Panduan Komisioning
Bersamaan Dengan
Pemeriksaan –
Pengujian untuk PLTS
Off-grid
Tahun 2022
2022
2 Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi
Kegiatan pemeriksaan atas kelengkapan persyaratan dokumentasi uji laik operasi merupakan cara untuk
memastikan ketersediaan semua bentuk dokumentasi yang diperlukan setelah pekerjaan instalasi selesai.
Dokumentasi PLTS harus disimpan dengan baik oleh pengelola dan tersedia untuk pemeriksaan baik dalam
rangka inspeksi maupun pemeliharaan. Dokumentasi ini mencakup data mengenai sistem dan manual
untuk operasi dan perawatan.
Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi mengenai desain larik yang
mencakup:
- jenis modul,
- jumlah total modul,
- jumlah string,
- jumlah modul dalam setiap string,
- identifikasi setiap string terhubung dengan larik yang mana.
Jika larik dibagi menjadi sub-larik, diagram pengkabelan harus menunjukkan rancangan larik-sub larik dan
meliputi semua informasi di atas untuk setiap sub-larik.
Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi kelistrikan larik sebagai berikut:
4. Sistem AC
Diagram pengkablean atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi sistem AC.
Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi pembumian dan tegangan berlebih
sebagai berikut:
- Rincian informasi menganai semuan pembumian/bonding conductor – ukuran dan jenis, mencakup
rincian kabel bonding equipotential ke bingkai larik jika sesuai,
- Rincian seluruh sambungan pada sistem proteksi petir (LPS).
- Rincian peralatan proteksi arus/tegangan lonjakan (surge) yang terpasang (keduanya pada line AC dan
DC), meliputi letak, jenis dan rating.
1. Lembar data modul untuk semua jenis modul yang dipakai pada sistem (merujuk kepada SNI/IEC
61730-1):
- Jenis, nama dagang, atau merek dagang yang terdaftar dari pabrikan
- Penandaan tipe atau nomor model
- Tegangan sistem maksimum atau Vsys
- Kelas perlindungan terhadap sengatan listrik
- Tegangan pada rangkaian terbuka atau Vsys , termasuk toleransi manufaktur;
- Arus pada hubung singkat atau Isc, , termasuk toleransi manufaktur
- Daya maksimum modul atau “Pmax” termasuk toleransi manufaktur
- Tingkat perlindungan arus berlebih maksimum yang kesesuaiannya diverifikasi dengan uji kelebihan
arus terbalik (MST 26)
Semua data listrik harus ditampilkan secara relatif, tergantung pada kondisi pengujian standar
(STC) (1.000 W/m2, (25 ±2) °C, AM 1,5 menurut IEC 60904-3) Deskripsi yang berkaitan dengan
pemasangan (merujuk kepada SNI/IEC 61730-1):
- pernyataan yang menunjukkan tingkat kebakaran dan standar yang diterapkan, atau pernyataan
bahwa ketahanan terhadap sumber api eksternal tidak dievaluasi, serta batasan-batasan mengenai
tingkat tersebut (misal kemiringan pemasangan, sub struktur atau informasi pemasangan lainnya
yang berlaku);
- pernyataan yang menunjukkan ketinggian maksimum yang ditujukan untuk modul FV.
2. Lembar data inverter untuk seluruh jenis inverter yang dipakai pada sistem.
3.1 UMUM
Inspeksi harus dilakukan sebelum pengujian dan biasanya dilakukan sebelum mengaktivasi sistem. Jika
kabel sulit diakses setelah instalasi, kabel dapat diperiksa sebelum atau selama pekerjaan instalasi.
5) Pengangkatan manual
• Posisi pengangkatan yang salah akan berpotensi menimbulkan cedera anggota badan.
• Benda yang terlalu berat untuk diangkat dengan metode pengangkatan yang tidak tepat dapat mempengaruhi
tulang belakang.
• Ujung yang tajam dari material seperti modul surya atau inverter dapat menyebabkan anggota badan tergores.
Ada beberapa poin penting yang harus diinspeksi secara langsung. Poin- poin tersebut disajikan secara
berurutan sebagai berikut:
a. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap informasi
umum modul fotovoltaik adalah sebagai berikut:
• Periksa daftar jumlah material untuk modul fotovoltaik, string fotovoltaik, larik fotovoltaik dan
combiner box.
• Periksa kesesuaian jumlah dan konfigurasi modul, string dan larik fotovoltaik terhadap lembar
spesifikasi sistem.
• Periksa kesesuaian jumlah dan konfigurasi combiner box terhadap lembar spesifikasi sistem.
• Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
Jumlah tidak
1 Jumlah keseluruhan modul fotovoltaik 98 100
sesuai
20
Inspeksi 3
a. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap spesifikasi teknis
modul adalah:
3. Pastikan bahwa seluruh modul fotovoltaik memiliki merek dan tipe yang sama.
1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian antara label/nameplate modul fotovoltaik dengan datasheet ke
dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap larik/bidang fotovoltaik
dan struktur penyangga :
1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
zenith
east
north
angle
azimuth
south
west
Bidang larik
No Parameter
1 2 3 Catatan
22
Inspeksi 3
4. STRING FOTOVOLTAIK
a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap string fotovoltaik adalah:
1. Pastikan bahwa diskonektor DC pada keluaran combiner box dalam keadaan off.
2. Pastikan keberadaan blocking diodes. Pada beberapa sistem, terkadang terdapat blocking diodes pada
setiap string fotovoltaik.
3. Periksa dan kumpulkan data string fotovoltaik sesuai lembar pemeriksaan.
4. Bandingkan hasil inspeksi dengan spesifikasi sistem.
1. Nilai Voc string diperoleh dari jumlah modul yang dirangkai seri dikalikan dengan Voc nameplate.
I {A}
3
+ -
V OC 2V OC 3V OC
U {V}
22 44 66
Vstring=V1+V2+V3+...
Gambar 8. Ilustrasi Modul Fotovoltaik yang Dirangkai Secara Seri
2. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
String
No Parameter
1 2 3 4 5 6 Catatan
3 Tegangan rangkaian terbuka saat STC 456 456 456 456 456 456
4 Arus-hubung singkat saat STC 5.422 5.422 5.422 5.422 5.422 5.422
Nomor tipe instrumen proteksi arus FD-gPV FD-gPV FD-gPV FD-gPV FD-gPV FD-gPV
6
lebih 10A 10A 10A 10A 10A 10A
24
Inspeksi 3
a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap combiner box adalah:
1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
2. Apabila manufaktur tidak memberikan informasi mengenai rating proteksi arus lebih pada string maka,
E. COMBINER BOX / KOTAK PENGGABUNG (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah kotak penggabung)
kotak penggabung
No Parameter
1 2 3 Catatan
1 Standar IP IP 67 IP 67 IP 67
3 Rating tegangan operasional sekring [V] 1000 VDC 1000 VDC 1000 VDC
5 Jumlah sekring 5 5 5
7 Rating tegangan diskonektor [V] 1000 VDC 1000 VDC 1000 VDC
Kotak penggabung tidak terpapar langsung sinar matahari dan diletakkan di bawah
1 ü
modul fotovoltaik dengan jarak aman yang cukup dari modul.
2 Rating IP untuk kotak penggabung yang digunakan tidak kurang dari IP 65. ü
4 Gland kabel terpasang dengan rapat pada lubang kabel kotak penggabung. ü
Gland kabel yang tidak digunakan harus ditutup pada panel distribusi DC dan
5 ü
panel distribusi AC.
6 Tidak ada celah pada kotak penggabung yang bisa dimasuki binatang. ü
Untuk kotak penggabung yang terbuat dari logam, harus terhubung dengan kabel
7 ü
pentanahan dari material tembaga dan ukuran kabel minimum 6 mm2.
a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi kualitas instalasi adalah:
1. Pastikan bahwa semua diskonektor DC antara kotak penggabung dan inverter pada posisi off.
2. Periksa kualitas pemasangan modul fotovoltaik dan penyangga pada aspek-aspek kesesuaian material,
korosi, penyambungan antar bagian konstruksi penyangga, dan kualitas fondasi penyangga.
3. Perhatikan hal-hal berikut ini selama pemeriksaan kualitas instalasi:
• Bayangan pada modul fotovoltaik. Dalam mengidentifikasi bayangan pada modul fotovoltaik,
petugas inspeksi perlu melakukan pemeriksaan beberapa kali saat matahari sedang bersinar agar
dapat mengidentifikasi sumber penyebab bayangan, atau gunakan alat berupa Solar Pathfinder.
