Anda di halaman 1dari 15

Tatap muka ke 2

POKOK BAHASAN :
FAKTOR-FAKTOR
DALAM PENGGEMUKAN SAPI POTONG
Tujuan Int!uk"#na$ Umum
Mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
penggemukan sapi potong dan cara memanipulasi faktor-faktor
tersebut untuk peningkatan produktivitas ternak potong.
Tujuan Int!uk"#na$ K%uu :
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggemukan sapi
potong baik faktor internal maupun eksternal.
Mengetahui cara pemilihan lokasi dan pemilihan bakalan untuk usaha
penggemukan ternak potong (sapi).
U!a"an Mate!"
Produktivitas ternak adalah kemampuan dari seekor ternak dalam
menghasilkan suatu produk, dalam hal ini ternak potong menghasilkan produk
berupa daging, anak, maupun produk yang lain. Pada penggemukan sapi
potong, peningkatan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani masyarakat yang
semakin meningkat dalam upaya meningkatkan kualitas pangan dan perbaikan
gisi masyarakat.
Pada dasarnya produk utama dari ternak potong adalah berupa daging,
disamping hasil ikutannya yaitu kulit, tulang dan kotoran yang masih
dimanfaatkan. Kemampuan seekor ternak untuk menghasilkan produksi yang
optimal dapat dilihat dari dua aspek, yaitu
!. Produksi "ernak #itin$au dari !spek Kualitas
22
#alam menentukan produktivitas ternak potong secara kualitas terdapat
tiga faktor yang perlu mendapat perhatian, adalah
a. Produksi daging dari ternak potong untuk setiap ekor atau unitnya
banyak ditentukan komposisi daging dari daging-dagingnya. "ernak
potong yang baik haruslah memiliki komposisi atau persentase yang
tinggi. %al ini berarti bahwa persentasi berat karkas dan nisbah antara
daging dengan tulang (Meat &one 'atio) harus tinggi.
Karkas merupakan hasil pemotongan ternak setelah dikurangi dengan
- kaki, mulai dar tarsus(metatarsus) carpus(metacarpus.
- *rgan dalam, kecuali gi$al.
- Kepala, kulit, ekor dan darah, kecuali pada ternak babi kulit termasuk
karkas.
&erat karkas yang dihasilkan dari ternak banyak dipengaruhi antara lain oleh
+. ,enis "ernak
Pada berat hidup yang sama, maka berat karkas dari ternak babi akan
lebih tinggi dibandingkan dengan berat karkas ternak sapi, sedangkan
persentase berat karkas dari ternak sapi akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan ternak kambing.
-. ,enis Kelamin
Pada umur dan berat hidup yang sama, karkas ternak betina mempunyai
berat yang lebih besar daripada ternbak $antan, karena pada ternak
betina $aringan lemaknya tumbuh lebih cepat.
.. &erat %idup
23
/emakin tinggi berat hidupnya (gemuk), maka akan didapat berat karkas
yang lebih tinggi pula.
b. Produksi daging dari ternak potong untuk setiap ekor atau setiap unitnya
ditentukan oleh berat hidupnya. Pengertian secara umum apabila
semakin tinggi berat hidupnya, maka akan besar pula produksi
dagingnya.
c. Produksi daging yang optimal dari seekor ternak atau setiap unit ternak
sebaiknya agar dapat dicapai dalam periode waktu yang sangat singkat.
*leh karena itu, bibit(bakalan ternak potong yang dipelihara haruslah
mempunyai potensi genetik baik sehingga memiliki la$u pertumbuhan
yang cepat pula.
0ndikator yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui dan mengukur
adanya la$u pertumbuhan dari ternak potong, antara lain
+. Pertambahan berat badan (1ain)
/eekor ternak dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila ter$adi
suatu kenaikan dari berat badannya. %al ini dapat diketahui andaikata
dilakukan penimbangan berat badan dalam periode tertentu.
Penambahan berat badan tersebut dikenal dengan istilah 1ain,
sedangkan apabila kenaikan berat badan diukur untuk setiap hari maka
disebut dengan istilah !verage #aily 1ain ( !#1 2 Pertambahan berat
badan harian).
