A. Deksripsi Singkat
Bidang otomotif dewasa ini sudah sangat tergantung pada pemakaian peralatan
kelistrikan dan elektronik, mulai dari yang sederhana yaitu untuk menghidupkan atau
mematikan lampu sampai dengan komponen untuk Engine Management System (EMS),
Antilock Brake System (ABS), Transmission Control System (TCS), SRS airbag,
instrumentation system, Body Control Module (BCM), dan sebagainya, dan diatur oleh
microcomputer.
Mengingat banyaknya penggunaan komponen listrik dan elekronik tersebut,
dimana kemungkinan besar banyak terjadi kerusakan pada komponennya jika dibandingkan
dengan sistem mekanis yang tradisional. Maka, sangat penting sekali bagi para Teknisi
untuk mempelajari dasar kelistrikan dan elektronika, sehingga bisa melakukan perbaikan
dan perawatan pada kendaraan secara cepat dengan benar.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu :
1. Melalui mengamati bahan tayangan dan penggalian informasi siswa dapat menyelidiki
komponen elektronika sederhana dan fungsinya secara cermat, santun, serius dan
menghargai pendapat pihak lain.
2. Melalui diskusi dan penggalian informasi siswa dapat menyelidiki komponen elektronika
sederhana dan fungsinya secara cermat, santun, serius dan menghargai pendapat pihak
lain.
C. Elektronika Sederhana
1. Pengertian Komponen Elektronika
Komponen elektronika adalah bagian-bagian dari ssitem elektronika yang memiliki
karakteristik dan fungsi masing-masing. Setiap komponen memiliki fungsi dan spesifikasinya
masing-masing dan saling terintegrasi dalam satu sistem. Komponen elektronika dasar dibagi
menjadi dua, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Perbedaan komponen aktif dan
pasif, dimana komponen pasif bersifat pada komponen pasif tidak mengubah bentuk
gelombang sinyal AC yang diberikan kepada kompoen tersebut. Komponen aktif dapat
komponen aktif dapat menyearahkan, menguatkan, dan mengubah bentuk gelombang sinyal
AC yang diberikan kepadanya. Berikut komponen-komponen dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Komponen Aktif : transistor dan dioda
b) Komponen Pasif : resistor, kapasitor, induktor, transformator, relay, saklar,
konektor.
2. Komponen Dasar Elektronika
Gambar Komponen Nama Komponen Fungsi
Resistor Menghambat dan mengatur
arus listrik dalam suatu
rangkaian elektronika.
c) Induktor
Induktor adalah komponen yang dapat menyimpan energi magnetik. Energi ini
direpresentasikan dengan adanya tegangan emf (electromotive force) jika induktor
dialiri listrik. Tegangan emf akan menjadi penting saat perubahan arusnya fluktuatif.
Efek emf menjadi signifikan pada sebuah induktor, karena perubahan arus yang
melewati tiap lilitan akan saling menginduksi. Ini yang dimaksud dengan self-induced.
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi
arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc salah satunya adalah untuk
menghasilkan tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi beban arus. Pada aplikasi
rangkaian ac, salah satu gunanya adalah bisa untuk meredam perubahan fluktuasi arus
yang tidak dinginkan.
e) Transistor
Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub dan
transistor unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan
kutub. Transistor biasa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama;
emitor, basis dan kolektor.
Gambar 6. Simbol dan Bentuk Transistor
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama
lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set multimeter ke Ohm meter
x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis dengan :
1) Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam
dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan nilai ukur
resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah
kaki basis untuk transistor PNP.
2) Dan NPN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur
seperti sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai diketemukan
jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan jenis transistor
NPN atau PNP.
3) Apabiila NPN jika kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor
dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak. PNP: Kaki basis probe merah,
kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik
kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah jarum tidak
bergerak.
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan
emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan
emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm, kemudian lakukan teknik
berikut:
1) Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain
basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki
transistor dipegang jadi satu).
2) Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan
disentuh dengan jari tangan.
3) Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak bergerak, balik
posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika
jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki yang dipegang
bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah) adalah emitor.
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam
dibalik.
f) Saklar
Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik. Saklar
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini merupakan salah satu komponen
atau alat listrik yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan Elektronika dan
Listrik memerlukan Saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang
digunakan.
Saklar Listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah Kontak dan Kondisi yang
dimilikinya. Jumlah Kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut biasanya disebut dengan
istilah “Pole” dan “Throw”. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah
saklar sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar.
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan berdasarkan
Pole dan Throw :
1) SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling sederhana
dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik ON/OFF pada lampu.
2) SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal. Saklar
jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar pemilih
Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
3) DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. DPST
dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
4) DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal. DPDT
dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu mekanisme.
5) SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang pada
umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak ditemui dalam
Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan Output, misalnya
pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.
g) Relay
Relay adalah suatu alat yang dipakai untuk mengontrol aliran yang besar pada
suatu arus melalui tegangan kecil. Relay merupakan saklar magnetic. Saat coil relay
diberi magnet, maka dia akan menarik lever arm, called dan armature, ke coil. Titik
kontak pada armature akan menutup atau membuka berdasarkan posisi istirahatnya.
Posisi istirahat mengacu pada posisi kontak sebelum solenoid dialiri listrik, jika posisi
kontak istirahat disentuh, maka arus besar akan mengalir sampai relay diaktifkan.
Pengaktifan relay akan membuka sirkuit. Jika posisi istirahat terbuka, maka akan
mengaktifkan relay dan selanjutnya relay akan menutup sirkuit. Arus kemudian akan
mengalir sampai relay di OFF.
Gambar 8. Simbol Relay
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
1) Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi CLOSE (tertutup)
2) Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi OPEN (terbuka)
Sumber :