• Sistem kabel dan komponen DC. Selama pemeriksaan kualitas sistem kabel dan komponen DC,
tindakan yang perlu dilakukan adalah:
a. Pastikan kabel yang digunakan memiliki insulasi ganda (“double insulated”).
b. Verifikasi resistansi komponen terhadap sinar UV.
c. Periksa kerapatan sambungan antarkabel DC untuk menghindari bahaya busur api.
d. Pastikan kabel paralel dalam jumlah banyak diikat dengan baik;
e. Periksa rating tegangan DC yang digunakan.
f. Pastikan kabel tidak terancam gores, lecet dan iris karena gesekan dengan benda tajam.
• Sambungan pentanahan. Selama pemeriksaan sambungan pentanahan, tindakan yang perlu dilakukan
adalah:
a. Pastikan sistem pentanahan sesuai dengan desain sistem.
b. Pastikan sambungan pentanahan rapat dan kuat.
c. Pastikan penampang kabel pentanahan memiliki ukuran yang benar.
26
Inspeksi 3
d. Pastikan bahwa kabel tidak terancam gores, lecet dan iris karena gesekan dengan benda tajam.
e. Pastikan semua modul terhubung ke ikatan (bonding) sistem pentanahan.
1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
Jumlah dan konfigurasi modul fotovoltaik, string, dan array terpasang sesuai
2 ü
dengan Gambar teknis (as built).
Frame modul fotovoltaik terpasang dengan benar dan stabil. Semua baut dan
3 ü
klem terpasang dengan baik dan tidak longgar atau berkarat.
Kualitas seluruh modul fotovoltaik dalam kondisi yang baik; tidak ada retak,
4 bingkai bengkok, gelembung udara, bintik putih, delaminasi, kabel rusak, ü
dan/atau junction box longgar atau tanpa penutup.
Modul fotovoltaik pada larik yang sama terpasang pada level atau ketinggian
5 ü
yang sama.
Modul fotovoltaik yang terpasang terdiri dari tipe, merek, dan karakteristik
6 ü
yang sama.
Tidak terdapat bayangan pada modul fotovoltaik sepanjang hari baik dari
8 ü
larik fotovoltaik, bangunan, pohon, dan tanaman liar.
Prasyarat
Dalam tahap pelaksanaan inspeksi visual atas inverter terhubung-jaringan, terdapat sembilan poin yang
harus diperhatikan. Kesembilan poin tersebut adalah:
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap informasi umum atas
inverter terhubung-jaringan adalah:
1. Periksa label/nameplate mengenai jenis inverter (1 fasa atau 3 fasa), jumlah unit inverter, kapasitas daya
per unit inverter, dan kapasitas total inverter terhubung-jaringan.
2. Bandingkan data yang ada di lapangan dengan spesifikasi
3. Hitung jumlah kapasitas seluruh inverter terpasang dan melakukan pencatatan yang diperlukan
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan
A. INFORMASI UMUM
28
Inspeksi 3
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap spesifikasi inverter
jaringan-terhubung adalah:
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan
No Parameter 1 2 3 Catatan
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual spesifikasi proteksi dan pengkabelan
inverter adalah:
1. Pastikan bahwa saklar DC pada inverter dan diskonektor DC pada kotak penggabung berada pada
posisi off.
2. Periksa saklar utama AC dan catat semua data yang diperlukan.
3. Periksa semua kabel daya AC serta catat tipe kabel beserta luas penampangnya.
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
Tabel 11. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi Dan Pengkabelan Inverter Terhubung-Jaringan
2 Rating arus proteksi arus lebih operasional (A) 25A 25A 25A
3 Rating tegangan proteksi arus lebih operasional (V) 25A 25A 25A
4 Kapasitas arus pemutus proteksi arus lebih (kA) 4,5 4,5 4,5
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual kualitas instalasi inverter adalah:
1. Pastikan bahwa saklar DC pada inverter dan diskonektor DC pada combiner box berada pada posisi off.
2. Lakukan evaluasi spesifikasi inverter dan pastikan kesesuaian mengenai tipe dan jumlah yang
terpasang.
3. Periksa bahwa inverter telah terpasang dengan benar sesuai petunjuk dalam manual dan ikuti aturan
pemasangan yang tertulis dalam lembar pemeriksaan.
4. Periksa kualitas instalasi kabel dan proteksinya seperti spesifikasi yang ada. Kabel daya harus dipisahkan
dari kabel sinyal komunikasi.
5. Pastikan bahwa gland kabel yang tidak terpakai telah ditutup.
30
Inspeksi 3
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
1 Spesifikasi dan jumlah inverter sesuai dengan yang diajukan (dokumen kerangka acuan kerja, KAK) ü
Inverter terpasang sesuai dengan instruksi pabrikan dan sesuai dengan dokumen tender. Direkomen-
2
dasikan jarak antar inverter tidak kurang dari 30 cm secara vertikal maupun horisontal.
ü
3 Inverter terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar ü
4 Inverter diletakkan di tempat yang teduh dan tidak ditempatkan langsung dibawah paparan sinar matahari ü
5 Inverter ditempatkan di tempat yang mudah diakses oleh tim gawat darurat atau kebakaran ü
Kabel keluaran, kabel masukan dan kabel komunikasi inverter terlindung dari paparan radiasi matahari
7
dan tertanam yang dilindungi dengan konduit atau pipa
ü
Kabel daya dan kabel komunikasi yang terhubung dengan inverter tidak berdekatan dan tidak berada
8
pada konduit yang sama
ü
9 Konduit sudah terpasang dengan benar pada rangka modul atau dinding ü
Setiap inverter harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dengan rating tidak kurang dari 1.25 x arus
10
maksimum keluaran inverter
ü
Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan tidak kurang dari nominal rating dari
11
proteksi arus lebih
ü
Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel inverter dan kabel bukaan yang kosong
12
ditutup
ü
13 Tegangan dan arus larik fotovoltaik tidak lebih dari spesifikasi input inverter terhubung-jaringan ü
Inverter dilengkapi dengan gawai proteksi gangguan pentanahan (ground fault protection) internal
15
atau eksternal.
ü
Inverter terhubung dengan kabel pembumian dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel dire-
16
komendasikan tidak kurang dari 10 mm2
ü
3.3.3 Baterai
Prasyarat:
Dalam tahap pelaksanaan, ada lima poin yang harus diperhatikan. Kelima poin tersebut disajikan secara
berurutan sebagai berikut:
a Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi informasi umum bank baterai secara visual
adalah:
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
Tabel 13. Contoh Penulisan Informasi Umum Baterai
A. Informasi Umum
No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan
1 Jumlah keseluruhan sel baterai 48 48
2 Jumlah keseluruhan string baterai 2 2
3 Kapasitas string baterai (Ah) 2000 2000
4 Jumlah keseluruhan bank baterai 2 2
5 Kapasitas bank baterai [Ah] 4000 4000
6 Kapasitas keseluruhan baterai [Ah] 4000 40000
32
Inspeksi 3
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam pemeriksaan dan pengujian spesifikasi teknis sel
baterai secara visual adalah:
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
Tabel 14. Contoh Penulisan Spesifikasi Teknis Sel Baterai
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
Tabel 15. Contoh Penulisan Informasi Bank Baterai
C. INFORMASI BANK BATERAI (Tabel dapat dikembangkan sesuai keadaan bank baterai di lokasi)
Bank baterai
No Parameter
1 2 Catatan
1 Jumlah string baterai terhubung paralel 2 -
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap kualitas instalasi bank
baterai adalah:
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
1 Terdapat penomoran string dan bank baterai x Tidak ada penomoran string
Spesifikasi dan jumlah baterai, string baterai, dan bank baterai sesuai
4 ü
dengan yang diajukan (dokumen kerangka acuan kerja, KAK)
Baterai dalam kondisi baik: tidak ada kerusakan pada fisik batarai,
vent valve, tidak ada tanda kebocoran, dan terminal bersih dari
5 ü
serpihan sulfida, serta permukaan fluida pada batas normal (jenis wet
battery)
Setiap baterai bank dilengkapi dengan proteksi arus lebih yang dise-
6 suaikan dengan 1.25x maksimum arus charging dan discharging dari ü
charge controller maupun inverter berdiri-sendiri
34
Inspeksi 3
Jarak antar sel baterai tidak kurang dari 1 cm, jarak antar string bate-
12 rai tidak kurang dari 50 cm, dan jarak antar string baterai dan dinding ü
rumah pembangkit tidak kurang dari 50 cm
Temperatur ruangan bank baterai tidak lebih tinggi dari 20C dari
14 temperatur ambient luar. Direkomendasikan temperatur ruangan ü
tidak lebih tinggi dari suhu operasional baterai.