-. Persentase 1rowth 'ate.
Presentase growth rate merupakan indikasi untuk kemampuan tumbuh
dari seekor ternak, dan dapat diartikan sebagai perbandingan antara gain
dengan berat hidup ternak itu sendiri yang dinyatakan dalam persen.
.. 3eed 4onversion 'atio ( 34' )
24
3eed 4onversion 'atio merupakan pengertian sebagai banyaknya
($umlah) makanan yang dihabiskan oleh seekor ternak (3eed 0ntake)
untuk membentuk satu unit hasil(produksi, yaitu untuk ternak potong
berupa daging. #engan kata lain, 34' dapat dirumuskan sebagai
perbandingan antara 0ntake dengan 1ain.
5. Kecepatan Pertumbuhan 'elatif
Kecepatan pertumbuhan relatif merupakan kecepatan pertumbuhan dari
komponen syaraf, tulang, musculus, dan lemak.
&. Produktivitas ternak yang ditin$au dari aspek kuantitas.
Produktivitas yang ditin$au dari aspek kuantitas dapat diartikan sebagai
produktivitas ternak yang ditun$ukkan dengan adanya perkembangan populasi.
Perkembangan populasi ternak dalam suatu usaha peternakan banyak
ditentukan oleh kemampuan peternak dalam melaksanakan dan mengetrapkan
mana$emen reproduksi dan breeding, sehingga mutu genetik ternak sangat
perlu diperhatikan. #engan demikian penguasaan dan pemahaman terhadap
sifat-sifat dasar dari reproduksi dan breeding sangat diperlukan dalam rangka
pelaksanaan mana$emen reproduksi dan breeding tersebut.
Parameter reproduksi yang diperlukan sebagai dasar dalam pelaksanaan
mana$emen reproduksi dan breeding, adalah
+. #ewasa kelamin (Pubertas), yang mempunyai pengertian bahwa saat
pertama kali seekor ternak telah menun$ukkan adanya tanda-tanda mulai
berfungsinya organ kelamin primer yaitu telah diproduksinya sperma bagi
ternak $antan dan ovum bagi ternak betina.
-. /ervice Per 4onseption (/(4), yaitu yang mempunyai arti banyaknya
suatu perkawinan yang dilakukan sampai dengan diperoleh (ter$adi)
suatu kebuntingan.
25
.. Masa bunting (1estation Periode), yaitu masa yang dimulai se$ak
ter$adinya conseption sampai dengan anak yang ada didalam kandungan
dilahirkan (Partus).
5. /ervice Periode, yaitu $arak waktu dari saat kelahiran sampai dengan
ter$adinya kebuntingan kembali.
6. 0ntreval kelahiran, yaitu merupakan $arak waktu antara kelahiran sampai
dengan kelahiran berikutnya.
7. 3ertilitas, yang dinyatakan sebagai persentase induk yang mengalami
kebuntingan.
8. !nimal 4rop, yaitu $umlah anak yang dilahirkan dan diukur dalam periode
waktu tertentu.
9. Mortalitas, yaitu tingkat kematian yang ter$adi, baik pada waktu sebelum
dan maupun sesudah disapih.
Pada umumnya produktivitas ternak potong yang ditin$au dari aspek
kuantitas dihitung berdasarkan pada !nimal 4rop. &erdasarkan !nimal 4rop
yang diukur dalam periode waktu tertentu dipengaruhi oleh
+. &esarnya $umlah anak yang dilahirkan oleh induk dan tingkat kematian
baik sebelum maupun sesudah disapih. 3aktor ini biasanya banyak
ditentukan oleh mutu genetik dari kedua tetuanya (pe$antan dan
induknya).
-. 3rekuensi atau banyak kelahiran yang ter$adi dalam periode wartu yang
telah ditentukan tersebut. 3aktor ini banyak ditentukan oleh pan$ang atau
pendeknya interval kelahiran dengan titik berat pada service per
conseption (/(4) dan service periode.
