DEFINISI Engine
Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui
proses tertentu , dimana proses termis / panas
dirubah menjadi tenaga mekanis .
Machine
Suatu unit secara keseluruhan , yang mencakup
dari engine sampai alat itu bisa bergerak / jalan .
PRINSIP KERJA
Diesel engine
Udara yang di masukan kedalam cylinder kemudian di
kompresikan sehingga mencapai tekanan 30 - 40 kg / cm2
dengan suhu 300 – 400 0C , kemudian di semprotkan
bahan bakar sehingga terjadi pembakaran , yang
menghasilkan tekanan bekisar 60 -80 kg / cm2 dengan
temperature sekitar 600 – 800 0C.
Gasoline engine
Udara dan bahan bakar yang dimasukan kedalam
silinder , secara bersama-sama , kemudian dikompresikan
hingga mencapai tekanan 7-15 kg / cm2, dengan temperature
sekitar 100 – 150 0C kemudian dipercikkan bunga api lewat
busi , sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan
tekanan besar sampai 30 – 60 kg / cm2 dengan temperature
sekitar 1500 0C.
KLASIFIKASI
PRINSIP KERJA MOTOR DIESEL 4 TAK
INTAKE
Intake valve terbuka , exhaust POWER
valve tertutup , piston bergerak Intake valve tertutup , exhaust valve
dari TMA ke TMB , maka udara tertutup , piston bergerak dari TMA ke
masuk ke dalam cylinder . TMB , saat disemprotkan bahan bakar
terjadi pembakaran sehingga timbul
tekanan antara 60 - 80 kg / cm2 dan
COMPRESSION
suhu antara 600 – 800 0C , sehingga
Intake valve tertutup , exhaust valve
timbul tenaga ( power ) .
tertutup , piston bergerak dari TMB
ke TMA , udara terkompression
hingga mencapai tekanan antara 30 EXHAUST
– 40 kg / cm2 dan temperature Intake valve tertutup , exhaust
antara 300 - 400 0C. pada akhir valve terbuka , piston bergerak dari
langkah disemprotkan bahan bakar TMB ke TMA , piston naik
dari nozle . membuang ke luar gas
pembakaran lewat exhaust valve .
Perbedaan antara Motor Diesel dan Motor Bensin
Perbedaan Motor 4 tak dan Motor 2 tak
Engine Diesel 4 Langkah
Engine dimulai dari langkah intake – kompressi –
tenaga - exhaust , dengan empat langkah piston ,
dua kali putaran crankshaft dan sekali pembakaran .
Proses seperti ini disebut engine 4 langkah ( 4 tak ).
1. Pre cleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder Liner
6. Exhaust Valve
7. Muffler
8. Exhaust Pipe
9. Dust indicator
10.Turbocharger
11.After cooler
A. Combustion Chamber
B. Cooling Water
TURBO CHARGER
6. FUEL FILTER
Untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat pada
solar sebelum dialirkan di Fuel Injection Pump.
8. NOZZLE :
Menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran .
9. RETURN LINE :
Mengembalikan fuel ( bahan bakar ) yang lebih dari
nozzle ke fuel tank .
SKEMA LUBRICATION SYSTEM
1. Oil pan
2. Oil Strainer
3. Oil pump (three gear pump)
4. Main relief valve
5. Oil cooler (without governor)
6. Regulator valve
7. Oil cooler by – pass valve
8. Oil filter
9. Oil filter safety valve
10. Main gallery
11. Crank shaft
12. Cam shaft
13. Rocker arm
14. Cam follower
15. Intake & exhaust valve (with
governor)
16. Piston
17. Piston cooling nozzle
18. Timing gear
19. Turbo charger
20. Fuel injection pump
21. Fuel injection pump
W : Cooling water
FUNGSI KOMPONEN LUBRICATING SYSTEM
1. OIL PAN
Sebagai tempat penampungan dan pendingin oil .
2. SCREEN
Penyaring oil dari kotoran yang kasar .
4. SCAVENGING PUMP
Membantu memompakan oil pada waktu unit mendaki maupun menurun sehingga
selalu ada pelumasan pada lubricating system .
5. OIL COOLER
Untuk mendinginkan oil dengan perantara sirkulasi air pendingin atau dengan
media pendinginnya adalah air ( water ) .
6. OIL FILTER
Membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang timbul selama sirkulasi ,
sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur engine .
