Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peternakan di Indonesia saat ini masih menggunakan sistem tradisional. Faktor
yang menyebabkan peternak Indonesia masih menggunakan sistem tradisional adalah
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan untuk mengembangkan dan memaksimalkan
ternak mereka. Pengetahuan dan ketrampilan peternak di Indonesia dapat dikembangkan
melalui program penyuluhan. Program penyuluhan yang efektif dan efisien dapat
dikembangkan oleh tenaga-tenaga profesional di bidang penyuluhan. Peningkatan
kompetensi penyuluh dalam pembangunan pertanian, bisa dikondisikan melalui berbagai
upaya seperti: meningkatkan efektivitas pelatihan bagi penyuluh, meningkatkan
pengembangan diri penyuluh melalui peningkatan kemandirian belajar, meningkatkan
dukungan terhadap penyelenggaraan penyuluhan seperti dukungan kebijakan pemerintah
daerah terhadap pendanaan penyuluhan, dukungan peran kelembagaan, dukungan
teknologi dan sarana penyuluhan, pola kepemimpinan yang berpihak petani dan
memotivasi pribadi penyuluh untuk selalu meningkatkan prestasi kerja (kinerja penyuluh)
dan mengikuti perubahan lingkungan strategis yang ada. Keberhasilan suatu program
adalah ketika program yang sudah dilaksanakan dapat dilaksanakan secara kontinyu dan
juga dapat menghasilkan suatu produk yang sudah dipasarkan.
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui permasalahan
yang dihadapi sasaran penyuluhan dan mampu melakukan penyuluhan berdasarkan
prinsip komunikasi yang baik. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
membuat leaflet sebagai media penyuluhan dan mampu memberikan solusi untuk
membantu permasalahan yang sedang dihadapi peternak. Manfaat bagi peternak adalah
peternak mendapatkan informasi, pengetahuan dan ketrampilan dari pelatihan
penyuluhan yang diikuti.

1
BAB II
METODE PENYULUHAN

2.1. Penyuluhan Beternak Ayam Petelur


Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yg dipelihara khusus utk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan & itik liar yg ditangkap
dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Ayam yg pertama masuk & mulai
diternakkan pada periode ini adalah ayam ras pe telur white leghorn yg kurus &
umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras
cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak
peternakan ayam broiler yg memang khusus utk daging, sementara ayam petelur
dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar
bahwa ayam ras memiliki klasifikasi sebagai petelur handal & pedaging yg enak. Mulai
terjadi pula persaingan tajam antara telur & daging ayam ras dgn telur & daging ayam
kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai di atas angin, sedangkan telur ayam
kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan
inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.
Sentra Peternakan ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara.
Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama
ada di Pulau Jawa & Sumatera.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1. Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dgn ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini memiliki
badan yg ramping/kurus-mungil/kecil & mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih &
berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit
dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dgn berbagai nama.
Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki & menjual ayam petelur ringan
(petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun
produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus utk bertelur saja
sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena
dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas &

2
keributan, & ayam ini mudah kaget & jika kaget ayam ini produksinya akan cepat turun,
begitu juga jika kepanasan.
2. Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara
berat ayam petelur ringan & ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam
petelur medium. Tubuh ayam ini tdk kurus, tetapi juga tdk terlihat gemuk. Telurnya
cukup banyak & juga dpt menghasilkan daging yg banyak. Ayam ini disebut juga dgn
ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yg cokelat, maka ayam ini disebut dgn ayam
petelur cokelat yg umumnya memiliki warna bulu yg cokelat juga. Dipasaran orang
mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna
kulitnya memang lebih menarik yg cokelat daripada yg putih, tapi dari segi gizi & rasa
relatif sama. Satu hal yg berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih
mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur
putih & produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari
ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dgn rasa yg enak.
Ayam-ayam petelur unggul yg ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah utk
menghasilkan bibit yg bermutu. Hasil kotoran & limbah dari pemotongan ayam petelur
merupakan hasil samping yg dpt diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber
energi (biogas). Sedangkan seperti usus & jeroan ayam dpt dijadikan sebagai pakan
ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dlm upacara
keagamaan.
Syarat Lokasi yg baik utk budidaya ayam petelur adalah :
· Lokasi yg jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
· Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
· Lokasi terpilih bersifat menetap, tdk berpindah-pindah.
Pedoman teknis beternak ayam petelur antara lain:
Penyiapan Sarana & Peralatan.
A. Kandang
Iklim kandang yg cocok utk beternak ayam petelur meliputi persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan
& atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada, tata letak kandang agar mendapat

3
sinar matahari pagi & tdk melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg
baik, jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi
sirkulasi udara & membahayakan aliran air permukaan jika turun hujan, sebaiknya
kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan
kesegaran di dlm kandang. utk kontruksi kandang tdk harus dgn bahan yg mahal, yg
penting kuat, bersih & tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya
disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat
ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan.
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
· Sistem kandang koloni, satu kandang utk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor
ayam petelur;
· Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri dari
kandang ini adalah pengaruh individu di dlm kandang tersebut menjadi dominan
karena satu kotak kandang utk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak
digunakan dlm peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
· kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi,
pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
· kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai utk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu
kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya utk membuang tinja ayam &
langsung ke tempat penampungan;
· kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan 40% luas
lantai kandang utk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30%
di kanan & 30% di kiri).
B. Peralatan
1) Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air
hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter
dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi
serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.

4
2) Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor,
dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak
diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar
mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta
dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar
sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3) Tempat bertengger utk tempat istirahat/tidur.
Dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan
dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur. Tempat makan, minum & tempat grit.
4) Tempat makan & minum harus tersedia cukup
Bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk
berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus.
C. Penyiapan Bibit.
Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
1) Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
2) Pertumbuhan & perkembangan normal.
3) Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis utk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam
umur sehari:
1) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
2) Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .
3) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
4) Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
5) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
6) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
D. Pemilihan Bibit & Calon Induk.
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
1) Konversi Ransum. Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg
dihabiskan ayam dlm menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn

5
ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum &
menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg
dimakannya. Jika ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini
merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Jika bibit ayam memiliki konversi yg kecil
maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai
bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit
kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
2) Produksi Telur. Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg
produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
3) Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan. Apajika kedua hal diatas telah baik maka
kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas kemampuan bibit itu. Contoh
prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. -
Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum
1,82 kg/dosin telur.
E. Pemeliharaan
Sanitasi & Tindakan Preventif
a) Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai
catatan pada label yg dari poultry shoup.
b) Pemberian Pakan
ü Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4
minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
c) Kualitas & kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
ü Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat
kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
ü Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43
gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu ke-4

6
(umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yg dibutuhkan tiap ekor
sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
d) Kwalitas & kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
ü Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%;
serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME) 2900-3400
Kcal.
ü Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dlm empat golongan umur yaitu: minggu ke-5
(umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke-8
(umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-
57 hari adalah 3.829 gram.
e) Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal ini dikelompokkan dlm 2
(dua) fase yaitu:
1) Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing
minggu, yaitu:
ü minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
ü minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
ü minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
ü minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6
liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan
gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah
50 gram/liter air.
2) Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dlm masing-masing minggu yaitu :
ü minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
ü minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
ü minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor;
ü minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak
333,4 liter/hari/ekor.

7
F. Pemberian Vaksinasi & Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara
menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting utk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1) Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan lebih
lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif.
2) Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah dilemahkan/dimatikan
tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg
ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit.
v Macam-macam vaksin:
· Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
· Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
· Vaksin NCD HB-1/Pestos.
· Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
· Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex utk Marek.
v Persyaratan dlm vaksinasi adalah :
· Ayam yg divaksinasi harus sehat.
· Dosis & kemasan vaksin harus tepat.
· Sterilisasi alat-alat.
G. Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang
perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga/dicek apajika ada
bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. dgn demikian daya guna
kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara.
Hama penyakit yg menyerang ayam petelur adalah:
1) Penyakit karena Bakteri
v Berak putih (pullorum).
Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dgn antibiotika
v Foel typhoid

8
Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja & dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum.
Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa.
v Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat sejenisnya.
v Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang
ayam menyerang kalkun & burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
v Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus.
Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa.
v CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam
remaja.
Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin & Tilosin).
v Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dgn antibiotika.
2) Penyakit karena Virus
v Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yg populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya
penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar

9
luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan
ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
v Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan
produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yg serius utk anak ayam &
ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam
mencapai 40%. Jika menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk
normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal
selalu ada ditengah). tdk ada pengobatan utk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn
vaksinasi.
v Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yg serius terjadi pada
unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar
mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:
ü belum ada obat utk mengatasi penyakit ini;
ü pencegahan dilakukan dgn vaksinasi & sanitasi yg ketat.
v Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: dgn vaksinasi.
v Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas,
akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dgn vaksinasi.
v Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6
minggu.

10
3) Penyakit karena Jamur & Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil
perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula
pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa
penyakit ini adalah :
v Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan
menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg
menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
v Racun dari bungkil kacang
Minyak yg tinggi dlm bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan
jamur dari grup Aspergillus. utk menghindari keracunan bungkil kacang maka dlm
rancung tdk digunakan antioksidan atau bungkil kacang & bungkil kelapa yg
mengandung kadar lemak tinggi.
4) Penyakit karena Parasit
v Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik.
Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam
terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur
merosot & kurang aktif.
v Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi jika
bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan
gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka
sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan
semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh
mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari
sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif.

11
v Penyakit karena Protozoa.
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead),
penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini
jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang &
genangan air.
H. Panen Ayam Petelur:
1) Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg dihasilkan oleh ayam.
Sebaiknya telur dipanen 3 kali dlm sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yg
disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari
antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.Hasil
Tambahan
2) Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging
dari ayam yg telah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual utk dijadikan pupuk kandang.
3) Pengumpulan
Telur yg telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan telur). dlm
pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan
antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah telur yg oval, bersih &
kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume sebesar 63 cc. Telur yg
abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting,
bentuknya lonjong.
4) Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter atau tinja
ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas besi yg halus,
dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan utk
telur tetas.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Ayam Petelur Afkir Ayam afkir merupakan ayam ras petelur yang sudah tidak
produktif lagi untuk bertelur namun tetap bernilai ekonomis dimata peternak atau
produsen ketika distribusikan ke pasar-pasar tradisional. Ayam ras afkir memiliki berat
tubuh antara 2 kg – 2,5 kg dan berusia antara 18 – 20 bulan. Kualitas karkas ayam jenis
ini relatif kurang baik, karena memiliki kandungan lemak relatif tinggi, meskipun
jaringan ikat daging relatif baik.
Daging ayam afkir pada dasarnya memiliki kualitas yang dikenal alot dan banyak
kandungan lemaknya. Jika ditinjau dari aspek kesehatannya, ayam afkir memiliki
kandungan gizi yang kurang bila dibandingkan dengan ayam-ayam lain.
Ayam petelur afkir sering disetarakan dengan ayam pedaging, namun ayam
petelur afkir memiliki kualitas daging yang rendah, boleh dikatakan kualitas daging yang
alot dan banyak kandungan lemak. Dengan kualitas seperti itu, seharusnya konsumen
berasumsi untuk tidak membeli ayam ras petelur afkir, tetapi kenyataannya masih banyak
masyarakat yang berminat untuk mengkomsumsi.
Daging ayam petelur afkir memiliki kandungan protein 23,34% dan lemak 2,28%
(Sujarwanta dkk, 2012). Kualitas kimiawi daging ayam petelur afkir cukup tinggi yaitu
kadar air 73,20%, kadar protein 19,85%, kadar lemak 1,20%, kadar mineral 1,05% dan
aw 0,9% dan dapat diandalkan sebagai sumber protein hewani yang cukup tinggi (Sagala,
2007).

13
DAFTAR PUSAKA

Anandra, A. R. 2010. Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha


ternak ayam ras pedaging di kabupaten Magelang. Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Bahri, S. dan B. Tiesnamurti. 2012. Strategi pembangunan peternakan berkelanjutan
dengan memanfaatkan sumber daya lokal. J. Litbang Pert. 31 (4) : 142 – 152.

Dewantia, A. C., P. E. Santosa dan K. Nova. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap respon fisiologis broiler fase finisher di closed house.
Kosasih., Sungkono dan S. A. Pratami. 2012. Analisis audit sumber daya manusia (SDM)
pada dinas pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan Kabupaten
Karawang. J. Manajemen. 9 (3).

Kusnadi, E. 2007.Pengaruh antanan (Centella asiatica) sebagai penangkal cekaman panas


dalam ransum broiler yang mengandung hidolisat bulu ayam. J. Ilmu Ternak. 7
(1) : 58 – 63.

Kusnadi, U. 2008. Inovasi teknologi peternakan dalam sistem integrasi tanaman-ternak


untuk menunjang swasembada daging sapi. 1 (3) : 189 – 205.
Muharlien., Achmanu dan R. Rachmawati. 2011. Meningkatkan produksi ayam pedaging
melalui pengaturan proporsi sekam, pasir dan kapur sebagai litter. J. Ternak
Tropika. 12 (1) : 38 – 45.

Nastiti, R. 2012. Menjadi Milyader Budidaya Ayam Broiler. Pustaka Baru Press, Jakarta.
Nurcholis., D. Hastuti dan B. Sutiono. 2009. Tatalaksana pemeliharaan ayam ras petelur
periode layers di popular farm Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota Semarang.
J. Ilmu – ilmu Pertanian. 5 (2) : 38 - 49.

Nurlina, M dan M. Maryati. 2011. Perilaku petani sapi perah dalam memanfaatkan
teknologi gas bio. J. Ilmu Terrnak. 11 (1) : 57 – 60.

Prihandanu, R., A. Trisanto dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam closed
house otomatis menggunakan omron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. J.
Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9 (1) : 54 – 62.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Solikhin, H. 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Peternakan UD Hadi PS
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Program Diploma III Fakultas
Pertanian.

14

Anda mungkin juga menyukai