukan
pemeliharaan Catu Daya Arus Searah atau DC. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman
yang memuat intisari materi yang dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan
test tersebut sebagai indikator penguasaan materi. Jawaban test kemudian diklarifikasikan
dengan kunci jawaban. Guna melatih ketrampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa
dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa yang dilakukan secara teori
dan praktek dengan cara menjawab pertanyaan yang ada dan untuk praktik dengan cara
mendemonstrasikan kompetensi yang harus dimiliki. Sedangkan guru/instruktur menilai
berdasarkan lembar observasi yang ada sehingga dapat diketahui apakah siswa tersebut
sudah mempunyai kompetensi Memperbaiki/reparasi power supply kecil dengan sub
kompetensi sebagai berikut:
1. Menguasai ilmu dasar adaptor
2. Menguasai troubleshooting dan reparasi adaptor
3. Memodifikasi adaptor

B. PRASYARAT

Untuk menguasai kompetensi Memperbaiki/reparasi power supply kecil dengan kode: ELKA
MR-PS.001.A, peserta didik dipersyaratkan menyelesaikan modul dengan kompetensi
Menguasai teori dasar elektronika dengan kode: ELKA– MR.UM.001.A dan modul dengan
kompetensi Menggunakanalat/instrument Bantu keperluan pengukuran dengan kode: ELKA-
MR.UM.005.A

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 1
1. Petunjuk bagi peserta diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat
bertanya pada guru atau instruktur yang mengacu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut
ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan
yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru
atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu
kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 2
D. TUJUAN AKHIR

Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan imajinasi psikomotorik
seperti unit kompetensi maka peserta diklat diharapkan:
1. Menguasai Ilmu dasar adaptor
a. Memahami Komponen pendukung sebuah adaptor
b. Memahami jenis-jenis adaptor
c. Memahami prinsip kerja sebuah adaptor.
2. Menguasai troubleshooting dan reparasi adaptor
a. Memeriksa dan menguji sebuah adaptor
b. Mengamati gejala kerusakan dan mengalokasi kerusakan
c. Menganalisa dan memperbaiki kerusakan

3. Memodifikasi adaptor
a. Membuat adaptor dengan output tegangan yang bermacam-macam
b. Mempertinggi atau memperendah tegangan output sebuah adaptor
c. Menggantikan battery dengan sebuah adaptor

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 3
E. STANDAR KOMPETENSI

PROGRAM DIKLAT: Memperbaiki/Reparasi Power Supply Kecil


KODE : ELKA-MR.PS.001.A
ALOKASI WAKTU : 40 Jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI A B C D E F G
KUNCI 1 1 1 1 1 1 1

Unjuk kerja di atas bisa dipertunjukkan dengan bantuan tersedianya:


1. Shcematic diagram untuk perbaikan sistem adaptor sederhana
2. Buku service manual atau literatur yang sesuai dengan merek tipe
KONDISI KINERJA masing-masing sistem power supply
3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan:
Peralatan umum perbaikan elektronika sistem adaptor meliputi: Toolkit,
Multitester (AVO meter)

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN


KOMPETENS LINGKUP
KRITERIA KINERJA SIKAP PENGETAHUA KETERAMPILA
I BELAJAR
N N
1. 1.1. Dijelaskan prinsip kerja Reparasi Teliti Penyearah
Menguasai sebuah adaptor ac; Power Supply halfwave,
ilmu dasar halfwave, fullwave, ripple, Kecil (Adaptor fullwave, ripple.
adaptor dst. Dinding)
Rating (batasan
1.2. Dijelaskan tentang rating kerja
(batasan kerja maksimum) dari
maksimum) dari sebuah sebuah adaptor,
adaptor Transformator
1.3. Dijelaskan kenapa adaptor Teknologi
umumnya menggunakan Adaptor
transformer yang berat
1.4. Dijelaskan bagaimana
teknologi untuk membuat
adaptor yang kompak

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 4
SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN
KOMPETENS LINGKUP
KRITERIA KINERJA SIKAP PENGETAHUA KETERAMPILA
I BELAJAR
N N
2. 2.1. Diperagakan Reparasi Teliti dalam Adaptor Memeriksa dan
Menguasai cara memeriksa dan Power Supply Memeriksa menguji sebuah
Troubleshootin menguji sebuah adaptor Kecil (Adaptor dan menguji adaptor.
g dan reparasi Dinding) sebuah
2.2. Dijelaskan Menggunakan
adaptor bagaimana cara adaptor. tester saku atau
menggunakan tester saku Menggunaka polarity
atau polarity checker n tester saku checker.
2.3. Diperagakan atau polarity Membuka dan
checker. melihat isi
cara membuka dan
melihat isi sebuah adapter Membuka sebuah adaptor
dan melihat Mengganti
2.4. Diperagakan
isi sebuah komponen
tata-cara penggantian adaptor
komponen rusak rusak
Mengganti Menentukan
2.5. Dijelaskan komponen
bagaimana menentukan polaritas dari
rusak adaptor ac
polaritas dari adaptor ac Menentukan
polaritas dari
adaptor ac
3. 3.1. Dijelaskan bagaimana Reparasi Penyearah, Membuat
Memodifikasi membuat adaptor dengan Power Supply Filter, dan adaptor dengan
adaptor output tegangan yang Kecil (Adaptor regulator output
bermacam-macam Dinding) tegangan tegangan yang
3.2. Dijelaskan bagaimana bermacam-
mempertinggi atau macam
memperen-dah tegangan Mempertinggi
output sebuah adaptor atau
memperen-dah
3.3. Dijelaskan bagaimana
tegangan
menggantikan battery
output sebuah
dengan sebuah adaptor adaptor
Dijelaskan bagaimana Menggantikan
mengubah tegangan ac battery dengan
menjadi tegangan dc sebuah adaptor
Dijelaskan cara
menambahkan regulator
pada sebuah adaptor atau
battery

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 5
F. CEK KEMAMPUAN SISWA

Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta diklat miliki, maka
berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.

Saya dapat
melakukan
pekerjaan ini
Kompetensi Pernyataan
dengan kompeten
Y
Tidak Jika, Ya
a
1. Menguasai Ilmu  Saya dapat menjelaskan Kerjakan
Dasar Adaptor pengertian adaptor √ tes
 Saya dapat menjelaskan formatif 1
komponen pendukung
adaptor
 Saya dapat menjelaskan
system penyearahan suatu
adaptor
2. Menguasai  Saya dapat memeriksa dan Kerjakan
troubleshooting dan menguji sebuah adaptor √ tes
reparasi adaptor  Saya dapat mengamati formatif 2
gejala kerusakan dan
mengalokasi kerusakannya
 Saya dapat menganalisa dan
memperbaiki sebuah adaptor

3. Memodifikasi  Saya dapat membuat Kerjakan


Adaptor adaptor dengan batasan √ tes
tegangan output tertentu formatif 3
 Saya dapat membuat
adaptor dengan output
ganda.
 Saya dapat membuat
adaptor dengan output
bervariasi.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 6
BAB. II
PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA

Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru. Rencana belajar tersebut
adalah sebagai berikut:
NAMA SISWA : ……………………………………….
TINGKAT/KELAS: ……………………………………….

Tempat Paraf
No Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Guru
1. -Memahami pengertian dan
kegunaan suatu adaptor
-Memahami prinsip kerja
komponen pendukung
suatu adaptor
-Menjelaskan system

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 7
penyearahan suatu adaptor

2.  memeriksa dan menguji


sebuah adaptor
 mengamati gejala
kerusakan dan
mengalokasi kerusakan
 menganalisa dan
memperbaiki sebuah
adaptor

3.  membuat adaptor dengan


batasan tegangan output
tertentu
 membuat adaptor dengan
output ganda.
 membuat adaptor dengan
output bervariasi.

MENGUASAI ILMU DASAR ADAPTOR

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 8
a. Tujuan Kegiatan pembelajaran

Setelah menyelesaikan pelajaran ini peserta dapat:


1. Menjelaskan kegunaan adaptor
2. Menghitung tegangan dan arus beban.
3. Menghitung tegangan dan arus dioda.
4. Menentukan batas tegangan balik (revers) dioda dalam rangkaian penyearah setengah
gelombang dan gelombang penuh.
5. Membuat hubungan rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh.

b. Uraian Materi

1) ADAPTOR/CATU DAYA
Adaptor/catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan
tegangan atau daya kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan
DC agar dapat beroperasi. Rangkaian pokok dari catu daya tidak lain adalah suatu
penyearah yakni suatu rangkaian yang mengubah sinyal bolak-balik (AC) menjadi sinyal
searah (DC). Sumber daya diperoleh dari baterai, solar sel, generator AC/DC, dan jala-
jala listrik PLN.
Berbagai sumber daya tersebut akan kita bahas salah satunya type catu daya yang terjadi
melalui suatu proses pengubahan dari tegangan AC ( bolak-balik) ke DC (searah ). Proses
pengubahan dimulai dari penyearahan oleh diode, penghalusan tegangan kerut ( Ripple
Voltage Filter) dengan menggunakan condensator dan pengaturan (regulasi) oleh
rangkaian regulator. Pengaturan meliputi pengubahan tingkat tegangan atau arus. Pada
teknik regulasi pada pembuatan catu daya, kita mengenal teknik regulasi daya linier dan
teknik regulasi switching.