%al ini dapat dipahami oleh karena apabila /ervice per 4onseption besar
dan berarti akan semakin pan$ang masa /ervice Periodenya. !kibat lebih $auh
akan mempengaruhi inetrval kelahiran yang men$adi lebih pan$ang sehingga
26
frekuensi kelahirannya sedikit, dan apabila selama masa produktifnnya hanya
sedikit frekuensi kelahirannya, maka $umlah anak yang didapat $uga sedikit. %al
ini men$adikan perkembang populasinya rendah.
"ernak sapi potong sebagai salah satu sumber pangan berupa daging,
sampai saat produktivitasnya masih sangat memprihatinkan karena produksi
daging yang dihasilkan masih rendah. !da beberapa faktor yang men$adi
penyebab rendahnya produksi daging nasional antara lain
Peternak sapi potong hampir semuanya adalah peternakan rakyat (
keluarga yang merupakan usaha sambilan dan cabang usaha, masih
belum bisa memenuhi permintaan daging berkualitas. %al ini ter$adi
karena pengelolaannya yang masih tradisional dan kebanyakan ternak
sapi $uga dipergunakan sebagai sumber tenaga ker$a.
/tandar selera konsumen masih rendah terhadap kualitas daging yang
dikonsumsi (terhadap marbling, warna dan keempukan)
"ingkat konsumsi daging sapi nasional masih relative rendah
dibandingkan dengan negara lain.
Penyediaan bakalan
Kondisi beragam terutama bakalan e:-lokal
,umlah bakalan terbatas dan sulit diperoleh dalam $umlah besar
pada waktu yang bersamaan
"er$adinya pengurasan sapi, bahkan masih bersaing dengan
penyediaan ternak antar pulau
,enis sapi local belum dikembangkan secara khusus untuk
penghasil daging, masih ke arah dwi guna (daging dan tenaga
ker$a).
27
Program 0& belum memberi hasil yang menggembirakan, sehingga bibit
masih tergantung pada impor.
Potensi penyediaan pakan hi$auan berbeda untuk daerah padat dan
$arang penduduk.
;ntuk menun$ang keberhasilan dalam penggemukan sapi potong, ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain aspek teknis, aspek
pemasaran, aspek organisasi < mana$emen, aspek keuangan dan aspek
lingkungan.
!spek teknis digunakan untuk menilai se$auh mana usaha yang
direncanakan layak untuk dikembangkan. !spek ini meliputi penilaian lokasi
usaha, proses produksi, rencana produksi, kebutuhan bahan baku, tenaga ker$a,
$adwal waktu pembangunan, pemilihan $enis dan teknologi yang digunakan.
!spek pemasaran digunakan untuk mengu$i serta menilai se$auh mana
pemasaran produk yang dihasilkan dapat mendukung perkembangan usaha
yang akan dilaksanakan. !spek ini meliputi daya serap pasar terhadap produk
yang dihasilkan, prospek dimasa yang akan datang, kondisi pemasaran dan
program pemasaran.
!spek organisasi dan man$emen meliputi struktur organisasi, $umlah
karyawan, skill yang diperlukan, $umlah upah ( ga$i karyawan.
!spek keuangan meliputi biaya investasi, modal ker$a, biaya operasi dan
pemeliharaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima dan analisis laba
rugi.
!spek lingkungan digunakan untuk mengetahui dampak usaha terhadap
pencemaran lingkungan, factor yuridis dan sosio politik yang berlaku di daerah
setempat.
/elain aspek-aspek tersebut di atas, harus diperhatikan $uga mengenai
tu$uan usaha (produksi dan pasar), bangsa sapi, $umlah sapi, keseragaman
28
sapi, system penggemukan dan lama penggemukan. !da . hal pokok yang
secara teknis harus diperhatikan dalam proses penggemukan sapi, yaitu
&akalan bangsa, $enis kelamin, bobot badan
Pakan
"atalaksana adaptasi, kandang, kesehatan.