7. REGULATOR VALVE / 10. BY PASS FILTER
RELIEVE VALVE . Menyaring oil dari oil pan
Mengatur tekanan oil
dalam system dengan lewat main galery dan
tekanan yang telah sebagai pendingin oil ,
ditentukan 2 s/d 5 kg/cm2 karena tempatnya diluar
8. SAFETY VALVE dari pada engine .
Menjadi bypass waktu oil 11.OIL
filter kotor / buntu atau 1. Membentuk lapisan film
menjaga oil tetap ada 2. Sebagai pendingin
dalam system , bila 3. Sebagai penyekat
dilengkapi dengan caution 4. Sebagai pembersih
lamp oil filter lampu akan 5. Sebagai pencegah anti karat
menyala bila filter buntu . 6. Sebagai pemindah tenaga
9. OIL PRESSURE GAUGE pada hydraulic dan brake
Sebagai petunjuk tekanan sistim
oil mesin / engine . 7. Sebagai media pemindah daya
pada torque converter
Aliran oli
Oil dari oil pan mengalir ke oil pump dan
disaring terlebih dahulu oleh strainer .
Dari oil pump dialirkan dengan tekanan ke
oil cooler untuk didinginkan , kemudian ke
oil filter yang menyaring kotoran – kotoran
yang lebih halus dari oil tersebut .
Dari oil filter diteruskan ke main galery
didalam cylinder block dan selanjutnya ke
bagian – bagian engine yang perlu dilumasi
Viscositas Minyak Pelumas
Viscositas
menunjukan derajat
kekentalan minyak pelumas , makin
besar viscositas minyak pelumas
akan semakin kental .
• Viscositas dinyatakan dalam SAE
( Seociety of Automatic Engineer ) .
Contoh : SAE 10 , SAE 30 dll .
Klasifikasi Minyak Pelumas
A : Lubrication Oil
FUNGSI KOMPONEN COOLING SISTIM
1. RADIATOR
Tempat penampung air pendingin engine dan pendinginan air tersebut
dengan bantuan udara luar .
2. FAN
Untuk menghembuskan udara kearah sirip – sirip radiator agar sirkulasi
udara lebih sempurna , sehingga air panas di sirip – sirip radiator cepat
dingin .
3. THERMOSTAT
Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine lagi ,
sehingga temperature air pendingin tetap konstan 70 - 90 derajat celcius
atau mempercepat temperature kerja engine saat bekerja maupun
mencegah over heat .
4. WATER PUMP
Mensuplay / memompakan air dengan aliran yang bertekanan tinggi
kedalam system pendingin .
5. WATER TEMPERATURE GAUGE
Untuk mengetahui suhu air pendingin engine .
6. WATER MANIFOLD
Menampung / membagi air ke bagian – bagian yang memerlukan
pendinginan .
7. CORROSION RESISTOR
Mencegah korosi , sebagai pembersih endapan karat pada sistim
pendinginan
8. OIL COOLER
Mendinginkan oli baik oli engine , oli transmisi dan hydraulic dengan
media air
9. COOLANT PUMP
Pump ini dari type centrifugal dan terpasang pada bagian kiri belakang
timing gear costing , pompa diputar oleh gerak dari timing gear engine.
10. THERMOSTAT , 3 Pcs
Thermostat ber - type piston ketika body pengindra dipanasi , volume lilin
pada body pengindra ( sensor body ) mengembang dan lewat sebuah
jarum yang ditanam pada karet , menyebabkan valve membuka saluran
yang menuju ke radiator apabila suhunya telah mencapai standart.
11. THERMOSTAT HOUSING
Rumah – rumah thermostat terdiri atas dua thermostat dengan type piston
dan plate bagian bawah ( dasar ) . Dari rumah – rumah thermostat
dilengkapi dengan sebuah lubang . Lubang inilah sebagai pendingin ( air
pendingin ) mengalir kembali ke cylinder block.
Pada kondisi begini aliran yang melewati radiator dikurangi apalagi bila
thermostat – thermostat sepenuhnya membuka .
Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Engine
1. Air Intake & Exhaust sistim
Periksalah air cleaner
Bersihkan air cleaner dengan udara bertekanan dari arah dalam .
Periksalah dust indicator dan bersihkan kaca penunjuknya.
Bersihkan housing air cleaner dan vakuator valve.
Peliharalah turbo charger dengan cara beroperasi yang benar .
Periksalah kebocoran – kebocoran pada intake & exhaust manifold.
2. Fuel Sistim
• Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
• Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah
volume fuel tank.
• Buang ( drain ) endapan , kotoran atau air yang berada di dasar fuel
tank.
• Periksalah water separator .
• Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
• Periksalah kebocoran – kebocoran pada FIP.
• Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya
kondensasi ( penguapan ) air dalam fuel tank.
3. Lubricating Sistim
Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan
engine.
Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pelumasan ini.
4. Cooling Sistim
Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin ( radiator ).
Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti
karatnya
Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pendinginan ini.