2) DIODA SEBAGAI PENYEARAH

Dioda semikonduktor

Bahan dasar yang banyak digunakan untuk membuat piranti elektronik adalah bahan
semikonduktor germanium (Ge) dan silikon (Si), yang mana kedua bahan ini mempunyai
elektron valensi yang sama.
Sambungan bahan semikonduktor P dan N mendasari suatu piranti elektronik aktif yang
disebut sebagai Dioda.
Dioda mempunyai elektroda Anoda yang berkutub positif dan elektroda Katoda yang
berkutub negatif. Simbol dioda diperlihatkan seperti pada gambar 1.1.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 9
Gambar 1.1 Simbol Dioda

a. Bias Maju Dioda

Jika anoda dihubungkan pada polaritas positif batere, sedangkan katoda pada
polaritas negatif seperti gambar 1.2, maka keadaan dioda disebut arah maju (forward-
bias) aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian
tertutup

Gambar 1.2 Bias maju-Saklar on

I
Forward

U
Gambar 1.3 Kurva Hubungan arus dan tegangan bias maju

b. Bias Mundur Dioda

Jika katoda dihubungkan pada polaritas positif batere, sedangkan anoda pada
polaritas negatif seperti gambar 1.4, maka keadaan dioda disebut arah mundur
(reverse-bias) dan aksinya sama dengan rangkaian terbuka.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 10
Gambar 1.4 Bias mundur –Saklar off

Sebagai sifat dioda, pada saat reverse, nilai tahanan dioda relatif sangat besar dan
dioda ini tidak dapat menghantarkan arus. Gambar 1.5 memperlihatkan kurva pada
saat reverse. Harga-harga nominal baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui,
karena akan mengakibatkan rusaknya dioda.
-U

Reverse

-I

Gambar 1.5 Kurva Hubungan arus dan tegangan bias maju.

Secara umum dioda digunakan sebagai penyearah (rcctifier) arus/tegangan arus bolak
balik (AC) satu fasa atau tiga fasa kedalam bentuk gelombang arus searah (DC).
Pada dasarnya penyearahan ini ada dua macam yaitu:
1. Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier)
2. Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier)

3) PENYEARAH (RECTIFIER)

Tegangan arus searah biasanya dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan


elektronik, misalnya pesawat amplifier, peralatan kontrol elektronik, peralatan
komunikasi dan sebagainya.
Catu daya arus searah (DC) dapat diperoreh dari batere atau dari sumber daya listrik
220/240 Volt Ac 50 Hz yang dirubah menjadi arus searah melalui rangkaian penyearah
(rectifier).
Pada sistem rangkaian penyearah ada 4 fungsi dasar yang dibahas, yaitu:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 11
1. Tranformasi tegangan yang diperlukan untuk menurunkan tegangan yang
diinginkan.
2. Rangkaian penyearah, rangkaian ini untuk mengubah tingkat tegangan arus bolak
balik ke arus searah.
3. Filter, merupakan rangkaian untuk memproses fluktuasi penyearahan yang
menghasilkan keluaran tegangan DC yang lebih rata.
4. Regulasi, adalah parameter yang sangat penting pada catu daya dan regulator
tegangan dengan bahan bervariasi.

3.1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Contoh sederhana rangkaian penyearah setengah gelombang diperlihatkan seperti


gambar 1.6

Us Diode

+
Time Us RL

common
Gambar 1.6 Rangkaian Penyearah setengah gelombang

Jika dioda dalam kondisi menghantar (conduct) pada setengah perioda positif, dioda
tersebut pada keadaaan forward biased sehingga arus mengalir dan melewati tahanan
beban RL.
Pada saat setengah perioda negatif, dioda bersifat menghambat (reverse biased) nilai
tahanan dioda sangat tinggi dan dioda tidak menghantar.
Secara praktis, tegangan keluaran (UL) hampir sama dengan sumber Us
Drop tegangan pada dioda lebih kurang 700mV.
Gambar 1.7 memperlihatkan bentuk gelombang proses penyearahan setengah
gelombang.

3.2 PENYEARAH GELOMBANG PENUH

Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara.


Cara pertama memerlukan transformator sadapan pusat (Centre Tap-CT).

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 12
Cara yang lain untuk mendapatkan keluaran (output) gelombang penuh adalah
dengan menggunakan empat dioda disebut penyearah jembatan (rectifier bridge).

3.2.1 Rangkaian Penyearah Centre Tap

Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator sadapan pusat


(Center Tap) diperlihatkan seperti gambar 1.10 dan 1.11

D1
A

D2 R
L

Gambar 1.10 Penyearah dengan Trafo CT

Bila U1 dan U2 mempunyai polaritas, ujung A berpolaritas positif dan ujung B


berpolaritas negatif. Pada saat ini D1 menghantar (conduct) sedangkan D2 tidak
menghantar (reverse biased).
Pada saat A berpolaritas negatif , sedang B berpolaritas positif, pada saat ini D 2
menghantar sedangkan D1 tidak menghantar. Bentuk gelombang input dan output
ditunjukkan seperti terlihat pada gambar 1.11

Gambar 1.11 Bentuk gelombang Penyearah gelombang penuh

Harga tegangan dapat dihitung:


Ueff = 0,707 x Um
Udc = 0,636 x Um

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 13
Harga arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Um
Im = ---------
RL

Udc
Idc = ----------
RL

3.2.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan

Rangkaian penyearah ini memerlukan empat buah dioda yang dipasang dengan
konfigurasi jembatan seperti terlihat pada gambar 1.13

a) b)
A +
Bridge
D1 D2 rectifier

- + RL -
B D3 D4 120 Ώ

Gambar 1.13 Rangkaian penyearah sistem jembatan

Pada saat terminal A positif dan terminal B negatif , dioda-dioda D 2 dan D3 berada
dalam kondisi menghantar seadangkan D4 dan D1 tidak menghantar.
Pada saat terminal A negatif dan B positip , dioda yang menghantar adalah D 4 dan
D1, sedang D2 dan D3 tidak menghantar.
Dengan demikian setiap setengah perioda tegangan bolak balik ada dua dioda yang
menghantar (conduct) secara bersamaan dan dua buah dioda lainnya tidak
menghantar sehingga menghasilkan bentuk gelombang penuh.
Tegangan rata-rata (Udc) sama dengan sistem penyearah dengan menggunakan
trafo CT.

Bentuk gelombang keluaran (output) terlihat seperti gambar 1.14.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 14
a. Kelebihan sistem jembatan terhadap sistem trafo CT adalah adanya dioda yang
tersambung seri sehingga masing-masing dioda dapat menahan tegangan balik
maksimumnya.

Contoh soal
Dari gambar 1.15 tentukan:
a. Um tegangan sekunder trafo
b. Um pada beban jika drop tegangan dioda 0,7 volt
c. Udc pada beban
d. Im dan Idc

Us RL
15 V
200Ω

Gambar 1.15 Hububungan Beban Pada Penyearah Gelombang Penuh

Penyelesaian:
a. Um pada sekunder
Um = 1,414 x Us
= 1.414 x 15
= 21,211 volt

b. Um pada beban RL
Um (beban) = 21,21 – (2 x x0,7)

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 15
= 19,81 volt

c. Tegangan rata-rata:
Udc = 0,637 x Um (beban)
= 0,637 x 19,81
= 12,64 volt

Um
d. Im = --------
RL
19,81
= ----------- = 99,1 mA
200

Udc
Idc = -------
RL
12,56
= ------------ = 63,2 mA
200

4) FILTER

Penyearah tanpa filter menghasilkan keluaran sinyal output yang berupa pulsa.
Walaupun nilai rata-rata dari sinyal ini tidak nol, akan tetapi sinyal ini masih belum
dapat dipakai sebagai sumber daya atau catu daya untuk peralatan elektronika seperti
pesawat radio, tape, komputer dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan rangkaian
tambahan untuk lebih menghaluskan atau meratakan sinyal keluaran tersebut.
Rangkaian ini disebut dengan filter.
Setiap gelombang keluaran hasil penyearahan baik yang tanpa filter maupun yang
dengan filter terdiri atas komponen DC dan komponen AC (ripel). Akan tetapi sumber
tegangan baterai/accu tidak mempunyai komponen AC. Semakin baik kualitas suatu
catu daya berarti semakin kecil perbandingan antara nilai komponen AC (ripel) terhadap
komponen DC. Ukuran ini disebut dengan istilah faktor ripel (r).

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 16
tegangan ripel (rms)
r = ------------------------------------
tegangan dc

Ur (rms)
r = ----------------------- x 100 %
U dc

Faktor lain yang juga penting dalam menentukan kualitas suatu catu daya adalah
regulasi tegangan (V.R.). Tegangan keluaran suatu catu daya dalam keadaan ada
beban cenderung lebih kecil dibanding dengan tegangan keluaran dalam keadaan tanpa
beban. Semakin kecil perbedaan tersebut, semakin baik kualitas suatu catu daya.
Demikian pula sebaliknya, semakin besar perbedaan tersebut, semakin jelek kualitas
suatu catu daya. Regulasi tegangan bisa didefinisikan sebagai berikut.

Udc tanpa beban – Udc beban penuh


U.R. = -------------------------------------------------
Udc beban penuh

UNL – VFL
% U.R. = ----------------- x 100 %
VFL

Suatu penyearah tanpa filter akan menghasilkan tegangan keluaran yang juga terdiri atas
komponen DC dan komponen AC (ripel). Penyearah setengah gelombang menghasilkan
tegangan DC dan AC sebesar:
Udc = 0,318 Vm
Ur(rms) = 0,385 Vm
Oleh karena itu faktor ripel (r) dari penyearah setengah gelombang adalah:
r =121 %
Sedangkan Penyearah gelombang penuh menghasilkan tegangan DC dan AC sebesar:
Udc = 0,636 Vm
Ur(rms) = 0,308 Vm
Oleh karena itu faktor ripel (r) dari penyearah gelombang penuh adalah:
r =48 %

Filter yang banyak digunakan dalam rangkaian catu daya adalah filter kapasitor (C).
Filter C ini sangat sederhana yaitu dengan cara menambahkan secara parallel komponen
C pada penyearah. Semakin besar nilai C yang digunakan, semakin baik factor ripelnya
atau semakin halus/kecil komponen AC (ripel)nya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 17
Pada penyearah gelombang penuh dengan filter C, nilai tegangan ripel dapat ditentukan
sebagai berikut.
Vdc
Vr(rms) = ---------------
43.f.R.C

Sehingga faktor ripelnya dapat diperoleh:

1
r = --------------- x 100 %
43.f.R.C

Untuk memperoleh keluaran catu daya yang lebih halus dapat digunakan filter RC, yakni
gabungan antara komponen C dan R. Rangkaian dasar filter RC dapat dilihat pada
gambar 1.18.

Gambar 1.18. Rangkaian dasar filter RC

5) Dioda Zener

Struktur Dioda zener tidaklah jauh berbeda dengan dioda biasa, hanya tingkat dopingnya
saja yang sangat berbeda. Kurva karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda biasa,
namun perlu dipertegas adanya daerah breakdown dimana pada saat bias mundur
mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat (gambar 1.19).
Daerah breakdown inilah titik fokus penerapan dari dioda zener. Sedangkan pada dioda
biasa tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai pada daerah breakdown,
karena bisa merusak dioda.

ID (mA)

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 18
daerah bias mundur daerah bias maju

Vz
VD (Volt)

daerah V=0,7
I Zmin
breakdown

A K

simbol
I Zmax dioda zener

Gambar 1.19. Kurva Karakteristik Dioda Zener

Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi tingkat
dopingnya. Tingkat doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga
tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan tingkat doping
yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda zener dipasaran tersedia
mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari ¼ hingga 50 W.
Karena temperatur dan kemapuan arusnya yang tinggi, maka jenis silikon sering dipakai
pada dioda zener.

Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai penyetabil tegangan (voltage
regulator). Rangkaian dasar penyetabil tegangan adalah pada gambar 1.20. Agar
rangkaian ini dapat berfungsi sebagai penyetabil tegangan, maka dioda zener harus
bekerja pada daerah breakdown. Dengan kata lain, apabila dilihat pada gambar 1.20,
maka tegangan sumber (Vi) yang diberikan pada rangkaian harus lebih besar dari Vz atau
arus pada dioda zener harus lebih besar dari Iz minimum.

IR Rs IL

+ Iz

Vi RL

Gambar 1.20. Rangkaian Dasar Penyetabil Tegangan

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 19
Oleh karena itu persyaratan yang harus dipenuhi agar rangkaian berfungsi sebagai
penyetabil tegangan adalah berkenaan dengan nilai RL dan Vi. Pertama, RL harus lebih
besar dari RL minimum. RL ini berhubungan dengan Iz, karena bila RL minimum, maka
IL menjadi maksimum, sehingga Iz menjadi minimum. Kedua, Vi harus lebih besar dari Vi
minimum. Vi minimum ini akan menjamin bahwa dioda mendapatkan tegangan
breakdown.

Kasus pertama: Resistansi beban RL harus lebih besar dari RL minmum. Apabila RL kecil
sekali sehingga kurang dari RLmin, maka turun tegangan pada RL (juga pada zener) akan
kecil sehingga kurang dari Vz. Oleh karena itu zener tidak berfungsi, karena tidak bekerja
pada daerah breakdown. Untuk menghitung harga RLmin dari gambar 2.10 adalah
menghitung harga RL saat diperoleh VL = Uz, yaitu:

RL.Vi
UL = Vz = 
RL + Rs

sehingga diperoleh:

Rs.Vz
RLmin = 
Vi - Vz

Harga RLmin ini akan menjamin bahwa dioda zener bekerja. Dengan RLmin maka
diperoleh ILmax, yaitu:

VL Vz
ILmax =  = 
RL RLmin

Bila zener sudah bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap
maka turun tegangan pada RS (VR) juga tetap, yaitu: VR = Vi - Vz

dan arus yang mengalir pada Rs juga tetap, yaitu sebesar (IR):

VR
IR = 
Rs

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 20
Arus zener dapat dihitung dengan,

Iz = IR - IL

Karena IR tetap, maka Iz akan maksimum bila IL minimum dan sebaliknya. Agar Iz tidak
melebihi harga Izm yang sudah titentukan oleh pabrik, maka IL harus tidak boleh kurang
dari IL minimum. Jika Izm terlampaui, zener akan panas dan bisa rusak. ILmin ini
adalah:

ILmin = IR - Izm

Dengan diperoleh IL minimum, maka RL akan maksimum, yaitu:

Vz
RLmax = 
ILmin

Contoh Soal 1:
Rangkaian penyetabil tegangan seperti gambar 1.20 mempunyai data sbb: Vi = 50 Volt,
Rs = 1 K, Vz = 10 Volt, dan Izm = 32 mA. Tentukan variasi harga RL (min dan max)
agar tegangan output masih stabil 10 Volt. Dan hitung daya pada zener maksimum.
Penyelesaian:

Rs.Uz (1K).(10) 10K


RLmin =  =  =  = 250 
Ui - Uz 50 - 10 40

UR = Vi - Vz = 50 -10 = 40 Volt

IR = VR / Rs = 40 / 1K = 40 mA

ILmin = IR - Izm = 40mA - 32mA = 8 mA

RLmax = Vz / ILmin = 10 / 8mA = 1,25 K

Daya maksimum pada dioda zener:


Pzmax = Vz. Izm = 10 . 32mA = 320mW

Kasus kedua: Agar dioda zener dapat berfungsi sebagai penyetabil tegangan, maka
turun tegangan pada RL harus lebih besar dari Vz. Dengan kata lain Vi harus lebih besar

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 21
dari Vimin. Namun bila Vi terlalu besar sehingga arus pada zener melebihi Izm, maka
zener bisa rusak. Oleh karena itu Vi harus lebih kecil dari Vimax.
Dengan menganggap harga RL tetap, maka tegangan sumber minimum (Vimin) adalah:

(RL+Rs).Vz
Vi min = 
RL

Sedangkan harga maksimum tegangan sumber (Vimax) adalah:

Vimax = IRmax.Rs + Vz

dimana harga IRmax adalah arus maksimum yang mengalir melalui Rs, yaitu IRmax =
Izm + IL.

Contoh soal 2:
Rangkaian penyetabil tegangan seperti gambar 1.20 mempunyai data sbb: RL = 1,2 K,
Rs = 220 , Vz = 20 Volt, dan Izm = 60 mA. Tentukan variasi harga Vi (min dan max)
agar tegangan output masih stabil sebesar 20 Volt. Dan hitung daya pada zener
maksimum.
Penyelesaian:
(RL+Rs).Vz (1200+220).(20)
Vimin =  =  = 23,67 Volt
RL 1200

IL = UL / RL = 20V / 1,2K = 16,67 mA

IRmax = Izm + IL = 60mA + 16,67mA = 76,67 mA

Uimax = IRmax.Rs + Vz

= (76,67mA)(0,22K) + 20V = 36,87 Volt

Perencanaan suatu rangkaian penyetabil tegangan dimulai dari spesifikasi yang


diharapkan dari rangkaian terbut, kemudian dihitung harga-harga komponen yang
diperlukan. Dalam praktek spesifikasi yang diinginkan adalah arus beban (IL) dan
tegangan sumber (Vi) serta tegangan keluaran (Vz). Sedangkan komponen yang harus
direncanakan adalah Rs dan Dioda zener.
Dari persamaan 2.3; 2.4 dan 2.5 diperoleh harga Rs:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 22
Vi - Vz
Rs = 
Iz + IL

Karena dalam perencanaan harga IL, Vi dan Vz sudah diketahui (sesuai dengan
permintaan perencana), agar rangkaian bisa berfungsi dengan benar, maka pada dua
kondisi ekstrem dapat diperoleh Rs:

Vimin – Vz Vi max - Vz
Rs =  RS = ---------------------
Izmin + ILmax Iz max + IL min

Dari dua persamaan tersebut yang belum diketahui adalah harga Izmin dan Izmax (dan
tentu saja Rs). Dalam praktek berlaku Izmin = 0,1 Izmax. Sehingga dengan
menggabungkan persamaan 2.11 dan 2.12, diperoleh:

ILmin(Vz - Vimin) + ILmax(Vimax - Vz)


Izmax = 
Vimin - 0,9Vz - 0,1Vimax

Contoh soal 3:
Rencanakan suatu rangkaian penyetabil tegangan sebesar 10 Volt apabila arus beban
bervariasi dari 100mA hingga 200mA dan tegangan sumber bervariasi dari 14 Volt sampai
20 Volt.
Penyelesaian:

Arus pada dioda zener maksimum adalah:

ILmin(Vz - Vimin) + ILmax(Vimax - Vz)


Izmax = 
Vimin - 0,9Vz - 0,1Vimax

0,1(10 - 14) + 0,2(20 - 10) 1,6


=  = -------- = 0,533 A

14 - 0,9(10) - 0,1(20) 3

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 23
Disipasi daya maksimum pada dioda zener adalah:
Pz = Vz.Izmax = (10).(0.533) = 5,3 Watt

Rs dihitung dengan persamaan 2.12 (atau 2.11 dengan hasil yang sama):
Vimax – Vz 20 - 10
Rs =  = ----------------- = 15,8 Ohm
Izmax + ILmin 0,533 + 0,1

Disipasi daya maksimum pada resistor ini adalah:


PR = IRmax(Vimax - Vz)
= (Izmax + ILmin)(Vimax - Vz)
= (0,633 A)(10 V) = 6,33 Watt

6. Transistor

Rangkaian regulator seri menggunakan transistor bipolar seperti pada gambar 4.1 arus
beban lewat melalui transistor dari kolektor ke emitor.
Rangkaian ini memberikan kerja yang lebih efisien dan arus beban yang lebih besar.
Q1
UCE
C E IL
RS B

US IZ URL

Gambar 4.1 Rangkaian regulator seri

Rs dan zener dalam rangkaian ini adalah bentuk yang sederhana dari regulator zener
yang mempertahankan tegangan konstan pada basis transsistor Q 1.
Resistor Rs memberikan arus basis (IB) Q1 dan arus ke dioda zener (!Z).
Transistor tersebut akan berpungsi sebagai pengatur tegangan (voltage regulator).

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 24
Besarnya tegangan output didapat dari persamaan:
UCE = Uin - Uo
U0 = UZ + UBE
Karena besarnya UBE relatif kecil, maka U0 = UZ dan selalu konstan.
Perinsip kerja rangkaian adalah sebagai berikut: Jika tahanan beban dari rangkaian
turun , tegangan output akan jatuh , menjadi kurang positip. Ini artinya tegangan Emitor
( VE) dari transistor dikurangi, kemudian U Be naik .
Arus beban melalui R CE , kemudian akan terjadi drop tegangan pada transistor , dan
tegangan output kembali keharga semula . Bila arus beban naik ,tegangan output akan
naik terhadap tegangan awal. Hal ini akan mengurangi U BE dan UCE akan naik sehingga
tegangan output kembali normal. Jadi jika tegangan input naik , tegangan output akan
naikn juga., dengan adanya zener dioda maka tegangan out put dapat dipr\ertahankan
stabil.
Rangkaian lainnya adalah transistor sebagai regulator arus seperti pada gambar
rangkaian 4.2

Gambar 4.2 Regulator Arus

Rangkaian ini dirancang untuk mempertahankan harga arus yang melewati beban ketika
terjadi perubahan beban pada tegangan tetap.

Dari rangkaian didapat persamaan:


Uz
IE = ---------
R1
IL = IC = IE - IB

IE = IC + IB

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 25
Keterangan:
a. IE = arus emitor
b. IC= arus kolektor
c. IB = arus basis
d. IL = arus beban

Penurunan arus beban IL = IC akan mengakibatkan penurunan arus emitor dan akan
mengurangi drop tegangan pada R1 (UR1 = IE x R1).
Efek terhadap bias Q1 adalah : UBE = UZ – UR1
Karena harga UZ selalu konstan, maka penurunan pada UR 1 akan mengakibatkan
kenaikan pada UBE transistor dan sekaligus menaikkan konduktifitas dari transsistor
sehingga arus beban IL dapat dipertahankan pada harga yang tetap.
Regulasi arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
INL - IFL
Regulasi arus = ------------- x 100%
IFL
Dimana:
INL = arus tanpa beban.
IFL = arus beban penuh.

7. IC. (Integrated Circuit)

Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit)


mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya menghasilkan
penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling,
komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskrit,
sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Ada beberapa jenis IC yang
menghasilkan tegangan keluaran tetap baik positip maupun negatip, ada pula yang
menghasilkan tegangan keluaran yang bisa diatur. IC regulator tegangan tipe LM78xx
(series) menghasilkan tegangan tetap positip, sedangkan tipe LM79xx (series)
menghasilkan tegangan tetap negatip.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 26
Gambar 7.2 bentuk IC regulator dan simbol rangakain

Pada gambar 7.1 terlihat bahwa IC regulator tipe LM7812 akan menghasilkan tegangan
keluaran tetap sebesar positip 8 Volt. IC jenis ini mempunyai 3 buah terminal, yakni
masukan (input), keluaran (output), dan ground (GND). Spesifikasi tegangan pada
beberapa IC regulator seri LM78xx dan 79xx series terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Spesifikasi Tegangan IC Regulator Lm78xx dan Lm79xx

LM 78xx/79xx Tegangan Tegangan Input


(series) Output Minimal
(Volt) (Volt)
LM7805 LM7905 +5 -5 + 7.3 - 7.3
LM7806 LM7906 +6 -6 + 8.3 - 8.3
LM7808 LM7908 +8 -8 + 10.5 - 10.5
LM7810 LM7910 + 10 - 10 + 12.5 - 12.5
LM7812 LM7912 + 12 - 12 + 14.6 - 14.6
LM7815 LM7915 + 15 - 15 + 17.7 - 17.7
LM7818 LM7918 + 18 - 18 + 21 - 21
LM7824 LM7924 + 24 - 24 + 27.1 - 27.1
(Sumber: Boylestad, 1992)
Regulator tiga terminal adalah “ Integrated Voltage Regulator Circuit “ yang dirancang
untuk mempertahankan tegangan outputnya tetap dan mudah untuk dirangkai.
Keuntungannya adalah:

1. Membutuhkan penambahan komponen luar yang sangat sedikit, ukuran kecil


2. Mempunyai proteksi terhadap arus hubung singkat.
3. Mempunyai automatic thermal shutdown.
4. Mempunyai tegangan output yang sangat konstan
5. Mempunyai arus rendah
6. Mempunyai ripple output yang sangat kecil.
7. Pembiyaan rendah

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 27
Seri LM 78XX adalah regulator dengan tiga terminal, dapat diperoleh dengan berbagai
tegangan tetap

Beberapa IC regulator mempunyai kode yang dibuat oleh pabrik pembuat komponen,
sebagai contoh: IC LM.7805 AC Z yang artinya sebagai berikut:
LM Linear Monolithic
78L Bagian nomor dasar yang menyatakan tegangan positip
5 Tegangan output
AC Standart ketepatan
Z Tipe pembungkus , ZTO-92 Plastic

Seri LM 78XXC dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 alamunium, arus keluaran (output)
1A ,boleh lebih asalkan IC regulator dilengkapi dengan pendingin (heat- sink). Regulator
LM 78XXC mudah dipakai dan tambahan komponen-komponen ektern tidak banyak.
Sifat-sifat IC regulator LM 78XX adalah sebagai berikut:
1. Arus keluaran melebihi 1A
2. Pengamanan pembebanan lebih termik
3. Tidak diperlukan komponen tambahan
4. Ada pengamanan untuk transistor keluaran ( output )
5. Dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 aluminium

Contoh rangkaian lengkap catu daya menggunakan regulator tiga terminal IC 7805 untuk
tegangan output 5 volt konstan ditunjukkan pada gambar 5.2

Gambar 5.2 rangkaian catu daya dengan IC regulator

Arus maksimum regulator IC yang dikirim ke beban tergantung pada tiga faktor, yaitu:
1. Temperatur.
2. Perbedaan antara tegangan input dan output atau disebut diferensial input output.
3. Arus beban.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 28
Uraian lengkap mengenai parameter IC regulator dapat dilihat dari data sheet yang
dibuat oleh pabrikpembuat komponen. Contoh IC 7805 C mempunyai output nominal 5
volt. Dari data sheet Motorolla didapat temperatur juntion 25 0 C (Tj + 250 C) ,tegangan
output antara low 4,8 volt atau high 5,2 volt; arus output > 100 mA.
c. Rangkuman

1. Adaptor/catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan


tegangan akan daya kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan
tegangan DC agar dapat beroperasi.
2. Dioda mempunyai dua elektroda yang berkutup positif (anoda) dan yang berkutup
negatif (katoda)
3. Rangkaian penyearah ada 2 (dua) yaitu penyearah ½ gelombang (halfware) dan
penyearah gelombang penuh (fullware)
4. Filter digunakan untuk lebih meratakan ripple sinyal keluaran dari penyearah
5. IC type 78xx akan menghasilkan tegangan + sedang IC dengan type 79xx akan
menghasilkan tegangan -

Test Formatif 1

1. Jelaskan pengertian catu daya!


2. Apa yang dimaksud dengan faktor ripel?
3. Apa kegunaan filter dalam rangkaian penyearah?
4. Dari rangkaian penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar dibawah
0V
Us 40 V
8,5 D1 D2
RL
D3 D4 18 Ω

Hitung:
a. Tegangan rata-rata keluaran (output)
b. Arus melalui beban
c. Tegangan balik puncak dioda (PIV)
6. Perhatikan gambar rangkaian dibawah ini:

+12 v

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 29
Rs 330 

RL
Vz = 8,2 v Ik
0
gambar 3.3 Rangkaian zener

Hitung berapa besarnya:


a. tegangan pada beban RL
b. tegangan pada resistor seri Rs
c. arus maksimum
d. arus dioda zener
e. disipasi daya pada Rs; Zd dan RL

KEGIATAN BELAJAR 2.