Mem"$"% $#ka" &ee'$#t
&anyak pertimbangan dalam penentuan lokasi untuk feedlot. Karena
lokasi sukar diubah, maka perlu dipilih lokasi yang baik untuk pertumbuhan
ternak, kemungkinan pengembangan usaha dan tidak menimbulkan masalah
pencemaran lingkungan. Pengaruh yang paling kuat adalah lingkungan local
dan kemungkinan pengembangan ke depan. /ebagai tambahan yang harus
diperhatikan adalah ketersediaan modal, tenaga ker$a dan mana$emen e:pert
(ahli).
&anyak feedlot yang tutup karena ketidakcukupan pakan dan sumber
ternak. #alam waktu yang sama kita tetap harus memperhatikan pengaruh iklim
terhadap konstruksi kandang pada area yang surplus pakan dan ternak.
&eberapa aspek untuk perencanaan lokasi feedlot
3actor geografi
=okasi feedlot lebih sering ditentukan oleh ketersediaan sapi, sumber
pakan dan pasar. >amun demikian, iklim secara tidak langsung akan
berpengaruh $uga terhadap sapi. #i daerah dingin konstruksi kandang
dibuat tertutup sedangkan di daerah panas kandang terbuka.
Masing-masing bangsa sapi mempunyai kecocokan terhadap iklim (
lingkungan tertentu. 0klim yang terlalu panas akan menurunkan produksi
ternak. "emperature naik dari -+
o
4 .6
o
4 akan mnurunkan produksi
29
ternak sebesar ..?. "iap peningkatan temperature -,@5
o
4 berakibat
penurunan && @,@8 kg.
"emperature kritis untuk feeder catlle dengan !#1 +,6 kg adalah -.+
o
4
pada bulan >opember men$adi -59
o
4 pada bulan ,anuari. Pada betina
bunting dan growing calves, lebih tinggi daripada feeder catlle.
"emperature kritis adalah temperature lingkungan dimana seekor ternak
harus meningkatkan la$u metabolisme tubuh dengan menggigil untuk
memelihara temperature tubuh normal.
"opografi
"opografi tanah yang akan digunakan untuk feedlot harus
dipertimbangkan sungguh-sungguh. #i daerah dengan curah hu$an tinggi
akan lebih menguntungkan mendirikan kandang di lereng bukit untuk
menaikkan drainase dan ini akan mengurangi problem lumpur.
!ir
#ibutuhkan sumber air yang cukup besar untuk operasional feedlot. /api
membutuhkan air 5@ A 6@ l(ekor(hari, sedangkan kebutuhan air untuk
steer dengan && 8@@ - +.@@@ lb adalah +@ A -@ galon per hari.
/elain untuk air minum, air $uga dibutuhkan untuk kebersihan kandang
dan perlengkapannya.
/umber pakan
=okasi feedlot harus dekat dengan sumber pakan (%M") dan limbah
P>. /umber pakan baik dari %M", limbah pertanian dan konsentrat,
ketersediaannya harus kontinyu dan mudah didapat serta mempunyai
kualitas yang tinggi. Kenyataan di lapangan menun$ukkan bahwa sumber
pakan bervariasi, sehingga untuk pemberiannya harus disortir dan
diformulasi satu dengan yang lain.
30
/umber ternak
=okasi feedlot tidak harus merupakan sumber ternak yang besar, karena
sapi bisa dengan mudah didatangkan dari luar daerah ( lokasi. Bang
penting di sini adalah kompetisi harga antara pembeli dengan sumber-
sumber bibit.
"ransportasi
=okasi feedlot harus mudah dilalui sarana transportasi (harus
strategis).
/arana transportasi yang bisa digunakan antara lain adalah truk,
kereta api, pesawat terbang dan kapal laut.
Market
%asil penggemukan dapat dipasarkan di pasar domestic maupun luar
negeri.
Pem"$"%an (aka$an
Keberhasilan penggemukan sapi potong sangat tergantung pada
pemilihan bibit dan kecermatan selama pemeliharaan. Penggemukan sapi
bertu$uan untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan sapi yang
dipelihara, yang dapat dilihat dari adanya pertambahan bobot badan.
