Anda di halaman 1dari 6

SISTEM SISTEM PADA KARBURATOR

20.41    3 comments
SISTEM SISTEM PADA KARBURATOR

1. Sistem Pelampung
2. Sistem stasioner dan kecepatan lambat
3. Primary hight speed system
4. Secandary Hight speed system
5. Power system (system tenaga)
6. Acceleration syatem (system akselerasi)
7. Choke system (sistem cuk)
8. Fast idle mechanisme
9. Termostatik valve
10. Positive crankcase ventilation (PCV)
11. Fuel cut off system

FLOAT SYSTEM (SISTEM PELAMPUNG)

Fungsi : menjaga agar bensin di ruang pelampung tetap ada.


Ketika bensin di ruang pelampung penuh, maka pelampung akan
terangkat ke atas dan mendorong needle valve untuk menutup
saluran bahan bakar dari pompa ke ruang pelampung. 
Ketika bensin di ruang pelampung kosong, maka pelampung
akan turun dan mengakibatkan needle valve juga turun dan
membuka saluran bensin dari pompa ke ruang pelampung.
 
AIR VENT TUBE
fungsi : mempertahankan agar tekanan udara di ruang pelampung (B) sama dengan tekanan udara di air horn
(C).Jika air vent tube tersumbat dan saringan udara juga buntu, tekanan di dalam air horn menjadi lebih rendah
daripada ruang pelampung. Akibatnya jumlah bahan bakar yang disalurkan melalui nosel utama bertambah. Ini
akan mengakibatkan campuran menjadi kaya dan kemampuan mesin menurun. Untuk itu air vent tube harus
dijaga jangan sampai tersumbat.
SISTEM STASIONER (KECEPATAN LAMBAT)
Bila mesin berputar idling

bila throtle ditutup, maka vakum yang terjadi di bawah throtle besar. Hal ini menyebabkan bahan bakar yang
bercampur dengan udara dari air bleeder keluar dari idle port ke intake manifold dan masuk ke dalam silinder
Jika thotle terbuka sedikit, maka aliran bensin menjadi :

Sekrup Penyetel Putaran Idle


Agar mesin dapat berputar stasioner dengan bagus, campuran udara dan bahan bakar harus 11 : 1.
perbandingan udara dan bahan bakar ditentukan oleh diameter dalam slow jet. Penyetelan perbandingan ini
diatur oleh sekrup penyetel campuran idle dengan memutar sekrup tersebut. Disebut juga dengan IMAS (idle
mixture ajusting screw).

Catatan : 
Bila sekrup penyetel idle dikeraskan terlalu keras, maka ujung jarum/sekrup akan rusak, sehingga akan sulit
untuk menentukan campuran yang bagus, akibatnya idle akan kasar.
Slow Jet
Jumlah bahan bakar yang disupply untuk primari low speed circuit, dikontrol oleh slow jet, bahan bakar tersebut
dialirkan melalui slow jet kemudian melewati sekrup penyetel campuran dan masuk ke silinder.
Catatan :

1. Bila slow jet tidak dikeraskan secukupnya akan terdapat kebocoran bahan bakar di sekitar baut slow
jet, ini akan menambah jumlah bahan bakar yang disalurkan. Sehingga akan mengakibatkan campuran yang
tidak sesuai lagi.
2. Jika diameter dalam slow jet terlalu kecil karena tersumbat kotoran misalnya, akan mengakibatkan
idling kasar.

Air Bleeder
Ada 2 air bleeder, yaitu air bleeder no 1, pada saat thotle tertutup dan air bleeder no 2 pada saat throtle terbuka
sedikit. Fungsi dari air bleeder tersebut adalah untuk membuat atomisasi bahan bakar untuk bercampur dengan
udara. 
Jika air bleeder tersumbat, udara tidak akan mampu untuk bercampur dengan bahan bakar. Hal ini akan
mengakibatkan campuran kaya.

Economizer Jet
Agar diperoleh campuran yang baik antara bahan bakar dan udara dari air bleeder no 1 dan 2, maka kecepatan
aliran bahan bakar harus ditambah. Untuk menambah kecepatan aliran bahan bakar digunakan economizer.
Katup Selenoid
Bila mesin sudah diputar pada posisi OFF, tetapi belum berhenti ini disebut dengan dieseling. Salah satu
penyebab dari dieseling adalah adanya campuran udara dan bahanbakar yang dibakar oleh karena panas yang
berlebihan pada ruang bakar.
Salah satu cara untuk mencegah dieseling adalah dengan jalan menghentikan supply bahan bakar yang menuju
ke ruang bakar.

PRIMARY HIGH SPEED SYSTEM


Primary high speed system berfungsi untuk mensupply bahan
bakar pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan sedang dan
tinggi.
Pada saat throtle primary terbuka, maka kecepatan udara yang di venturi bertambah. Sehingga akan terjadi
perbedaan tekanan padaujung nosel dan ruang pelampung dimana tekanan pada ujung nosel lebih rendah dari
pada ruang pelampung. Akibatnya bahan bakat di dalam ruang pelampung mengalir, dan sebelum keluar melalui
nosel dicampur udara dari air bleeder. Setelah keluar dari nosel campuran tadi diotomisasi oleh udara dari air
horn dan akhirnya masuk ke dalam silinder.

Skema aliran bahan bakar dan udara pada Primary High Speed System
SECONDARY HIGH SPEED SYSTEM
Primary high speed system bekerja pada saat mesin bekerja pada beban ringan dan jumlah udara yang masuk
sedikit. Tetapi bila supplay campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder oleh primary high speed tidak
cukup, pada beban yang berat atau pada kecepatan tinggi, maka secondary high speed akan bekerja.
Secondary high speed system dirancang sama seperti primary hight speed system, tetapi karena secondary high
speed system direncanakan untuk bekerja bila mesin membutuhkan output yang besar, maka ukuran (diameter)
dari nosel, venturi dan jet dibuat lebih besar dari pada primary high speed system. 

