Dunia hewan terbagi ke dalam kelompok besar (Phyllum) yaitu dunia Vertebrata (bertulang
belakang) dan Invertebrata (tidak bertulang belakang). Pengetahuan mengenai hewan-hewan yang
bertulang belakang akan dibahas secara khusus dalam Zoologi Vertebrata, sedangkan studi hewan-
hewan tidak bertulang belakang akan dijelaskan lebih khusus dalam Zoologi Invertebrata.
Invertebrata (Latin: in= tidak; vertebrae= tulang belakang), adalah hewan tingkat rendah yang tidak
memiliki tulang belakang, baik hewan yang bersel tunggal dan tidak mempunyai bentuk tetap, hewan
tersebut dapat dibedakan berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuh.
A. Karakteristik Hewan
1. Organisme eukariotik dan multiseluler
2. Tidak memiliki dinding sel dan klorofil
3. Tidak memiliki dinding sel
4. Bersifat heterotroph, memperoleh makanan dari organisme lain karena tidak memiliki klorofil
5. reproduksi umumnya dilakukan secara kawin (seksual). Beberapa ada yang dilakukan secara tak
kawin (aseksual)
6. Umumnya dapat bergerak untuk survive dan mencari makanan
1
(a) Triploblastik aselomata
(b) Triploblastik Pseudoselomata
(c) Triploblastik selomata
3. Simetri tubuh
Asimetri, yaitu hewan yang tidak memiliki pembagian tubuh yang tetap / sama. Contohnya:
Protozoa, Porifera.
Simetri Bilateral, yaitu hewan yang apabila tubuhnya dibagi 2 melalui pusatnya diperoleh
bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya : Platyhelmintes, Nemathelmintes, Annellida,
Arthrophoda, chordata. Hewan ini memiliki tubuh dorsal/bagian atas, ventral/bawah,
anterior/depan dan posterior/belakang).
Simetri Radial, yaitu hewan yang apabila tubuhnya dibagi 2 melalui pusatnya dari arah manapun
diperoleh bentuk dan ukuran yang sama. Hewan ini hanya memiliki tubuh dorsal/bagian atas dan
ventral/bawah, dan tidak memiliki bagian anterior/depan dan posterior/belakang). Contohnya :
Coelenterata/Hydra, Echinodermata.
Hewan juga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, yaitu invertebrata dan vertebrata.
Adapun perbedaan yang lebih terperinci, dapat dilihat pada tabel seperti dibawah ini!
Perbedaan
Invertebrata Vertebrata
Reproduksi Aseksual Seksual
Pencernaan Oleh sel tunggal atau di dalam saluran Di dalam saluran pencernaan
Respirasi Melalui permukaan alat-alat tubuh atau Alat pernafasan
pernafasan
Syaraf Belum mempunyai otak, hanya simpul syaraf Mempunyai Otak
secara difusi atau terbuka
2
D. Klasifikasi Hewan
1. PORIFERA (hewan berpori)
Ciri-Ciri Porifera
• Porifera (Latin: phorus = pori,ferre = membawa) atau spons
• multiseluler
• Diploblastik
• Asimetri (tidak beraturan), atau simetri radial
• Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk
• Tidak memiliki susunan saraf
• Rrespirasi dan ekskresi secara difusi melalui permukaan tubuh
• Sistem pencernaan;
pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
Struktur tubuh Porifera
Spongocoel: rongga tubuh
Ostia: lubang masuknya air
Oskulum: lubang keluarnya air
Dinding tubuh tersusun atas dua lapisan sel
1. lapisan luar (sel-sel pinakosit) : sebagai pelindung
2. lapisan dalam (sel-sel koanosit): sel-sel yang
berbentuk botol dan mempunyai flagel. Fuungsinya
mengalirkan air, menangkap bahan makanan dan
mencernanya
1. Sel Amoebosit
2. Sel Spikula
3. Sel Arkeosit
4. Sel Pinakosit
5. Sel Porosit, berfungsi membuka/menutup pori
6.Sel- sel koanosit
3
Klasifikasi berdasarkan tipe saluran air
a. Ascon/sistem saluran air sederhana (pori/ostium berhubungan langsung ke spongeocoel.
o Koanosit terdapat pada seluruh permukaan dinding dalam yang membatasi spongocoel.