MENGUASAI TROBLESHOOTING DAN REPARASI ADAPTOR

PENDAHULUAN

Pada kegiatan belajar 2 ini membahas tentang cara memeriksa sebuah adaptor dengan
menggunakan alat ukur untuk mengecek kerusakan dan cara memperbaikinya.

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah selesai kegiatan pemelajaran 2 ini diharapkan peserta diklat dapat:


1. Memahami cara memeriksa dan menguji sebuah adaptor
2. Menggunakan alat ukur untuk melakukan pengecekan
3. Mengetahui komponen yang rusak dan melakukan perbaikan

b. Uraian Materi

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 30
MENCARI LETAK GANGGUAN

Gangguan atau kesalahan yang paling banyak tejadi pada rangkaian catu daya adalah
diakibatkan oleh beban yang terus menerus yang dipikul oleh catu daya tesebut atau beban
yang tidak sesuai dengan kemampuan/kapasitas catudaya.
Asumsi dasar yang harus dibuat untuk melakukan pemeliharaan (service unit) catu daya
adalah mencari penyebab kesalahan, memeriksa rangkaian dan komponen yang rusak
dengan mengguanakan alat ukur yang cocok misalnya AVO meter dan CRO.

1. Kesalahan Komponen

A. Kapasitor
Kesalahan pada kapasitor seperti:
a. rangkaian terbuka
b. Rangkaian hubung singkat
c. Terjadi kebocoran pada rangkaian kapasitor.

B. Resistor, kesalahan arus yang melaluinya lebih besar sehingga terjadi disipasi panas
yang menyebabkan resisitor terbakar.

C. Transistor atau IC
Problem yang terjadi pada semi konduktor adalah:
a. titik sambungan hubung singkat disebabkan sentaka tegangan tinggi
b. Titik sambungan rangkaian terbuka, disebabkan beban lebih
c. Arus bocor yang besar, biasanya ditujukan oleh penguatan rendah atau level
kebisingan tingggi.

2. Mengganti Komponen

Bila mengganti komponen yang rusak pada rangkaian yang penting harus diperhatikan:
a. Lepas dan ganti komponen yang sesuai dengan aslinya atau eqivalen dari karakteristik
komponen yaitu kemampuan arus, tegangan dan daya yang sesuai dengan
spesifikasinya
Data dan spesifikasi komponen dapat dilihat pada buku data komponen yang
diterbitkan oleh perusahaan/pabrik pembuat komponen
b. Tempatkan komponen yang diganti secara pasti dan tepat.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 31
3. Pemeriksaan Catu Daya

Poin utama yang harus diperiksa setelah anda melakukan perbaikan adalah.sebagai
berikut:
1. Tegangan output DC, apakah sudah sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan
2. Arus ouput DC yang diperlukan
3. Tegangan kerut (riple) dari amplitudo output diukur dengan Ossiloskope
( CRO.)
4. Regulasi tegangan atau regulasi arus.
Pada tabel berikut ini diberikan pedaman dasar sebagai langkah awal mendiaknosa
gangguan atau kesalahan suatu rangkaian.
Dan ingat dalam melakukan pemerika\saan dan perbaikan harus diperhatikan
Standart Opertional Procedur ( SOP ) yang berlaku dan disepakati.

ANALISA GANGGUAN RANGKAIAN CATU DAYA

GEJALA KESALAHAN
Kesalahan Transformator:
1. output DC nol dan tegangan
Rangkaian input AC terbuka atau
sekonder
sekring putus.
tidak ada.
2. ouput DC rendah dan transformer Lilitan trafo primer dan sekumder
putus hubung singkat

Kesalahan Penyearah:
1. output DC rendah dengan riple 50
Rangkaian dioda penyearah terbuka
Hz
2. sekring putus arus lebih
transformator Rangkaian dioda hubung singkat.
baik.
3. rangkaianbekerja baik, tetapi
Tahanan dioda terlalu besar
output DC rendah dari yang
(tegangan jatuh saat forward besar)
seharusnya
Kesalahan Filter kapasitor:
1. output DC rendah dengan level
riple tinggi. Regulasi sangant Filter kapasitor rangkaian terbuka.
jelek.

2. sekring putus Filter kapasior hubung singakat

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 32
3. output DC rendah dengan naiknya
Filter kapasitor bocor
level riple, regulasi jelek

LATIHAN MENCARI GANGGUAN/KESALAHAAN

1. Zener Regulator

Dari gambat 2.1 apa yang akan terjadi bila:


a. RS putus (rangkaian terbuka)
b. Dioda zener putus (rangkaian terbuka)
c. Dioda zener hubung singkat.

+ Rs 82
12 v Vz
6,8 v RL 135
-

Regulator Beban

Gambar 2.1 Zener regulator

+ Open circuit

12 v 6,8 v RL

Gambar 2.1a. RS terbuka

Rs = 82

Zener diode RL
Open circuit 135

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 33
GAMBAR 2.1 b. Zener terbuka

Rs = 82

Short circuit
(zero ohm)
RL
135

Gambar2.1c. Zener hubung singkat

2. Regulator Seri

Uin Q1 Vo

Rs IB

RL
Vz

Gambar 2.2 regulasi seri

Analisa rangkaian diatas bila terjadi:


a. Rs rangkaian terbuka
b. Zener rangkaian terbuka
c. Zener hubung singkat
d. Transistor hubung singkat

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 34
3. IC Regulator

7805 Vo

+20 v

R1
220

RL

R2
320

Gambar 2.3 Regulator

Analisa rangkaian diatas bila terjadi:


a. R1 rangkaian tebuka
b. R2 hubung singkat
c. RL rangkaian terbuka

Test formatif
1. Apa yang terjadi jika diode terbuka?
2. Apa yang terjadi jika filter capasitor putus?
3. Apa yang terjadi jika filter capasitor hubung singkat?
4. Mengapa komponen semikonduktor mudah sekali rusak?

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 35
c. Rangkuman

1. Gangguan yang banyak terjadi pada rangkaian catu daya diakibatkan oleh beban
yang terus menerus yang dipikul oleh catu daya.
2. Untuk mencari kerusakan catu daya langkah-langkah nya: Mencari penyebab
kerusakan, memeriksa rangkaian dan komponen yang rusak dengan melakukan
pengukuran.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Multimeter .......................................... 1 buah
2. Osiloskop ........................................... 1unit
3. Adaptor................................................ 1 buah
4. Obeng ................................................ 1 buah
5. Solder dan Tenol ................................ 1 buah
6. Kabel penghubung .............................. secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Periksalah terlebih dahulu semua peralatan sebelum digunakan!
2. Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
3. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum!

Langkah Kerja
1. Perikslah semua alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan
bahan dalam keadaan baik!
2. Bukalah tutup adaptor dan periksa rangkaian dalam kondisi baik
3. Setelah disetujui instruktur, hubungkanlah rangkaian sumber tegangan 220 V!
4. Amatilah sinyal keluaran pada R dengan menggunakan CRO dan catatlah bentuk
gelombangnya dengan teliti!
5. Ukurlah tegangan DC pada R dengan multimeter!
6. Setelah percobaan diatas selesai maka cabutlah komponen C filter dan ulungi
langkah no. 5!
7. Kemudian pasanglah filter C dengan nilai yang lebih rendah missal 100 uF, dan
lakukanlah kembali langkah No. 5!
8. Bandingkan hasil pengamatan No. 5 dengan No. 8.
9. Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber AC dan kembalikan semua alat
dan bahan ketempat semula.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 36
10.Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber AC dan kembalikan semua alat
dan bahan ketempat semula.

KEGIATAN BELAJAR 3.

MEMODIFIKASI ADAPTOR

PENDAHULUAN

Pada kegiatan belajar 3 ini membahas materi pemelajaran tentang cara memodifikasi adaptor,
peserta diklat dipersiapkan agar dapat memahami dan membuat adaptor dengan tegangan
output yang bervariasi dan membuat adaptor dengan tegangan output variable.

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah menyelesaikan pemelajaran ini diharapkan peserta diklat dapat:


1. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan positip
2. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan yang dapat diatur

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 37
3. Menjelaskan prinsip kerja regulator tegangan negatip

b. Uraian Materi

1. Regulator Tegangan Seri

Secara blok diagram regulator tegangan seri dapat ditunjukkan pada gambar 3.1
Meskipun secara fisik masing-masing blok agak sulit diidentifikasi dalam rangkaian yang
sesungguhnya, namun secara fungsional blok-blok tersebut menunjukkan kerjanya.

Keluaran
Elemen (Terregulasi)
Kontrol
Masukan
(Tak-terregulasi)

Rangkaian
Sampling

Tegangan
Rangkaian
Referensi
Pembanding

Gambar 3.1 Blok Diagram Regulator Tegangan Seri

Pada blok diagram tersebut, elemen kontrol yang dihubung seri dengan beban
mengontrol besarnya tegangan masukan yang akan menuju keluaran. Tegangan
keluaran dicuplik oleh rangkaian sampling sehingga diperoleh tegangan umpan balik
untuk kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi.