Seluruh sel baterai pada kondisi bersih (tidak berdebu) dan tidak ada
17 ü
barang yang melintang di atas permukaan sel baterai
Prasyarat
Dalam tahap pelaksanaan, ada empat poin yang harus diperhatikan. Keempat poin tersebut disajikan secara
berurutan sebagai berikut:
a. Tindakan-tindakan pemeriksaan secara visual terhadap informasi umum charge controller meliputi:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
A. INFORMASI UMUM
Spesifikasi
No Parameter Spesifikasi desain Catatan
Terpasang
36
Inspeksi 3
Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap spesifikasi Solar Charge controller meliputi:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
B. SPESIFIKASI SOLAR CHARGE CONTROLLER (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah SCC)
Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap spesifikasi proteksi dan pengkabelan Solar Charge
controller meliputi:
Tabel 19. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Solar Charge Controller
Spesifikasi
No Parameter 1 Catatan
desain
a. Lakukan inspeksi kualitas instalasi charge controller untuk hal – hal berikut:
1. Pastikan hasil perhitungan tegangan terbuka (Voc) dan arus hubung singkat (Isc) string fotovoltaik lebih
kecil dari spesifikasi input charge controller.
2. Pastikan charge controller terpasang sesuai dengan panduan dari pabrikan dan tidak ada baut yang
longgar.
3. Pastikan charge controller diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruksi pabrikan agar sistem
pendinginan dapat bekerja dengan baik. Direkomendasikan tidak kurang dari 20 cm secara vertikal
maupun horizontal. Pastikan ventilasi charge controller tidak terhalang oleh benda apapun.
4. Pastikan kabel dari larik fotovoltaik ke charge controller terlindung dari paparan radiasi matahari dan
tertanam di dalam tanah dan dilindungi oleh pipa.
5. Pastikan ukuran dan jenis kabel sesuai dengan besar terminal. Pastikan kuat hantar arus kabel tidak
kurang dari rating proteksi arus lebih. (rating proteksi arus lebih tidak kurang dari 1.25 x arus charging
maksimum).
6. Pastikan instalasi kabel dalam kondisi aman dan tidak berpotensi terjadi hubung singkat atau
membahayakan keselamatan.
7. Pastikan kabel daya dan kabel komunikasi terpisah, tidak berada dalam saluran (conduit)yang sama
untuk menghindari gangguan pada sistem komunikasi data akibat induksi dari kabel daya.
8. Pastikan gland cable terpasang dengan baik pada lubang kabel charge controller untuk mencegah
masuknya benda – benda yang dapat mempengaruhi kinerja charge controller.
9. Apabila baterai yang digunakan pada sistem PLTS adalah Lithium-ion atau Zinc-air, pastikan charge
controller dengan Battery Management System (BMS) dapat berkomunikasi.
38
Inspeksi 3
10. Apabila baterai yang digunakan pada sistem PLTS adalah Lead-Acid, pastikan charge controller
menggunakan tiga tahapan yakni bulk (arus konstan), absorption (tegangan konstan), dan float.
11. Untuk charge controller yang dipasang pararel, pastikan tidak ada perbedaan konfigurasi parameter.
12. Pastikan sensor temperatur baterai terpasang pada baterai dan terbaca pada charge controller.
13. Pastikan charge controller dilengkapi dengan gawai proteksi gangguan pentanahan (ground fault
protection). Hanya satu gawai yang terpasang jika solar charge controller disambungkan secara paralel.
Battery current
Absorption Equaliization
Battery Float
current
Bulk
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
D. KUALITAS INSTALASI
Solar charge controller terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang
2 ü
longgar
Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan besar terminal dan kuat hantar
6 arus tidak kurang dari arus nominal dan nominal rating dari proteksi ü
arus lebih
Kabel daya dan kabel komunikasi yang terhubung dengan solar charge
8 ü
controller tidak berdekatan dan tidak berada pada konduit yang sama
40
Inspeksi 3
D. KUALITAS INSTALASI
Prasyarat
Dalam tahap pelaksanaan, ada lima poin yang harus diperhatikan. Kelima poin tersebut disajikan secara
berurutan sebagai berikut:
a. Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap informasi umum inverter baterai meliputi:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
A. INFORMASI UMUM
42
Inspeksi 3
2. SPESIFIKASI INVERTER BATERAI
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
B. SPESIFIKASI INVERTER BATERAI (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah inverter)
1. Merek multicluster.
2. Tipe multicluster.
3. Jumlah maksimum inverter baterai
4. Daya nominal
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
D. SPESIFIKASI MULTICLUSTER
1. Pastikan inverter baterai terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar.
2. Pastikan inverter baterai diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruksi pabrikan. Direkomendasikan
tidak kurang dari 30 cm secara vertikal maupun horizontal.
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
E. KUALITAS INSTALASI
1 Inverter baterai terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar. ü
Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan terminal dan kuat hantar arus disesuaikan den-
5 gan arus nominal saat charging dan/atau discharging dan nominal rating dari proteksi ü
arus lebih. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.
Pengkabelan terpasang dengan aman dan tidak berpotensi terjadi hubungan singkat
6 ü
atau membahayakan keselamatan.
Kabel dari inverter ke baterai yang terhubung dalam satu cluster memiliki panjang
8 ü
yang sama.
44
Inspeksi 3
E. KUALITAS INSTALASI
Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel inverter baterai dan kabel
9 ü
bukaan yang kosong ditutup.
Inverter baterai dapat berkomunikasi dengan battery management system (BMS) jika
10 ü
baterai yang digunakan adalah jenis lithium-ion atau zinc-air.
Pengisian baterai untuk teknologi lead acid menggunakan metode bulk, absorption, dan
11 ü
float.
Tidak ada perbedaan konfigurasi parameter dari setiap inverter baterai yang ter-
12 ü
hubung secara paralel.
Sensor temperatur baterai terpasang pada baterai dan terbaca pada inverter baterai
13 ü
atau sistem monitoring.
Setiap inverter baterai harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih pada sisi DC dan
14 AC dengan rating tidak kurang dari 1.25 x arus charging atau discharging maksimum. ü
Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.
Terdapat panel distribusi inverter baterai (multi-cluster box) jika inverter terdiri dari
15 ü
beberapa cluster.
inverter baterai terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis kabel tembaga dan
16 ü
ukuran kabel direkomendasikan minimum 10 mm2.
Prasyarat
Komponen – komponen berikut dalam keadaan “off”.
AC DC
Pemeriksaan secara visual atas panel distribusi dilakukan pada tiga komponen berikut:
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual atas panel distribusi DC adalah:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.
A. INFORMASI UMUM
46
Inspeksi 3
B. PANEL DISTRIBUSI DC (Tabel bisa dikembangkan sesuai jumlah panel distribusi di lokasi)
No Parameter 1 2 3 Catatan
1 Jumlah string baterai yang tersambung 2 -
2 Jumlah charge controller yang tersambung 10 10
3 Jumlah inverter baterai yang tersambung 2 2
4 Jumlah proteksi arus lebih 2 2
5 Bahan material panel distribusi DC Metal Metal
6 Standar IP untuk panel distribusi DC 45 45
7 Jenis kabel pembumian NYA NYA
8 Ukuran kabel pembumian (mm ) 2
10 10
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap proteksi dan pengkablean
bank baterai adalah:
1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang
telah disediakan.
Tabel 27. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan String Baterai
13 Jenis kabel koneksi dari blok baterai ke panel baterai NYY NYY
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan
Tabel 28. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Inverter Berdiri Sendiri
48
Inspeksi 3
4. PANEL DISTRIBUSI AC
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam pemeriksaan visual atas panel distribusi AC adalah:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.
C. PANEL DISTRIBUSI AC (Tabel bisa dikembangkan sesuai jumlah panel distribusi di lokasi)
4 Jumlah penyulang 5 5
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi atas kualitas instalasi adalah:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.
