DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas penyertaannya
sehingga kami bisa menyelesaikan “LAPORAN PRAKTIKUM AGRIBISNIS USAHA
PETERNAKAN” ini dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dari segi
penyusunan dan bahasa. Oleh karena itu, saran dan masukan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................6
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum.................................................................................6
1.2.1 Tujuan Praktikum..................................................................................................6
1.2.2 Kegunaan Praktikum.............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................7
2.1 Pengertian Ayam Bangkok................................................................................................7
2.2 Pemeliharaan Ayam Bangkok...........................................................................................7
BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM................................................................11
3.1 MATERI PRAKTIKUM.................................................................................................11
3.1.1 Alat Praktikum..........................................................................................................11
3.1.2 Bahan Praktikum.......................................................................................................11
3.2 METODE PRAKTIKUM................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................12
4.1 HASIL PRAKTIKUM.....................................................................................................12
4.2 PEMBAHASAN.........................................................................................................13
4.2.1 PLANNING..............................................................................................................13
4.2.2 ORGANIZING....................................................................................................14
4.2.3 STAFFING..........................................................................................................17
4.2.4 DIRECTING.......................................................................................................19
4.2.5 CONTROLLING.................................................................................................22
4.2.6 RECORDING......................................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................26
5.1 KESIMPULAN...........................................................................................................26
ii
5.2 SARAN.......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................27
LAMPIRAN..............................................................................................................................28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel. 3 Perhitungan…………………………………………………………………23
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Ayam bangkok merupakan jenis ayam yang berasal dari Thailand dan
biasanya disebut ayam petarung. Ayam bangkok memiliki kelebihan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan (perubahan iklim), memiliki tubuh yang besar
dan kekar, otot yang kuat. Kelebihan itu tadi yang membuat ayam bangkok digemari
masyarakat.
Di Indonesia ayam bangkok selalu dijadikan sebagai aduan (sabung ayam)
karena memiliki postur tubuh yang besar dan lincah. Sehingga ayam bangkok di
Indonesia paling banyak dicari orang dengan keunikan yang dimilikinya.
Tetapi mencari ayam bangkok asli sangat susah karena sudah banyak jenis
ayam yang sudah beredar di pasaran akibat kawin silang dengan jenis ayam yang
berbeda yang membuat gen asli dari ayam bangkok itu hilang. Hal ini yang membuat
ayam bangkok asli sangat langka apabila ada yang menjual itupun harganya pasti
mahal.
7
Pengertian pemeliharaan secara ekstensif ialah yang dibiarkan dilepas di alam
bebas dan mencari makan sendiri. Dalam hal ini peternak juga tidak menyediakan dan
tidak memberikan pakansecararutin.Dari pagi hinggasore hariayambangkok tersebut
berkeliaranmencari makan dan baru petang harinya pulang untuk tidur.
Pada malam hari, ayam bangkok tersebut dapat tidur di berbagai tempat. Ada
yang bertengger di dahan-dahan pepohonan, di emperan rumah, di lumbung padi,
bahkan ada yang tidur diatas genting. Dapat dikatakan pemilik ayam bangkok tersebut
tidak ada perhatian sama sekali terhadap ayam peliharaannya. Di pedesaan-pedesaan,
cara pemeliharaan ini masihbertahan hingga sekarang. Hal ini disebabkan lahan di
pedesaan masih cukup luas sehingga memungkinkan sumber-sumber pakan masih
melimpah di alam bebas. Bahkan, sering terjadi beberapa babon tersebut menghilang
selama beberapa minggu dan waktu kembali pulang sudah bersama beberapa anaknya.
Paternak lalu mulai menangkap sebagian dari ayam bangkoknya dan dijual
untuk membantu keperluan hidup sehari-hari. Ayam bangkok yang dihasilkan dalam
pemeliharaan ini tentu sudah tidak asli lagi. Hal ini disebabkan ayam bangkok
melakukan kawin silang dengan ayam kampung yang banyak berkeliaran
dipekarangan tersebut. Jelas pemeliharaan secara ekstensif ini kurang memberikan
hasil bagi peternak. Bahkan, seringkali ayam Bangkok tersebut banyak yang mati
karena serangan penyakit.