1. Apabila tegangan keluaran naik, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal


kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menurunkan besarnya
tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan
tegangan keluaran.

2. Apabila tegangan keluaran turun, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal


kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menaikkan besarnya

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 38
tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan
tegangan keluaran.
Beberapa contoh rangkaian regulator tegangan seri akan dijelaskan berikut ini.

Gambar 3.2. Rangkaian Regulator Seri 1 Transistor

Gambar 3.2 merupakan rangkaian regulator tegangan seri yang sederhana, yakni
menggunakan sebuah transistor dan sebuah dioda zener. Transistor Q1 berfungsi
sebagai elemen kontrol dan dioda zener berfungsi untuk memberikan tegangan referensi
sebesar Uz. Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apabila tegangan masukan (Ui) turun, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan
turun. Tegangan Vo yang turun ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Uz)
yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih besar dengan kata
lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah transistor lebih menghantar
berarti arus IC lebih besar, sehingga VCE lebih kecil dan turun tegangan pada RL
menjadi lebih besar. Dengan demikian apabila tegangan Vi turun maka transistor
akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menaikkannya.

2. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan
naik. Tegangan Vo yang naik ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Vz) yang
tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih kecil dengan kata lain
transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Istilah transistor kurang menghantar
berarti arus IC lebih kecil, sehingga VCE lebih besar dan turun tegangan pada RL
menjadi lebih kecil. Dengan demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor akan
berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 39
Untuk mendapatkan hasil penyetabilan yang lebih baik, gambar 8 tersebut diperbaiki
dengan menambah sebuah transistor lagi seperti ditunjukkan pada gambar 3.3
berikut.

Gambar 3.3. Rangkaian Regulator Seri 2 Transistor

Pada rangkaian regulator ini (gambar 3.3), R1 dan R2 berfungsi sebagai rangkaian
sampling yang akan mencuplik tegangan keluaran. Kenaikan atau penurunan tegangan
akan dirasakan pada kaki Basis Q2. Sedangkan Dioda zener memberikan tegangan
referensi yang tetap sebesar Vz. Kondisi Q2 akan mengontrol arus basis transistor Q1
yang kemudian akan mengontrol arus yang mengalir (IC) pada transistor Q1 tersebut dan
akhirnya dapat menyetabilkan tegangan keluaran.

Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah sebagai berikut:


1. Apabila tegangan masukan (Vi) turun, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan
turun. Penurunan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan R1 dan R2, sehingga
tegangan VB pada Q2 akan turun. Oleh karena Vz tetap, maka VBE2 akan turun.
Selanjutnya Q2 kurang menghantar, yang berarti arus IC2 menurun. Karena kolektor
Q2 langsung terhubung ke basis Q1, maka VBE1 menjadi naik (disebabkan VC2 naik
atau IC2 turun), dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah
transistor lebih menghantar berarti arus IC1 lebih besar, sehingga VCE1 lebih kecil
dan turun tegangan pada RL menjadi lebih besar. Dengan demikian apabila tegangan
Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan
menaikkannya.

2. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan
naik. Kenaikan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan R1 dan R2, sehingga
tegangan VB pada Q2 akan naik juga. Oleh karena Vz tetap, maka VBE2 akan naik.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 40
Selanjutnya Q2 menjadi lebih menghantar, yang berarti arus IC2 menjadi naik.
Karena kolektor Q2 langsung terhubung ke basis Q1, maka VBE1 menjadi turun
(disebabkan VC2 turun atau IC2 naik), dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang
menghantar. Istilah transistor kurang menghantar berarti arus IC1 menjadi turun,
sehingga VCE1 lebih besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan
demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha menyetabilkan
tegangan Vo dengan jalan menurunkannya.

Turun tegangan pada R2 , VR2 (atau VB2) adalah:


VB2 = VR2 = {R2/(R1 + R2)}. Vo
Sedangkan pada masukan Q2 berlaku:
VB2 = VBE2 + Vz

Sehingga diperoleh persamaan tegangan keluaran sbb:

Vo = {(R1 + R2)/R2}. (Vz + VBE2)


Contoh rangkaian regulator tegangan seri dengan menggunakan transistor dan Op-Amp
(Op-Amp akan dibicarakan pada bab mendatang) ditunjukkan pada gambar 3.4. Pada
rangkaian ini Op-Amp akan membandingkan tegangan umpan balik yang dicuplik dari
keluaran dengan tegangan referensi Vz. Apabila tegangan keluaran bervariasi, maka Op-
Amp akan mengontrol arus basis Q1, sehingga Q1 dapat menyetabilkan tegangan
keluaran Vo. Tegangan keluaran Vo dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

Vo = {1 + (R1/R2)}. (Vz)

Gambar 3.4. Rangkaian regulator tegangan seri dengan Op-Amp

2. Regulator Tegangan Paralel

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 41
Regulator tegangan paralel melakukan pengontrolan tegangan keluaran Vo dengan cara
melewatkan sebagian arus beban (arus keluaran) melalui komponen pengontrol yang
terhubung paralel dengan beban. Regulator ini terutama dipakai untuk beban bervariasi.
Istilah beban ringan berarti memerlukan arus kecil, sehingga tegangan beban (tegangan
keluaran, Vo) cenderung untuk naik. Sedangkan beban berat berarti memerlukan arus
besar, sehingga tegangan beban (tegangan keluaran, Vo) cenderung untuk turun. Secara
blok diagram regulator tegangan paralel terlihat pada gambar 3.5.

Keluaran
RS (Terregulasi)

Masukan
(Tak-terregulasi) Ish

Elemen Rangkaian
Kontrol Sampling
RL

Tegangan
Rangkaian
Referensi
Pembanding

Gambar 3.5 Blok Diagram Regulator Tegangan Paralel

Pada regulator tegangan paralel, sebagian arus yang berasal dari tegangan masukan (Vi)
juga dilewatkan ke elemen kontrol (Ish) disamping diberikan ke beban (IL). Apabila
terjadi perubahan beban (IL naik atau turun), maka tegangan keluaran juga cenderung
untuk berubah. Perubahan ini dirasakan oleh rangkaian sampling yang kemudian akan
memberikan sinyal umpan balik kepada pembanding. Rangkaian pembanding
berdasarkan sinyal umpan balik dan tegangan referensi akan memberikan sinyal ke
pengontrol agar dapat mengalirkan arus Ish sesuai dengan kebutuhan, sehingga
memberikan efek penyetabilan tegangan keluaran Vo.

Contoh rangkaian regulator tegangan paralel yang sederhana dapat dilihat pada gambar
3.6. Transistor Q1 berfungsi sebagai elemen kontrol yang melewatkan sebagian arus
beban guna menyetabilkan tegangan keluaran. Tegangan referensi diperoleh dari Vz.
Apabila beban (RL) turun, maka tegangan VBE1 turun, sehingga transistor menjadi
kurang menghantar. Oleh karena itu arus IC juga turun, dan arus beban menjadi naik.
Dengan demikian transistor berusaha untuk menaikkan tegangan output (sehingga
menjadi stabil) dengan cara menurunkan jumlah arus yang melewati transistor dan
menaikkan arus ke beban. Tegangan keluaran regulator tersebut adalah:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 42
Vo = Vz + VBE

Vo = {1 + (R1/R2)}. (Vz)

Gambar 3.6. Regulator Tegangan Paralel 1 Transistor

Untuk mendapatkan hasil penyetabilan yang lebih baik, dapat digunakan tambahan
sebuah Op-Amp seperti ditunjukkan pada gambar 3.7. Perubahan beban akan dirasakan
oleh rangkaian sampling yang berupa pembagi tegangan R1 dan R2. Kemudian sinyal
umpan balik ini dibandingkan dengan tegangan referensi oleh Op-Amp untuk selanjutnya
digunakan sebagai sinyal pengontrol tarnsistor Q1. Besarnya tegangan keluaran dapat
dihitung dengan persamaan berikut.

Gambar 3.7. Rangkaian Regulator Tegangan Paralel dengan Op-Amp.

3. Regulator Tegangan IC

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 43
Apabila dikehendaki suatu tegangan keluaran stabil yang bisa diatur, maka dapat
digunakan IC regulator LM317; LM 117; LM 338; LM 138 dll untuk tegangan positip.
Sedang IC regulator LM337; LM137; dll untuk tegangan negatip. Contoh penggunaan IC
LM317 dalam rangkaian regulator tegangan dapat dilihat pada gambar 3.8. Tegangan
keluaran IC LM317 bisa diatur dari 1.2 Volt sampai 37 Gambar 3.8. Regulator

In Out
LM317

ADJ Vref

IADJ

Tegangan IC Lm317

Pada gambar 3.8 tersebut, tegangan keluaran dapat diatur dengan mengubah harga R2
(perbandingan R1 dan R2).

Vo = Vref {1 + (R2/R1)} + Iadj.R2

Dimana harga tipikal untuk IC tersebut, Vref = 1.25 V dan Iadj = 100 A.

Tabel 2. Spesifikasi Tegangan dan Arus IC Regulator yang bisa diatur

IC Arus (A) Tegangan (V)


LM196K; LM396K 10 1.25 – 15
LM138K; LM338K 5 1.2 – 32
LM117; LM317 1.5 1.2 –37
LM137; LM337 1.5 -1.2 - -37
(Sumber: Linier Databook 3)

Contoh:

Tentukan tegangan keluaran gambar 8, bila diketahui R1 = 240  dan R2=2.4 K.