5. Electric Sistim
Periksalah kondisi kabel dan sambungan battery
Periksalah selalu ketinggian air battery
Periksalah fuse / sekring bila terjadi engine tidak bisa hidup
Periksalah selalu alternator dan sambungan kabelnya
Istilah – istilah teknis dalam sistim engine
1. Oil Up
Adalah kasus naiknya oil ke ruang bakar yang disebabkan
keausan pada ring piston atau cylinder liner , sehingga oil
tersebut akan terbakar . Peristiwa ini terjadi karena ketidak
mampuan ring piston mengikis oil yang ada didinding liner ,
disebabkan clereance antara dinding liner dengan ring
piston sudah melebihi batas toleransi . Ini terjadi saat
langkah piston dari TMA ke TMB.
2. Oil Down
Adalah kasus turunnya oil ke ruang pembakaran yang
disebabkan keausan pada valve guide atau insert valve ,
sehingga oil akan menelusuri batang valve dan berakhir
jatuh keruang bakar dan ikut terbakar saat proses
pembakaran.
3. Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan kompresi yang disebabkan keausan
pada ring kompresi piston atau cylinder liner , yang mengakibatkan
sebagian tekanan tersebut meniup kearah oil pan dan memaksa oil
yang ada didalam oil pan menguap keluar melalui breather engine.
Peristiwa ini terjadi pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA.
5. Over Fueling
Adalah kasus kelebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran
bahan bakar yang kembali ke fuel tank ( Fuel Return ) mengalami
hambatan . Akibatnya engine agak sulit dimatikan.
6. Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine ( Rpm ).
PTO
Lokasi dari PTO dipasang antara engine dan
main pump .
Fungsi meneruskan tenaga langsung dari
engine untuk menggerakkan beberapa sistim
yang lain misal untuk pompa hidrolik ,
trasmisi dan pompa steering .
Hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain :
oli pelumasan harus sesuai dengan
specifikasinya .
engine tidak boleh idle terlalu lama .
rawan terhadap kebocoran / rembesan .
3. Main pump
Lokasi di pasang pada PTO dan dihubungkan ke
control valve oleh hose hydraulic yang sudah di
standarisasi oleh pabrik .
Fungsinya yaitu untuk mensuplai aliran oli ke
sistim hydraulic dan bersama komponen lain
menimbulkan oil pressure.
Prinsip kerjanya yaitu putaran pump didapat dari
putaran drive gear PTO dimana putaran pump ini
di gunakan untuk memompa oli dari tanki hidraulic
ke sistim hidraulic .
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pump
adalah :
Jangan memaksakan beban yang berlebihan karena
selain merusak atacment juga komponen sistim
hidraulic terutama main pump .
Jangan menggerakan rod cilinder sampai akhir
langkah.
Pastikan oli hidraulic selalu pada level aman
4. Control valve
Fungsi dari control valve disini adalah untuk
mengarahkan oli sesuai dengan yang dikehendaki .
Prinsip kerjanya yaitu aliran oli ( oil flow ) yang
dihasilkan pump akan diatur jumlah alirannya , arah
alirannya dan diatur tekanannya .
Control valve dibagi menjadi dua
A. LH 5 Spool control valve , terdiri dari :
Spool bottom dump .
Spool boom – High
Spool arm – Low
Spool bucket – High
Spool LH Travel
B. RH 4 Spool control valve , terdiri dari :
Spool RH Travel .
Spool boom – Low
Spool Bucket – Low
Spool arm – High
Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk merawat
control valve antara lain :
• Periksa kebocoran pada o – ring atau gasket .
• Periksa linkage – linkage yang menggerakkan control
valve .
5. Swing Motor
Lokasi dipasang pada swing
machinery .
Fungsinya adalah untuk
memutar upper structure unit
kekiri atau kekanan 360 derajat.
Prinsip kerjanya yaitu merubah
pressure oli hidraulic menjadi
tenaga mekanis untuk
menggerakkan ring gear pada
swing machinery .
6. Swing machinery
Adalah tempat kedudukan swing motor dan
juga sebagai penghubung antara swing motor
dan swing circle .
Fungsinya yaitu untuk meneruskan putaran
swing motor ke swing circle dengan mereduksi
putaran swing motor .
Prinsip kerjanya yaitu gaya dari swing motor
di pindahkan dan di reduksi melalui sun gear ,
planetary gear , ring gear dan planetary carrier
yang diteruskan ke swing circle .
7. Swing circle Prinsip kerjanya :
Tenaga yang di
pindahkan swing pinion
melalui swing machinery
dari motor swing yang
berputar menyusuri
permukaan dalam swing
circle yang diikat
dengan kerangka bawah
.
Permukaan luar swing
circle berputar bersama
dengan upper structure
karena sudah di ikat
Fungsi dengan upper structure .
meneruskan putaran dari Dengan kata lain upper
swing machinery ke upper structure dan under
structure sekaligus sebagai carriage dapat berputar
secara terpisah dengan
rel upperstructure sehingga
mekanisme swing .
dapat berputar .