2. Pemeliharaan ayam Bangkok secara semi intensif (madya)
Pemeliharaan ayam bangkok secara semiintensif dapat dikatakan sudah lebih
maju daripada pemeliharaan secara ekstensif. Pada pemeliharaan semiintensif ini
peternak sudah menyediakan kandang dan memberikan pakan ala kadarnya, misalnya
sisa-sisa makanan, jagung, menir, dan sebagainya. Jika ayam bangkok tersebut sakit,
peternak berusaha mengobatinya. Di kampung-kampung biasanya pengobatan
dilakukan secara tradisional. Jika ayam bangkok sakit dan tidak bergairah makan,
biasanya peternak akan segera mengobatinya dengan bawang putih, kunyit yang
ditumbuk, atau cabai merah yang dilolohkan tanpa dosis. Begitu juga jika kakinya
luka karena bubul maka bagian yang sakit tersebut cukup dipopok atau ditempeli
dengan apu (kapur sirih) yang dicampur dengan bubukan gambir atau abu. Pengobatan
secara tradisional tersebutkadang-kadang dapat menyembuhkan, terutama jika
8
penyakit ayam Bangkok tersebut belumparah.
Hampir setiap peternak di kampung mempunyai resep pengobatan tradisional
yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk kesembuhan. Akan tetapi, ada
juga sebagian pemilik ayam Bangkok di desa yang enggan mengobati ayamnya. Justru
ayam yang sakit tersebut dipotong untuk konsumsi sendiri atau dijual. Hal ini ada
baiknya karena dapat mencegah penularan penyakit ke ayam-ayam dan kelak jago
bangkok yang lain. Cara pemeliharaan semi intensif ini banyak dilakukan masyarakat
desa dan kota sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu usaha pemeliharaan ayam
Bangkok ini dapat memberikan tambahan pendapatan yang berarti bagi peternak.
3. Pemeliharaan ayam Bangkok secara intensif
Pada pemeliharaan ayam bangkok secara intensif dapat dikatakan bahwa hidup
dan kehidupan dari ayam-ayam bangkok tersebut sangat ditentukan oleh peternak.
Sejak dari pemeliharaan, pemberian pakan, perkawinan, dan penetasan sepenuhnya
diatur oleh peternak. Biasanya pemeliharaan ayam bangkok secara intensif
sepenuhnya ditujukan untuk usaha komersil. Pemeliharaan yang intensif ini biasanya
mempunyai fasilitas pemeliharaan yang cukup memadai.
Di antaranya mempunyai perkandangan dan pakan yang baik serta air
minumnya berkualitas tinggi. Dengan demikian, sarana tersebut dapat memenuhi
syarat untuk mencapai tujuan produksi telur maupun pertumbuhan kutuk-kutuk ayam
bangkok. Pada pemeliharaan secara intensif ini peternak dituntut dapat menguasai dan
memahami teknik beternak unggas. Selain itu, peternak juga dituntut untuk
melaksanakan pemeliharaan dengan penuh ketelitihan, kesabaran, dan ketekunan.
Dengan cara ini, gangguan-gangguan seperti serangan penyakit, serangan
binatang malam, atau lingkungan yang tidak sehat dapat ditanggulangi dengan baik.
Setelah diketahui ketiga cara pemeliharaan tersebut diatas maka dapat dipilih cara
yang paling cocok diterapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing peternak.
Sebagai contoh jika peternak mempunyai lahan yang sempit dan tinggal di kota
sebaiknya dipilh cara pemeliharaan intensif. Sebaliknya, jika peternak mempunyai
lahan yang luas, tetapi ia mempunyai kesibukan lain yang lebih penting maka dapat
dipilih cara pemeliharaan ekstensi fatau semi intensif.
Jadi pemilihan cara pemeliharaan ternak ayam bangkok ini sepenuhnya
9
ditentukan oleh peternak sendiri karena peternak sendirilah nanti yang akan
melaksanakannya. Satu hal penting dalam beternak ayam bangkok ini adalah
diupayakan agar keturunan ayam bangkok yang dihasilkan bersifat murni dengan
kualitas yang baik.
