Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR TUBUH HEWAN

SISTEM RESPIRASI PADA VERTEBRATA

Disusun Oleh :
Ratih Perwita Sari
4401414059
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

SISTEM RESPIRASI

Semua hewan memerlukan oksigen untuk mengadakan metabolisme di dalam selselnya dan mengeluarkan karbondioksida sebagai hasil metabolisme tersebut.
A. PENGERTIAN RESPIRASI
Respirasi merupakan kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan
tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi. Atau dalam kata
lain, respirasi adalah proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2
dioksidasi, energi dilepaskan dan CO2 serta produk yang sdh dioksidasi dihembuskan.
B. FUNGSI UTAMA SISTEM RESPIRASI
Respirasi berfungsi, utamanya untuk mensuplai oksigen pada darah ke seluruh
organ.
C. ORGAN RESPIRASI VERTEBRATA
1. Insang (Branchia)
Selain berfungsi sebagai alat respirasi, insang juga berfungsi untuk ekskretori.
Ada dua macam tipe insang. Yaitu insang luar (branchia externa) dan insang
dalam (branchia interna).
a. Branchia Externa
Berkembang dari kulit yang menutupi permukaan luar arcus visceralis. Insang
ini bercabang-cabang, strukturnya seperti filamen atau seperti bulu, dibungkus
seluruhnya oleh ecderm dan tidak berhubungan dengan saccus visceralis.
Insang luar terdapat pada larva beberapa anggota Dipnoi, chondrostei,
Teleostei dan amphibia.
b. Branchia Interna
Struktur dasar insang dalam serupa pada semua ikan terdiri atas skeleton
viscerale, derivat arcus aorta, nervus cranialis, musculus branchialis, dan
epithelium. Insang ini tersusun oleh filamen branchia atau lamella branchia
yang berdinding tipis, masing-masing mempunyai anyaman kapiler darah.
Darah dialirkan sangat berdekatan dengan permukaan sehingga memberi
banyak kemungkinan terjadinya pertukaran udara pernapasan.
2. Paru-Paru (Pulmo)
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus
terminalis, bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
Paru-paru mempunyai jaringan kapiler yang sangat padat persis di bawah
epitelium, yang berfungsi sebagai permukaan respirasi.
a. Pulmo Amphibi
Amphibi mempunyai paru-paru yang kecil dan tidak menyediakan
permukaan besar (banyak di antaranya tidak mempunyai paru-paru sama
sekali), dan amphibi sangat bergantung pada difusi gas melewati permukaan
tubuh yang lain.

b. Pulmo Reptil

Misalnya pada kura-kura, tempurungnya yang kaku membatasi gerakan


pernapasan, dan kura-kura melengkapi pernapasan paru-parunya dengan
pertukaran gas melewati permukaan epitelium yang lembap di mulut dan
anusnya.
c. Pulmo Aves

d. Paru-Paru Mamalia

Pulmo Mamalia
(manusia) terdiri dari 5 lobus.
Dengan rincian, 2 lobus di
sebelah kiri, dan 3 lobus di
sebelah kanan

D. SALURAN RESPIRASI

1. Nasal Cavity
Merupakan tempat dimana udara pertama kali masuk dan melaluinya
untuk diteruskan ke dalam sinus.
2. Sinus
Hidung merupakan bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan,
juga berperan dalam resonansi suara. Hidung juga merupakan alat indera manusia
yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam
rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel
pembau.setiap sel pembau mempunyai rambut -rambut halus(silia olfaktori)di

ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga
hidung.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam
hidung kita. zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput
lendir,kemudian akan merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. sel
pembau akan meneruskan rangsang ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa
mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. Hidung merupakan organ
pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung.
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di
dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga
udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara
bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain.
Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas
tersebut ikut terhirup, namun hanya oksigen saja yang dapat berikatan dengan
darah. Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau
yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari
menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung
bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan
mengalir ke tenggorokan.
3. Pharynx dan Nasopharynx
Faring yang sering disebut-sebut adalah bagian dari sistem pencernaan dan
juga bagian dari sistem pernafasan. Hal ini merupakan jalan dari udara dan
makanan. Udara masuk ke dalam rongga mulut atau hidung melalui faring dan
masuk ke dalam laring. Nasofaring terletak di bagian posterior rongga hidung
yang menghubungkannya melalui nares posterior. Udara masuk ke bagian faring
ini turun melewati dasar dari faring dan selanjutnya memasuki laring. Kontrol
membukanya faring, dengan pengecualian dari esofagus dan membukanya tuba
auditiva, semua fase pembuka masuk ke dalam faring dapat ditutup secara
volunter. Kontrol ini sangat penting dalam pernafasan dan waktu makan, selama
membukanya saluran nafas maka jalannya pencernaan harus ditutup sewaktu
makan dan menelan atau makanan akan masuk ke dalam laring dan rongga hidung
posterior.
4. Larynx dan Nasolarynx
Organ ini terletak di antara akar lidah dan trakhea. Laring terdiri dari
Sembilan kartilago melingkari bersama dengan ligamentum dan sejumlah otot
yang mengontrol pergerakannya. Kartilago yang kaku pada dinding laring
membentuk suatu lubang berongga yang dapat menjaga agar tidak mengalami
kolaps. Dalam kaitan ini, maka laring membentuk trakea dan berbeda dari
bangunan berlubang lainnya. Laring masih terbuka kecuali bila pada saat tertentu