1 Panel distribusi DC terletak dalam ruangan dan memiliki perlindungan minimal kelas IP4x ü
2 Panel distribusi AC terletak dalam ruangan dan memiliki perlindungan minimal kelas IP4x ü
Kotak panel distribusi DC jika terbuat dari metal terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis
3 ü
kabel tembaga dan ukuran kabel direkomendasikan minimum 6 mm2
Kotak panel distribusi AC jika terbuat dari metal terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis
4 ü
kabel tembaga dan ukuran kabel direkomendasikan minimum 6 mm2.
Ukuran penampang penghantar pembumian pada panel distribusi AC harus sama besar dengan kabel
5 ü
fasa jika ukuran kabel fasa kurang dari 16 mm2.
6 Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel panel distribusi DC dan panel distribusi AC. ü
Gland kabel terpasang yang tidak digunakan pada panel distribusi DC dan panel distribusi AC dalam
7 ü
kondisi tertutup.
Tidak ada celah untuk binatang masuk pada kotak penggabung, panel distribusi DC, dan panel distribusi
8 ü
AC.
Pengkabelan di dalam panel terpasang dengan rapi, tidak ada kabel yang longgar dan tidak ada potensi
9 ü
hubungan arus singkat atau berbahaya untuk operator.
Setiap penyulang harus dilengkapi dengan proteksi arus dengan rating tidak kurang dari 1.25 x beban
10 ü
puncak atau jumlah pelanggan yang terpasang. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.
Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan tidak kurang dari nominal rating dari
11 ü
proteksi arus lebih
Pengukuran temperatur: Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal
12 ü
atau direkomendasikan dibawah 500C pada saat beroperasi
Pengukuran temperatur: Ambient temperatur dalam panel distribusi direkomendasikan tidak lebih dari
13 ü
450C pada saat beroperasi
Energi meter terpasang dan berfungsi pada panel distribusi AC dan pegukuran tegangan dilengkapi
14 ü
dengan proteksi arus lebih.
50
Inspeksi 3
Prasyarat
1. SISTEM PEMBUMIAN
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi secara visual pembumian dan proteksi petir
adalah sebagai berikut:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
A. SISTEM PEMBUMIAN
Spesifikasi Spesifikasi
No Parameter Catatan
Terpasang desain
1 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian frame modul fotovoltaik (mm2). NYA 6 NYA 6
2 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian struktur pendukung modul BC 10 BC 10
fotovoltaik (mm2).
3 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian kotak penggabung (mm2). NYA 6 NYA 6
4 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian solar charge controller (mm2). NYA 6 NYA 6
5 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian inverter terhubung-jaringan (mm2). NYA 6 NYA 6
6 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian inverter baterai (mm2). NYA 6 NYA 6
7 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian panel distribusi DC (mm2). NYA 10 NYA 10
8 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian panel distribusi AC [mm2] NYA 10 NYA 10
A. SISTEM PEMBUMIAN
Spesifikasi Spesifikasi
No Parameter Catatan
Terpasang desain
9 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian tiang penangkal petir [mm2] BC 70 BC 70
10 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian proteksi tegangan surja DC NYA 6 NYA 6
[mm2]
11 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian proteksi tegangan surja AC NYA 6 NYA 6
[mm2]
12 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian rumah pembangkit [mm2] BC 35 BC 35
13 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian pada pagar pembatas area BC 35 BC 35
pembangkit [mm2]
52
Inspeksi 3
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi secara visual sistem proteksi petir adalah
sebagai berikut:
1. Lakukan inspeksi semua parameter sistem proteksi petir yang terdapat dalam lembar inspeksi.
2. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
3. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
Spesifikasi Spesifikasi
No Parameter Catatan
Terpasang desain
10 Bahan dan jenis elektroda pembumian pada proteksi petir Tembaga Tembaga
3. KUALITAS INSTALASI
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi kualitas instalasi adalah sebagai berikut:
1. Lakukan inspeksi semua parameter sistem proteksi petir yang terdapat dalam lembar inspeksi.
2. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
3. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan
C. KUALITAS INSTALASI
Luas penampang kabel pembumian untuk ikatan ekipotensial utama dan yang dihubungkan
1 ke terminal pembumian utama tidak kurang dari 6 mm2 (bila tembaga), 50 mm2 (bila baja) ü
atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
2 Luas penampang kabel konduktor ikatan ekipotensial tidak kurang dari 16 mm2. ü
Ukuran pembumian untuk proteksi tegangan surja tipe 1 direkomendasikan tidak kurang
3 ü
dari 10 mm2 dan untuk tipe 2 tidak kurang dari 6 mm2.
Luas penampang elektroda pembumian tidak kurang dari 25 mm2 dan ditanam dengan keda-
4 ü
laman tidak kurang dari 2 meter.
5 Down conductor dari tiang penangkal petir tidak kurang dari 25 mm2. ü
Pembumian dari rumah pembangkit (inklusif semua peralatan elektrik dan elektronika
dalam rumah pembangkit), struktur penyangga modul surya dan proteksi petir hanya boleh
6 memiliki satu titik pertemuan bersama di terminal pembumian utama tunggal (untuk meng- ü
hindari pengaruh galvanis serta induktif saat surja tegangan atau sambaran petir dari satu
area ke area lain).
7 Kabel pembumian terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar. ü
Tiang penangkal petir stabil dengan ketinggian tidak kurang dari 17 meter. Untuk penangkal
8 petir dengan ketinggian kurang dari 20 meter, jarak antara penangkal petir dan rumah ü
pembangkit tidak lebih dari 6 meter.
9 Tiang penangkal petir dan aksesorisnya mempunyai lapisan anti karat atau besi galvanis. ü
Proteksi tegangan surja untuk DC terpasang pada setiap kotak penggabung (combiner
10 box) dan tersambung dengan kutub positif dan kutub negatif dari modul fotovoltaik serta ü
tersambung dengan terminal pembumian.
Proteksi tegangan surja di sisi AC terpasang pada panel distribusi AC dan tersambung pada
11 ü
masing-masing lin, kabel netral (bila ada) serta tersambung dengan terminal pembumian.
54
Inspeksi 3
C. KUALITAS INSTALASI
Proteksi tegangan surja dalam kondisi baik dan menunjukan indikator hijau atau masih
12 ü
berfungsi
Pembumian pada jaringan distribusi dilakukan pada tiang pertama, terakhir, dan setiap
14 ü
200-meter dari tiang pertama (± setiap 5 tiang), dipilih yang jarak terpendek
Prasyarat
1. Pastikan berkas-berkas dari vendor tersimpan dengan aman dan mudah diakses yaitu datasheets,
installation manuals, application notes, dsb.
2. Pastikan bahwa memori internal dan eksternal tersedia cukup untuk menyimpan data sesuai petunjuk
dalam lembar pemeriksaan.
3. Pastikan bahwa pengkabelan daya maupun komunikasi sistem monitoring telah lengkap dipasang
dengan benar secara mekanik dan elektrik supaya dapat beroperasi baik setelahnya.
4. Pastikan cara pengkabelan harus mengikuti semua instruksi dan panduan yang terdapat pada buku
instalasi dan buku manual dari vendor sistem monitoring.
5. Pastikan penyambungan pyranometer harus memperhitungkan transfer data dari pyranometer ke
sistem monitoring supaya dapat berjalan baik dalam jangka panjang sehingga risiko kehilangan data
dapat diminimalisir.
6. Pastikan pemasangan pyranometer secara mekanik dan posisinya harus bebas bayangan setiap saat
ketika matahari sedang bersinar.
7. Pastikan penyambungan sistem monitoring pada sistem BTS terdekat dikonfigurasi dengan benar
supaya transmisi data seluler (wireless) tidak mengalami hambatan selama sistem monitoring
mengumpulkan dan mengirimkan data.
8. Pastikan semua konfigurasi parameter software dan setelan hardware pada sistem monitoring tercatat
dengan baik (berbentuk foto, sketsa atau cetakan) dalam laporan khusus hasil konstruksi yang
tersimpan dengan aman (softcopy maupun hardcopy) dan mudah diakses.
9. Pastikan panduan pengoperasian dan pemeliharaan tersimpan dengan aman (softcopy maupun
hardcopy) dan mudah diakses oleh operator dan manajemen pembangkit setempat.
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah
disediakan.