Penyelesaian:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 44
Vo = Vref {1 + (R2/R1)} + Iadj x R2
= 1.25 V {1 + (2400/240)} + (100 A) (2400)
= 13.75 V + 0.24 V = 13.99 V

4. Regulator Positip

Regulator tegangan positif dimana outputnya dapat diatur antara lain: LM 117, LM
217, LM 317
Pada gambar 3.9 diperlihatkan rangkaian IC Positip regulator yang digunakan sebagai
sumber arus.

U in I out

LM 317

+12 v
R1
IQ U out

R2
0v

gambar 3.9 regulator tegangan tetap

Dari rangkaian diatas, tegangan output dihasilkan dari penjumlahan UR 1 dan UR2
Tegangan output , U0 = UR1 + UR2
Dimana tegangan UR1 adalah tegangan output IC regulator 7805 yaitu sebesar 5 volt.
UR1
IR1 = --------
R1

IR2 = IR1 + IQ

Tegangan pada R2 adalah:

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 45
UR2 = IR2 x R2

Pada gambar 3.10 diperlihatkan rangkaian tegangan output yang diukur dari
pembebanan (R load)

U in I out

LM 317

R1
IQ U out

IL Beban
0v

Gambar 3.10 Regulator arus

U Reg

IL = ------------ + I Q

Teganga output adalah U out = IL x R Load

Dimana IQ adalah arus pada regulator ,dan U Reg batas tegangan regulator

5. Regulator Tegangan Yang dapat Diatur


Konsep baru dalam rangkaian regulator yang tegangan outputnya dapat diatur adalah
regulator daya. Regulator tegangan positif dimana outputnya dapat diatur antara
lain: LM 117, LM 217.
Regulator LM 317 dapat memberika arus keluaran (output) lebih dari 1,5 amper
dengan tegangan antara 1,2 volt sampai 37 volt.
dan IC LM 350 mampu memberikan arus 3A dan jangkauan tegangan output 1,2 V
sampai 33 V.

Gambar 3.11 memberikan dasar rangkaian regulator yang dapat diatur tegangan
outputnya.

V in
IC.Reg

R1 1,25 v
IQ

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 46
RL UO
R2
U R2

0v

Gambar 3.11 regulator teganagan output dapat diatur

U Reg
Arus regulator adalah I Reg = -------
R1

Tegangan output diperoleh dari rumus:


U Rreg
U out = U Reg + ( -------- + IQ ) R 2
R1

Atau
R2
U out = U Reg + ( ----- + 1 ) + IQ R 2
R1

6. Regulator Tegangan Negatif


Pada rangkaian operational amplifier dan microprocessor dibutuhkan catu daya yang
membutuhkan dua polaritas sumbertegangan, misal +5V dan -5V.
Seri LM 79XXC, LM 79LXX adalah regulator tegangan negatif 3 terminal.
Seri LM 79XXC dikemas dalam kemasan daya TO-200 dan mampu mengeluarkan
arus 1,5 amper.
Sifat-sifat regulatorLM79XXC adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pengaman daerah,hubung singkat dan termik
b. Penindasan kerut (ripple) tinggi
c. Arus keluara 1,5 A
d. Tegangan keluaran stelan pendahuluan 4%

Untuk seri LM79LXX AC ,piranti ini telah dirancang untuk mengeluarkan tegangan
tetap dan dapat diperoleh dalam kemsan TO-92 dengan 3 kawat.
Sifat-sifat regulator ini adalah sebagai berikut:
a. Arus keluaran 100mA
b. Mudah dikompensasi dengan kodensator kapasitas kecil 0,1 μ A
c. Mudah distel untuk tegangan keluaran tinggi

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 47
d. Penyimpangan tegangan keluaran stelan ± 5 %
Gambar 3.12 memperlihatkan regulator negatif tiga terminal yang tegangan
outputnya dapat diatur

79XX

Gambare 3.12 regulator negative

7. Catu daya Dua Polaritas


Contoh diagram rangkaian pada gambar 3.13 menggunakan LM 340 positif regulator
yang dihubung dengan negatif regulator LM 320.
D1 dan D2 adalah dioda proteksi bekerjanya regulator pada common load dan akan
membatasi arus hubung singkat regulator.
Jenis rangkaian kombinasi regulator positip dan negatip adalah sebagai berikut:
1. Suplai  15 volt , 1A
LM 340 T, LM 320-15 , (D1 D2 IN 4720 )

2. Suplai  12 volt , 1 A
LM 340 T-12 , LM 320 T-12 , (D1 D2 IN 4720 )

3. Suplai  15 volt , 200mA


LM 342H-15 , LM 320 T –15 , (D1 D2 IN 4001 )

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 48
Gambar 3.13 dasar catu daya dua tegangan

c. Rangkuman

1. Rangkaian adaptor bisa di modivikasi dengan membuat tegangan output yang


bervariasi
2. Regulator tegangan positip dipakai IC dengan type 78xx
3. Regulator tegangan negatip dipakai IC dengan type 79xx
4. Untuk memperkuat arus suatu adaptor bisa dengan menambahkan transistor.

Lembar Kerja

Alat dan Bahan


1. Multimeter ............................................. 1 buah
2. Osiloskop ................................................ 1 unit
3. Dioda IN 4002 ....................................... 4 buah
4. Trafo step down ...................................... 1 buah
5. R = 1 KΩ, 330Ω, 470Ω, 680Ω .................. 1 buah
6. Dioda Zener = 5,6 V ................................ 1 buah

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 49
7. Transistor = BC 109 ............................... 2 buah
8. R Potensio = 500 .................................... 1 buah
9. Kabel penghubung .................................. secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif Bacalah dan pahami
petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
2. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum!

Langkah Kerja
1. Perikslah semua alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan
bahan dalam keadaan baik!
2. Buatlah rangkaian penyearah gelombang penuh system jembatan yang disertai
dengan filter C sesuai dengan Gambar dibawah!
Buatlah rangkaian regulator seri dengan 2 transistor seperti Gambar berikut

+Ui +Uo

330
470 P1
500

680
Zener = 5,6 V

Gambar Rangkaian Reguator Seri dengan 2 Transistor

3. Hubungkan rangkaian regulator ini pada keluaran penyearah!


4. Setelah rangkaian disetujui, masukkan tegangan listrik PLN 220 V ke primer trafo
stepdown!
5. Aturlah P1 dari minimum hingga maksimum, Catatlah tegangan output (Vo) dengan
multimeter!
P1 minimum, Vo = …….

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 50
P1 tengah, Vo = …….
P1 maksimum, Vo = …….
6. Kemudian aturlah P1 pada posisi tengah.
7. Aturlah tegangan catu daya Vi sesuai Tabel 1. dan amati tegangan Vo, Masukkan hasil
pengukuran pada Tabel 1!

Tabel 1. Pengamatan Regulator Seri dengan 2 Transistor

 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 3 5
V
o

8. Buatlah kurva output yang menunjukkan kaitan antara tegangan input dan tegangan
output dari Tabel tersebut!
9. Aturlah P1 sehingga menghasilkan tegangan output = 10 V!
Selanjutnya pasanglah sebuah potensiometer seri dengan miliamper pada terminal
output. Dengan demikian bila potensio diatur, maka beban akan berubah.
10. Aturlah potensiometer, sehingga diperoleh data pada Tabel 2. Semakin besar Io berarti
semakin kecil R potensio (semakin berat beban).

Tabel 2. Pengaturan Potensiometer

Io (mA) 0 5 10 15 20
Vo (Volt) 10

Buatlah kuva regulasi yang menunjukkan kaitan antara arus output dengan tegangan
output!
Lepaskan dan kembalikan semua alat dan bahan partikum ketempat semula!

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 51
Test Formatif

1. Jelaskan secara blok diagram cara kerja regulator tegangan seri!

2. Hitung berapa tegangan output yang dihasilkan dari rangkaian regulator tegangan
gambar dibawah ini;

7805

R1
IQ = 50 mA 100
Us = 20 v U0
R2
180

3.