seperti adduksi pita suara saat berbicara atau menelan. Pita suara terletak di dalam
laring, oleh karena itu ia sebagai organ pengeluaran suara yang merupakan
jalannya udara antara faring dan laring.
Bagian laring sebelah atas luas, sementara bagian bawah sempit dan
berbentuk silinder. Kartilago laring merupakan kartilago yang paling besar dan
berbentuk V yaitu kartilago tiroid. Kartilago ini terdiri dari dua kartilago yang
cukup lebar, dimana pada bagian depan membentuk suatu proyeksi subkutaneus
yang dikenal sebagai penonjolan laringeal. Kartilago ini menempel pada tulang
lidah melalui membrana hyotiroidea, suatu lembaran ligamentum yang luas dan
terhadap kartilago krikoid oleh suatu elastic cone suatu ligamentum yang
sebagian besar terdiri dari jaringan elastik berwarna kuning. Kartilago krikoid
lebih kecil tapi lebih tebal terdiri dari cincin depan, tetapi meluas ke dalam suatu
struktur menyerupai plat untuk membentuk bagian bawah dan belakang laring.
Kartilago arytenoid berjumlah dua buah terletak pada batas atas dari bagian yang
luas sebelah posterior krikoid. Kartilago ini kecil dan berbentuk piramid.
Epiglotis, kartilago yang berbentuk daun terletak di pangkal lidah dan
kartilagotiroid pada linea mediana anterior. Kartilago ini melebar secara oblik ke
belakang dan atas.
Fungsi laring, yaitu mengatur tingkat ketegangan dari pita suara yang
selanjutnya mengatur suara. Laring juga menerima udara dari faring diteruskan ke
dalam trakhea dan mencegah makanan dan air masuk ke dalam trakhea. Kedua
fungsi ini sebagian besar dikontrol oleh muskulus instrinsik laring.
Rongga laring, rongga ini dimulai pada pertemuan antara faring dan
laring serta ujung dari bagian bawah kartilago krikoid dimana ruangan ini akan
berlanjut dengan trakhea. Bagian ini dibagi ke dalam dua bagian oleh vokal fold
dan ventrikuler fold secara horizontal. Vokal fold atau pita suara merupakan dua
ligementum yang kuat dimana meluas dari sudut antara bagian depan terhadap
dua kartilago aritenoid pada bagian belakang. Ventrikuler fold sering disebut
sebagai pita suara palsu yang terdiri dari lipatan membrana mukosa dan terselip
suatu pita jaringan ikat. Lipatan-lipatan berada di samping terhadap pita suara
yang asli. Ruangan di antara lipatan pita disebut sebagai glottis, bentuknya
bervariasi sesuai dengan ketegangan lipatan pita.
5. Produksi Suara
Pengaturan suara. Otot-otot laring baik yang memisahkan vokal fold atau
yang membawanya bersama, pada kenyataannya mereka dapat menutup glotis
kedap udara, seperti halnya pada saat seseorang mengangkat beban berat atau
terjadinya regangan pada waktu defekasi dan juga pada waktu seseorang menahan
nafas pada saat minum. Bila otot-otot ini relaksasi, udara yang tertahan di dalam
rongga dada akan dikeluarkan dengan suatu tekanan yang membukanya dengan
tiba-tiba yang menyebabkan timbulnya suara ngorok. Pengaliran udara pada

trakhea, glotis hampir terbuka setiap saat dengan demikian udara masuk dan
keluar melalui laring. Namun akan menutup pada saat menelan. Epiglotis yang
berada di atas glottis berfungsi sebagai penutup laring. Ini akan dipaksa menutup
glottis bila makanan melewatinya pada saat menelan. Epiglotis juga sangat
berperan pada waktu memasang intubasi, karena dapat dijadikan patokan untuk
melihat pita suara yang berwarna putih yang mengelilingi lubang.
6.
7.
8.
9.