Pertumbuhan sapi dan lama penggemukan sangat ditentukan oleh factor
individu, bangsa, $enis kelamin dan umur bakalan.
&akalan yang akan digemukkan dapat berasal dari sapi local maupun
impor. &akalan yang dipilih harus mempunyai potensi pertumbuhan optimal.
"ipe bakalan yang dipilih tergantung pada harga bakalan (feeder cattle), pakan
yang digunakan dan perkiraan harga akhir. !dapun ciri-cirinya adalah
"ubuh dalam, lebar, besar, berbentuk segi empat atau balok
31
Kualitas daging maksimal dan mudah dipasarkan
=a$u pertumbuhan cepat
4epat mencapai dewasa
Cfisiensi pakan tinggi.
Masalah utama pada penggemukan sapi potong adalah tidak tersedianya
bakalan yang memenuhi criteria dan ketersediaannya belum kontinyu. /api
bakalan banyak diperoleh dari peternakan rakyat yang dipelihara secara
tradisional, sehingga apabila sapi tersebut langsung dipotong, persentase
karkasnya masih rendah (belum mencapai 6@?). /edangkan apabila
digemukkan selama 8@ A D@ hari dengan bobot awal -6@ A .6@ kg, persentase
karkas dapat mencapai 67? dengan bobot potong 5@@ kg.
Menentukan sapi bakalan :
Ban)a
&angsa yang dipilih sebagai bakalan biasanya bangsa yang populer,
mempunyai daya adaptasi yang baik dan mempunyai persentase karkas tinggi.
/api /horthorn, /anta gertrudis, /immental dan =imousin merupakan contoh
sapi yang mempunyai produksi daging dan la$u pertumbuhan yang tinggi, tetapi
daya adaptasi di daerah tropis kurang baik. /ebaliknya sapi &rahman
mempunyai daya adaptasi yang baik di daerah tropis, tahan ekto parasit dan
caplak, tetapi la$u pertumbuhannya tidak setinggi sapi di atas. /api ini $uga
sering digunakan sebagai sapi ker$a.
Persilangan sapi &rahman, /horthorn, /anta gertrudis dari !ustralia yang
dikenal dengan &rahman cross (&:) mampu beradaptasi di daerah tropis
dengan baik dan mempunyai la$u pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan
dengan sapi P* dan sapi &ali. /api P3% $antan $uga dapat digunakan sebagai
bakalan karena mempunyai pertumbuhan yang tinggi. /aat ini di masyarakat
32
banyak digemukkan sapi keturunan /immental dengan sapi P* yang
mempunyai nilai $ual lebih tinggi dibandingkan dengan sapi P*.
*en" ke$am"n
Pada pola pemeliharaan yang sama, sapi $antan lebih cepat tumbuh dari
pada sapi betina pada bangsa yang sama. /api $antan lebih efisien dalam
menggunakan pakan dibandingkan dengan sapi betina.
/teer %eifer &ull
=ebih mudah dipasarkan,
growth rate lebih tinggi
daripada heifer, harga $ual
lebih tinggi, kandungan
lemak lebih rendah dari
pada heifer
/ering digunakan untuk
replacement stock,
membutuhkan pakan per
unit gain lebih banyak
daripada steer, harga lebih
murah, gain lebih lambat.
%eifer harus dipotong pada
umur lebih muda dan berat
yang lebih rendah daripada
steer, sebelum growth
ratenya menurun karena
pada umur yang lebih tua
kandungan lemak pada
heifer tinggi.
&iasanya produsen cow-
calf tidak mengi$inkan
operator feedlot memilih
bull karena feeder steer
mempunyai harga yang
lebih tinggi dari pada pedet
bull untuk && yang sama.
Kualitas daging berbeda
antara bull dengan steer.
Keuntungan dari bull
dibandingkan dengan steer
adalah bahwa bull lebih
efisien dalam rate <
efisiensi gain pada waktu
digemukkan.
Umu!
/api pada umur muda (+,6 A .,6 tahun) mempunyai la$u pertumbuhan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang tua serta efisien dalam
penggunaan pakan, sehingga untuk mendapatkan keuntungan yang besar,
pada penggemukan sapi dipilih sapi yang masih muda.
K#n'"" &""k
&entuk luar ( fisik sapi berkorelasi positif terhadap factor genetic seperti
la$u pertumbuhan mutu dan produksi daging. &akalan yang dipilih sebaiknya
mempunyai bentuk badan persegi empat, dada lebar dan dalam, temperamen
33
tenang. /api bakalan boleh kurus, tetapi harus sehat. /api seperti ini
diharapkan akan mengalami pertumbuhan kompensasi apabila digemukkan.
Kee%atan
Peternak harus memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku,
pernapasan, denyut $antung, pencernaan dan pandangan sapi. /api bakalan
yang sehat mempunyai tanda-tanda kulit lentur dan bersih, mata bersinar
dengan pandangan mata cerah dan ta$am, nafsu makan baik ( rakus. /elaput
lendir mulut dan gusi berwarna merah muda. ;$ung hidung bersih, basah dan
dingin. /uhu seluruh permukaan tubuh sama. /uhu tubuh yang normal untuk
anak sapi .D,6 A 5@
@
4, sedangkan sapi dewasa .9 A .D,6
@
4.
/api yang sehat kelihatan tegap, keempat kaki memperoleh titik berat
yang sama. Pernapasan sapi yang sehat tenang dan teratur, $umlah
pernapasan anak sapi .@ kali(menit sedangkan sapi dewasa +@ A .@ kali(menit.
;ntuk men$amin mutu genetiknya, sapi bakalan harus dihasilkan melalui
seleksi dan memenuhi standar ukuran statistic vital tertentu. Pada sapi potong
criteria yang dipakai antara lain
&obot badan pada umur tertentu (&& sapih, yearling dan +9 bulan)
Kecepatan pertumbuhan (!#1 pra < post sapih, !#1 pada waktu
tertentu)
;kuran tubuh pada umur tertentu (tinggi gumba, lingkar dada, pan$ang
badan).
Lat"%an #a$ :
+. ,elaskan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi
feedlotE
34
-. Masalah yang dihadapi dalam pemilihan bakalan sapi potong adalah
tidak tersedianya bakalan yang memenuhi criteria dan kurang kontinyu.
,elaskan tentang kondisi iniE
.. ,elaskan mengapa dalam memilih bakalan sapi potong dipilih sapi yang
masih muda dengan $enis kelamin $antanE
RANGKUMAN SINGKAT
;ntuk menun$ang keberhasilan dalam penggemukan sapi potong, ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain aspek teknis, aspek
pemasaran, aspek organisasi < mana$emen, aspek keuangan dan aspek
lingkungan.
&anyak pertimbangan dalam penentuan lokasi untuk feedlot. Karena
lokasi sukar diubah, maka perlu dipilih lokasi yang baik untuk pertumbuhan
ternak, kemungkinan pengembangan usaha dan tidak menimbulkan masalah
pencemaran lingkungan. Pengaruh yang paling kuat adalah lingkungan local
dan kemungkinan pengembangan ke depan. /ebagai tambahan yang harus
diperhatikan adalah ketersediaan modal, tenaga ker$a dan mana$emen e:pert
(ahli).
&akalan yang akan digemukkan dapat berasal dari sapi local maupun
impor. &akalan yang dipilih harus mempunyai potensi pertumbuhan optimal.
"ipe bakalan yang dipilih tergantung pada harga bakalan (feeder cattle), pakan
yang digunakan dan perkiraan harga akhir.
Masalah utama pada penggemukan sapi potong adalah tidak tersedianya
bakalan yang memenuhi criteria dan ketersediaannya belum kontinyu. /api
bakalan banyak diperoleh dari peternakan rakyat yang dipelihara secara
tradisional, sehingga apabila sapi tersebut langsung dipotong, persentase
karkasnya masih rendah (belum mencapai 6@?).
35
36

Anda mungkin juga menyukai