Contohnya, Leucosolenia
b. Sicon/sistem saluran air inkuren dan radial (pori/ostium dihubungkan dengan saluran bercabang
dengan spongeocoel).
o Koanosit hanya terdapat pada saluran Radial. Contohnya, Sycon ciliatum
c. Leucon atau Rhagon /sistem saluran air kompleks (pori/ostium banyak serta bercabang - cabang
membentuk rongga – rongga kecil.
o Saluran radial bercabang-cabang sebagai saluran masuk ke spongocoel dan keluar dari
spongocoel
o Koanosit : terdapat pada rongga berkoanosit. Contoh, Leuconia
Clathrina coriacea
Euplectella aspergillum
C. Demospongia (spons tebal)
Rangka tersusun dari serabut spongin, zat kersik atau D. Sclerospongiae/spon karang
campuran keduanya. Habitat di tepi pantai, air tawar, Spikula tersusun dari Kristal kalsium karbonat.
menempel pada batuan/tumbuhan dan benda padat. Contoh porifera koral, Merlia
Tipe saluran air leucon.
Peranan Porifera
Beberapa jenis Porifera seperti Spongilla dapat
digunakan sebagai spons mandi.
Spongilla
4
2. CNIDARIA (COELENTERATA
Filum Cnidaria dan Ctenophora termasuk kelompok hewan Coelenterata.
Coelenterata (Yunani, koillos; rongga, enteron; usus)→ hewan memiliki rongga usus sebagai alat
pencernaan makanan/gastrovaskuler.
Cnidaria (Yunani, cnide = sengat): karena memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap
mangsa.
Ciri-Ciri
1. Habitat di laut berupa polip (sesil) atau medusa (motil)
2. Diploblastik
3. Simetris radial
4. Pencernaan makanan di dalam rongga gastrovaskular /rongga di bagian tengah tubuh
5. Memiliki tentakel dan penyengat yang disebut nematosista
6. Respirasi dan ekskresi secara difusi
7. Bentuk tubuh ada 2 macam:
a. Polip, berbentuk tabung menempel pada tempat hidupnya
b. Medusa, berbentuk payung yang dapat melayang bebas
8. Reproduksi:
– Aseksual pembentuan tunas pada polip
– Seksual pembentukan gamet pada medusa
Klasifikasi Cnidaria
A. Hydrozoa (hewan air)
1. Contoh: Hydra
Hidup di air tawar, hermafrodit, sistem saraf difusi atau sel saraf tersebar
Bentuk tubuh selalu polip.
Pada ujung Hydra yang bebas terdapat mulut yang dikelilingi Hipostomae yang berfungsi
menangkap mangsa. Pada bagian bawah membentuk basal disk untuk melekatkan tubuh pada
tempat hidupnya.
Memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan statosista sebagai alat
keseimbangan.
Reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas dan reproduksi generative melalui pembuahan
ovum dan spermatozoid
5
2. Obelia (hidup di laut, bermetagenesis, hidup berkoloni).
Polip pada Obelia :
1. Hydrant: mengambil dan mencerna makanan. Hydrant dibungkus hydroteca
2. Gonangium: melakukan reproduksi vegetative menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
Gonangium dibungkus oleh gonoteca
Reproduksi Obelia
Mengalami metagenesis dari reproduksi generatif dan vegetatif.
Keterangan:
1: silia termodifikasi jadi duri
2: nematokis
3: tutup kapsul
4: lilitan duri
5: knidosit
6
3. Platyhelminthes (cacing pipih)
Kelas Platyhelminthes
1. Tubellaria (Cacing Bulu Getar)
2. Trematoda (Cacing Isap)
3. Cestoda (Cacing Pita)
7
Struktur Tubuh Planaria Reproduksi Planaria/Dugesia
A = Terpotong alami
B = Terbelah menjadi 2
C = Terbelah menjadi 3
Planaria;
o Kepala berbentuk segitiga. Memiliki bentuk tubuh lonjong hingga panjang, pipih dorsoventral dan
tidak beruas-ruas. Sis-sisi kepala melebar membentuk tentakel yang disebut aurikel (organ yang peka
terhadap sentuhan, aliran air dan makanan).
o Mulut berhubungan dengan kerongkongan yang dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa.
o Memiliki 2 bintik mata untuk mendeteksi cahaya dan kemoreseptor. Pada ummumnya gerak secara
fototaksis negatif.
o Pada bagian ventral terdapat silia untuk merayap
o Tubuh ditutupi oleh epidermis yang banyak mengandung lender. Lender berfungsi untuk melekat dan
membalut mangsanya.
o Memiliki rhabdite pada bagian epidermis, berupa struktur seperti batang yang dihasilkan saat eksresi
mucus dan berfungsi untuk pertahanan diri.
o Memiliki system pencernaan yang terdiri atas mulut, faring, dan rongga gastrovaskuler yang disebut
enteron/usus.
8
Tahapan:
1. Telur yang sudah dibuahi menetas menjadi mirasidium (larva besilia)
2. Larva mirasidium yang mempunyai silia masuk ke dalam tubuh siput membentuk sporokista
3. Sporokista Berkembang secara aseksual menjadi redia
4. Redia berkembang menjadi larva berekor (serkaria) keluar dari tubuh siput dan menempel pada
tumbuhan air berkembang menjadi metaserkaria
5. Jika Termakan oleh hewan ternak/manusia masuk ke usus, terbawa aliran darah menjadi cacing
dewasa pada organ hati.
Note book: Cacing isap dapat bereproduksi dengan Paedogenesis, yaitu cacing hati belum dewasa/larva mampu
menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawian.
Daur Hidup Taenia saginata Cacing pita dewasa terdiri dari scolex dan
proglotid.Proglotid pada bagian ujung mengandung telur
yang telah dibuahi yang siap dikeluarkan bersama feses
untuk menginfeksi kembali.
Tahapan: T - O - C
Cacing dewasa → telur → Onkosfer → tertelan
sapi/babi → menembus dinding usus → ikut aliran
darah → otot sapi/babi (di dalam otot, larva
membentuk sista, ukurannya membesar membentuk
gelembung pada otot) → Sistiserkus → termakan
manusia, sistiserkus berkembang menjadi cacing pita
baru dan sudah memiliki skoleks→menetas dan
berkembang di usus halus.
9
Peranan Platyhelminthes
• Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali
Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan.
• Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain:
– memutuskan daur hidupnya,
– menghindari infeksi dari larva cacing,
– tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat),dan
– tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).
Ciri-Ciri Nemathelminthes
• Tubuh berbentuk gilig (bulat panjang) yang ujung-ujungnya meruncing, tidak bersegmen
• Bersilia
• Tertutup lapisan lilin (kutikula)
• Tidak bersegmen, simetris bilateral. Triploblastik pseudoselomata
• Alat pencernaan sempurna (mulut, faring, esophagus, usus, dan anus). Nematoda memiliki stilet yang
berbentuk seperti jarum atau gigi di dalam rongga mulutnya yang berfungsi untuk menusuk dan
menghisap sari makanan dati mangsanya.
• Kosmopolit atau terdapat di laut, air tawar, darat, kutub, hingga tropis.
• Hidup bebas dan sebagian parasit.
• Belum memiliki alat sirkulasi dan respirasi. Transportasi dan sirkulasi terjadi secara difusi.
• Reproduksi Gonokoris : organ repruksi yang terdapat pada individu yang berbeda.
10
Klasifikasi Nematoda
1. Kelas Adenophora
o Tidak memiliki phasmid/organ kemoreseptor sehingga disebut Aphasmida.
Contoh cacing Trichinella spiralis
Parasit di usus karnivor dan manusia. Menyebabkan penyakit
trikinosis/kerusakan otot, yang ditandai dengan rasa mual yang hebat dan
kadang-kadang menimbulkan kematian ketika larva menembus otot.
Trichinella spiralis
2. Kelas Secernentea
o Disebut juga Phasmida, karena anggotanya memiliki phasmid.
o Berikut akan diuraikan beberapa contoh spesies dari Secernentea.
Cacing betina ukuran tubuh lebih besar dan ujung ekor lurus. Tubuh bagian anterior memiliki
mulut yang dikelilingi tiga bibir dan gigi kecil-kecil.
Cacing jantan ukuran kecil dan ujung ekor runcing melengkung, dan dibagian anus terdapat
spikula yang berbentuk kait untuk memasukkan sperma ke tubuh betina.
Warna merah muda
Tahapannya:
1. Cacing dewasa hidup di dalam usus halus dan
bertelur.
2. Telur dikeluarkan manusia melalui feses. Tanaman
yang ditempeli telur cacing mungkin termakan
manusia dan masuk masuk ke mukosa usus halus.
11
2. Daur Hidup Cacing Tambang
(Ancylostoma duodenale &Necator americanus)→ anemia dan radang usus
LarvafilariformFilariform
Rhabditiform
Ciri-Ciri Annelida
• Memiliki segmen seperti cincin. Setiap segmen/ruas-ruas tubuh disebut Somit
• Ruas tubuhnya disebut dengan Metameri (bentuk segmen yang memiliki organ-organ yang sama);
ekskresi, otot, pembuluh darah, alat reproduksi.
• Triploblastik selomata
• Simetri Bilateral
• Sistem pencernaan yang lengkap
• Hermafrodit
12
• Sistem peredaran darah tertutup, darah mengalir di dalam pembuluh darah. Darah Annelida
mengandung protein pengikat oksigen (hemoglobin) sehingga berwarna merah. Ada juga darah yang
berwarna kehijauan karena mengandung protein klorokruorin.
• Sistem saraf tangga tali
• Bergerak dengan kontraksi otot tubuh (otot sirkuler dan otot longitudinal) atau dengan rambut (seta)
→ membantu pergerakan.
• Ekskresi berupa metanefridia, yang terdiri atas nefrostom (corong bersilia) untuk mengumpulkan
zat sisa, nefridia (saluran yang membungkus peritoneum) dan nefridiofor (lubang ekskresi).
Klasifikasi Annelida
1. Polichaeta (Cacing berambut banyak)
– Cacing palolo (Eunice sp) dan cacing wawo (Lysidice oele) → dapat dimakan
– Tiap ruas tubuhnya terdapat PARAPODIA (kaki berdaging) yang ditumbuhi banyak rambut yang
berfungsi sebagai alat gerak dan alat Pernapasan karena mengandung pembuluh darah yang halus.
– Dalam daur hidupnya ada yang disebut epitoke dan atoke. Epitoke/individu reproduktif. Epitoke
dapat terbentuk melalui pertunasan. Epitoke akan berenang ke permukaan air menjelang pagi atau
petang hari untuk melepaskan sperma dan telur, peristiwa ini disebut swarming. Atoke/individu
non-reproduktif atau cacing belum dewasa.
– Bagian kepala terdiri atas;
a. Prostomium: terdapat mata, antena, dan sepasang sensor
b. Peristomium: terdapat mulut, alat indra, dan sirus/cirrus, sungut/rambut kasar sebagai alat
peraba.
13
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak)
Ciri-ciri Mollusca
• Tubuh tidak beruas-ruas, bercangkang
• Umumnya memiliki organ untuk melumatkan makanan (Radula) kecuali Pelecypoda.
• Simetris bilateral
• Triploblastik selomata
• Sistem peredaran darah terbuka. Pigmen darah hemosianin yang larut dalam plasma darah
mengandung Cu, berwarna biru pucat bila mengandung oksigen dan tidak berwarna bila kekurangan
oksigen.
• Alat eksresi berupa protonefridium
• Alat indra berupa osfradium (sebagai kemoreseptor), mata, dan statosista (alat keseimbangan)
• Alat pencernaan berupa mulut, kerongkongan, lambung usus, dan anus
• Reproduksi secara seksual tapi ada yang hermaprodit
KLASIFIKASI MOLLUSCA berdasarkan bentuk dan kedudukan kaki serta ada tidaknya cangkang
1. Polyplacophora/Amphineura
• Polyplacophora dikenal dengan nama Chiton. Tubuh berbentuk
lonjong, pipih dorsoventral, berwarna gelap, memiliki 8 cangkang
pipih. Tidak memiliki tentakel dan mata.
• Eksoskleton berupa valva (lembaran atau keping cangkang)
• Hidupnya melekat di dasar perairan,
• Mulutnya dilengkapi dengan lidah parut (radula) yang besar, kaki
besar, dan datar.
• Reproduksi dengan bersifat gonokoris. Telur menetas menjadi larva
trokofor yang berenang bebaskemudian turun ke substrat dan
mengalami metamorfosis menjadi anak chiton.
• Contoh: Chiton squamosum
2. Pelecypoda/Lamellibranchiata/Bivalvia
• Mempunyai insang berlapis-lapis (Lamellibranchiata) dan bercangkok sepasang (bivalvia), kaki
pipih (Pelecypoda)
• Tubuhnya simetris bilateral. Pelecypoda tidak memiliki kepala, bentuk pipih dan puncak
cangkang disebut umbo. Garis-garis melingkar disekitar umbo menunjukkan garis pertumbuhan
cangkang.
• Cangkang terdiri dari 3 lapisan: Peri-Prima-Nak
• Periostrakum (lapisan terluar); tersusun zat
tanduk, fungsinya melindungi lapisan dalam
• Prismatik (lapisan tengah); tersusun atas Kristal
kalsium karbonat yang berbentuk prisma
• Nakreas (lapisan dalam )/lapisan mutiara;
tersusun atas Kristal-kristal halus karbonat. Jika
terkena sinar mampu memancarkan warna.
Lapisan nakreas disebut juga sebagai Mother of
nacre.
Contoh: Asaphis detlorata (remis), Meleagrina margaritifera ( kerang mutiara), Mytilus edulis (kerang
hijau), Teredo navalis (kerang pengebor kayu).
14
3. Gastropoda
• Hewan berkaki perut
• Bersifat hemafrodit, alat reproduksi
Ovotestis (suatu badan penghasil ovum dan
sperma)
• Habitat di air tawar, air laut dan darat
• Univalve → tubuh terlindungi sebuah
cangkang berkatup satu.
• Memiliki lidah parut (Radula) • Cangkang terdiri dari 4 lapisan, yaitu:
• Pernapasan: insang (larva),paru-paru(dewasa 2. Periostrakum (lapisan terluar, berpigmen,
yang hidup di darat), insang (dewasa yang mengandung zat tanduk conchiolin)
hidup di air) 3. Prismatic (lapisan kalsium karbonat terluar,
• Di kepala terdapat sepasang tentakel dan mengandung kalsit)
mata (hidup di darat) 4. Lamela (lapisan kalsium karbonat tengah,
• Sitem saraf 3 pasang; ganglion visceral,
mengandung aragonit)
ganglion pedal, ganglion serebral
5. Nacre (lapisan kalsium karbonat terdalam,
Contoh : Limnaea trunchatula (siput),
berupa lembaran aragonit).
Achatina fulica (bekicot)
4. Scaphopoda
Disebut siput taring karena memiliki bentuk cangkang
yang mirip gading gajah atau taring berwarna putih atau
kekuningan.
Cangkang tubular (seperti taring atau terompet) yang
terbuka di kedua ujungnya.
Kepalanya memiliki mulut dan kaptakula yang berbentuk
filament untuk menangkap makanan. Scaphopoda tidak
memiliki mata, tentakel, dan insang. Pertukaran udara
terjadi melalui permukaan mantel
Hidupnya di laut dan terpendam di dalam pasir atau
lumpur.
Contoh: Dentallium vulgare.
5. Chepalopoda
• Kaki terdapat dikepala, tidak bercangkok (kecuali
Nautilus). Cangkang dalam tersusun dari zat tanduk,
bersifat ringan dan transparan yang disebut Pen.
• Bergerak lambat dengan tentakel, sirip, dan cepat dengan
cara menyemprotkan air melalui corong (sifon/funnel)
• Kulit Cephalopoda mengandung zat kromatofora/sel-sel
pembawa warna: mengubah warna tubuh sesuai dengan
lingkungan. Sepia (sotong) mampu mengubah warna
tubuh sesuai dengan lingkungan, seperti pada bunglon.
• Beberapa jenis mengeluarkan tinta kecuali Nautilus.
Cairan tinta mengandung pigmen melanin, berwarna
coklat/hitam.
• Sistem saraf berkembang dengan baik
Contoh : Loligo indica (cumi), memiliki 10 buah (4 pasang
tentakel, 1 pasang tangan), Octopus vulgaris (gurita),
memiliki 8 tangan yang sama panjang, Nautilus, memiliki
90 buah tentakel.
Peranan Mollusca
• Menguntungkan : dapat dimakan sebagian dan untuk hiasan (mutiara, tiram)
• Merugikan :
- (Kelas Pelecypoda); Tredo navalis (pengebor kayu di air asin)
- (Kelas Gastropoda); Helix aspera (perusak tanaman budi daya)
15
7. ARTHROPODA (hewan berkaki beruas-ruas/berbuku-buku)
Ciri-Ciri
Tubuh beruas-ruas: kaput (kepala), toraks (dada), abdomen (perut). Bentuk simetris bilateral dengan
rangka luar dari zat kitin.
Sistem organ lengkap: peredaran, pencernaan, saraf, pernafasan, eksresi, reproduksi dan panca indra.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, paru-paru buku, atau permukaan tubuhnya. Sistem trakea
terdiri atas saluran udara bercabang-cabang. Pertukaran udara terjadi melalui lubang-lubang respirasi
pada setiap segmen tubuh yang disebut spirakel/stigma. Alat ekskresi berupa pembuluh Malphigi
yang berfungsi mengekskresikan Nitrogen.
Peredaran darah terbuka, terdiri atas jantung dan aorta. Darah mengandung pigmen respirasi berupa
hemosianin atau hemoglobin.
Alat pernafasan berupa trakea dan sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali
Mengalami Molting/Ekdisis, dimulai dengan penghentian makan dan pengosongan isis usus. Proses
ini dikontrol oleh hormon yang bersirkulasi di darah. Hormon tersebut yaitu, brain hormone dan
ecdysone.
Reproduksi dengan Partenogenesis; pembentukan individu baru tanpa melalui pembuahan, dimana
sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma akan tumbuh menjadi individu jantan yang memiliki jumlah
kromosom separuh dari individu betina.
Klasifikasi Arthropoda
1) Crustacea (golongan udang dan kepiting)
2) Arachnida (golongan laba-laba)
3) Myriapoda (golongan lipan/kaki seribu)
4) Insecta (serangga)
1. CRUSTACEA
Keterangan:
Antenna (alat keseimbangan)
Antenula (alat peraba)
Rostrum/seperti duri (alat pertahanan)
Abdomen (perut)
Karapaks (alat perlindungan)
Telson (alat keseimbangan)
Uropod (alat kemudi renang)
Pereiopod (kaki jalan)
Pleopod (kaki renang). Pada udang betina berfungsi
untuk menyimpan telur dan membawa anaknya.
Maksiliped, menyaring dan memasukkan ke dalam
mulut
16
2. ARACHNIDA
Mempunyai 2 pasang alat mulut:
Sepasang kelisera/alat sengat, yang berupa gunting yang berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa
Sepasang pedipalpus/alat capit, yang berbentuk cakar yang berfungsi memegang mangsa
Peranan
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan
ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
3. MYRIAPODA
Ciri-Ciri
• Tubuh terdiri atas kepala dan bagian belakang yang berbuku-buku.
• Habitat di darat
• Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, kecuali segmenterakhir kakinya berubah menjadi kaki
cakar yang beracun (maksiliped) → membunuh mangsa
• Pada kepala terdapat sepasang antena
• Ruas tubuh 10 – 200 segmen
• Hewan karnivora buas
Klasifikasi MYRIAPODA
Ordo :
• Ordo Chilopoda (Centipede), 25-100 segmen
– Lipan (Scolopendra gipas)
– Tubuh pipih dorsoventral
– Memiliki sepasang antenna yang panjang
– Bersifat karnivor atau predator
– Kaki 1 psg tiap ruas
• Ordo Diplopoda, ± 177 segmen
– Keluwing/kaki seribu (Millipedes sp)
– Tubuh berbentuk silindris panjang
– Memiliki sepasang antenna yang pendek
– Kaki 2 psg tiap ruas
– Bersifat detritivor
17
4. INSECTA/Hexapoda
Ciri-Ciri
• Pada caput terdapat mulut, antena mata faset (mata majemuk) dan mata tunggal/OCELI → penerima
rangsang
mata faset→ tersusun atas banyak mata tunggal/OMATIDIUM yang berbentuk segi enam fungsi →
melihat ke segala arah
• Sayap biasanya terdapat pada dada bagian belakang (METATORAKS) dan bagian tengah
(MESOTORAKS)
• Respirasi: trakea, setiap segmentubuhnya terdapat lubang trakea (SPIRAKEL)/lubang respiratori
• Sistem saraf: tangga tali.
• Sistem peredaran darah: peredaran darah terbuka dan darahnya tidak mengandung haemoglobin
tetapi mempunyai hemosianin
• Sistem pencernaan: lengkap dan memiliki kelenjar ludah
• Alat ekskresi: saluran Malphigi
• Abdomen segmen 9 dan 10 → alat kelamin. Insecta betina, kedua segmen membentuk alat peletak
telur (ovipositor) yang bentuk memanjang dan runcing. Kantong penyimpanan spermatozoid disebut
spermateka.
Mata faset
18
Daur hidup serangga berupa;
1. Ametabola (tidak mengalami metamorfosis): telur-muda-dewasa
Contoh; Kutu buku (Lepisma saccharina)
2. Holometabola (metamorfosis sempurna); T – L – P – I
Contoh; lalat, kupu-kupu, nyamuk
3. Hemimetabola (metamorfosis tidak sempurna); T – N – I
Contoh; jangkrik, kecoa, belalang sembah, capung
Klasifikasi serangga
19
Bentuk Polimorfisme Isoptera (rayap)
1. Ratu, Laron (rayap betina fertil); bertelur,
tubuh lebh besar, putih, dan tidak bersayap
2. Raja, Laron (rayap jantan steril); melestarikan
keturunan
3. Serdadu, rayap yang bertugas
mempertahankan sarang
4. Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan
raja dan ratu, serta menjaga sarang dari
kerusakan
2). Endopterygota;
Ordo:
1. Coleoptera (2 psg sayap, sayap depan tebal/elitera dan sayap belakang tipis). Cth: kumbang kepik
(Coccinella arquata)
2. Hymenoptera (serangga bersayap selaput). Cth: lebah madu (Apis indica)
3. Diptera (serangga bersayap sepasang, pasangan sayap lain mereduksi menjadi keseimbangan →
halter ). Cth: lalat rumah (Musa domestica), nyamuk malaria (Anopheles sp)
4. Lepidoptera (2 psg sayap dan bersisik halus). Cth: kupu-kupu si rama-rama (Attacus atlas)
5. Neuroptera (serangga bersayap jala). Cth: undur-undur (Myrmeleon frontalis)
6. Shiponoptera, meliputi golongan pinjal (bertubuh kecil dan tidak bersayap). Cth: kutu kucing, kutu
tikus.
Gambar:
1 2 3
4 5 6
Key word: Si-Le-Di-Co-Ne-Hy
Keterangan:
1. Culex natigans. Larvanya tegak dengan permukaan air, jika hinggap tidak menungging.
2. Nyamuk Anopheles (vektor penyakit malaria). Larvanya sama rata dengan permukaan air, jika hinggap
menungging.
3. Aedes aegypti (inang virus demam berdarah). Larvanya berkedudukan tegak di permukaan air.
20
Peran menguntungkan
• Membantu proses penyerbukan pada bunga
• Menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera)
• Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra
(contoh: Bombix mori)
• Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva lebah (tempayak) yang dapat diperoleh secara musiman
Ciri-ciri
• Tubuh simetri bilateral → larva
• Simetri radial → dewasa
• Triploblastik selomata
• Habitat di laut
• Rangka luar tersusun dari zat kapur
• Alat gerak berupa kaki ambulakral yang mempunyai sistem saluran air (sistem ambulakral),
untuk menggerakkan kaki tabung. Kaki tabung fungsinya untuk merayap, berpegangan pada substrat,
memegang mangsa, dan bernapas.
• Alat pernapasan berupa papula (paru-paru kulit) merupakan tonjolan dari dinding rongga tubuh.
• Reproduksi secara seksual (fertilisasi internal)
• Reproduksi aseksual dengan pembelahan fisi, pemisahan pisin pusat/piringan kecil di pusat tubuh
kemudian masing-masing bagian tubuh yang terpisah akan melakukan regenerasi menjadi individu
yang lengkap.
Klasifikasi Echinodermata
1. Asteroidea (bintang laut)
Bentuk seperti bintang dengan lima lengan yang besar
Memiliki duri berbentuk catut yang diantaranya terdapat Pediselaria/kaki penjepit →
menangkap makanan dan membersihkan tubuh dari benda-benda asing
Hasil pembuahan zigot berkembang menjadi larva bersilia (Bipinaria)
Contoh:
Asterias forbesi (bintang laut merah)
21
3. Ophiuroidea (Bintang ular laut)
Memiliki lima lengan panjang yang dapat bergerak
menyerupai ular
Tubuh berbentuk seperti bola cakram kecil dengan
lengan berjumlah 5 dan beruas-ruas
Memiliki daya regenerasi tinggi
Duri hanya terdapat di pada bagian lateral
Memiliki mulut dan tidak mempunyai anus
Pada lengan terdapat kaki ambulakral dan alat isap
(Ampula)
Cth: Ophiotrix sp. (bintang ular)
Peranan
• Pemakan bangkai atau sisa-sisa organisme dan juga pembersih laut (Holothuroidea)
• Dapat dimakan :
dijadikan bahan sup (mentimun laut)
Telur bulu babi
• Pemangsa kerang mutiara
22
Perbedaan Kelas Echinodermata
No. KelasEchinodermata Bentuk Tubuh Letak Mulut dan Anus Tempat Hidup
1. Asteroidea Berbentuk bintang dengan Mulut di permukaan oral Sekitar pantai di batu
5 lengan dan anus di permukaan karang dan di lumpur
aboral
2. Echinoidea Hampir bulat / gepeng Mulut di permukaan oral Sela-sela pasir atau
dipenuhi duri tajam seperti dan anus di permukaan bebatuan
duri landak aboral
3. Ophiuroidea Memiliki 5 lengan panjang- Mulut di daerah oral, tidakDi sekitar bebatuan,
panjang mempunyai amus rumput laut atau dalam
lumpur / pasir
4. Crinoidea Seperti tumbuhan, memiliki Mulut dan anus di Menempel di bebatuan di
5 lengan bercabang permukaan oral dasar laut
5. Holoturoidea Seperti mentimun, berduri Mulut di ujung anterior dan Di tepi pantai
halus, tidak mempunyai posterior
lengan
23