OLEH:
IRHAM
60700117060
menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Lapang inibenar adalah hasil karya saya
sendiri. Jika kemuadian hari terbukti bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka laporan Praktek Kerja Lapang dan nilai yang di peroleh batal.
Penyusun
Irham
Nim 60700117007
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Lapangan
(Prof. Dr. H Muh Khalifah Mustami. S.Ag M.Pd) Dr. Muh. Nur Hidayat, S.Pt., M.P)
NIP: 19710412 200003 1 001 NIP:197509092009121001
KATA PENGANTAR
panjatkan atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang sesuai dengan waktu yang
ditargetkan, dan laporan ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan
Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan dengan
Pakan Ternak Desa Puca Kab. Maros” dan di harapkan dapat memberikan manfaat
Melengkapi rasa syukur dan sekaligus ucapan banyak terima kasih atas segala
Sofyan dan Ibunda Rosdiana yang tanpa pamrih, penuh kasih sayang membesarkan
dan mendidik pnulis sejak kecil hingga saat ini serta pengharapan yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Drs. Hamdan Juhanis M.A, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
2. Prof. Dr. Mardan, M. Ag, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A dan Prof. Siti
Aisyah, M. A., Ph. D selaku wakil rektor I, II dan III Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Halifah Mustamin S.Ag, M.Pd selaku Dekan
Serta Wakil Dekan I,II, dan III Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
4. Ketua Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar, Dr. Muh. Nur Hidayat, S.Pt., M.P selaku penanggung jawab Kerja
Praktek.
5. Dosen Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar bapak Dr. Ir. Muh. Basir Paly, M.Si selaku pembimbing yang telah
6. Ibu Sitti Farida, S.Pt. selaku pembimbing lapangan yang senantiasa memberikan
7. Bapak dan Ibu serta keluarga tersayang atas do’a dan dukunganya dalam
9. Terima kasih kepada Perawat Ternak terkhusus Pak H. Saharuddin, Pak Kahar,
dan Pak Kornelius Ruba yang telah membantu dalam pelaksaan Praktek Kerja
Lapang
Semoga segala bantuan yang diberikan mendapat amal yang setimpal disisi
Allah SWT, dan dapat bermanfaat terkhusus pada mahasiswa Jurusan Ilmu
IRHAM
NIM: 60700116001
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................. 2
B. Pembahasan ………………………………………………………. 24
BAB V PENUTUP....................................................................................... 21
A. Kesimpulan....................................................................................... 34
B. Saran............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Uraian
IRHAM
60700117060
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan hal yang sangat penting
Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
memaksimalkan potensi yang telah dimilikinya dibangku kuliah yang tentunya masih
sangat berorientasi pada teori. Selain itu dapat membangun hubungan yang baik
antara instansi penyelenggara PKL dengan pihak kampus. Dengan melakukan
daging khususnya daging sapi tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan sapi siap
potong dari dalam negeri. Usaha peternakan di Indonesia belum mencapai tingkat
adalah dari para peternak yang memelihara bangsa sapi lokal dan sapi hasil
persilangan sapi lokal dengan sapi impor. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam
sebagai pangsa pasar bagi peternak sehingga peternak bergairah dalam memelihara
makan dan tumbuh besar begitu saja. Peternak harus memperhatikan aspek-aspek
terkait dalam hal pemeliharaan sapi. Aspek-aspek tersebut meliputi pakan yang
diberikan, perkandangan, penanganan kesehatan, perkawinan, pengelolaan limbah,
serta aspek terkait lainnya diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
yang akan diambil semennya untuk dikoleksi haruslah pejantan yang unggul, dalam
artian memiliki penampilan fisik yang bagus dan prilaku yang menampilkan
tersebut. Teknik Pemeliharaan pejantan menjadi salah satu standar yang harus
dilakukan agar ternak dapat dihasilkan semen yang berkualitas. Sistem pemeliharaan
yang dilakukan di UPT PIB-PS Pucak ialah system pemeliharaan intensif. Sistem
dan sesekali di gembalakan pada padang penggembalaan tujuannya agar ternak dapat
pendidikan di Indonesia dalam hal transfer ilmu terkait sistem pemeliharaan pejantan
yang baik dalam memproduksi sperma. Mahasiswa diharapkan dapat menambah
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktek kerja lapang ini adalah bagaimana menejemen
pemeliharaan ternak sapi bali jantan di UPT PIBPS Dinas Peternakan dan Kesehatan
Selatan.
2. Agar mahasiswa mengetahui secara langsung semua kegiatan dan ikut terjun
bekerja dalam semua kegiatan yang di UPT PIBPS Dinas Peternakan dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. SAPI BALI
Sapi bali merupakan sapi yang populasinya sangat besar di Indonesia dan
merupakan sapi yang tergolong cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarya. Sapi
bali merupakan (Bos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai
hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa
domestikasi tersebut berlangsung di Bali sehingga disebut sapi Bali (Ir. Suprio
Guntoro, 2002).
Sapi Bali memiliki keunggulan dibandingkan dengan sapi lainnya antara lain
mempunyai angka pertumbuhan yang cepat, adaptasi dengan lingkungan yang baik,
dan penampilan reproduksi yang baik. Sapi Bali merupakan sapi yang paling banyak
dipelihara pada peternakan kecil karena fertilitasnya baik dan angka kematian yang
antar raja-raja pada zaman dahulu. Sekarang sapi Bali telah tersebar ke hampir di
seluruh provinsi di Indonesia dan berkembang cukup pesat di beberapa daerah karena
memiliki beberapa keunggulan. Sapi bali mempunyai daya adaptasi yang baik
terhadap lingkungan yang buruk, seperti daerah yang bersuhu tinggi, mutu pakan
termasuk amat tinggidibandingkan dengan jenis sapi lain, yaitu mencapai 83%
(Darmadja, 1980).
Dalam perkembangannya ternyata kondisi di Bali lebih sesuai bagi bangsa
sapi ini karena adanya budaya orang Bali yang memuliakan ternak sapi. Sementara
karena cukup tingginya populasi ternak domba yang kemungkinan besar telah
menjadi carrier dari penyakit MCF yang mudah sekali menulari sapi Bali dengan
akibat yang cukup fatal bagi bangsa sapi ini. Hal yang berbeda terdapat di beberapa
Dalam keadaan liar, habitat asli banteng di Indonesia, adalah di Jawa Timur
(Blauran) dan di Jawa Barat (Ujung Kulon). Dari galur yang lebih kecil, banteng juga
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Group : Taurinae
Sapi Bali mempunyai ciri-ciri morfometrik yakni sapi Bali jantan dewasa
mempunyai bobot antara 337-494 kg dengan tinggi sekitar 122-130 cm, sapi Bali
betina dewasa mempunyai bobot badan antara 224-300 kg dengan tinggi sekitar 105-
B. Sistem Pemeliharaan
ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan ternak tersebut.
Sistem pemeliharaan sapi potong dikategorikan dalam tiga cara yaitu sistem
yaitu tenak dikandangkan pada malam hari dan dilepas di ladang penggembalaan
pada pagi hari dan sistem pemeliharaan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang
1. Perkandangan
potong yaitu : (1) melindungi sapi potong dari gangguan cuaca, (2) tempat sapi
beristirahat dengan nyaman, (3) mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di
sekitar lokasi peternakan, (4) tempat pengumpulan kotoran sapi, (5) melindungi sapi
Abidin (2002),
(3) kandang menghadap ke timur sehingga matahari pagi dapat masuk secara
langsung.
(5) kandang dibangun dengan memperhatikan arah angin yang dominan dan
bagian muka sapi tidak mendapat kontak langsung dengan angin yang
bertiup.
Kandang yang akan dibangun harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah
dibersihkan, mempunyai drainase yang baik, sikulasi udara yang bebas dan
dilengkapi tempat makan dan minum sapi serta bak desinfektan (Direktorat Jenderal
Peternakan, 2000).
Secara umum terdapat dua tipe kandang yaitu kandang individual dan
kandang koloni. Kandang individu digunakan bagi satu ekor sapi dengan ukuran
potong lebih pesat dimana ruang gerak sapi terbatas. Kondisi sapi di kandang
individual lebih tenang dan tidak mudah stres. Kandang koloni dipergunakan bagi
sapi bakalan dalam satu periode penggemukan yang ditempatkan dalam satu kandang
persaingan antar sapi dalam memperebutkan pakan, akibatnya sapi yang menang akan
pertumbuhan sapi di kandang koloni relatif lebih lambat karena ada energi yang
terbuang akibat gerakan sapi yang lebih leluasa. Kebersihan kandang juga harus
diperhatikan karena kotoran dan urin sapi akan segera terinjak-injak oleh sapi
(Abidin, 2002).
2. Pakan
Usaha ternak sapi potong yang efisien dan ekonomis bisa menjadi kenyataan
apabila tuntutan hidup mereka terpenuhi, salah satu tuntutan utama adalah pakan.
Dengan adanya pakan, tubuh hewan akan mampu bertahan hidup dan kesehatan
terjamin. Pemberian pakan kepada ternak sapi potong bertujuan untuk kebutuhan
pokok hidup dan perawaan tubuh dan keperluan berproduksi (Sugeng, 2005).
hidup dan kesehatan, serta makanan produksi untuk pertumbuhan dan pertambahan
berat. Kebutuhan pakan sapi tropis berbeda dengan sapi subtropis. Sapi tropis yang
1. Menurut asalnya pakan terdiri dari : (1) hijauan alami (rumput lapangan),
(2) hijauan tanaman (rumput gajah), (3) hasil limbah pertanian (jerami), (4) hasil
kandungan zat makanan dan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan ternak terdiri dari
: (1) hijauan kering, (2) hijauan segar, (3) silase, (4) sumber energi, (5) sumber
protein, (6) sumber mineral, (7) sumber vitamin, dan (8) makanan tambahan.
kesulitan mencarinya.
5. Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang kandungan
6. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak
hujan menjadi penyubur tanah yang menjadi tempat tumbuh berbagi tanaman untuk
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
Ayat tersebut lebih dahulu menjelaskan betapa besar nikmat Allah s.w.t curah
hujan yang menyuburkan tanah sebagai tempat yang sangat baik untuk tumbuh-
tumbuhan yang sumber pakan untuk ternak, serta ayat tersebut menjelaskan pada
tempat tumbuhnya kamu menggembalakan ternakmu, dari penjelasan tersebut sangat
berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang selama ini dilakukan oleh peternak
3. Perkawinan
Sapi dapat dikembangbiakan dengan dua metode yang umum dikenal, yaitu :
1) metode alamiah yaitu sapi jantan pemacek dikawinkan dengan sapi betina
yang sedang birahi, sperma sapi jantan pemacek untuk perkawinan alamiah hanya
2) metode inseminasi buatan (IB), metode ini lebih populer dikenal dengan
kawin suntik. Perkawinan dilakukan dengan bantuan peralatan khusus dan manusia
2006).
mempunyai hubungan keluarga yang dekat, misalnya antara anak dengan bapak.
betina tidak tenang (gelisah), nafsu makan berkurang, sering melenguh dan
mendekati pejantan dan sering menaiki sapi lain dan jika dinaiki akan
diam.
BAB III
mulai pada hari Senin tanggal 7 September sampai 6 Oktober 2020 di UPT PIBPS
Alat yang digunakan pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah Skop, Gerobak,
ember, baskom, Sikat, sabit, motor viar, chopper, spiod besar/kecil, Selang, ember,
serta
Bahan yang digunakan pada Praktek Kerja Lapangan adalah air, rumput
hijauan, konsentrat, Silase jerami jagung, tauge, disinfektan serta obat-obatan ternak
(vitamin, antiseptic, dan antibiotic) dan jumlah pejantan sapi bali yang dipelihara
sebanyak 33 ekor.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dimulai dari proses pemeliharaan sapi
semen. Proses pemeliharaan terdiri atas sanitasi kandang atau permbersihan kandang,
pemberian vitamin dan obat cacing, pemberian pakan, sanitasi ternak dan peralatan.
Penampungan semen dilakukan sebanyak 1 kali dalam seminggu yaitu pada hari
Rabu di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen
(UPT PIB PS) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan.
1. Kebersihan Ternak
yang dialiri air dan sikat untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
permukaan tubuh ternak. Ternak dimandikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul
Kandang ternak dibersihkan dari kotoran atau feses yang terdapat pada lantai
maupun dinding kandang menggunakan skop dan sikat kemudian menyemprotkan air
mengguanakan selang pada lantai kandang untuk menghilangkan bekas feses yang
masih tersisa. Selanjutnya membersihkan tempat air minum dengan cara membuang
air minum yang masih tersisa dan memberikannya dengan air yang bersih.
Pembersihan kandang dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
3. Pemeliharaan Pejantan
pembersihan kandang 2 kali sehari pada pagi dan sore. Memandikan sapi yang
dikandangkan dua kali sehari. Mengontrol kesehatan ternak setiap hari baik kandang,
ranch, maupun cattel yard dan melakukan pengobatan terhadap sapi yang mengalami
UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen Dinas Peternakan dan
Tompobulu Kabupaten Maros. Jarak antara UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan
Produksi Semen Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan
hujan rata-rata 347 mm pertahun, temperature udara pada musim kemarau rata-rata
(UPT-PIBPS) didirikan pada tahun 2001, dimana dengan berlakunya otonomi daerah
sesuai dengan UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pusat dan
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 132 tahun 2001. UPT-PIBPS ini
lebih fokus sehingga produksi dan produktivitas ternak Sapi di Sulawesi Selatan
dapat lebih ditingkatkan. Saat ini luas keseluruhan lahan UPT-PIBPS ±4.5 Ha dengan
luas bangunan, kandang, dan fasilitas lain ± 1 Ha serta luas kebun rumput ± 3.5Ha.
3. Tugas Pokok
4. Fungsi
semen
5. Motto
“Dengan Mani Membangun Sulawesi Selatan”
6. Janji Layanan
7. Visi
8. Misi
9. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT–Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen Provinsi
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Pelayanan Inseminasi
Buatan dan Produksi Semen (PIBPS) pada Dinas P Pieternakan dan Kesehatan
Struktur Organisas
Kepala UPT-PIBPS
Pengelola
Pengemudi Laboratorium
Fungsional Pengawas
Pengelola Distribusi
Bibit Ternak
& Pemasaran
Fungsional Penyuluh
Peternakan Kepala seksi
pelayanan IB
Gambar 1. Struktur Organisasi UPT PIBPS Pucak Maros
B. Pembahasan
UPT PIB-PS Pucak, Maros memiliki 22 pejantan (Bull) sapi Bali, 7 pejantan
jenis sapi bali telah menerima SNI 4869:1:2017 dari Kementrian Pertanian Indonesia.
Pejantan tersebut telah melalui seleksi agar dapat dihasilkan mutu genetik yang baik
dan unggul. Untuk mempertahankan kualitas dan menjaga performance dari pejantan
pejantan yang memiliki sifat-sifat baik yang nantinya dapat diwariskan pada generasi
tinggi, kualitas karkas yang baik, toleransi terhadap pakan yang baik, tidak cacat fisik
dan genetic, seta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan iklim dan
lingkungan tropis.
padang penggembalaan. Tujuan dari pemeliharaan intensif ini adalah agar peternak
dapat memastikan ternak memperoleh pakan yang baik dan cukup untuk menjaga
performa ternak tersebut. Sapi yang dipelihara secara intensif lebih efisien karena
memperoleh perlakuan lebih teratur dalam hal pemberian pakan, pembersihan
kandang, memandikan sapi (Sugeng, 2005). Sistem ini juga biasa digunakan oleh
peternak fattening.
melakukan pemandian ternak setiap pagi dan sore. Kegiantan memandikan ternak ini
bertujuan agar ternak selalu dalam keadaan bersih dan dapat mempengaruhi kondisi
fisiologis ternak sehingga ternak merasa nyaman. Sanitasi ternak juga dilakukan
agar hasil penampungan yang diperoleh tidak terkontaminasi oleh kuman yang
dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari (Zuroidah dan Azizah, 2018).
diperhatikan dalam usaha peternakan karena menjadi sumber nitrisi bagi ternak.
Pakan berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup, memeliharan fungsi jaringan dan
sumber energi bagi ternak agar mempu bermetabolisme dengan baik. Pakan
yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat.
Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus sempurna dan mencukupi. Sempurna
dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung
semua nutrient yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (Sugeng,
2005).
Hijauan merupakan pakan yang berasal dari tumbuhan yang diberikan pada
sapi potong dalam bentuk segar. Bahan pakan dalam aspek biaya pakan dapat
mencapai 60-70% dari total biaya produksi maka perlu dikembangkan jenis pakan
sebagai pakan subtitusi dengan persyaratan pemberian pakan hijauan sebesar 10%
dari berat badan. Hijauan menjadi bahan pakan utama bagi sapi pootong berupa
rumput yang terdiri dari rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian adalah jenis
memberikan rumput unggul seperti rumput raja, rumput gajah dll atau mencampurkan
rumput lapangan dengan tanaman leguminosa seperti gamal, kaliandra, turi dan lain-
lain yang memiliki gizi tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena ketersediaan sangat
dipengaruhi oleh musim dan semakin terbatasnya padang pengembalaan disamping
itu nilai gizi yang dikandung sangat rendah (Litbang Pertanian, 2016).
dan sisa hasil industry pertanian yang dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi
suatu bahan makanan yag bergfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan
makanan lainnya. Pakan konsetrat mempunyai kandungan serat kasar rendah dan
mudah dicerna. Pemberian pakan konsetrat per ekor perhari sekitar 1% dari berat
Pakan yang diberikan pada ternak pejantan di UPT PIB-PS Pucak, Maros
yaitu pakan hijauan atau Silase (pakan pengganti hijauan pada musim kemaraua),
pakan konsentrat dan tauge. Hijauan yang diberikan yaitu hijauan seger berupa
rumput gajah (Pannisetum purpureum) yang diperoleh dari lahan UPT sendiri.
Pemberian hijauan dan konsentrat dilakukan sebanyak dua kali sehari dengan jumlah
hijauan sebanyak 30-40 kg perhari atau 10% dari berat badan dan konsentrat
sebanyak 4 kg perhari atau 1% dari berat badan. Pemberian pakan dimulai pada pagi
hari dengan pemberian 2 kg konsertrat dan pemberian hijauan atau silase dilakukan
setelah 1 jam pemberian konsentrat dengan jumlah sekitar 15-20 kg hijauan bagitu
Konsentrat yang di berikan pada ternak pejantan di UPT PIB-PS Pucak Maros
yaitu produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dalam bentuk pellet dengan berat 50
maksimal 12%, protein kasar 16 – 18 %, lemak kasar 3 – 7%, serat kasar 8%, abu
10%, kalsium 0,8 – 1%, fosfor 0,6 – 0,8%. Konsentrat merupakan pakan penguat
yang disusun dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan yang
berfungsi meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal
pada saat musim kemarau dimana ketersediaan hijauan mulai berkurang atau habis.
Pembuatan silase di UPT PIB-PS menggunakan bahan utama Jerami jagung yang
berasal dari daerah pucak. Untuk membuat silase dibutuhkan alat chopper untuk
memotong jerami jangung menjadi potongan kecil kemudian dimasikkan pada wadah
yang kedap udara. Tujuan dari pembuatan silase ini agar dapat mengganti pakan
Pemberian air minum untuk sapi yang dipelihara di UPT PIBPS disediakan
secara ad libitum. Pada pagi hari bak air minum diisi dengan penuh. Kebutuhan air
minum untuk ternak di UPT PIBPS dipenuhi dari air gunung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Huitema (1986) yang menyatakan bahwa Pemberian air minum merupakan
salah satu bagian dari tatalaksana pemeliharaan sapi. sebaiknya air minum untuk sapi
4. Manajemen perkandangan
pemeliharaan karena tidak hanya sekedar menjadi tempat istirahat yang nyaman bagi
ternak. Kandang harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan kontriuksi yang cukup
kuat. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengeai kandang diantaranya adalah
desain lay out, kapsitas dan materi bangunan kandang terutama lantai dan atap
gangguan luar yang merugikan baik terhadap sengatan terik matahari, kedinginan,
kehujanan, dan tiupan angin yang dingin (Soedarmono dan Sugeng, 2009). UPT PIB-
PS memiliki kandang tipe individu yang berjumlah 32 kandang untuk ternak pejantan
sapi maupun kerbau. Kandang indivudu terdiri dari 2 ukuran kandang yang berbada,
yaitu ukuran 3×5 yang berjumlah 15 unit dan ukuran 4×6 dengan jumlah 17 unit
Perlakuan khusus yang diberikan pada pejantan produktif bertujuan agar dapat
pada ternak pejantan di UPT PIB-PS yaitu pemberian tauge atau kecambah kacang
dibandingkan dengan kandungan protein dalam biji kacang hijau, karena selama
merupakan penyusun protein. Pemberian tauge dilakukan setiap hari sebanyak 0,8-1
sperma ternak. Selain protein, limbah tauge mengandung vitamin E serta Zn.
Pemberian 35ppm Zn dalam pakan dapat meningkatkan motilitas, viabilitas dan
bull line yang bertujuan untuk menjaga stamina dan libido pejantan. Exericise
Perawatan meliputi sanitasi kandang setiap pagi dan sore karena pencegahan
penularan penyakit paling efektif adalah dengan pembersihan kandang, peralatan, dan
palungan tempat pakan maupun minum dan feces ternak, jika pakan tidak habis atau
konsistensi feses lebih encer akan dilaporkan pada bagian kesehatan hewan untuk
kemudian dilakukan penangan. Sapi dimandikan setiap pagi dan sore. Pejantan
dimandikan setelah kandang dibersihkan dengan cara tubuh pejantan disiram dengan
air kemudian digosok menggunakan sikat pada seluruh tubuh khususnya bagian
yaitu untuk menjaga suhu tubuh dikarenakan jika pejantan kepanasan akan
cukup untuk mempertahankan kondisi optimum. Gerak badan mungkin penting untuk
kesehatanseluruh tubuh pada umumnya. Exercise dilakukan setiap hari dengan tujuan
untuk mempertahankan kondisi stamina sapi, meningkatkan libido sapi pejantan serta
secara rutin setiap awal bulan. Tujuannya yaitu untuk bahan evaluasi berat badan
pada masing-masing ternak sehingga bagian perawatan ternak bisa mengatur jumlah
pakan yang diberikan, dosis obat dan pembagian kandang (BBIB Singosari, 2011).
Pemberian pakan pada ternak sapi meliputi hijauan segar (jagung, rumput
gajah, stargrass, kaliandra, gamal), hijauan kering (hay), hijauan awetan (silase) dan
kebutuhan ternak terhadap serat kasar disesuaikan dengan bangsa ternak dan bobot
Komposis pemberian yaitu hijauan sebanyak 10% dari bobot badan sapi.
Hijauan yang diberikan berupa 70% rumput dan 30% leguminosae dan 1-2%
konsentrat, misalnya pada sapi simental yang memiliki bobot badan rata-rata 800 kg
diberi hijauan 40-50 kg/hari dan pada sapi bali yang memiliki berat rata-rata 400 kg
diberi hijauan 330-40 kg/hari. Adapun jumlah pemberian pakan untuk bangsa sapi
25
Simental 25 25 50 3 3 6 5
Sumber : BBIB Singosari, 2011.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang yang telah dilakukan di UPT PIBPS
kandang setiap hari, pembersihan tempat pakan, tempat minum danpemeberian air
dua kali sehari dengan jumlah hijauan sebanyak 30-40 kg perhari atau 10% dari berat
badan dan konsentrat sebanyak 4 kg perhari atau 1% dari berat badan. Pemberian
pakan dimulai pada pagi hari dengan pemberian 2 kg konsertrat dan pemberian
hijauan dilakukan setelah 1 jam pemberian konsentrat dengan jumlah sekitar 15-20 kg
Adanya perlakuan khusus yang diberikan pada pejantan sapi bali produktif
Perlakuan yang dilakukan pada ternak pejantan di UPT PIB-PS yaitu pemberian tauge
atau kecambah kacang hijau yang berumur 2-3 hari dan exercise pejantan minimal
melakukan pemandian ternak setiap pagi dan sore. Kegiantan memandikan ternak ini
bertujuan agar ternak selalu dalam keadaan bersih dan dapat mempengaruhi kondisi
fisiologis ternak sehingga ternak merasa nyaman. Sanitasi ternak juga dilakukan
agar hasil penampungan yang diperoleh tidak terkontaminasi oleh kuman yang
B. Saran
(UPT PIB PS) sangat baik untuk dijadikan tempat belajar baik itu berupa praktek
pembuatan semen.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Peternakan. 2000. Pedoman Budidaya Sapi Potong yang Baik
(Good Farming Practices), Jakarta.
Khumar, N., R.P. Vermaa, L.P. Singha, V.P. Varshneyb, R.S. Dass. 2006. Effect of
differentlevels and sources of zinc Supplementation on quantitative and
qualitative Semenattributes and serum testosterone level in Crossbred
cattle (Bosindicus × Bostaurus) bulls. Reprod. Nutr. 46 :663–675.
Litbang Pertanian. 2016. Pakan untuk Ternak Sapi Potong. BPTP Sumbar.
http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-tek/966-pakan-untuk-
ternak-sapi-potong. Diakses pada tanggal 10 Desember 2019.
Purwantara B, Noor RR, Andersson G, and Rodriguez-Martinez H. 2012. Banteng
and Bali Cattle in Indonesia: Status and Forecasts. Reprod Dom Anim 47
(Suppl. 1), 2– 6
Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Proceeding Seminar Nasional
Sapi Bali. Ujung Pandang, 2-3 September 1991. Fakultas Petemakan
Universitas Hasanuddin. Him 50 - 69. Ujung Pandang.
Sudarmono, A.S. dan Sugeng, Y.B. 2008. Sapi Potong Edisi Revisi. Semarang:
Penebar Swadaya.
SCHERF, B.D. 1995. World Watch List–for domestic animal diversity. 2nd ed.
FAO–UNEP.
Williamson, G and W.J.A Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Alih
Bahasa : Djiwa Darmadja. UGM Press. Yogyakarta.
Zuroidah, R., dan R. Azizah. 2018. Sanitasi kandang dan keluhan kesehatan pada
peternak sapi perah di desa murukan kabupaten jombang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 10 (4): 434-440
LAMPIRAN
KEMENTRIAN AGAMA R.I
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN ILMU
PETERNAKAN
Kampus I : Jl. Sultan Alauddin No. 63 Makassar,
(0411) 868720, Fax. (0411) 864923
Kampus II : Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36, Gowa, Call Centre 1500363
Kepada
Di
Tempat
Nama : Irham
NIM : 60700117060
Tempat : Online
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Wassala
Ketua,
Nama : lrham
NIM : 60700117060
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Muh. Basir Palv M.Si
NIP.195907121986031002
Berdasarkan pelaksanaan dan laporan Praktek Kerja Lapang oleh mahasiswa(i) dibawah
ini:
Nama lrham
Nim 60700117060
Judul Pkl: Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Jantan Di UPT PIBPS Dinas
Petemakan Dan Kesehatan Hewan Desa Pucak Kecarnatan Tompobulu
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selata
Menurut pengamatan dan penelit ian selama Praktek Kerja Lapang maka
diberikan nilai sebagai berikut:
Pembimbing Lapangan
Berdasarkan pelaksanaan dan laporan Praktek Kerja Lapang oleh mahasiswa(i) dibawah
ini:
Nama lrham
Nim 60700117060
Judul Pkl: Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Jantan Di UPT PIBPS Dinas
Petemakan Dan Kesehatan Hewan Desa Pucak Kecarnatan Tompobulu
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selata
Menurut pengamatan dan penelit ian selama Praktek Kerja Lapang maka
diberikan nilai sebagai berikut:
Nama : Irham
NIM : 60700117060
1 Topik/ Tema 1 – 10 10
5 Teknik Penulisan 1 – 20 18
6 Penguasaan Materi 1 – 20 18
Total Nilai 90
Nilai Seminar : A - B - C - D - E - T
Interval Nilai :
1. A = 80 <…≤ 100
2. B = 70 <…≤ 80
3. C = 60 <…≤ 70
4. D = 50 <…≤ 60
5. E = …≤ 50
S amata, 13/ November I 2020
Nama : Irham
NIM : 60700117060
Judul Laporan : Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Jantan Di UPT PIBPS
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Desa Pucak
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi
Selatan
2. Pembimbing Jurusan 91
3. Seminar 90
Total 91,1
Nilai Akhir : A - B - C - D - E - T
Interval Nilai :
A = 80 <…≤ 100
B = 70 <…≤ 80
C = 60 <…≤ 70
D = 50 <…≤ 60
E = …≤ 50
Catatan Penilaian :
N1 = Nilai pembimbing lapangan (80%)
N2 = Nilai pembimbing jurusan (80%)
N3 = Seminar (20%)
∑N1 + ∑N2
PKL =( ) + N3
2
Samata, 13 / November/ 2020
2 Khaerul Mahasiswa
4 Faikatushalihat Mahasiswa
5 Sarmila Mahasiswa
6 Nengsi Mahasiswa
Nama : Irham
Nim : 60700117060
Tempat PKL : UPT-Pelayanan Inseminasi Buatan Dan Produksi Semen (UPT-PIBPS)
HARI/TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Hari ke-1. Senin, 7 September 2020 - Penerimaan di UPT-PIBPS
Hari ke-2. Selasa, 8 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandan
- Pembuatan silase Batang Jagung
Hari ke-3. Rabu, 9 September 2020 - Penampungan semen
- Penyuntikan vitamin B12
- Penyuntikan hormone GnRh
- Pengambilan Sampel Darah
Hari ke-4. Kamis, 10 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
- Pengambilan pakan batang jagung
Hari ke-5. Jum’at, 11 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat,
batang jagung dan hijauan
- Pembersihan kandang
- Pengambilan pakan batang jagung
Hari ke-6. Sabtu, 12 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat,
batang jagung dan hijauan
- Pembersihan kandang
Hari ke-7. Minggu, 13 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat,
batang jagung dan hijauan
- Pembersihan kandang
Hari ke-8. Senin, 14 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
- Pembukaan fermentasi batang
jagung
Hari ke-9. Selasa, 15 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat,
batang jagung dan hijauan
- Pembersihan kandang
- Pembuatan Silase pakan jagung
- Penampungan semen
- Penyuntikan vitamin B12
- Pengambilan sampel darah
Hari ke-11. Kamis, 17 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, Silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
Hari ke-12. Jum’at, 18 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
- Pengambilan pakan batang jagung
Hari ke-13. Sabtu, 19 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
Hari ke-14. Minggu, 20 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-15. Senin, 21 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung
- Pembersihan kandang
- Pembukaan silase batang jagung
Hari ke-16. Selasa, 22 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-17. Rabu, 23 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat,
hijauan.
- Pembersihan kandang
Hari ke-18. Kamis, 24 September 2020 - Penampungan semen
- Pembuatan straw
- Free freezing straw
- Uji post thawing
Hari ke-19. Jum’at, 25 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-20. Sabtu, 26 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-21. Minggu, 27 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-22. Senin, 28 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
- Pembersihan LAB UPT-PIBPS
Hari ke-23. Selasa, 29 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
hari ke-24. Rabu, 30 September 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang dan area
kandang
Hari ke-25. Kamis, 1 Oktober 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
- Penampungan semen
Hari ke-26. Jum’at, 2 Oktober 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
- Penyuntikan Ivomec pada ternak
kambing yang terkena penyakit
Skabies
- Penyuntikan Vitamin (Biodin) pada
ternak kambing
Hari ke-27. Sabtu, 3 Oktober 2020 - Pemebrian pakan konsentrat, silase
batang jagung.
- Pembersihan kandang
Hari ke-28. Minggu, 4 Oktober 2020 - Pemebrian pakan konsentra, dan
hijauan
- Pembersihan kandang
- Pengambilan pakan hijauan rumput
gajah di desa Pakelli, Kecamatan
Bantimurung, Kbupaten Maros
Hari ke-29. Senin, 5 Oktober 2020 - Pemebrian pakan konsentra, dan
hijauan.
- Pembersihan kandang
Hari ke- 30. Selasa, 6 Oktober 2020 - Penarikan mahasiswa Pkl
Menegetahui
Pembimbing Lapangan
Irham
NIM : 60700117060
KARTU KONSULTASI
Nama : Irham
Nim : 60700117060
Jurusan : Ilmu Peternakan
Semester : VII/ 2020-2021
Judul : Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Jantan Di UPT PIBPS Dinas
Peternakan Dan Kesehatan Hewan Desa Pucak Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Peternakan
TENTANG
Bahwa Saudara Dr. Ir. Muh. Basir Paly, M.Si. dipandang cakap dan
memenuhi
b. syarat untuk diserahi tugas sebagai Dosen Pembimbing pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang PKL.
KASUBAG
PEMRAKARSA
PARAF : PAR AF :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Gowa
Tembusan :