10
BAB III
11
BAB IV
NO DATA KETERANGAN
2 Umur 55 Tahun
3 Pendidikan Terakhir S1
Tabel.2
4 Tanggungan Keluarga 3 Data
N DATA KETERANGAN
O
2 Jumlah Ternak 19
a. Ternak Jantan 13
b. Ternak Betina
6
3 Kandang Kayu
12
6 Biaya Bibit Rp 80.000
5 Harga Jual :
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 PLANNING
Perencanaan usaha atau planning adalah tindakan atau langkah-langkah
yang akan dilakukan ketika akan memulai sebuah bisnis atau usaha. Dalam
menjalankannya, para pelaku usaha membutuhkan komponen perencanaan yang
tepat agar bisnis dapat dijalankan dengan baik.
Aksi yang dijalankan setelah perencanaan akan berjalan lebih baik daripada
aksi yang dimulai tanpa perencanaan. Namun, perencanaan tidak sebatas pada
perencanaan awal, tetapi juga perencanaan berulang layaknya siklus. Skala
perencanaan ini dapat berupa makro atau mikro, sesuai dengan kepentingan
bisnisnya. Sebagai contoh, perencanaan dapat dimulai dari perencanaan produk
yang ingin diproduksi dan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.
Penyusunan visi dan misi usaha ini bisa diawali dengan melakukan analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) terhadap organisasi dan
13
usaha yang dijalankan. Vision statement menjelaskan mengenai mengapa
bisnis ini dijalankan dan kemana organisasi atau usaha di masa depan. Adapun
mission statement menjelaskan mengenai langkah-langkah praktis yang
dijalankan untuk mencapai visi usaha, baik mengenai posisi perusahaan di
kalangan industry lainnya, jenis produk yang akan dijual dan layanan yang
disediakan.
c. Rencana produksi
d. Rencana keuangan
Ini adalah aspek yang krusial karena berkaitan dengan sesuatu yang akan
membuat bisnis itu jalan, yaitu keuangan. Karena tujuan dari suatu usaha
adalah menciptan keuntungan atau secara kasat mata berarti uang.
14
4.2.2 ORGANIZING
Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi secara sederhana,
pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang
ada. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
1. Fungsi Organizing
15
Tidak memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk
menangani suatu tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa
berubah/diganti bila ada perubahan dalam pekerjaan. Keputusan yang harus dibuat
harus berdasarkan konsessus kelompok bukan hanya wewenang satu orang saja.
Sifat komunikasi antar anggota di sini adalah komunikasi horizontal, karena tidak
ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk organisasi ini.
Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan
ditangani langsung oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap
suatu masalah berada di tangan pimpinan utama. Pimpinan utama ini pula yang
menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak bekerja. Semua
komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat komunikasi dalam
bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
3. Struktur Organizing
16
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim
yang sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan
mengarahkan tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja.
Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu:
4.2.3 STAFFING
1. Pengertian Staffing
17
salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan, penyeleksian,
pengembangan dan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pengertian Ketiga, Staffing merupakan
salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna
maksimal kepada organisasi. Organisasi- organisasi besar adalah organisasi dengan
nilai budaya yang tinggi, dengan perhatian yang besar pada nilai, ekspektasi, dan
perilaku. Biasanya didalam budaya tersebut pasti ada teamwork, fokus terhadap
konsumen, perlakuan yang adil pada karyawan, inisiatif, dan inovasi
18
fungsi yang tidak kalah pentingnya. Dalam staffing, yang menjadi titik penekanan
ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam staffing antara lain:
menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel. Sebenarnya
fungsi staffing ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan
pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar
untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur
organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan
kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya.
19
motivasi utamanya.
4.2.4 DIRECTING
1. Pengertian Directing
2. Fungsi Directing
20
pengarahan berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan
kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-
sumber daya dan hubungan- hubungan yang diperlukan untuk pengarahan
danmotivasi karyawan. Fungsi tersebut antara lain:
a) Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasiserta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnyadengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
b) Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementas.
c) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasikepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan.
d) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
e) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
3. Kegiatan Dalam Directing
Merumuskan keadaan saat ini karena tujuan dan rencana menyangkut masa
yangakan datang, manajemen harus memposisikan perusahaan mulai dari sekarang
tasa tujuanyang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk
pencapaian tujuanadalah sangat penting, maka manajemen memerlukan kebutuhan
informasi- informasikeuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi
dalam organisasi.
21
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspekabstrak
proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang
dalamorganisasi. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama,
antara lainleading, directingmotifating, actuating atau pengarahan,Sesudah rencana
dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah
menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telahditentukan. Fungsi
pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat ataumendapatkan para
karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini
melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-
kegiatankepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin.
4.2.5 CONTROLLING
1. Pengertian controlling
2. Fungsi Controlling
22
b) Untuk mencegah terjadinya kelalaian, penyelewengan, penyimpangan, dan
kelemahan agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
Hal lain yang membuat controlling penting dilakukan perusahaan adalah kerana
dapat memfasilitasi koordinasi. Jika semua sumber daya yang ada bisa terkoordinasi
dengan baik, maka proses yang dijalankan untuk mencapai tujuan akan bisa
terlaksana dengan baik.
4.2.6 RECORDING
23
Penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan
mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat
yang lebih tinggi. Baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam penerimaan
laporan dapat memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan tugas orang yang
memberi laporan. Selain itu, pelaporan merupakan catatan yang memberikan
informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang
berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu.
24
SISTEM BIAYA PENDAPATAN PENGELUAR KERUG
TETAP TIDAK
TETAP
ORGANIZI 0
NG 0
STAFFING
CONTROLL
ING
RECORDIN
Tabel. 3 Perhitungan
Dalam membangun usaha Ayam Bangkok ini, Bapak Kuswanto membuat usaha
dengan modal secara bertahap. Biaya tetap yang dikeluarkan tiap tahun adalah Rp 920.000
,yaitu untuk membeli bahan atau alat yang rusak, seperti bahan kandang, listrik dll.. Biaya
untuk staff tidak ada, dikarenakan yang mengelolanya adalah bapak Kuswanto sendiri.
Rumus BC
25
= Jumlah Pendapatan / Total Produksi = 1.500.000 / 1.000.000 = 1,5%
Rumus BEP
=Total biaya hidup / harga produk per unit — biaya variable = 1.000,000 / 250.000 —
80.000 = -79.000,00
= Rumus ROL
26
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Ayam bangkok merupakan jenis ayam yang berasal dari Thailand dan biasanya
disebut ayam petarung. Ayam bangkok memiliki kelebihan dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan (perubahan iklim), memiliki tubuh yang besar dan kekar,
otot yang kuat. Kelebihan itu tadi yang membuat ayam bangkok digemari
masyarakat.
Serta cara pemeliharaan ayam Bangkok yaitu, Pemeliharaan ayam Bangkok
secara ektsensif (sederhana), Pemeliharaan ayam Bangkok secara semi intensif
(madya), Pemeliharaan ayam Bangkok secara intensif.
5.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Achamad Faqih. 2019. Manajemen Agribisnis. Dee, Publish, Sleman Yogyakarta Made, 2
018. Metodelogi Penelitian Agribisnis. Denpasar; Magister Manajemen Agribisnis
Udayana Probolinggo.
https://mixartigo.com/apa-itu-ayam-bangkok/. diakses-pada-tanggal-10desember2022.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/ciri-ciri-ayam-mangon-sebagai-ayam-
petarung-bergaya-modern-1xmIZdmm1xn.diakses-pada-tanggal-
10desember2022.
28
LAMPIRAN
1
QUESTIONER PRAKTIKUM AGRIBISNIS
NAMA KELOMPOK :
NO DATA KETERANGAN
1 Nama Peternak
2 Umur
3 Pendidikan Terakhir
Tabel.2
4 Tanggungan Keluarga Data
6 Pekerjaan Sampingan
7 Kepemilikan Usaha
N DATA KETERANGAN
O
1 Jenis Ternak
2 Jumlah Ternak
c. Ternak Jantan
d. Ternak Betina
2
3 Kandang
4 Biaya Kandang
5 BIaya Listrik
6 Biaya Bibit
4 Biaya Pakan
5 Harga Jual :
c. Ternak Jantan
d. Ternak betina