9. Travel motor
8. Center swivel joint Lokasi dipasang pada
Lokasi dipasang pada under carriage yaitu tetap
center frame . dan menyatu dengan final
drive kiri dan kanan .
Fungsinya yaitu
mengarahkan aliran oli dari Fungsinya merubah
control valve ke travel tenaga oil flow hidraulic
motor . menjadi tenaga mekanis .
Prinsip kerjanya : Prinsip kerjanya :
Center swivel joint Meneruskan tekanan oli
digunakan sebagai saluran yang diterima piston
antara upper structure ( bila motor dari travel control
swing ) dan under carriage. valve sehingga out put
Aliran oli yang datang dari shaft memutar penggerak
control valve ( terpasang akhir ( Final drive ).
pada upper structure ) Putaran travel motor
menuju ke travel motor . secara langsung di atur
oleh travel control valve .
Final drive
Lokasi dipasang pada bagian kerangka bawah .
Fungsinya yaitu untuk mereduksi putaran travel motor
supaya di dapatkan tenaga yang lebih besar dan
meneruskannya ke sprocket .
Sprocket
Lokasi
Terletak dibagian luar final drive kanan dan kiri unit /
menempel .
Fungsi
Meneruskan gerakan putar dari final drive ke track assy
menjadi gerak gulungan melalui teeth sprocketnya .
Sprocket ada 2 macam yaitu :
1. Tipe solid : dipakai excavator
2. Tipe segment : dipakai bulldozer
Prinsip Kerja
Putaran yang masuk kedalam final drive direduksi
( diperkecil ) oleh gigi-gigi utama didalamnya
seperti : Sun gear, Planetry gear, dan Ring
gear, sehingga hasilakhir putaran out put menjadi
lebih kecil dan tenaga yang didapat menjadi besar.
12. Under carriage
Under carriage / Kerangka bawah adalah :
1. Bagian bawah dari unit yang berfungsi untuk bergerak
maju , mundur , belok kiri dan kanan .
2. Bagian bawah dari unit yang menahan dan
meneruskan berat dari unit ke landasan .
3. Bagian bawah dari unit yang berfungsi sebagai
pembawa dan pendukung unit .
Klasifikasi kerangka bawah
4. Tipe RIGID
Tipe kerangka ini front idler dilengkapi rubber pad ,
final drive tidak memakai rubber bushing dan
equalizing beam hanya duduk di atas main frame
( frame utama )
2. Tipe SEMI RIGID
Tipe kerangka ini pada sprocket dilengkapi dengan rubber
bushing dan front idler di lengkapi rubber pad dan
equalizing beam di lock dengan pin pada frame utama .
3. Tipe BOGEY
Tipe ini terdapat dua idler , track roller dapat bergerak
fleksibel dan sprocket kedudukannya lebih tinggi dari idler.
Bagian – bagian Under carriage
A. Track frame
Track frame merupakan tulang punggung dari under
carriage dan sebagai tempat kedudukan dari komponen –
komponen .
Track frame di buat khusus mampu melawan beban kejut
selama operasi berat atau ringan dari kondisi kerja unit .
Track frame bisa mengalami ketidak lurusan atau center ,
hal ini disebabkan karena :
1. posisi track roller dalam pemasangannya tidak
memperhatikan ketentuan skala gambar .
2. terjadinya benturan antara batu dengan permukaan
bawah diagonal brace yang dapat merusak fisik
diagonal brace .
3. unit sudah beroperasi dalam waktu lama sehingga
dengan variasi beban dapat menyebabkan perubahan
kelurusan track frame .
B. Roller
Jenis roller ada 2 yaitu :
1. Track roller
Fungsinya sebagai pembagi berat unit ke track .
2. Carrier roller
Fungsinya yaitu menahan berat gulungan bagian
atas dari track shoe assy agar tidak melentur dan
menjaga gerakan track shoe tetap lurus pada posisi
sprocket dan idlernya .
C. Front idler
Berfungsi untuk meredam kejutan dari depan dan
membantu menegangkan / mengendorkan track .
D. Recoil spring
Berfungsi untuk meredam kejutan dari idler . Sedang
untuk mengatur kekencangan track digunakan TRACK
ADJUSTER .
E. Track link
Berfungsi untuk :
1. Merubah gerak putar menjadi gerakan gulungan .
2. Tempat tumpuan atau rel dari track roller sehingga unit
dapat berjalan .
3. Tempat kedudukan pin , bushing dan track shoe .
4. Tempat bersinggungan dengan roller saat unit diam
maupun bergerak .
5. Penumpu berat unit ke landasan .
F. Track shoe
Fungsinya disamping tempat persinggungan dengan
tanah juga merupakan alas gerak dari unit dan juga
merupakan pembagi berat unit ke permukaan tanah .