Bila mesin berputar pada putaran rendah, vacum yang dihasilkan oleh bleeder pada primary masih lemah,
sehingga vacum di dalam rumah diaphragma juga masih lemah, dan secondary throtle valve belum bisa
membuka. Bila secondary throttle valve terbuka, vacum akan timbul pada rumah diaphragma menjadi kuat dan
secondary throttle valve membuka semakin besar. Hal ini menyebabkan udara mengalir ke secondary ventury
dan bahan bakar keluar dari secondary nozzle.
Catatan :
Jika gasket diapragma rusak, vacum yang cukup kuat untuk membuka secondary throttle valve tidak dihasilkan
di dalam rumah diaphragma, maka tenaga mesin akan turun.

POWER SYSTEM (SISTEM TENAGA)


Jika mesin harus mengeluarkan tenaga yang lebih besar, maka bahan
bakar harus ditambahkan lebih banyak ke primary high speed system.
Sistem yang bertugas menambah campuran udara dan bahan bakar saat
mesin mendapat beban adalah sistem tenaga / power system. 
Bila primary throttle valve hanya terbuka sedikit (pada bagian ringan)
kevacuman dalam intake manifold besar, sehingga power piston akan terhisappada posisi atas. Hal ini akan
menyebabkan power valve spring B menahan power valve, sehingga power valve menutup.
Tetapi bila primary throttle valve dibuka agak lebar (pada kecepatan tinggi atau jalan menanjak) maka
kevacuman pada intake manifold berkurang, dan power piston terdorong ke bawah karena power valve spring A
sehingga power valve terbuka. Bila ini terjadi, bahan bakar akan disupplay dari power jet dan primary main jet ke
sistem kecepatan tinggi, sehingga campuran menjadi kaya.
ACCELERATION SYSTEM (SISTEM PERCEPATAN)
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba-tiba, maka throttle valveakan terbuka secara tiba tiba, sehingga aliran
udara menjadi lebih cepat. Tetapi karena bahan bakar lebih berat, maka bahan abakar datang
terlambatsehingga campuran manjadi terlalu kurus. Padahal pada saat ini membutuhkan campuran yang
kaya.untuk itu pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan 

Cara kerja :
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba tiba, plunyer pump bergerak turun menekan bahan bakar yang ada
pada ruangan di bawah plunyer pump. Akibatnya bahan bakar akan mendorong steelball outlet dan discharge
weight kemudian bahan bakar keluar ke primary venturi melalui pumpjet.
Setelah melakukan penekanan tersebut, plunyer pump kembali ke posisi semula dengan adanya pegas yang
ada di bawah plunyer sehingga bahan bakar dari ruang pelampung terhisap melalui stell ball inlet dan sistem
percepatan siap dipakai kembali.
CHOKE SYSTEM (SISTEM CHOKE)
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian campuran udara dan
bahan bakar yang mengalir akan mengembun di dinding intake manifold, karena intake manifold dalam keadaan
dingin. Dan ini akan mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus, sehingga sukar
dihidupkan. Sistem cuk membuat campuran menjadi kaya (1:1) pada saat mesindingin.
Sistem cuk ada dua type yaitu otomatic dan manual.

1. Type manual

Pada manual choke, untuk membuka dan menutup katup choke digunakan mekanisme linkage yang
dihubungkan ke ruang kemudi. Jadi bila pengemudi akan membuka dan menutup katup cuk cukup manarik atau
menekan tombol cuk yang ada pada instrument panel.

1. Automatic Choke

Pada automatic choke, katup cuk membuka dan menutup secara otomatic tergantung dari temperatur mesin. 

CARA KERJA :
Pada saat mesin di start :
Katup cuk akan tertutup rapat pada saat temperatur mencapai sekitar 25
derajat celcius oleh pegas thermosthatic (bimetal). Bila mesin dihidupkan
dalam keadaan katup cuk tertutup, maka akan terjadi kevakuman di bawah
katup cuk. Hal ini akan mengakibatkan bahan bakar disalurkan ke primari low
dan hight speed system dan menyebabkan campuran menjadi kaya.
Setelah distart :
Bila mesin distart, pada terminal ”L” timbul arus dari voltage regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke
relay, sehingga choke relay menjadi ”ON”. Akibatnya arus dari ignition swicth mengalir melewati choke relay
menuju ke masa electric heat coil. Bila electric heat coil membara / panas maka bimetal element akan
mengembang dan membuka choke valve. PTC berfungsi untuk mencegah arus yang berlebihan yang mengalir
dari elctric heat coil, bila katup cuk telah terbuka (temperatur di dalam rumah pegas telah mencapai 100 derajat
celcius).
CATATAN :

1. PTC Thermistor = Positive Temperature Coeficient Thermistor. Sifat dari PTC adalah bila
temperatur naik, maka harga tahanannya naik.
2. Jika katup cuk tetap tertutup setelah mesin dipanaskan, campuran akan kaya, hal ini akan
menyebabkan putaran mesin menjadi kasar. Pada kondisi seperti ini pemakaian bahan bakar menjadi boros.

FAST IDLE MECHANISM


Untuk menghidupkan mesin pada saat temperatur rendah, sangat
diperlukan campuran yang kaya, akan tetapi untuk mendapatkan
putaran idling yang baik pada saat temperatur rendah maka putaran
idling perlu dinaikkan. Untuk ini fast idle mechanism ditambahkan
pada karburator untuk membuka katu throtle valve agar putaran
mesin bertambah.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
Facebook

Anda mungkin juga menyukai