Spesifikasi Spesifikasi
No Parameter Catatan
Terpasang desain
56
Inspeksi 3
2. KUALITAS INSTALASI
a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam pemeriksaan secara visual kualitas instalasi adalah:
1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.
B. KUALITAS INSTALASI
4 Pembacaan data (diagram terhadap waktu) dari sistem remote monitoring dapat dilakukan ü
dengan PC/Laptop standar dengan berbasis Windows
5 Catu daya tersedia dan terkoneksi untuk menyalakan sistem remote monitoring ü
7 Kabel komunikasi digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan, tidak longgar dan diberi ü
strain relief
9 Nilai iradiasi dan nilai temperatur dapat terbaca melalui pengukuran yang menggunakan pyranometer ü
11 Modem pada sistem remote monitoring telah dikonfigurasi untuk siap beroperasi ü
12 Kabel komunikasi dan kabel daya tidak diletakkan pada konduit yang sama ü
13 Tersedia daftar konfigurasi dan settings untuk parameter PLTS yang dimonitor oleh sistem RMS ü
14 Apabila transmisi sinyal melalui sistem BTS: daftar konfigurasi tersedia untuk telekomunikasi ü
melalui sistem seluler
Pengujian dilakukan setelah inspeksi tuntas dilakukan dan telah dinyatakan aman. Peralatan yang
digunakan untuk melakukan pengujian diharuskan telah dikalibrasi dan memiliki rentang pengukuran yang
sesuai dengan parameter masing-masing komponen.
Hindari melakukan pengujian pada saat kondisi cuaca hujan dan petir. Selalu gunakan alat pelindung diri
(APD) dan patuhi standard keselamatan kerja.
Prasyarat
a. Langkah pengujian
1. Apabila multimeter berbunyi beep dan nilai resistasi dibawah 1 Ω, maka jalur tersebut sudah terhubung
secara kontinyu.
2. Apabila kondisi pada penjelasan diatas tidak terpenuhi, maka kontinuitas tidak baik.
3. Apabila kondisi kontinuitas tidak baik, harus dilakukan pengecekan dan perbaikan untuk memastikan
seluruh jalur ikatan ekuipotensial terhubung dengan pembumian
Tabel 36. Contoh Penulisan Uji Kontinuitas Pembumian dan Konduktor Ikatan Ekuipotensial
Gambar 11. Panduan Uji Polaritas, Pengukuran Arus dan Tegangan Modul Fotovoltaik
1. Pastikan semua koneksi antar modul pada satu string telah terpasang dengan baik dan benar.
2. Pastikan pemutus rangkaian dalam kondisi tidak tersambung
3. Setting multimeter pada pengukuran tegangan DC sesuai dengan tegangan maksimum yang akan diukur
4. Hubungkan probe negatif multimeter ke kutub negatif string dan probe positif multimeter ke kutub
positif string.
5. Amati hasil pengukuran multimeter.
a. Langkah pengukuran/pengujian
1. Pastikan semua koneksi antarmodul pada satu string telah terpasang dengan baik dan benar serta
terhubung dengan fuse housing
2. Pastikan pemutus rangkaian dalam kondisi tidak tersambung
3. Setting multimeter pada pengukuran tegangan DC sesuai dengan tegangan maksimum yang akan diukur
4. Hubungkan probe negatif multimeter ke kutub negatif string dan probe positif multimeter ke kutub
positif string.
60
Pengujian 4
1. Nilai tegangan rangkaian terbuka setiap string merupakan penjumlahan nilai tegangan terbuka modul
yang diseries.
2. Apabila nilai tegangan jauh lebih rendah dari yang diperhitungkan (lebih besar dari 5%), periksa
pengkabelan dan koneksinya.
3. Apabila tegangan rangkaian terbuka masih jauh dari harapan setelah dilakukan pemeriksaan kabel dan
koneksi, modul surya sangat mungkin dalam kondisi rusak dan konsultasikan ke pabrikan pembuat.
1. Catat nilai arus yang terukur pada formulir yang telah disediakan
2. Nilai arus hubung singkat string photovoltaik merupakan nilai arus hubung singkat individual modul
surya.
3. Apabila tidak terukur arus hubung singkat, periksa pengkabelan string maupun modul surya.
4. Apabila arus yang terukur nilainya terlalu jauh dari yang diharapkan (selisih lebih dari 5%), modul sangat
mungkin rusak dan konsultasikan ke pabrikan modul surya.
Tabel 37 Contoh Penulisan Uji Polaritas, Tegangan Rangkaian Terbuka dan Arus Hubung Singkat
No. String No. Larik Iradiasi Temperature Polaritas Pengukuran Pengukuran Hitungan Hitungan Cek
[W/m2] [°C] [OK/NOT OK] Voc [V] Isc [A] Voc [V] Isc [A] [ü]
1. Metode 1
• Pastikan kabel positif dan negatif tidak terhubung dengan material lainnya
• Setting tegangan insulation tester: 250V untuk string dengan tegangan kurang dari 120V, 500V untuk
string antara 120 sampai 500V dan 1000V untuk string diatas 500V.
• Ukur tahanan insulasi antara ground dengan kabel negatif dengan insulation tester.
• Ukur tahanan insulasi antara ground dengan kabel positif dengan insulation tester.
2. Metode 2
• hubung singkat kan positif dan negatif string, kemudian ukur tahanan insulasi ground terhadap
rangkaian hubung singkat string.
Metode - 1
No. Larik No. String Metode - 2
POS - GND insulation resis- NEG - GND insulation resistance
tance [MΩ] [MΩ]
62
Pengujian 4
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah verifikasi
1. Lakukan pemeriksaan alat proteksi (Fuse atau MCB), pastikan dalam kondisi burfungsi dengan baik
2. Perhatikan perbandingan catatan tegangan dan arus hasil pengukuran dan hasil perhitungan
3. Lakukan thermal scanner untuk melihat kondisi temperatur pada larik fotovotaik, kabel dan
sambungannya.
1. Alat proteksi berfungi dengan baik apabila tegangan tidak terdeteksi pada saat alat tersebut dalam
keadaan terbuka (OFF) dan tegangan terdeteksi pada saat alat dalam keadaan tertutup (ON)
2. Perbedaan hasil pengukuran dan perhitungan tegangan rangkaian terbuka dan arus hubung singkat
tidak lebih dari 5%
3. Temperatur modul direkomendasikan tidak lebih dari 700C dan perbedaan temperatur tidak lebih dari 100C.
4. Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan
dibawah 400C.
1 Perbedaan antara pengukuran dan ekspektasi tegangan rangkaian terbuka kurang dari 5%. ü
2 Perbedaan pengukuran dan ekspektasi arus hubung-singkat string fotovoltaik kurang dari 5%. ü
3 Perbedaan tegangan rangkaian terbuka string pada larik yang sama (paralel string) kurang dari 5%. ü
4 Tidak terdapat hot-spot pada modul fotovoltaik dengan mengukur suhu menggunakan kamera infra merah. ü
Temperatur modul direkomendasikan tidak lebih dari 700C dan perbedaan temperatur tidak lebih dari 100C.
5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 400C. ü
6 Pastikan tidak adanya tegangan pada busbar larik (paralel string) saat semua proteksi arus lebih terbuka (OFF) dan ü
sakelar pemisah dalam posisi ON.
7 Pastikan adanya tegangan pada busbar larik (paralel string) saat semua proteksi arus lebih terpasang (ON) dan sakelar ü
pemisah dalam posisi OFF.
8 Pastikan tidak adanya tegangan pada keluaran sakelar pemisah saat semua proteksi arus lebih string terpasang (ON) ü
dan sakelar pemisah dalam posisi OFF.
9 Pastikan tidak adanya tegangan pada keluaran sakelar pemisah saat semua proteksi arus lebih string terpasang (ON) ü
dan sakelar pemisah dalam posisi ON.
Prasyarat:
• Sebelum melakukan pengujian, periksa spesifikasi inverter apakah sesuai dengan Jaringan listrik dilokasi
• Pastikan polaritas tegangan masukan dalam kondisi benar. Terbaliknya polaritas tegangan masukan
dapat menyebabkan kerusakan pada inverter.
a. Langkah pengujian
64
Pengujian 4
1. Nilai effisiensi inverter merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan daya keluaran.
2. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya dan frekuensi
keluaran terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat
perbedaan yang signifikan (lebih dari 5%) antara data yang disediakan produsen inverter dengan hasil
pengukuran.
Daya
No. Tegangan Tegangan Frekuensi Arus Input Arus Output Daya input DC Effisiensi
output
Inverter Input DC (V) output AC [V] [Hz] DC (A) AC (A) [W] [%]
AC [W]
a. Langkah Pengujian
1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran inverter terhubung jaringan dengan tegangan
yang terukur pada kotak penggabung.
2. Semakin kecil persentase susut tegangan maka semakin sedikit daya yang hilang. Susut tegangan
direkomendasikan tidak lebih dari 5%.
Tabel 42. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung ke Inverter Terhubung-Jaringan
No.
Tegangan pada kotak penggabung [V] Tegangan input inverter[V] Tegangan jatuh [%]
Inverter
a. Langkah Pengujian
1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran inverter terhubung jaringan dengan tegangan
yang terukur pada Panel Distribusi Inverter.
2. Semakin kecil persentase susut tegangan maka semakin sedikit daya yang hilang. Susut tegangan
direkomendasikan tidak lebih dari 5%.
Tabel 43. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Inverter Terhubung-Jaringan ke Panel Distribusi Inverter
3. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN KE PANEL DISTRIBUSI INVERTER
No. Inverter Tegangan output inverter [V] Tegangan pada panel distribusi [V] Tegangan jatuh [%]
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah Verifikasi
1. Bandingkan nilai daya, tegangan dan frekuensi yang terukur dengan desain dan datasheet inverter.
2. Lakukan pengukuran suhu pada kabel, titik koneksi kabel pada switch dan proteksi.
3. Check display pada inverter apakah memberikan tampilan sesuai dengan buku manual yang diberikan
oleh pihak pabrikan.
4. Switch off proteksi keluaran inverter, perhatikan apakah inverter berhenti beroperasi atau tidak (anti-
islanding).
5. Switch on proteksi keluaran inverter, perhatikan apakah inverter memulai start operasi atau tidak.
66
Pengujian 4
1. Lakukan pemeriksaan terhadap ukuran kabel, dan kekencangan terminasi apabila ditemukan suhu
lebih dari 50°C.
2. Ketika switch dan proteksi keluaran inverter di switch off, maka inverter harus automatis shut down
(fungsi anti-islanding), dan ketika di switch on, Inverter harus automatis aktif kembali (ON).
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
1 Daya, tegangan dan frekuensi sesuai dengan desain sistem dan data inverter ü
2 Tegangan jatuh pada kabel dari kotak penggabung ke inverter tidak lebih dari 1% ü
3 Tegangan jatuh pada kabel dari inverter ke panel distribusi tidak lebih dari 1% ü
Pengukuran effisiensi dari inverter sesuai dengan nilai yang tertera di lembar data
4 ü
spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari (berapa) 5%
Temperatur semua kabel, terminal dan proteksi arus lebih baik yang masukan maupun
5 ü
keluaran dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih dari 500C
Temperatur inverter dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih tinggi
6 ü
dari batas atas yang diizinkan oleh pabrikan inverter
Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa
7 ü
masalah sesuai dengan buku manual yang diterbitkan oleh pabrikan inverter
Prasyarat
a. Langkah pengujian
1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.
2. Daya input berarti perkalian antara tegangan input dengan arus input.
3. Daya output adalah nilai perkalian tegangan output dengan arus output.
4. Nilai effisiensi inverter merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan daya keluaran.
5. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya dan frekuensi
keluaran terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat
68
Pengujian 4
perbedaan yang signifikan antara yang terbaca pada display inverter dengan hasil pengukuran.
6. Lakukan pengukuran dengan beberapa skenario level beban (daya output) yang dirubah dan juga level
SOC baterai (tegangan input) yang berbeda.
a. Langkah pengujian
1. Pengukuran dilakukan pada saat tegangan input mendekati nilai setting low voltage disconnect pada
inverter (a) atau juga dengan menaikan tegangan pada nilai yang mendekati pada saat akan dilakukan
proses pengujian (b).
2. Untuk (a) Aktifkan Battery inverter dan aktifkan juga beban yang disupply Inverter.
3. Ukur tegangan pada sisi input Inverter, kemudian perhatikan sampai pada saat hasil pengukuran
mendekati setting LVD pada Inverter.
4. Untuk (b), rubah setting LVD mendekati tegangan input yang terukur saat ini.
1. Pada saat tegangan baterai mencapai nilai setting LVD, Inverter harus memberikan alarm dan memutus
beban/Switch off.
2. Setting LVD tergantung pada jenis baterai, ikuti rekomendasi dari pabrikan untuk menjaga garansi
baterai.
Tabel 46. Contoh Penulisan Uji Parameter Proteksi LVD (Low Voltage Disconnect) Inverter Baterai
No. Inv Alarm level [V] Tegangan proteksi [V] SoC indikator sesuai [ü]
1 46 45 ü
2 46 45 ü
3 46 45 ü
3. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah Verifikasi
1. Perhatikan Nilai tegangan output dan frekuensi output, bandingkan dengan nameplate Inverter baterai.
2. Lakukan pengukuran tegangan dari sumber input Inverter dengan tegangan pada titik terminasi
Inverter, kemudian hitung susut tegangan.
3. Untuk sistem dengan beberapa unit baterai inverter, pastikan memiliki setting parameter yang sesuai
dengan sistem desain dan konfigurasi.
4. Perhatikan hasil pengukuran effisiensi, suhu dan juga indikator/display pada inverter.
1. Beri catatan apabila tegangan output inverter memiliki perbedaan ± 10% dan frekuensi memiliki
perbedaan ±2 Hz dari spesifikasi yang tertera pada nameplate.
2. Susut tegangan baterai ke Inverter yang direkomendasikan tidak lebih dari 1%.
3. Pengukuran effisiensi dengan yang tertera pada nameplate direkomendasikan tidak lebih dari 5%.
3. VERIFIKASI FUNGSIONAL
1 Tegangan dan frekuensi keluaraan di setiap kondisi pada rentang sesuai dengan spesifikasi. Direkomendasikan ü
tegangan keluaran tidak lebih/kurang dari ± 10% dan frekuensi tidak lebih/kurang dari ± 2 Hz.
2 Tegangan jatuh pada kabel dari baterai ke inverter baterai tidak lebih dari 1% pada saat charging dan discharging. ü
4 Pengukuran effisiensi dari sistem sesuai dengan spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari 5 %. ü
5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih ü
dari 500C pada saat charging dan discharging.
6 Temperatur inverter dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 400C pada saat charging (fase bulk ü
atau constant current) dan discharging.
7 Deviasi temperatur antar inverter, kabel, terminal dan proteksi arus lebih untuk arus yang sama tidak lebih dari ü
100C pada saat charging.
8 Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa masalah. ü
70
Pengujian 4
Prasyarat:
• Irradiasi 500W/m2
• Charge controller terhubung ke baterai
a. Langkah pengujian
1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.
2. Daya input berarti perkalian antara tegangan input dengan arus input.
3. Daya output adalah nilai perkalian tegangan output dengan arus output.
4. Nilai effisiensi charge controller merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan
daya keluaran.
5. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya keluaran
terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat perbedaan yang
signifikan antara yang terbaca pada display inverter dengan hasil pengukuran.
No. Tegangan input Arus input Tegangan out- Arus output Daya output Effisiensi
Daya input [W] Cek [ü]
SCC DC [V] DC [A] put DC [V] DC [A] [W] [%]
a. Langkah pengujian
1. Ukur tegangan DC pada kabel output kotak penggabung larik photovoltaik, dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan pada titik koneksi kabel input di charge controller.
1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran kotak penggabung larik photovoltaik dengan
tegangan yang terukur pada input charge controller.
2. Susut tegangan pada system DC yang disarankan tidak lebih dari 1%.
Tabel 49. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung Larik Fotovoltaik
ke Solar Charge Controller
2. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI KOTAK PENGGABUNG LARIK PHOTOVOLTAIK KE SOLAR CHARGE CONTROLLER
72
Pengujian 4
3. SUSUT TEGANGAN KABEL DARI SOLAR CHARGE CONTROLLER KE KOTAK PENGGABUNG BANK BATERAI
a. Langkah pengujian
1. Ukur tegangan DC pada titik koneksi kabel output charge controller, dilanjutkan dengan pengukuran
tegangan pada titik koneksi kabel input Kotak penggabung bank baterai.