7812

1k

Us = 20 v RL

Uz = 8,2 v

4.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 52
V in
LM317

+20 v IQ =50 μA
R1 1,25 v
220

R2
Rp
2k URp

0v

Gambar regulator teganagan menggunakan LM 317

Dari gambar diatas coba anda analisa prinsip kerjanya dan jawablah pertanyaan dibawah
ini., bila IQ = 50 μ A
a. Berapa tegangan pada Rp bila harga Rp diset pada nol ohm?
b. Berapa tegangan output bila Rp diset pada nol ohm tersebut?
Bila Rp diset ke maksimum 2 kilo ohm, hitung tegangan output rangkaian catu daya.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 53
BAB. III
EVALUASI

A. Instrumen Penilaian

Skor
No. Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
1. Aspek Kognitif 2
Kebenaran
2. 3
rangkaian
Langkah kerja dan
3. 2 Syarat lulus:
kecepatan kerja
Nilai minimal
Perolehan data, 70
4. analisis data dan 2
interpretasi
5. Keselamatan Kerja 1
Nilai Akhir

TES TEORI

Rangkaian Penyearah

Untuk setiap setiap pertanyaan, pilihlah jawaban yang paling benar a,b,c atau d

1. Pada rangkaian penyearah 1 fasa setengah gelombang dibutuhkan dioda minimal:


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

2. Perbandingan tegangan output dan input penyearah setengah


gelombang adalah:
a. 0,3 b. 0,35 c. 0,4 d. 0,45
3. Frekuensi tegangan kerut (ripple ) dari output penyearah setengah gelombang adala:
a. 25 Hz b. 50 Hz c. 75 Hz d. 100Hz

4. Frekuensi tegangan kerut (ripple ) dari output penyearah gelombang


penuh adalah:
a. 25 Hz b. 50 Hz c. 100 Hz d. 200 Hz

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 54
5. Pilter pada rangkaian penyearan digunakan untuk:
a. menaikkan tegangan kerut (ripple)
b. menaikkan frekuensi ripple
c. mengurang tegangan beban
d. mengurangi tegangan ripple

6. Pilter dihubungkan:
a. sebelum penyearah
b. antara penyearah dengan beban
c. sesudah beban
d. sesudah regulator

7. Bila kapasitor digunakan sebagai filter, maka haru dihubungkan:


a. paralel dengan beban
b. seri dengan beban
c. pralel dengan dioda pnyearah
d. paralel dengan input penyearah

8. Bila induktor digunakan sebagai filter, maka haru dihubungkan:


a.paralel dengan beban
b. seri dengan beban
c.pralel dengan dioda pnyearah
d. paralel dengan input penyearah

9. Hitung tegangan output tanpa beban penyearah setengah gelombang bila


dihubungka pada tegangan sumber 24 v ac:
a. 10 v b. 12v c. 10,8v d. 24 v

10. Hitung tegangan output pada beban bila penyearah gelombang penuh
sistem jembatan dihubungkan dengan sumber 20 v ac.
a. 1,44 v b. 9 v c. 18 v d. 20 v

Regulator Zener

1. Tegangan jatuh/drop pada Rs dalam gambar 1 adalah:


Rs

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 55
30 V Uz 15 v RL
470

a. 0,6 v b. 0 v c. 15 v d. 30 v

2. Tegangan beban UL dalam rangkaia gambar 1 adala :


a. 10 v b. 15 v c. 30 v d. 0,6 v

3. Aruus beban IL dalam rangkaia gambar 1 adalah:


a. 10 mA b.20 mA c. 32 mA d. 39 Ma

4. Besarnya Rs dalam rangkaia gambar 1 adalah:


a. 100 b. 144 c.204 d.268
5 Jika zener dioda menjadi rengkaian terbuka ,maka tegangan output adalah:
a. 18,5 v b. 15 v c. 30 v d. 0,5 v

IC Regulator

1. Regulator tegangan digunakan untuk:


a. mendapatkan arus beban konstan
b. mendapatkan tegangan beban konstan
c. mendapatkan tegangan sumber konstan
d. mendapatkan arus sumber konstan

2. Tegangan output regulator 7805 yang dihubungkan kesumber tegangan


12 v adalah:
a. 5 v
b. 7 v
c. 8 v
d. 12 v

3. Tegangan output regulator 7805 yang dihubungkan kesumber tegangan


4 v adalah:
a 5v
b. 7 v

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 56
c. 8 v
d .4 v

4. Regulator tegangan tiga terminal dihubungkan pada:


a. Sebelum sumber tegangan input
b. Sesudah beban
c. Antara sumber dan beban
d. Antara penyearah dan filter
5. Regulator tegan tiga teminal 7912 ,output tegangan nya adalah:
a. positif 12 v
b. negatif 12 v
c. negatif 7 v
d. positif 9 v

B. KUNCI JAWABAN

1. Kunci Jawaban Test Formatif

Test Formatif 1
1. Filter digunakan untuk lebih meratakan ripel sinyal keluaran dari Catu daya adalah
sumber tegangan DC yang digunakan untuk memberikan tegangan atau daya
kepada berbagai rangkaian elektronika yang membutuhkan tegangan DC agar dapat
beroperasi.
2. Faktor ripel adalah perbandingan antara nilai komponen AC (ripel) terhadap
komponen DC dari penyearahan atau r = Vr(rms)/Vdc.
3. penyearah.
4. a. Udc = 7,64 volt
b. I beban = 424,44mA
c. PIV dioda =12 volt
5. a. 8,2 volt
b. 3,8 volt
c. Imaks =11,5 mA
d. Iz = 3,3 mA
e. Disipasi daya Rs = 43,6 mW
Zd = 27 mW
RL = 67,24 mW

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 57
Test Formatif 2
1. Output tegangan DC jadi rendah dengan ripple 50 Hz
2. Output tegangan DC jadi rendah dengan level ripple tinggi regulasi sangat jelek
3. Sekring putus karena arus lebih tapi trafo baik
4. Karena transistor sangat peka terhadap panas dan faktor sentakan tegangan yang
tiba-tiba.

Test Formatif 3
1. Cara kerja regulator tegangan seri secara blok diagram adalah:

Keluaran
Elemen (Terregulasi)
Kontrol
Masukan
(Tak-terregulasi)
Rangkaian
Sampling

Tegangan
Referensi Rangkaian
Pembanding

Pada blok diagram tersebut, elemen kontrol yang dihubung seri dengan beban
mengontrol besarnya tegangan masukan yang akan menuju keluaran. Tegangan
keluaran dicuplik oleh rangkaian sampling sehingga diperoleh tegangan umpan balik
untuk kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi.
b. Apabila tegangan keluaran naik, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal
kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menurunkan besarnya
tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk
menyetabilkan tegangan keluaran.
c. Apabila tegangan keluaran turun, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal
kontrol kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menaikkan besarnya
tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk
menyetabilkan tegangan keluaran.

2. U output = 14 volt
3. U output = 11,8 volt
4. a. Uo = 0 volt
b. Uo = 1,25 volt

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 58
c. Uo = 11,45 volt

KUNCI JAWABAN SOAL TEORI

I. Tes Rangkaian Penyearah

1. a
2. d
3. b
4. c
5. d
6. b
7. a
8. b
9. c
10. c

II. Regulator Zener

1. d
2. b
3. c
4. c
5. a
III. Regulator Tegangan

1 .d
2. b
3. c
4. c
5. a

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 59
BAB. IV
PENUTUP

Penutup:

Modul adalah suatu perangkat bahan ajar yang dirancang agar peserta diklat dapat belajar
secara mandiri. Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi modul memegang peranan
penting dimana peserta diklat berada pada posisi aktif dalam belajar ( active learning) dan guru
lebih berfungsi sebagai fasilitator.

Modul Memperbaiki/reparasi Power Supply Kecil dirancang agar setelah menyelesaikan modul ini
peserta diklat memiliki kompetensi dalam Pengukuran, Pembuatan dan perbaikan/reparasi
Adaptor sesuai dengan standar kompetensi nasional.
Materi yang terdapat dalam modul ini mengacu pada kurikulum edisi 2004 untuk program
keahlian elektronika audio video.

Tak ada gading yang tak retak, sumbang saran rekan-rekan guru sangat diharapkan agar modul
ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh peserta diklat dengan baik sehingga kualitas
sumber daya manusia mendatang di bidang elektronika program audio vidio semakin meningkat.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 60
DAFTAR PUSTAKA

Barry Davis, Under standing DC Power Suppllies, Prentice-Hall of Australia Pty Ltd,1981

Edy Burnawi , Catu Daya , PPPGTeknologi Bandung ,1996

Emst Hornermann , Electrical Power Engineering Profinciecy Course, GTZ GmbHEscbom


( Federal Republic of Germany ), 1988

Fardo and Patrick , Electrical Power Systems Technology , Howard W.Sams &Co,Inc

James F.Lowe , Electronics for Electrical Trades , McGraw-Hill,Book Company Sydney, 1977

Boylestad and Nashelsky. (1992). Electronic Devices and Circuit Theory, 5th ed. Engelwood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc.

Floyd, T. (1991). Electric Circuits Fundamentals. New York: Merrill Publishing Co.

Herman DS. (1996). Elektronika: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta.

Malvino, A.P. (1993). Electronic Principles 5th Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Milman & Halkias. (1972). Integrated Electronics: Analog and Digital Circuits and
Systems. Tokyo: McGraw-Hill, Inc.
Savant, Roden, and Carpenter. (1987). Electronic Circuit Design: An Engineering
Approach. Menlo Park, CA: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Stephen, F. (1990). Integrated devices: discrete and integrated. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice-Hall, Inc.

________ , (1988). Linier Databook 3. National Semiconductor Corporation. 1988 edition.

________ , (1973). The TTL Data Book for Design Engineering 1st ed. Texas Instruments, Inc.

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 61
Modul: ELKA-MR.PS.001.A 62
LEMBAR PENILAIAN

Modul : RANGKAIAN PENTEARAH

Nama Peserta : ………………………

Nama Penilai : ………………………

Beri tanda ( √ )

No METODA KOMPETEN BELUM KETERANGAN


PENILAIAN KOMPRTEN
1 Tertulis
2 Praktik

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 63
Hasil : Kompeten

Belun kompeten

CATATAN:

Tanada Tangan Peserta Tanada Tangan Penilai

Tanggal: ……………….

Modul: ELKA-MR.PS.001.A 64

Anda mungkin juga menyukai