Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI
PENGGEMUKAN TERNAK
Kelompok 2 (Dua)
Wahyudi Himawan S 180306064
Tukma Alfiansyah Harahap 180306070
Maiza 180306105
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Penggemukan Ternak
Dalam suatu usaha penggemukan ternak potong (sapi), banyak faktor
yang harus diperhatikan agar usaha yang dijalankan dapat berhasil
dengan baik. Faktorfaktor tersebut antara lain :
 Faktor internal : berasal dari ternak sapinya sendiri yaitu bangsa, jenis
kelamin, umur dan lain-lain.
• Bangsa : Sapi bangsa Shorthorn, Santa gertrudis mempunyai
produksi daging dan laju pertumbuhan yang tinggi, tetapi daya
adaptasi di daerah tropis kurang baik.
• Sapi Brahman mempunyai daya adaptasi yang baik di daerah tropis,
tahan ekto parasit dan caplak, tetapi laju pertumbuhannya tidak
setinggi kedua sapi di atas. Sapi ini juga sering digunakan sebagai
sapi kerja.
• Persilangan sapi Brahman, Shorthorn, Santa gertrudis dari Australia
yang dikenal dengan Brahman cross (Bx) mampu beradaptasi di
daerah tropis dengan baik dan mempunyai laju pertumbuhan lebih
tinggi dibandingkan dengan sapi PO dan sapi Bali.
• Sapi PFH jantan mempunyai pertumbuhan yang tinggi.
• Jenis kelamin : pada pola pemeliharaan yang sama,
sapi jantan lebih cepat tumbuh dari pada sapi betina pada
bangsa yang sama. Sapi jantan lebih efisien dalam
menggunakan pakan dibandingkan dengan sapi betina.

• Umur : sapi pada umur muda (1,5 – 3,5 tahun)


mempunyai laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sapi yang tua, sehingga untuk
mendapatkan keuntungan yang besar, pada
penggemukan sapi dipilih sapi yang masih muda.

 Faktor eksternal : faktor dari luar yang mempengaruhi


produktivitas ternak sapi adalah : pakan (faktor utama),
temperatur, kelembaban, gerakan mekanik, pengendalian
penyakit, perawatan, perkandangan dan seleksi bakalan.
Secara fisik indikator keberhasilan usaha penggemukan
(sapi potong) adalah :
• Tingginya laju pertumbuhan selama proses
penggemukan, yang dapat dilihat dari gain ataupun ADG
(Average Daily Gain).
• Terbentuknya jaringan badan yang dapat dikonsumsi
sesuai selera konsumen (edible meat, organ dalam dll.).
• Angka konversi pakan efisien.
• Nilai feed cost per gain yang rendah (ekonomis).
• Produksi karkas, edible portion tinggi dan kualitas
produk baik.
• Mortalitas dan kasus penyakit rendah / jarang.
Fase Pertumbuhan Pada Ternak
• Pada ternak yang menghasilkan satu anak (monoparous), bobot badan dan umur induk mempengaruhi
pertumbuhan pre-natal. Induk yang bobot badannya kecil akan melahirkan pedet yang lebih kecil
dibandingkan induk yang lebih tua dan lebih besar. Perbedaan ini disebabkan lingkungan dalam uterus,
diantaranya besarnya uterus.
pertumbuhan pre- • Bobot lahir pedet juga bervariasi tergantung bapaknya, artinya faktor kebakaan memegang peranan pada
natal (sebelum lahir) pertumbuhan pre-natal.

• Pertumbuhan pre-weaning, dipengaruhi kualitas dan kuantitas susu induk. Bila jumlah anak terlalu banyak
seperti pada babi, produksi susu tidak akan mencukupi kebutuhan tumbuh optimal semua anaknya.
• Bila pakan induk cukup dan baik, pertumbuhan pedet jantan lebih cepat dibanding pedet jantan kebiri, pedet
pertumbuhan pre- kebiri pertumbuhannya lebih cepat dari pedet betina selama periode menyusu. Bila pakan induk kurang baik,
weaning (masa pertumbuhan pedet jantan pada saat menyusu perbedaannya sangat kecil dibandingkan pedet betina.
menyusui)

• Post-weaning growth adalah pertumbuhan yang terjadi antara waktu disapih sampai saat disembelih, pada
berat 1000-1100 lbs
• Pertumbuhan menurun kontinyu dari pubertas sampai dewasa dicapai. Anak jantan akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan anak betina setelah lepas sapih meskipun mereka mengkonsumsi makanan yang
pertumbuhan setelah jumlahnya tidak jauh berbeda untuk setiap unit kenaikan berat badan, kusekuensinya anak jantan dalam
disapih (Post pertumbuhannya membutuhkan makanan yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak betina untuk
Weaning Growth). kenaikan setiap unit berat badan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ternak
• Pertumbuhan sebelum lahir (pre natal), dipengaruhi oleh mutu
genetik induk, induk / pejantan, pakan induk dan kondisi induk.
Sedangkan pertumbuhan post natal dibagi atas 2 tahap yaitu
sebelum sapih (prae weaning) yang dipengaruhi oleh produksi
susu induk (dominan), kondisi induk dan anak serta mutu
genetik anak dan tahap sesudah sapih (post weaning), yang
dipengaruhi oleh mutu genetik anak, jumlah dan mutu pakan
yang diberikan (dominan), adaptasi lingkungan.

• Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi komposisi tubuh


yang meliputi distribusi berat dan komposisi kimia komponen
karkas. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua kategori yaitu
fisiologi dan nutrisi. Umur, bobot hidup dan kadar laju
pertumbuhan juga dapat mempengaruhi komposisi karkas
(Suryadi, 2006).
• Diantara individu dalam satu bangsa atau diantara bangsa
ternak terdapat perbedaan respon terhadap pengaruh
lingkungan seperti nutrisi, fisis dan mikrobiologis. Perbedaan
respon menyebabkan adanya perbedaan laju pertumbuhan.
Jenis, komposisi kimia dan konsumsi pakan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap laju pertumbuhan. Konsumsi
protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju
pertumbuhan yang lebih baik. Pengaruh protein atau rasio
energi protein akan lebih besar pada ternak ruminansia dan
non ruminansia yang sedang tumbuh dengan cepat, terutama
pada pakan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan jaringan. Pengaruh nutrisi akan lebih besar jika
perlakuan pakan dimulai sejak awal periode pertumbuhan.
Jadi pertumbuhan ternak dapat dimanipulasi dengan
perlakuan nutrisi yang berbeda.
• Pada kondisi normal, terutama pemberian pakan yang cukup
(kualitas dan kuantitas), kurve pertumbuhan ternak mengikuti
pola seperti huruf S (sigmoid).
• Berdasarkan pola pertumbuhan tersebut, laju
pertumbuhan yang optimal dicapai pada saat
menjelang dan sekitar pubertas dan secara gradual
akan menurun sampai terhenti (tidak meningkat)
pada saat dewasa tubuh.

Anda mungkin juga menyukai