1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada charge controller dengan tegangan yang terukur pada
input kotak penggabung bank baterai.
2. Susut tegangan pada system DC yang disarankan tidak lebih dari 1%.
Tabel 50. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Solar Charge controller
ke Kotak Penggabung Bank Baterai
3. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI SOLAR CHARGE CONTROLLER KE KOTAK PENGGABUNG BANK BATERAI
No. Tegangan pada charge controller [V] Tegangan bank baterai Susut tegangan [%] Cek [ü]
SCC [V]
3 53.2 50 6.01 x
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah Verifikasi
1. Perhatikan Nilai tegangan input charge controller, verifikasi bahwa tegangan input masih dalam range
yang diijinkan oleh charge controller sesuai dengan nameplatenya.
2. Lakukan verifikasi susut tegangan dari kotak penggabung larik photovoltaik ke solar charge controller
dan dari solar charge controller ke kotak penggabung baterai tidak lebih dari 1%.
3. Lakukan pengukuran suhu pada kabel dan titik koneksinya.
4. Perhatikan suhu dan indikator pada solar charge controller. Pastikan setting parameter charge controller
sesuai dengan desain dan rekomendasi pabrikan baterai.
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
Cek
No Parameter
[ü]
2 Tegangan jatuh pada kabel dari kotak penggabung ke solar charge controller tidak lebih dari 1%. ü
3 Tegangan jatuh pada kabel dari solar charge controller ke bank baterai tidak lebih dari 1%. ü
4 Pengukuran effisiensi dari sistem sesuai dengan spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari 5 %. ü
5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal dan tidak lebih dari 500C. ü
6 Temperatur solar charge controller dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih dari 400C pada saat ü
beroperasi.
7 Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa masalah. ü
8 Parameter tegangan tahap pengisian baterai sesuai dengan konfigurasi dan rekomendasi dari pabrikan. ü
Rekomendasi untuk Lead acid OPzV adalah 2.35 - 2.4 V untuk tahap bulk dan absorption, dan 2.25 - 2.3 V untuk
float charging.
74
Pengujian 4
Prasyarat
Kondisi: Rangkaian Bank baterai dalam keadaan terbuka (tanpa ada koneksi antar baterai).
a Langkah pengujian/pengukuran
1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.
2. Tegangan Voc Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan
baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak
24 blok baterai yang disusun seri.
3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.
Tabel 52. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Tanpa Beban
1. Pengukuran Tegangan Sel Baterai Tanpa Beban (Tabel dapat dikembangkan sesuai jumlah Bank baterai di lokasi)
Sel Voc Temperature Sel Voc Temperature Sel Voc Temperature Sel Temp Temperature
Voc Bank 1 [V] 25.2 Voc Bank 2 [V] 26.4 Voc Bank 3 [V] 25.8 Voc Bank 4 [V] 26.52
76
Pengujian 4
a. Langkah pengukuran/pengujian
1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter dan clamp meter pada formulir yang disediakan.
2. Tegangan Vchg Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan
baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak
24 blok baterai yang disusun seri.
3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.
Tabel 53. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Charging
2. PENGUKURAN TEGANGAN SEL BATERAI SAAT CHARGING (Tabel dapat disesuaikan jumlah Bank baterai di lokasi)
Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature
Vchg bank 1 [V] 27 Vchg bank 2 [V] 27 Vchg bank 3 [V] 27 Vchg bank 4 [V] 27
Ichg bank 1 [V] 30 Ichg bank 2 [V] 31 Ichg bank 3 [V] 30 Ichg bank 4 [V] 30
a. Langkah pengukuran/pengujian
1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter dan clamp meter pada formulir yang disediakan.
2. Tegangan Vdisc Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan
baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak
24 blok baterai yang disusun seri.
3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.
Tabel 54. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Disharging
3. PENGUKURAN TEGANGAN SEL BATERAI SAAT DISCHARGING (Tabel dapat disesuaikan jumlah Bank baterai di lokasi)
Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature
Vdis bank 1 [V] 26.76 Vdis bank 2 [V] 26.76 Vdis bank 3 [V] 26.76 Vdis bank 4 [V] 26.76
Idis bank 1 [V] 15 Idis bank 2 [V] 15 Idis bank 3 [V] 15 Idis bank 4 [V] 15
78
Pengujian 4
4. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah Verifikasi
1. Perhatikan Nilai tegangan blok Baterai, pada saat rangkaian baterai tidak terhubung dengan sumber
charging dan beban perbedaan tegangan yang direkomendasikan antar blok baterai tidak lebih dari
0.03VDC. Pada saat baterai terhubung dengan sumber charging (fase absortion) ataupun beban,
rekomendasi perbedaan tegangan antar blok baterai tidak lebih dari 0.05VDC.
2. Pada saat charging dan discharging, perhatiakan deviasi arus antar setiap bank baterai.
Direkomendasikan deviasi tidak lebih dari 10%.
3. Amati besaran nilai arus pada saat bulk charge maupun diberi beban puncak.
4. Amati suhu pada titik-titik koneksi baterai dan proteksinya.
5. Lakukan verifikasi koneksi dan proteksi bank baterai.
1. Berikan catatan apabila nilai deviasi tegangan blok baterai melebihi nilai dari yang direkomendasikan.
2. Buat catatan apabila deviasi arus setiap bank pada saat charging/discharging melebihi 10%.
3. Perhatikan manual baterai, pastikan arus input/output baterai tidak melebihi rating yang diijinkan
oleh pihak pabrikan.
4. Berikan catatan untuk perbaikan installasi apabila ditemukan temperatur kabel, terminal dan proteksi
arus lebih dalam keadaan lebih dari 500C.
5. Pastikan apabila proteksi baterai dalam keadaan terbuka maka tidak terdeteksi tegangan pada DC
busbar baterai juntion Box (panel penggabung bank baterai). Pastikan juga terdeteksi tegangan pada
DC busbar pada saat Proteksi baterai dalam keadaan tertutup.
1 Deviasi tegangan baterai setiap sel baterai di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari ü
0.03 VDC pada saat tidak ada beban.
2 Deviasi tegangan baterai setiap sel di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 0.05 ü
VDC pada fase absorption atau constant voltage charging.
3 Deviasi tegangan baterai setiap sel di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 0.05 ü
VDC pada saat discharging.
4 Deviasi arus charging pada saat fase bulk atau constant current pada setiap Bank baterai tidak lebih dari 10%. ü
5 Arus discharging pada saat beban puncak tidak lebih dari I10-rate. ü
6 Deviasi temperatur antar sel baterai di dalam satu bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 30C ü
pada saat charging.
7 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan ü
dibawah 500C pada saat charging atau discharging.
8 Deviasi temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih untuk arus yang sama tidak lebih dari 50C ü
pada saat charging maupun discharging.
9 Pastikan tidak adanya tegangan pada busbar DC ( paralel baterai) saat semua proteksi arus lebih terbuka (OFF). ü
Prasyarat:
a. Langkah pengujian
80
Pengujian 4
a. Langkah pengujian
1 L1-L2 500 20
2 L1-L3 500 25
3 L2-L3 500 20
4 L1-N 500 30
5 L1-G 500 30
6 L2-N 500 30
7 L2-G 500 30
a. Langkah pengujian
1. Pada saat MCB/Fuse di aktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi kontinyu.
2. Pada saat MCB/Fuse di nonaktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi tidak kontinyu.
a. Langkah pengujian
1. Pada saat MCB/Fuse di aktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi kontinyu.
2. Pada saat MCB/Fuse di nonaktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi tidak kontinyu.
82
Pengujian 4
Prasyarat:
1. UJI KONTINUITAS
a. Langkah Pengujian
1. Apabila multimeter berbunyi BEEP, maka jalur tersebut sudah terhubung secara kontinyu.
2. Apabila multimeter tidak berbunyi, maka jalur dalam keadaan tidak kontinyu.
3. Apabila kondisi tidak kontiyu maka harus dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap ikatan
kontinuitas element yang telah diukur.
1. UJI KONTINUITAS
1. UJI KONTINUITAS
Koneksitas “Inverter jaringan - pembumian rumah pembangkit” atau “inverter jaringan - struktur
6 OK
penyangga modul fotovoltaik”
Koneksitas “area konduktif terbuka - terminal pembumian utama” (salah satu contohnya cable
10 OK
tray dari logam)
11 Koneksitas “bagian konduktif ekstra - terminal pembumian utama” (salah satu contohnya pagar) OK
a. Langkah Pengujian
1. Kabel merah (C) dan kuning (P) dihubungkan ke tongkat besi yang tersedia dan ditancapkan ketanah.
Jarak antar tongkat besi 5m – 10 m.
2. Kabel hijau ( E ) dihubungkan pada titik grounding rod/titik pembumian yang akan kita ukur nilai
hambatannya.
3. Putar selector skala pengukuran pada nilai yang tertinggi, kemudian tekan tombol test. Apabila jarum
ukur belum bergerak atau bergerak sangat kecil, turunkan nilai skala dan lakukan pengetesan kembali.
1. Jika pada skala ukur 1 Ω jarum ukur menunjukan angka 2, maka hasil pengukuran adalah 2 x 1 Ω = 2 Ω
2. Jika pada skala 10 Ω jarum ukur menunjukan angka 4, maka hasil pengukuran adalah 4 x 10 Ω = 40 Ω
3. Hambatan pembumian disarankan kurang dari 1 Ω
84
Pengujian 4
Nilai
No Parameter Cek [ü]
(Ω)
3. VERIFIKASI FUNGSIONAL
Verifikasi fungsional dilakukan untuk memastikan kembali bahwa nilai-nilai yang terukur pada
pungujian pembumian dan penangkal petir memenuhi standard keselamatan dan keamanan installasi
pembangkit listrik tenaga surya. Berikan catatan dan rekomendasi apabila ada yang tidak sesuai
dengan standard minimum yang telah diberikan
3. VERIFIKASI FUNGSIONAL
1 Semua pembumian tersambung pada elektroda pembumian dengan melakukan uji kontinuitas. ü
Hambatan pembumian struktur penyangga modul fotovoltaik dan pembumian tiap-tiap komponen dalam rumah
2 ü
pembangkit (combiner box, SCC, Inverter, panel distribusi) maksimal 5 Ω.
Prasyarat:
Verifikasi pengukuran dan akumulasi perangkat penyimpanan untuk memastikan hasil pengukuran dan
perangkat penyimpanan bekerja dengan baik. Lakukan pencatatan sesuai pada tampilan monitoring sistem.
Verifikasi bahwa monitoring sistem memiliki minimal fungsi pencatatan terhadap hal-hal seperti Tabel
dibawah ini.
Tabel 63. Contoh Penulisan Data Pengukuran Akumulasi dari Perangkat Penyimpanan
Sampel
Total energi Sampel
Iradiasi Total energi Total energi Total energi tegangan Sampel
dari modul tegangan dan
Hari (Wh/ masuk baterai keluar baterai ke beban dan arus di temperatur
fotovoltaik arus di busbar
m2) [Wh] [Wh] [Wh] busbar DC [°C]
[Wh] AC [V; A]
[V,A]
51.5 V /
2 600 18000 12000 6000 5900 219 V / 8 A 36°
22 A
51.5 V /
3 600 17000 13000 4000 3950 222 V / 7 A 35°
23 A
86
Pengujian 4
2. VERIFIKASI FUNGSIONAL
a. Langkah Verifikasi
1. Perhatikan indikator monitoring sistem. Pastikan indikator memberikan tanda yang sesuai dengan
keterangan fungsi indikator. Simulasi terhadap fungsi-fungsi indikator dapat dilakukan untuk
memverifikasi fungsi indikator tersebut.
2. Pastikan data monitoring sistem merekam semua data setiap komponen sistem. Data monitoring harus
dapat disimpan dan dipindahkan ke penyimpan eksternal. Raw file tersimpan diserahkan keverifikator
untuk diperiksa.
3. Bandingkan hasil monitoring dengan yang terukur menggukan alat tersendiri. Pastikan tidak ada
perbedaan antara pengukuran dengan alat ukur eksternal dengan pengukuran yang ditampilakan pada
monitoring sistem.
4. Catat interval dan kapasitas penyimpanan data monitoring sistem, lakukan kalkulasi untuk
memverifikasi kapasitas penyimpan data monitoring cukup untuk 5 tahun operasi.
1. Centrang apabila verifikasi fungsional sesuai dengan langkah-langkah verifikasi. Apabila tidak sesuai,
beri tanda silang dan catatan/rekomendasi.
2. VERIFIKASI FUNGSIONAL
Sistem monitoring merekam semua data dari setiap komponen dan disimpan didalam perangkat penyimpanan
2 ü
eksternal. Raw file tersimpan dan diserahkan.
3 Data pengukuran lolos verifikasi dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara input dan output. ü
Pengukuran yang terekam memiliki interval minimum 10 menit untuk setiap data terukur dan dapat dipastika
4 x
melalui estimasi bahwa tersedia cukup kapasitas penyimpanan untuk minimal 5 tahun.
Untuk melihat performa sistem secara keseluruhan perlu dilakukan uji keandalan sistem yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu. Pada sistem PLTS mini grid, uji keaandalan sistem meliputi pengamatan
terhadap performa solar panel, charge controller, inverter dan battery serta komponen-komponen
pendukung lainnya.
Pengujian dilakukan melakukan pengamatan pada saat yang bersamaan pada saat sistem beroperasi. Analisis
keandalan dapat dilakukan setelah semua data diperoleh.
Prasyarat:
1. UJI RUN-UP BATTERY, PV MODULE DAN PANEL DISTRIBUSI (PENGUJIAN DILAKUKAN BERSAMAAN)
a. Langkah pengujian:
1. Aktifkan system DC (battery, PV module dan charge controller), kemudian aktifkan system AC (inverter
dan Panel Distribusi serta beban listrik).
2. Ukur tegangan dan arus berurutan sesuai waktu pengujian.
1. Catat nilai tegangan dan arus pada baterai, module PV dan Panel Distribusi AC.
88
Pengujian 4
Tabel 65. Contoh Penulisan Formulir Pengisian Kondisi Baterai 0 Sampai 8 Jam
Battery bank 1 –
String 1
Battery bank 1 –
String 2
Battery bank 1 –
String …
Array PV 1 –
String 1
Array PV 1 –
String 2
Array PV 1 –
String …
2. Apabila pembacaan pada pengukuran arus baterai adalah minus (-), berarti baterai dalam keadaan
discharge, sedangkan apabila terbaca plus (+) berarti baterai dalam kondisi charge. Kondisi charging
memungkinkan terjadi apabila beban yang diberikan lebih kecil dari pada daya yang dihasilkan oleh
PV module.
Setelah pengujian run-up selesai, maka lanjutkan pengujian dengan uji discharge battery.
a. Langkah pengujian:
1. Non aktifkan sistem dengan mematikan beban listrik terlebih dahulu, kemudian matikan battery
inverter, dan solar charge controller atau inverter terhubung jala-jala.
2. Aktifkan switch antara battery dan battery inverter, kemudian aktifkan battery inverter dan Panel
distribusi serta beban. PV module, solar charge controller ataupun inverter terhubung jala-jala
dibiarkan dalam kondisi mati.
3. Lakukan pengukuran arus dan tegangan selama waktu pengujian.
4. Setelah pengujian selesai, matikan beban dan battery inverter. Kemudian tunggu selama minimal 30
menit dan lakukan pengukuran tegangan battery.
1. Catat tegangan dan arus sesuai dengan waktu pengujian. Bandingkan dengan karakteristik discharge
pada datasheet battery.
Tabel 67. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 0 Hingga 2,5 Jam
Tabel Battery-Inverter 0h- 2,5h
Battery-inverter I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]
Batt-Inverter 1
Batt-Inverter 2
Batt-Inverter …
Tabel 68. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 3 Hingga 5,5 Jam
Tabel Battery-Inverter 3h - 5,5h
String baterai I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]
Batt-Inverter 1
Batt-Inverter 2
Batt-Inverter …
Tabel 69. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 6 Hingga 8,5 Jam
Tabel Battery-Inverter 6h – 8,5 h
t = 6h s/d 8,5h t = 6h t = 6,5h t = 7h t = 7,5h t = 8h t = 8,5h
String baterai I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]
Batt-Inverter 1
Batt-Inverter 2
Batt-Inverter …
90
Pengujian 4
Kapasitas Sisa :
Baterai V [V]
Battery-bank 1
Battery-bank 1
Battery-bank …
Berikut ini adalah contoh referensi battery SOC (gunakan data dari manufacture battery untuk
mengetahui tegangan SOC pada battery).