Anda di halaman 1dari 19

Beternak Ternak

POTONG
Klasifikasi Ternak Potong
Ruminansia (polygastric)
- Ternak besar : Sapi, Kerbau
- Ternak kecil : Kambing, Domba
Non-Ruminansia (monogastric)
- Kuda, Kelinci, Babi
Produktivitas Ternak Potong
Dari segi dinamika populasi :
Produktivitas ternak diartikan sebagai perkembangan populasi ternak dalam
periode waktu tertentu (1 tahun), dinyatakan dalam persen dari populasi
ternak
Dari segi produksi edible portion :
Produktivitas ternak diartikan sebagai rata-rata produksi edible portion
(daging) yang dihasilkan oleh seekor unit ternak potong. Edible portion
adalah bagian yang dapat dikonsumsi, terutama daging.
Dinamika Populasi Ternak
Panen Anak
Panen anak dihitung dalam waktu satu tahun. Beberapa istilah dalam panen
anak: calf crop (sapi); kid crop (kambing); lamb crop (domba).

Panen anak = x 100%


Faktor yang Mempengaruhi Panen
Anak
• Fertilitas induk / pejantan (indikator: conception rate / pregnantion rate)
• Jumlah anak yang dilahirkan per kelahiran (litter size)
• Mortalitas anak / induk
• Farrowing index (frekuensi induk melahirkan dalam 1 tahun)
• Interval kelahiran
Conception rate/ pregnantion rate Post partum mating : Perkawinan setelah
melahirkan
= x 100%

Service period : selang waktu antara kawin


Farrowing index (FI) pertama setelah melahirkan hingga terjadi
kebuntingan.
=
( )

Service per Conception (S/C) : jumlah


Interval kelahiran : jarak satu kelahiran perkawinan sampai terjadi kebuntingan
dengan kelahiran berikutnya
=
Usaha Mendapatkan Panen Anak
yang Tinggi
• Seleksi induk dengan fertilitas yang baik (subur)
• Pemberian pakan yang rasional
• Menekan kematian (mortalitas) anak saat menyusu / dalam kandungan
• Pengaturan perkawinan yang tepat (umur kawin, deteksi birahi, S/C
rendah, post partum mating tidak terlalu lama, service period pendek)
• Umur penyapihan yang tepat (jangan terlalu lama dan jangan terlalu awal)
Tabel Kinerja Reproduksi
Komoditas Siklus estrus Lama bunting Litter size
(hari) (hari) (ekor)
Babi 18 – 24 114 5 – 14
Domba/ 15 – 19/ 21 149 – 152 1–3
Kambing
Sapi 21 – 22 283 1
Kerbau 19 – 25 310 – 319 1
Kelinci - 29 – 31 5 -12
Produksi Daging Ternak
• Produktivitas ternak (produksi daging) ditentukan oleh mekanisme dan
kecepatan pertumbuhan dari ternak.
• Pertumbuhan: pertambahan berat badan sejak pembuahan sampai ternak
mencapai umur dewasa
• Pertumbuhan dimulai sejak masih di dalam kandungan sampai menjadi
dewasa.
• Pada waktu pemeliharaan yang sama, pertumbuhan yang tepat akan
menghasilkan produksi daging yang tinggi.
• Terjadi dua hal dasar pada pertumbuhan ternak, yaitu pertambahan berat
badan yang disebut pertumbuhan dan perubahan bentuk yang disebut
perkembangan.
• Perkembangan: perubahan bentuk, struktur dan konformasi. Misalnya
perubahan ukuran ambing pada saat ternak mengalami kebuntingan
Proses Pertumbuhan
• Berdasarkan struktur sel jaringan, pertumbuhan merupakan hasil interaksi
antara dua proses, yaitu hyperplasia (perbanyakan sel) dan hypertrophy
(pembesaran sel)
• Hyperplasia adalah perkembangan atau penambahan jumlah sel jaringan
tubuh. Pada umumnya terjadi saat terjadinya pembuahan sampai dua
pertiga masa kebuntingan.
• Hypertrophy adalah perkembangan atau penambahan ukuran sel jaringan
tubuh. Pada umumnya terjadi setelah lahir, yaitu sepertiga akhir masa
kebuntingan didominasi oleh proses hypertrophy dan dilanjutkan pada
periode post natal (setelah lahir).
• Pertumbuhan post natal dibagi dua tahap, yaitu
pertumbuhan pre-weaning growth (sebelum sapih)
dan post-weaning growth (sesudah sapih).
Perbedaan pada faktor eksternal, pre-weaning
didominasi oleh faktor nutrisi yang berasal dari air
susu induk, sedang post weaning didominasi oleh
faktor pakan.
• Proses pertumbuhan dimulai sejak pembuahan
sampai dengan umur dewasa tubuh (maturity)
• Pertambahan berat badan maksimal terjadi pada
saat menjelang pubertas dan pubertas
• Setelah pubertas pertambahan berat badan
menurun, jumlah ransum/pakan yang dikonsumsi
tidak sebanding dengan pertambahan berat badan
(kurang ekonomis/kurang efisien)
Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan
• Bangsa/Genetik
• Spesies
• Umur
• Jenis kelamin
• Lingkungan fisiologis (suhu, kelembaban, iklim, dll)
• Pakan (jumlah dan kualitas)
• Kesehatan/penyakit
• Pengaruh lain (mothering ability, produksi susu, litter size, umur
penyapihan, kandang, musim, dll)
Gain dan ADG

