Anda di halaman 1dari 81

BRYOPHYTA

KELOMPOK 3
Asrie Kumala Dewi (4401414005)
Daniar Arof Adiba (4401414010)
Anisa Ika Wijayanti (4401414028)
Desty Ratna Puspitasari(4401414032)
Ayu Ika Nurjannah (4401414049)
Ciri-ciri Lumut Secara
Umum
Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik
dan multiseluler.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talus).
Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki
berkas pembuluh angkut (xylem dan floem).
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya
hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
Ukuran tinggi tubuh bervariasi.
Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit ke sporofit)
yang disebut metagenesis.
Reproduksi secara seksual dan aseksual.
Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun
disebut sebagai epifit (organisme yang hidup menempel
pada tumbuhan lain). Jika pada hutan banyak pohon epifit
maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof.
Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena
tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid
berbentuk seperti benang /rambut untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
Dinding sel lumut terdiri dari selulosa.
Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema
(filament yang berwarna hijau)
Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang
berbeda.
Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu
menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.
Reproduksi
Perkembangbiakannya : dapat melalui vegetatif
dan generatif
Secara vegetatif, yaitu melalui pembentukan spora
yang dibentuk dalam sporangium Dari spora
akan tumbuh individu baru
Secara generatif, yaitu melalui peleburan gamet-
gamet Gamet dibentuk dalam gametangium
Baik Sporangium maupun gametangium hanya
terdiri dari satu sel saja
Perkembangan pada lumut melalui pergiliran
sistem reproduksi dari aseksual dan seksual :
METAGENESIS
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh
lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding
arkegonium.
2. Seta atau tangkai.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang
merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding
arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil
bagian dalam pembentukan spora.
Menurut letak gametangia, lumut
dibedakan menjadi :
1. HOMOTALUS (berumah satu)
jika anteridium dan arkegoniumnya
berada pada satu talus (satu individu)
2. HETEROTALUS (berumah dua)
jika pada satu talus (individu) hanya
memiliki arkegonium saja atau
anteridium saja
PadaBryophytaalat kelamin berupa anteridium dan
arkegonium. Sporangiumnya selalu terdiri atas
banyak sel.
Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam
Bryophyta,terdapat kesamaan bentuk dan susunan
gametangiumnya, baik mikrogametangium
(anteridium) maupunmakrogametangium
(arkegonium)nya.
Arkegoniumnya mempunyai bentuk susunan dan
karakteristik yang juga kita jumpai
padaPteridophyta, oleh sebab ituBryopytabeserta
Pteridophytaada yang menjadikan satu golongan
dengan nama Archegoniata.
Arkegonium adalah gametangium yang
bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar
disebut perut, dengan bagian sempit leher.
Baik bagian perut maupun bagian leher
mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel.
Dalam bagian perut terdapat satu sel pusat
yang besar, yang sebelum arkegonium masak
(siap untuk dibuahi) membela menjadi sel telur
dan satu sel yang terdapat pada pangkal leher
dan dinamakan sel saluran perut.
PadaBryophytaterdapat beberapa sel saluran
leher, sedangkan padaPteridophytahanya satu
sel saja. PadaSpermatophyta,arkegonium
mengalami reduksi yang lebih jauh.
Mikrogametangium (anteridium) adalah gametangium
yang berbentuk bulat atau seperti ganda.
Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas
selapis sel-sel mandul baik lumut yang masih hidup di
air atau dekat dengan air, maupun yang betul-betul
telah merupakan tumbuhan darat, untuk
terselenggaranya pembuahan memerlukan air, karena
tanpa air spermatozoid tak dapat bergerak.
PadaBryophytaembrio itu tumbuh menjadi satu badan
kecil yang akan menghasilkan spora, yaitusporongium.
Sporongium tidak merupakan suatu tumbuhan yang
terpisah, melainkan tetap pada induknya dan seakan-
akan menjadi parasit pada tumbuhan induknya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung
sebagai berikut spora yang kecil dan haploid
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakanprotonema.
Protonema
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar,
ada pula yang tetap kecil. Pada protonema ini
terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti
lembaran-lembaran daun (pada
Hepaticopsida)atau telah mempunyai habitus
seperti pohon kecil dengan batang dan daun-
daunnya (padaMusci), tetapi padanya belum
terdapat aakr yang sesungguhnya, melainkan
hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-
benang atau kadang-kadang telah menyerupai
akar.
Pada tumbuhan lumut inilah dibentuk
gametangium. Setelah sel telur dibuahi oleh
spermatozoid yang bentuknya seperti spriral
Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan
berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu
lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau
jorong dengan tangkai pendek atau panjang yang
dinamakansporogonium.
Di dalam bagian yang bulat itudibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebutkapsul spora.
Jaringan dalam kapsul spora dinamakanarkespora.
Arkespora membentuksel induk spora, dan dari satu sel
induk spora dengan membelah reduksi terjadilah empat
spora yang berkelompok merupakantetrade.
Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan
tubuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora
itu membulat sebelum terpisah-pisah dan terlepas dari
kapsul spora.
Dinding spora terdiri atas dua lapisan,
yang luar kuat disebuteksosporium,
dan yang dalam lunak
disebutendosporium. Jika spora
berkecambah eksosporium pecah.
Selain pembiakan dengan spora, pada
lumut terdapat pula pembiakan
vegetatif dengankuncup enam, yang
terjadi dengan bermacam-macam cara
pada protonema, talus, atau bagian-
bagian lain pada tubuh lumut.
SIKLUS HIDUP LUMUT
o Dalam daur hidupnya lumut menunjukan adanya
pergiliran keturunan yang jelas. Dari spora
tumbuh protonema dan seterusnya tumbuh
tumbuhan lumut yang menghasilkan anteridium
dan arkegonium.
o Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit
dan merupakanfase perkembangan yang
haploid. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh
sporofit, yang pada lumut berupa sporogonium
dan merupakan fase perkembangan yang diploid.
o Sporofit tidak hidup tersendiri, melainkan selama
hidupnya tetap tinggal dan mendapatkan
makanannya dari gametofitnya.
o Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian
generasi heteromorfik.
o Yang dimaksud diplobiontik adalah suatu siklus hidup dimana individu
penghasil gamet (gametofit) yang bersifat haploid dan individu
penghasil spora (sporofit) yang bersifat diploid. Gamet-gamet yang
dihasilkan dapat menyatu membentuk zigot yang tidak mengalami
masa dormansi. Zigot ini kemudian tumbuh menjadi sporofit yang
bersifat diploid. Dalam hal ini, meiosis terjadi pada saat pembentukan
spora (sporogenesis), Spora yang dihasilkan bersifat haploid dan
kemudian berkembang menjadi gametofit. Baik sporofit maupun
gametofit masing-masing dapat memperbanyak dirinya dengan cara
aseksual. Dikatakan isomorfik bilamana gametofit dan sporofit
memiliki kesamaan bentuk, sedangkan disebut heteromorfik bilamana
gametofit dan sporofit masing-masing bentuknya berbeda.
o Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase
gametofit dan sporofit. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih
dominan dibandingkan fase sporofitnya.
o Fase gametofitadalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari.
Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan
menghasilkan spora.
Klasifikasi Bryophyta

Lumut (Bryophyta)
diklasifikasikan menjadi 3 kelas,
yaitu :
1) Lumut daun (Bryopsida)
2) Lumut hati (Hepaticopsida)
3) Lumut tanduk
(Anthocerotopsida)
Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis
dan tersebar dimana-dimana. Lumut ini dapat kita
temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas,
pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan
ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di
rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-
macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya
menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula.
Kebanyakan dari lumut daun suka padatempat yang
basah, tetapi ada juga yang suka akan tempat-
tempat yang kering. Beberapa macam diantaranya
dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan
sampai bertahun-tahun.
Ciri-ciri Umum Bryopsida
Lumut daun juga disebut lumut sejati.
Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.
Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup
pada cabang-cabang batang.
Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema
hanya akan membentuk gametafora.
Gametafora terdiri dari batang batang yang
bercabang.
Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta
hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul.
Gametofit
dan
Sporofit
Siklus Hidup Lumut Daun
Moss Lifecycle
PROSES PERKEMBANGAN LUMUT DAUN

Lumut yang berumah satu :


Spora berkecambah; merupakan protonema yang terdiri dari benang-
benang berwarna hijau bersifat fototrop positif, banyak cabang-cabang
seperti hifa, kemudian di sisi lain mengeluarkan rizoid-rizoid tidak
berwarna dan bersekat-sekat dan bersifat fototrop negatif yang
percabangannya menuju ke bawah (tanah)
Rhizoid terbentuk pada awal pembelahan spora, tumbuh di pinggir yang
tidak kena cahaya
Dengan bantuan cahaya, pada protonema tumbuh kuncup (gemma cup),
yaitu berupa tonjolan ke samping pada sel-sel bawah dari cabang
protonema, setelah kuncup membentuk 1-2 sel tangkai, ujungnya
membentuk piramid yang bersekat (membentuk segmen) dan
merupakan bagian yang meristematik
Segmen-segmen dapat memisah, setiap kali memisahkan segmen, maka
tumbuh berupa sel-sel anakan baru yang akan membentuk individu
tumbuhan lumut yang baru.
Kuncup-kuncup sering membentuk rumpun namun masih dapat
dibedakan antara bentuk batang, daun dan rizoid.
Alat reproduksi terkumpul di ujung cabang-cabang yang dikelilingi daun-
daun yang letaknya paling atas bersifat hemaprodit
Lumut yang berumah dua :
Adanya anteridium dan arkegonium.
Perkembangan anteridium, sel pemulanya berupa
pasak, segmen yang dipisahkan segera membelah
menjadi sel-sel yang letaknya dipinggir dan
membentuk jaringan spermatogen
Perkembangan arkegonium, mula-mula sejalan
dengan anteridium, tetapi kemudian ujung selnya
berubah dengan munculnya dinding pemisah secara
periklinal, membentuk tiga sel dipinggir dan satu sel
ditengah berbentuk tetraeder yang kemudian akan
membentuk sekat melintang dan terbentuklah sel
telur beserta saluran-saluran selnya.
Pematangan anteridium ditandai dengan terbukanya sel
tutup diujung, berlendir, mengembang, kemudian pecah,
demikian juga pada arkegonium.
Pematangan arkegonium sama seperti anteridium, yaitu
dinding tepinya terbuka, membengkok keluar dan
membentuk corong atau robek menjadi empat bagian
yang masing-masing menggulung keluar dan terjadilah
pembuahan.
Setelah pembuahan terbentuk zigot yang berbentuk
sekat-sekat melintang dan berkembang menjadi embrio
yang bentuknya memanjang terdiri dari sel-sel
memanjang juga. Sel yang berada diujung akan
membentuk sekat-sekat baru membentuk sel pemula
untuk membentuk pasak.
Sel pasak bersegmen kekiri dan kekanan, mengadakan
pembelahan membentuk spora.
Embriogenesis
Spora lumut daun di tempat yang cocok
berkecambah merupakan protonema, yang
terdiri atas benang-benang bewarana hijau,
bersifat fototrop positif, banyak bercabang-
cabang dan dengan mata biasa kelihatan
seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
Protonema itu mengeluarkan rizoid-rizoid yang
tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan
sekat-sekat miring, fototrop negatif, masuk
kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rizoid
mulai terbentuk pada pembelahan spora yang
pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya.
Anteridium dan arkegoniumMuscimempunyai
tangkai dan perkembangan berbeda dengan
perkembangan alat-alat yang sama
padaArchegoniatalainnya. Perkembangan
arkegonium mula-mula sejalan dengan anteridium,
tetapi kemudian sel ujungnya berubah menjadi sel
induk arkegonium, dan dengan dinding-dinding
pemisah yang periklinal lalu membentuk 3 sel
pinggir, dan satu sel ditengah berbentuk tetrader. Sel
di tengah berbentuk tetrader itu lalu membentuk
sekat melintang, dan dengan demikian terjadilah sel
tutup, sel-sel calon dinding arkegonium, dan satu sel
yang letaknya di pusat. Sel pusat itulah yang
nantinya membentuk sel telur dan sel saluran perut.
Jika sudah masak, anteridium membuka pada
ujungnya. Hal itu terjadi karena sel-sel didinding
yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan
mengembang, hingga kutikulanya pecah. Hal
yang serupa terjadi pula dengan arkegonium
yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada
arkegonium, tepi bagian dinding yang terbuka
itu lalu membengkok keluar dan mebentuk
seperti corong, atau robek menjadi 4 bagian
yang masing-masing juga tergulung keluar.
Sehabis pembuahan, zigot membentuk sekat-
sekat melintang dan berkembang menjadi
embrio yang bentuknya memanjang, terdiri
atas sel-sel yang berderet membujur.
Sel ini memisahkan segmen-segmen berturut-turut ke kiri
dan ke kanan, yang seterusnya dapat mengadakan
pembelahan sel lagi. Dalam segmen yang akan membentuk
kapsul spora, baik yang letaknya disebelah kiri maupun
kanan, terbentuk dinding pemisahradial yang berdiri tegak
lurus pada dinding segmen, sehingga pada penampang
melintang pada embrio kelihatan ada 4 kuadran.
Dalam ke 4 kuadran itu terbentuklah dinding pemisah
periklinal sehingga terjadilah diferensiasi dalam sel-sel luar
(amfitesium) dan sel-sel dalam (endotesium). Lapisan
endotesium yang terluar menjadiarkespora, yang kemudian
membentuk sel-sel induk spora, dan akhirnya masing-
masing sel induk spora dengan pebelahan reduksi akan
menghasilkanspora. Lapisan dalam endotesiumtidak ikut
mengambil bagian dalam pembentukan arkespora tetapi
merupakakan jaringan steril, yang disebutkolumela.
Kolumela diselubungi oleh jaringan yang menghasilkan
spora.
Jadi padaMuscikapsul sporanya mempunyai
kolumela yang letaknya sentral, dan disekitarnya
terdapat ruang yang berisi spora. Kolumela itu
berfungsi sebagai pemberi makanan dan
penyimpan air bagi spora yang baru dibentuk.
Pada sporogononium yang masih muda ruang
spora diliputi oleh jaringanasimilasi, yang dengan
udaraluar dibatasi dibatasi oleh satu epidermis.
Pada kebanyakanMusciterdapat mulut-mulut kulit
di bagian bawah kapsul sporanya.
Tangkai kapsul dinamakan seta. Seta mengangkat
kapsul ke atas, hingga spora yang dikeluarkan
mudah teruap angindan tersebar kemana-mana.
Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp.
Protonema tidak berbentuk benang, melainkan
merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya
bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja.
Arkespora padaSphagnumtidak berasal dari
endotesium, tetapi berasal dari lapisan terdalam
amfitesium. Kapsul spora mempunyai tutup yang akan
membuka, jika spora sudah masak. Sporogonium
dengan kakinya akan melebar dan merupakan
haustorium terdapat dalam suatu perpanjangan ujung
batang. Sehabis pembuahan kaki lalu memanjang
seperti tangkai dan dinamakanpseudopodium.
Contoh lain dari lumut daun adalah Pogonatum sp.
Sporogoniumnya mempunyai suatutangkai yang elastis, yang
dinamakanseta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam
jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkaiterdapat kapsul
sporanya yang bersifat radial atau dorsifentral dan mula-mula diselubungi
oleh kaliptra.
Kaliptra ini berasal dari bagian atas dinding arkegonium sel-sel yang
menyusun kaliptra tidak merupakan sel diploid akan tetapiterdiri atas sel-
sel gametofit yang haploid.
Sel-sel kaliptra yang masih memperoleh zat-zat makanan dari sporogonium,
dapt berkembang terus dan menghasilkan rambut-rambut yang menyerupai
benang-benang protonema dengan pertumbuhan yang terbatas. Bagian
atas setadinamakanapofisis.
Bagian atas dinding kapsul spora tersusun merupakan tutup (operkulum).
Dibawah tepi operkulum itu terdapat suatu mintakat berbentuk lingkaran
sempit dan dinamakancincin. Sel-selnya mengandung lendir yang dapat
mengembang dan menyebabkanterbukanyaoperkulum.
Pada Pogonatum sp.,dibawah operkulum terdapat suatu organ berupa gigi-
gigi yang menutupi lubang kapsul spora. Gigi-gigi ini yang
dinamakanperistom.
Gigi-gigi peristom dapat mengadakan gerakan higroskopik keluar dan
kedalam, dan dengan demikian , tergantung pada keadaan cuaca membuka
atau menutup kapsul spora. Jika udara kering gigi-gigi peristom mengarah
keluar dengan posisi demikian itu spora dapat keluar dari kapsul spora.
Bagian-bagian Sporangium
Arkegonium Lumut Daun
Anteridium Lumut Daun
Protonema Lumut Daun
Lumut Hati (Hepaticopsida)
Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh
sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yanghigromorf.
Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pulayang
terdapat pada tempat-tepat yang amat kering, isalnya pada
kulit-kulit pohon, diatas tanah atau batu cadas, sehingga
tubuhnya perlu mempunyai struktur yangxeromorf.
Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi
kering tanpa mengakibatkan kematiannya.
Diantara lumut hati ada yang tidak mempunyai klorofil, yaitu
yang tidak tergolong dalam margacryptothalluddan hidup
sebagai saprofit.
Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi
suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati
mempunyai sel yang mengandungminyak. Minyak itu terdapat
dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kupulan tetes-
tetes minyak atsiri.
Ciri-ciri Umum Lumut hati
Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral,
menempel pada tanah dengan rizoid.
Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang
sudah dibedakan atas bagian yang menyerupai batang
dan daun-daun.
Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung
kloroplas, terdiri atas bagian kaki, tangkai (seta) dan
kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang
primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada.
Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang
mana sel sel arkeospora akan membelah menjadi sel
sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan
mempunyai penebalan berbentuk spiral namanya
elatera.
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran,
menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing.
Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan
menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan
membentuk gamet jantan dan betina.
Gametofit berwarna hijau,pipih,dorsiventral
struktur tallus sederhana.
Sporofit tidak mengandung kloroplas.
Spora yang berkecambah tidak melalui
pembentukan protonema.
Sel-sel induk spora melalui pembelahan
reduksi akan membentuk spora. Spora
yang berkecambah hanya berkembang
menjadi suatu buluh yang pendek atau
boleh dikatakan lumut hati tidak
membentuk protonema.
Sebagian besar mempunyai sel-sel yang
mengandung minyak.
Tubuhnya mempunyai struktur yang
higromof, untuk lumut yang tumbuh pada
tempat yang kelembapannya tinggi.
Tubuhnya mempunyai struktur yang
xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada
tempat yang kering.
Golongan yang tidak mempunyai klorofil,
yaitu marga Crypthallus dan hidup
sebagai saprofit.
Cara perkembangbiakan :
1. Seksual
Apabila terjadi persatuan antara gamet jantan dan
gamet betina maka akan terjadi sporofit yang akan
membentuk banyak spora.
2. Aseksual
a. Fragmentasi
b. Pembentukan kuncup eram (gemma)
c. Pembentukan tunas cabang
d. Pembentukan umbi (tuber)
e. Penebalan pada ujung talus
f. Daya regenerasi
Siklus Hidup Lumut Hati

Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut


daun yaitu dengan fase haploid dan diploid.
Didalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera
akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga
membantu memencarkan spora.
Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi
dengan cara aseksual dengan sel yang
disebut gemma, yang merupakan struktur
seperti mangkok dipermukaan gametofit.
Embriogenesis
Contoh dari lumut hati adalah Marchantia sp.
Gametangium marchantiales didukung oleh suatu
cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah
cabang talus ini tergulung, merupakan suatu tangkai.
Didalam gulungan itu terdapat suatu saluran dengan
benang-benang rizoid. Bagian atas cabang yang
berulang-ulang mengadakan percabangan
menggarpu, hingga akhirnya membentuk suatu
badan seperti suatu bintang. Tempat anteridium dan
arkegonium terpisah, jadi marchatiales berumah dua.
Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor,
pendukung arkegonium disebut arkegoniofor.
Anteridium dan Arkegonium
Anteridium pada lumut hati ini terjadi sebagai
berikut :
Salah satu sel pada permukaan membelah menjadi
beberapa segmen dengan perantaraan sekat-sekat
melintang. Masing-masing sekmen membelah lagi
menjadi 4 sel oleh sekat-sekat yang lurus pada
sekat-sekat yang dibuat pertama-tama. Sel-sel yang
letaknya di pinggir kemudian menjadi dinding
anteridium, yang letaknya dibagian dalam
merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian
menghasilkan spermatozoid. Jika anteridium telah
masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan
mengembang. Hingga spermatozoid-spermatozoid
dapat keluar dan terkumpul dalm suatu tetes air
hujan yang terdapat terdapat di atas cakram
pendukung gametangium tadi.
Anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti
cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying
dengan cuping berbentuk jari umumnya berjumlah 9.
Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping
dengan leher menekuk ke bawah. Anteredium merekah,
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit
dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah
membentuk embrio (bentuk bola) bagian pangkal dari embrio
membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki
oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul
berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang
memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin.
Setelah meiosis terbentuklah tetraspora tangkainya memanjang,
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke
bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora,
lepasnya spora dari kapsul di bantu oleh elater yang sifatnya
higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung,
menjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang
melemparkan spora ke udara.
Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh
percikan air hujan yang mengandung spermatozoit
terlempar dari anteridiofor ke arkegoniofor. Sel-sel
epidermis badan pendukung arkegonium
mempunyai papila dan membentuk suatu sistem
kapilar pada permukaan alat tersebut, yang
memudahkan tergelincirnya spermatozoit masuk
kedalam arkegonium. Spermatozoit itu bereaksi
komotaksis terhadap zat putih telur.
Setelah selesai pebuahan, zigot berkembang
embrio yang terdiri atas banyak sel, dan akhirnya
merupakan suatu sporogonium bertangkai pendek,
kecil, berbentuk jorong, dan berwarna hijau.
Pada marchantia kapsul spora itu mempunyai dinding yang
terdiri atas selapis sel, dengan penebalan- penebalan seperti
serabut. Pada ujung kapsul, dindingnyaterdiri atas dua lapis
sel. Di tempat itu kapsul pada waktu masak mulai robek,
tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-gigi.
Kapsul spora mula-mula nasih diselubungi oleh bekas dinding
arkegonium yang ikut terangkat pada perkembangan
sporogonium, yaitu pada pembentangan tangkai
sporogonium.
Selain dari itu tiap kapsul juga diselubungi suatu selaput tipis
yang berasal dari tangkai arkegonium. Kapsul
sporaMarchantialesdapat menghasilkan beberapa ratus ribu
spora. Spora itu jikajatuh ditempat yang cocok akan
berkecambah menjadi protonema yang mengandung klrofil,
dan selanjutnya berkembang membentuk talus yang
karakteristik bagiMarchantialestersebut.
Marchantia polymorpha
Protonema Lumut Hati
Lumut Tanduk
(Anthocerotopsida)
Tempat hidup :
Dijumpai di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali di
sepanjang selokan, di tepi jalan yang basah atau lembab.
Susunan tubuh :
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus
berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya
melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid.
Susunan talusnya masih sederhana sel-selnya hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar.
Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel
penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silinder
dengan panjang antara 5 sampai6 cm. Pangkal sporofit
dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Ciri-ciri Umum Lumut
TubuhnyaTanduk
mirip lumut hati, tetapi berbeda pada
sporofitnya.
Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk
cakram dengan tepi bertoreh, dorsiventral, tidak ada
rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu,
tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan
tepi yang berlekuk, berbentuk lembaran
Sporongium terdiri atas kaki dan kapsul saja
Rizoid berada pada bagian ventral.
Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan
gametofit.
Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini
masih berkerabat paling dekat dengan tanaman
berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel
mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang
besar.

Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir,


dan melalui stoma tersebut dapat masuk koloni
ganggang biru Nostoc.
Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang
heterotalik.
Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak
ada seta), dinding sporogonium termasuk
epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung
kloroplas dan sel-sel epidermis yang mempunyai
stomata.
Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak
dapat pecah dengan arah membujur seperti buah
polongan.
Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang
terdiri atas sel-sel steril dinamakan kolumela.
Arkespora selain membentuk spora juga
membentuk sel-sel steril yang dinamakan
Anthoceros laevis
Cara Berkembang Biak

Pada kelas ini dijumpai cara


berkembang biak secara aseksual dan
seksual seperti pada umut hati, yaitu :
1.Perkembangbiakan secara aseksual
.Fragmentasi
.Pembentukan kuncup (gemma)
.Pembentukan umbi (tuber)
.Penebalan ujung (tepi) talus yang
meupakan suatu cara untuk
mempertahankan diri terhadap
kekeringan
.Peristiwa apospori.
2.Perkembangbiakan secara seksual

Dengan membentuk arteridium dan


arkegonium. Anteridium dan Arkegonium
terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus.
Zigot mula-mula membelah menjadi 2 sel
dengan satu dinding pisah melintang.
Sel yang diatas terus membelah yang
merupakan sporogonium, diikuti juga oleh sel
bagian bawah yang membelah secara terus-
menerus membentuk kaki sporogonium,
sporogonium kaki berfungsi sebagai alat
penghisap.
Siklus Hidup Lumut
Tanduk
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan
arkegonium. Anteridium dan arkegonium terkumpul pada
suatu lekukan pada sisi atas talus.
Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu
dinding pisah melintang.
Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogonium
yang diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus
menerus membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat
penghisap.
Bila sporogonium masak maka akan pecah seperti buah
polongan, dan menghasilkan jaringan yang terdiri dari
beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela.
Sel-sel mandul ini diselubungi oleh sel jaringan yang
kemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Embriogenesis
Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoleh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-
rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar. Pada
sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal.
Stoma itu hampir kemudian selalu terisi dengan lendir. Zigot mula-
mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pemisah
melintang. Sel yng diatas terus membelah-belah dan merupakan
sporagonium yang bawah membelah-belah merupakan kaki
sporogonium. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk
sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya. Jika telah masak
pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat
jaringan yang terdiri atas beberapa deretansel-sel mandul yang
dinamakankolumela.
Kolumela itu diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan
menghasilkan spora, yang disebutarkespora. Selain spora,
arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamak
anelatera. Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel
penutup, dan selain itu sel-selnya mengandung kloroplas.

Anda mungkin juga menyukai