Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIK

(UNIT 1)

KODE MATAKULIAH : LUHT4490

NAMA MATAKULIAH : SEMINAR

PROPOSAL SEMINAR TENTANG PENGOLAHAN SUSU SAPI PERAH

Disusun Oleh :

Melati Arumsari Herlambang

030368958

2020.1

UPBJJ-UT BANDUNG

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

BIDANG MINAT PENYULUHAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Perkembangan usaha sapi perah di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya permintaan bahan pangan terutama
sumber protein hewani. Tujuan utama pemeliharaan sapi perah adalah
pemanfaatan hasil produksi susu yang melebihi kebutuhan untuk anaknya sebagai
pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk tubuh manusia. Susu yang dihasilkan
sapi perah kaya akan zat gizi dan dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun
terutama pada masa pertumbuhan. Kebutuhan susu sapi dipenuhi oleh produksi
dalam negeri (peternakan rakyat) dan impor dari luar negeri.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan sapi perah yaitu
pemeliharaan, pakan, dan pembibitan.
Kisaran pasar industri di Indonesia terutama di Bandung masih cukup besar
dan sangat potensial, namun konsumsi susu saat ini masih sangat rendah. Oleh
karena itu saya memilih topik ini dengan maksud mempelajari proses pengolahan
susu sapi perah untuk meningkatkan hasil produksi susu dengan kualitas yang
baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Perumusan Masalah


a. Bagaimana cara pengolahan susu sapi perah
b.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas praktikum LUHT4490 “Seminar Agribisnis”
Universitas Terbuka
b. Mengetahui manfaat susu untuk hewan ternak perah dan manusia
c. Mempelajari cara pengolahan susu sapi perah
d. Mengetahui hasil produksi sapi perah
2. Tinjauan Pustaka

2.1 Teori tentang Susu Sapi Perah


Susu sapi perah merupakan bahan pangan sumber protein yang sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat karena memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan komposisi yang lengkap (Utomo & Miranti
2010). Susu merupakan bahan pangan yang banyak disukai oleh masyarakat
karena mempunyai kandungan nutrisi yang sangat lengkap antara lain lemak,
laktosa, protein, mineral, vitamin dan enzim (Winarso 2008).
Susu sapi yang baik harus memenuhi syarat-syarat antara lain susu
harus mengandung nutrisi yang lengkap dan tidak tercemar mikroba, susu
akan mengalami kerusakan karena adanya mikroba jika berada dalam susu
kamar lebih dari 4 jam. Komponen susu terdiri dari air, lemak, protein,
laktosa, SNF (Solid Non Fat) atau bahan kering tanpa lemak dan Total Solid
(TSL) (Winarso 2008). Kadar air dalam susu sebesar 87,5%. Tingginya kadar
air dalam susu terjadi karena air merupakan medium dispersersi lemak dan
komponen yang larut dalam air susu. Komposisi susu terdiri dari 3,7% lemak
susu, 4,9% laktosa dan 3,5% protein (Prasetya 2012).
a. Perbedaan susu murni dan susu segar. Susu murni adalah adalah cairan
yang berasal dari ambing sapi sehat yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar tanpa mengurangi atau menambah suatu
komponen. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses
pemanasan.
b. Pemeriksaan kualitas susu
1. Kondisi Fisik Susu,
Yang harus diperhatikan dalam mengetahui kondisi fisik susu yaitu,
warna, normalnya putih kekuningan, ditentukan oleh penyerapan
warna oleh lemak susu; kekentalan, lebih kental dari air, tergantung
dari komposisi biokimia; bobot jenis, juga tergantung dari
komposisinya, umum antara 1,027-1,034 pada temperatur standar
(27,50C); keasaman atau pH, susu sifatnya agak asam, mendekati
normal; titik beku, berkisar -0,54 sampai dengan 0,590C.

2. Kondisi Mikrobiologi Susu


Kondisi ini erat kaitannya dengan penanganan susu. Jumlah mikroba di
dalam ambing sapi yang sehat paling banyak 1000 bakteri per cc (ml).
Kontaminasi bakteri pada susu akan cepat melipatgandakan jumlah
bakteri karena susu merupakan media terbaik untuk hidup mikroba dan
semua zat gizi ada di dalam susu. Secara teoritis pada suhu kamar
(27,50C), setiap 20-30 menit jumlah bakteri akan berlipat dua. Bakteri
akan mengonsumsi unsur-unsur yang ada sambil bereproduksi dan
memproduksi asam sehingga jika susu dibiarkan, jumlah bakteri akan
menjadi jutaan koloni dan susu akan menjadi asam.

2.2 Kontrol Kualitas Susu


Kontrol kualitas susu pada prinsipnya adalah menjaga agar kualitas
awal yang alamiah tidak mengalami perubahan (tidak menjadi rusak) sebelum
dilakukan proses lebih lanjut. Penekanan kontrol kualitas susu dilakukan pada
pengontrolan mikrobiologis karena bakteri dapat merusak komposisi biokimia
dan sekaligus dapat merusak kondisi fisik susu.
Pada dasarnya sapi yang sehat, susu di dalam ambing relatif bersih,
sehat, sangat sedikit bakteri dan komposisinya seimbang. Perubahan
komposisi susu terjadi setelah diperah karena susu setelah diperah sangat
sensitif dan mudah terkontaminasi baik dari ambingnya sendiri, alat-alat yang
dipakai, pemerahannya, udara, kulit ternak itu sendiri, kandang, alat
penampung susu dan karyawan yang menangani susu. Kontrol kualitas susu
harus mulai dilakukan :
a. Sebelum dilakukan pemerahan
Berupa pengamatan dan pencatatan yang meliputi : kesehatan sapi,
kebersihan sapi, kandang dan pemerah pada saat pemerahan, kebersihan
peralatan, kebersihan air dan kuantitasnya.
b. Setelah dilakukan pemerahan
a) Penyetoran susu dari peternak ke tempat pengumpul dilakukan
secepat mungkin. Di tempat pengumpul dilakukan pengujian awal,
meliputi uji rasa, uji berat jenis (BJ) dan uji alkohol. Hal-hal yang
perlu diperhatikan : kebersihan peralatan tampung susu termasuk
saringan susu, kebersihan alat uji, alat ukur dan petugas
penampung serta kecepatan kerja. Pengujian susu awal dilakukan
agar tidak terjadi susu yang jelek akan kontaminasi dengan susu
yang baik.
b) Pengangkutan susu dan pengumpulan ke MT/Koperasi (tempat
pendingin susu) juga dilakukan secepat mungkin, dan kontrol
kualitas susu difokuskan pada : kecepatan transportasi, kebersihan
milkcan atau tangki susu, kebersihan alat pendingin, pompa susu
dan pipa sambungan atau belokan dan kecepatan pendinginan.
c) Pengangkutan susu dari MT/Koperasi sampai IPS, hal-hal yang
perlu diperhatikan antara lain : tangki susu sanggup menahan agar
temperatur susu tidak naik (tetap dingin). Kebersihan tangki
termasuk pipa sirkulasi dan pipa harus dijaga. Kontrol kualitas susu
di IPS yang dilakukan meliputi uji secara fisik, kimia dan
mikrobiologis, serta kemurnian susu merupakan persyaratan susu
dapat diterima atau ditolak antara lain : uji suhu, uji berat jenis
(BJ), uji alkohol, uji kadar lemak. Pemeriksaan reduktase
(rezasorin/MBRT), uji adanya campuran gula tebu, uji adanya
formalin, uji adanya H2O2, uji adanya campuran amylum atau pati,
uji adanya benzoat, uji adanya pemalsuan dengan susu bubuk dan
uji lainnya.
2.3 Pengujian Kontrol Susu
Pengujian kualitas susu meliputi : uji secara fisik, uji secara kimiawi dan
uji untuk mengetahui kandungan mikrobiologis susu. Sebelum uji kualitas
susu dilakukan :
a. Teknik pengambilan sampel susu
a) Alat-alat pengambilan sampel harus steril.
b) Sampel diambil secara aseptik.
c) Sampel untuk mikrobiologi dilakukan lebih dahulu, terpisah dari
sampel-sampel lainnya walaupun dari unit yang sama.
d) Sampel disimpan dalam wadah yang steril.
e) Bahan pengawet tidak boleh ditambahkan ke dalam sampel untuk
tujuan mikrobiologis.
f) Bahan pengawet yang sesuai boleh ditambahkan ke dalam sampel
untuk analisis kimia.
g) Sampel harus diangkat ke laboratorium secepat mungkin setelah
sampling.
b. Alat-alat pengambilan sampel susu segar (Fresh Milk)
a) Pengaduk (plunger) terbuat dari stainless steel.
b) Penyiduk sampel (lipped dipper) terbuat dari stainless steel.
c) Wadah/botol plastik bertutup dan bermulut lebar kapasitas 1.000
ml.
d) Termometer -100C sampai dengan 1100C.

2.4
3. Metodologi PKL

3.1 Lokasi Pelaksanaan PKL


PKL dilaksanakan di KUD Sinar Jaya Ujungberung, Kota Banduung
3.2 Waktu pelaksanaan PKL
Waktu Pelaksanaan PKL 2 minggu
3.3 Sasaran
Sasaran PKL adalah Peternak Sapi Perah di KUD Sinar Jaya
3.4 Teknis PKL
Magang

4. Daftar Pustaka

Prasetya H. 2012. Prospek Cerah Beternak Sapi Perah. Yogyakarta : Pustaka


Baru Press.
Timan- Soetarno. 2016. Budidaya Ternak Perah. Universitas Terbuka :
Tangerang Selatan.
Utomo B & Miranti DP. 2010. Tampilan Produksi Susu Sapi Perah Yang
Mendapat Perbaikan Managemen Pemeliharaan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Tengah. Caraka Tani XXV No. 1.

Anda mungkin juga menyukai