• Gain: adalah pertambahan berat badan dari seekor ternak


• ADG (average daily gain) atau pertambahan berat badan harian (PBBH):
adalah rata-rata pertambahan berat badan harian, yaitu gain dibagi
dengan lama hari pemeliharaan ternak. ADG sapi 0,6-0,8 kg,
kambing/domba 40-100 g, babi 0,3-0,5 kg, kelinci 10-15 g. ADG adalah
manifestasi/pencerminan dari pertumbuhan ternak.
Feed Cost per Gain
Feed cost per gain adalah besarnya biaya pakan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan satu kilogram pertambahan bobot badan
Feed cost per gain dipengaruhi oleh feed conversion ratio (FCR) atau feed
efficiency ratio (FER) dan harga bahan pakan. Meskipun FCR rendah, jika
harga bahan pakan yang digunakan mahal, maka feed cost per gain akan
tinggi, atau sebaliknya.
Agar usaha menguntungkan, dicari ternak yang mampu memanfaatkan pakan
yang dikonsumsi dengan baik dan dicari bahan pakan yang murah tetapi
mempunyai FCR rendah.
Feed Conversion Ratio
FCR atau konversi pakan adalah besarnya perubahan dari pakan yang
dikonsumsi menjadi pertambahan berat badan (gain).
FCR menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan oleh ternak. FCR
dipengaruhi oleh kualitas ternak yang dipelihara (termasuk daya adaptasi
ternak terhadap pakan yang diberikan), kualitas bahan pakan yang diberikan
dan metode pemberian pakan yang digunakan.
FCR merupakan hasil pembagian feed intake (FI) dengan gain, sedang Feed
efficiency ratio = FER (dalam %) merupakan hasil pembagian gain dengan FI
dikalikan 100%.
FI atau konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak. FI
merupakan selisih antara pakan yang diberikan dengan pakan yang tersisa.
Karkas dan Non-karkas
Contoh: Karkas Sapi
Tubuh ternak sapi yang telah disembelih, kemudian dipisahkan kepala,
keempat kaki, kulit, darah dan alat organ dalam (jeroan).
Sapi dianggap baik bila mampu menghasilkan karkas sebesar 50 - 59% dari
bobot potong.
Persentase karkas dipengaruhi oleh pakan, umur, berat badan, jenis kelamin
dan bangsa sapi.
Potongan Karkas
Contoh: Sapi
Karkas Non-karkas (offal)
Potongan primal (whole sale cut) Layak dimakan (edible offal)
bahu (chuck), rusuk (rib), dada (brisket + lidah, jantung, hati, paru-paru, ginjal,
short plate), paha (round), loin, dan flank. limpa, saluran pencernaan, otak.

Potongan sub primal (retail cut) Tidak layak dimakan (inedible offal)
sirloin, fillet, cuberoll dan lain-lain Tanduk, kuku, kepala, tulang, kulit
Potongan primal Potongan sub primal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai