KELOMPOK 3
Asrie Kumala Dewi (4401414005)
Daniar Arof Adiba (4401414010)
Anisa Ika Wijayanti (4401414028)
Desty Ratna Puspitasari(4401414032)
Ayu Ika Nurjannah (4401414049)
Ciri-ciri Lumut Secara
Umum
Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik
dan multiseluler.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talus).
Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki
berkas pembuluh angkut (xylem dan floem).
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya
hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
Ukuran tinggi tubuh bervariasi.
Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit ke sporofit)
yang disebut metagenesis.
Reproduksi secara seksual dan aseksual.
Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun
disebut sebagai epifit (organisme yang hidup menempel
pada tumbuhan lain). Jika pada hutan banyak pohon epifit
maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof.
Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena
tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid
berbentuk seperti benang /rambut untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
Dinding sel lumut terdiri dari selulosa.
Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema
(filament yang berwarna hijau)
Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang
berbeda.
Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu
menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.
Reproduksi
Perkembangbiakannya : dapat melalui vegetatif
dan generatif
Secara vegetatif, yaitu melalui pembentukan spora
yang dibentuk dalam sporangium Dari spora
akan tumbuh individu baru
Secara generatif, yaitu melalui peleburan gamet-
gamet Gamet dibentuk dalam gametangium
Baik Sporangium maupun gametangium hanya
terdiri dari satu sel saja
Perkembangan pada lumut melalui pergiliran
sistem reproduksi dari aseksual dan seksual :
METAGENESIS
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh
lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding
arkegonium.
2. Seta atau tangkai.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang
merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding
arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil
bagian dalam pembentukan spora.
Menurut letak gametangia, lumut
dibedakan menjadi :
1. HOMOTALUS (berumah satu)
jika anteridium dan arkegoniumnya
berada pada satu talus (satu individu)
2. HETEROTALUS (berumah dua)
jika pada satu talus (individu) hanya
memiliki arkegonium saja atau
anteridium saja
PadaBryophytaalat kelamin berupa anteridium dan
arkegonium. Sporangiumnya selalu terdiri atas
banyak sel.
Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam
Bryophyta,terdapat kesamaan bentuk dan susunan
gametangiumnya, baik mikrogametangium
(anteridium) maupunmakrogametangium
(arkegonium)nya.
Arkegoniumnya mempunyai bentuk susunan dan
karakteristik yang juga kita jumpai
padaPteridophyta, oleh sebab ituBryopytabeserta
Pteridophytaada yang menjadikan satu golongan
dengan nama Archegoniata.
Arkegonium adalah gametangium yang
bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar
disebut perut, dengan bagian sempit leher.
Baik bagian perut maupun bagian leher
mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel.
Dalam bagian perut terdapat satu sel pusat
yang besar, yang sebelum arkegonium masak
(siap untuk dibuahi) membela menjadi sel telur
dan satu sel yang terdapat pada pangkal leher
dan dinamakan sel saluran perut.
PadaBryophytaterdapat beberapa sel saluran
leher, sedangkan padaPteridophytahanya satu
sel saja. PadaSpermatophyta,arkegonium
mengalami reduksi yang lebih jauh.
Mikrogametangium (anteridium) adalah gametangium
yang berbentuk bulat atau seperti ganda.
Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas
selapis sel-sel mandul baik lumut yang masih hidup di
air atau dekat dengan air, maupun yang betul-betul
telah merupakan tumbuhan darat, untuk
terselenggaranya pembuahan memerlukan air, karena
tanpa air spermatozoid tak dapat bergerak.
PadaBryophytaembrio itu tumbuh menjadi satu badan
kecil yang akan menghasilkan spora, yaitusporongium.
Sporongium tidak merupakan suatu tumbuhan yang
terpisah, melainkan tetap pada induknya dan seakan-
akan menjadi parasit pada tumbuhan induknya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung
sebagai berikut spora yang kecil dan haploid
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakanprotonema.
Protonema
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar,
ada pula yang tetap kecil. Pada protonema ini
terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti
lembaran-lembaran daun (pada
Hepaticopsida)atau telah mempunyai habitus
seperti pohon kecil dengan batang dan daun-
daunnya (padaMusci), tetapi padanya belum
terdapat aakr yang sesungguhnya, melainkan
hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-
benang atau kadang-kadang telah menyerupai
akar.
Pada tumbuhan lumut inilah dibentuk
gametangium. Setelah sel telur dibuahi oleh
spermatozoid yang bentuknya seperti spriral
Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan
berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu
lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau
jorong dengan tangkai pendek atau panjang yang
dinamakansporogonium.
Di dalam bagian yang bulat itudibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebutkapsul spora.
Jaringan dalam kapsul spora dinamakanarkespora.
Arkespora membentuksel induk spora, dan dari satu sel
induk spora dengan membelah reduksi terjadilah empat
spora yang berkelompok merupakantetrade.
Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan
tubuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora
itu membulat sebelum terpisah-pisah dan terlepas dari
kapsul spora.
Dinding spora terdiri atas dua lapisan,
yang luar kuat disebuteksosporium,
dan yang dalam lunak
disebutendosporium. Jika spora
berkecambah eksosporium pecah.
Selain pembiakan dengan spora, pada
lumut terdapat pula pembiakan
vegetatif dengankuncup enam, yang
terjadi dengan bermacam-macam cara
pada protonema, talus, atau bagian-
bagian lain pada tubuh lumut.
SIKLUS HIDUP LUMUT
o Dalam daur hidupnya lumut menunjukan adanya
pergiliran keturunan yang jelas. Dari spora
tumbuh protonema dan seterusnya tumbuh
tumbuhan lumut yang menghasilkan anteridium
dan arkegonium.
o Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit
dan merupakanfase perkembangan yang
haploid. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh
sporofit, yang pada lumut berupa sporogonium
dan merupakan fase perkembangan yang diploid.
o Sporofit tidak hidup tersendiri, melainkan selama
hidupnya tetap tinggal dan mendapatkan
makanannya dari gametofitnya.
o Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian
generasi heteromorfik.
o Yang dimaksud diplobiontik adalah suatu siklus hidup dimana individu
penghasil gamet (gametofit) yang bersifat haploid dan individu
penghasil spora (sporofit) yang bersifat diploid. Gamet-gamet yang
dihasilkan dapat menyatu membentuk zigot yang tidak mengalami
masa dormansi. Zigot ini kemudian tumbuh menjadi sporofit yang
bersifat diploid. Dalam hal ini, meiosis terjadi pada saat pembentukan
spora (sporogenesis), Spora yang dihasilkan bersifat haploid dan
kemudian berkembang menjadi gametofit. Baik sporofit maupun
gametofit masing-masing dapat memperbanyak dirinya dengan cara
aseksual. Dikatakan isomorfik bilamana gametofit dan sporofit
memiliki kesamaan bentuk, sedangkan disebut heteromorfik bilamana
gametofit dan sporofit masing-masing bentuknya berbeda.
o Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase
gametofit dan sporofit. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih
dominan dibandingkan fase sporofitnya.
o Fase gametofitadalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari.
Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan
menghasilkan spora.
Klasifikasi Bryophyta
Lumut (Bryophyta)
diklasifikasikan menjadi 3 kelas,
yaitu :
1) Lumut daun (Bryopsida)
2) Lumut hati (Hepaticopsida)
3) Lumut tanduk
(Anthocerotopsida)
Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis
dan tersebar dimana-dimana. Lumut ini dapat kita
temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas,
pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan
ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di
rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-
macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya
menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula.
Kebanyakan dari lumut daun suka padatempat yang
basah, tetapi ada juga yang suka akan tempat-
tempat yang kering. Beberapa macam diantaranya
dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan
sampai bertahun-tahun.
Ciri-ciri Umum Bryopsida
Lumut daun juga disebut lumut sejati.
Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.
Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup
pada cabang-cabang batang.
Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema
hanya akan membentuk gametafora.
Gametafora terdiri dari batang batang yang
bercabang.
Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta
hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul.
Gametofit
dan
Sporofit
Siklus Hidup Lumut Daun
Moss Lifecycle
PROSES PERKEMBANGAN LUMUT DAUN