Nasopharynx
Oropharynx
Laringopharynx
Trakhea
Merupakan organ berbentuk tabung agak kaku, fleksibel, dan sering disebut
cabang tenggorok. Dinding anterior dan lateralnya ditunjang oleh 15-20 tulang
rawan berbentuk C. Cincin tulang rawan ini berfungsi untuk memperkuat dan
memeberikan kekakuan pada dinding trakhea agar dapat menjamin trakhea tetap
terbuka setiap saat. Antar cincin tulang rawan tersebut dihubungkan oleh lapisan
elastik yang disebut ligamen anular.
10. Bronkhi
11. Bronkhiol, Duktus Alveolar, dan Alveoli
12. Pulmo

Berbentuk menyerupai kerucut


Memiliki dasar lebar, konkaf berada di sepanjang diafragma
Kedua paru-paru dibatasi oleh toraks anterior, lateral, dan posterior, dan
dilindungi tulang rusuk.

E. MEKANISME RESPIRASI
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara ( inspirasi)
dan pengeluaran udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua

macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
1.

Pernafasan Dada

Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan


dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua
bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam.
Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang
rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya
volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi
kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas
akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran pernapasan.
Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi
(mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.
Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam
rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan
demikian, udara yang berada dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.

2. Pernafasan Perut

Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat
rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun
fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan
volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih
besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.
3. Pertukaran Gas O2 dan CO2
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui
dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.
Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat
proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.
Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paru-paru. Dengan
lain kata, kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru.
Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paruparu. Bagian paru-paru yang meng alami proses difusi dengan udara yaitu
gelembung halus kecil atau alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses
terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas.
Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.

F. MACAM RESPIRASI
1. Respirasi Internal Proses metabolisme intrasel di dalam mitokondria

Proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di


dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida
tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2)
dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan
jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui
proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial
oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial
oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada
dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah.
Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada
cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh
berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian
kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin
(HbCO2).
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma
darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim
anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen
(H+) dan ion bikarbonat (HCO- ). CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya
dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja.
Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion
bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bufer atau larutan penyangga. Lebih
tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat
keasaman) darah.
2. Respirasi Eksternal keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan
masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan
diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan
pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian
besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3). Dengan bantuan
enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit
dalam darah akan segera berdifusi keluar.

Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan Hb) melepaskan


ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas.
Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi
oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena ada perbedaan
tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat
konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan
tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi
oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh
karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paruparu.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar
dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi
karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi
karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi
menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
G. SISTEM RESPIRASI PADA VERTEBRATA
1. Sistem Respirasi Pisces

Ikan secara terus-menerus memompa air melalui mulut dan di atas


lengkung insang, dengan menggunakan pergerakan terkoordinasi dari rahang dan
operkulum (penutup insang) untuk ventilasi ini. masing-masing lengkung insang
mempunyai dua baris filamen insang, yang terbuat dari lempengan pipih yang
disebut lamela. Darah yang mengalir melalui kapiler di dalam lamela akan

mengambil oksigen dari air. Dalam hal ini, air mengalir di atas lamela dengan arah
yang berlawanan dengan aliran darah, suatu pengaturan yang disebut lawan arus
(countercurrent), yang meningkatkan pemindahan oksigen dari air ke darah.
2. Sistem Respirasi Amphibi

Misal pada katak, bernapas dengan kulit, karena kulit katak selalu dalam
keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah
berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea). Kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya, karbondioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian, pertukaran O2 dan CO2 dapat terjadi di kulit.

3. Sistem Respirasi Reptil

Tempurungnya yang kaku


membatasi gerakan pernapasan.

Melengkapi pernapasan paruparunya dengan pertukaran gas melewati


permukaan epitelium yang lembap di
mulut dan anusnya.

4. Sistem Respirasi Aves

5. Sistem Respirasi Mamalia

Dari rongga hidung dan faring, udara yang dihirup lewat melalui laring dan
turun ke trakhea dan bronkus sampai ke bronkiolus yang terkecil, yang terakhir
dalam kantung udara mikroskopis berlobus, yaitu alveoli. Epitelium yang tipis dan
lembap yang melapisi permukaan bagian dalam alveoli membentuk permukaan

respiraasi. Cabang-cabang arteri pulmoner menghantarkan darah yang miskin


oksigen ke alveoli, sementara cabang vena pulmoner mengangkut darah yang
kaya oksigen dari alveoli kembali ke jantung. Mikrograf di atas menunjukkan
hamparan kapiler yang sangat rapat dan membungkus alveoli.

Pernapasan dengan tekanan negatif. Seekor mamalia bernapas dengan cara


mengubah tekanan udara di dalam paru-parunya relatif terhadap tekanan atmosfer di
lingkungan luarnya. Selama inhalasi, otot costae dan diafragma berkontraksi. Volume
cavum torachis dan pulmo meningkat ketika diafragma bergerak turun ke bawah dan
sangkar costae membesar. Tekanan udara dalam pulmo akan turun di bawah tekanan
atmosfer, dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru.
Ekshalasi terjadi ketika otot costae dan diafragma berelaksasi, yang
memulihkan volume cavum torachis menjadi kecil seperti semula.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell et al. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai