PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber daya pendidikan yang sangat penting adalah sarana dan
prasarana pendidikan. Dikatakan sangat penting karena sangat mempengaruhi proses
dan hasil belajar di setiap lembaga pendidikan. Tanpa sarana dan prasarana yang
memadai proses pembelajaran di suatu sekolah akan kurang berjalan dengan lancer.
Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan ini dijadikan salah satu dari delapan
standar nasional pendidikan. Kalau suatu lembaga pendidikan ingin diakui memiliki
status akreditas yang baik, maka sarana dan prasarana harus sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
Sarana dan prasarana pendidikan yang baik bukan hanya akan ikut mempengaruhi
status akreditasi suatu lembaga pendidikan tapi juga akan mempengaruhi kenginginan
orang tua dan peserta dan peserta didik untuk menimba ilmu di lembaga pendidikan
tersebut. Gedung sekolah yang megah dan terawatt, halaman sekolah yang luas dan
disejukkan oleh pepohonan dan bunga-bunga indah, pagar yang kokoh dengan warna
yang serasi dengan warna gedung, dan seterusnya akan semakin mempesona
pengguna lembaga pendidikan.
Menurut Barnawi dan Arifin (2012: 7) sarana dan prasarana pendidikan disekolah
tidak dikelola dengan pengetahuan yang cukup sehingga sering terjadi ketidaktepatan
dalam pengelolaan. Ketidaktepatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
menyakut cara pengadaan, penanggung jawab dan pengelola, pemeliharaan, dan
perawatan, serta penghapusan. Bahkan, banyak pengelola yang kurang memahami
standar dari sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :
1. Apa pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan ?
2. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan ?
3. Jelaskan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
4. Bagaimana pengaturan sarana dan prasarana pendidikan ?
5. Jelaskan pengunaan sarana dan prasarana pendidikan ?
6. Jelaskan apa itu penghapusan sarana dan prasarana pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
2. Untuk memahami perencanaan sarana dan prasarana pendidikan.
3. Uuntuk mengetahui pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
4. Untuk memahami pengaturan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Untuk mengetahui pengunaan sarana dan prasarana pendidikan.
6. Untuk mengetahui penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengelola sarana dan prasarana agar pemanfaatannya benar-benar tepat guna dan
tepat sasaran.
4
C. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan merupakan serangkaian kgiatan menyediakan berbagai jenis sarana
dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan ini, yaitu:
1. Pembelian
Pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan
cara menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk memperoleh sarana dan
prasarana yang diperlukan. Pembelian dapat dilakukan bila keuagan sekolah
memang memungkinkan.
2. Produk Sendiri
Produksi sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sekolah melalui
pembuata sendiri, baik oleg guru, siswa, ataupun karyawan. Produksi sendiri
tersebut seperti: alat peraga, hiasan sekolah, buku pelajaran, dan sebagainya.
Kegiatan ini dapat melatih kreativitas dan jiwa kewirausahaan. Jadi, tidak mesti
beli kalau bisa produksi sendir.
3. Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara menerima pemberian sukarela dari pihak lain. Penerimaan hibah
dapat dari pemerintah dan pihak swasta. Misalnya, pemenerimaan hibah tanah.
Penerimaan hibah harus melalui notaris dan sampai mendapat sertifikat tanah.
4. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara memanfaatkan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan
sekolah, dan sekolah membayarnya berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Cara
ini cocok digubakan jika kebutuhan sarana dan prasarana pendikan bersifat
sementara.
5
5. Peminjaman
Peminjaman adalah cara memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara memanfaatkan barang pihak lain untuk kepentingan sekolah secara
sukarela sesuai dengan perjanjian pinjam-meminjam. Cara ini cocok untuk
kebutuhan yang sifatnya sementara atau temporer. Dalam meminjam barang ini
hendaknya dijaga kebutuhan barang supaya nama baik sekolah tetap terjaga.
6. Pendaurulangan
Pendaurulangan adalah cara pemenuhan kebutuhan sekolah dengan cara
memanfaatkan barang bekas agar dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.
Jika memang memungkinkan, cara ini dapat dilakukan untuk kegiatan
pembelajaran siswa.
7. Penukaran
Penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki sekolah dengan barang dimiliki
pihak lain. Cara ini dilakuka dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah
pihak. Barang yang ditukarkan oleh pihak sekolah haruslah yang tidak bermafaat
lagi.
8. Rekondisi/Rehabilitas
Rekondisi atau perbaikan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan yang telah mengalami keruskan. Perbaikan dapat dilakukan melalui
penggantian bagian-bagian yang telah rusak sehingga dapat digunkan kembali
seperti semula.
6
jenis, kualitas, tahun pembuatan, merek, ukuran, dan harga barang-barang yang
ada disekolah. Inventarisasi dilakukan untuk usaha penyempurnaan, pengurusan,
pengawasan, yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki suatu
sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kegiatan inventarisasi.
2. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan prasarana pendidikan di
suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan penyimpanan
meliputi: menerima barang, menyimpan barang, dan mengeluarkan atau
mendistribusikan barang. Dalam kegiatan ini diperlukan gudang sebgai tempat
untuk menyimpan barang-barang yang perlu disimpan. Perlu pula diperhatikan
keamanan gudang.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksananakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan mencakup daya
upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap
dalam keadaan baik. Baik kualitas maupun kuantitas barang akan berkurang
secara drastis kalau tidak diadakan pemeliharaan.
7
mudah habis, rusak, atau hilang. Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan tanggung jawab kepala sekolah atau petugas tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan, yaitu:
1. Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok
lainnya.
2. Hendaknya kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama.
3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran.
4. Penugasan/penunjukan personal sesuai dengan keahlian pada bidangnya,
miasalnya petugas laboratorium, perpustakaan, operator computer, dan sebgainya.
5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara kegiatan
intrakurikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.
8
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan disekolah. Penekanan pada pengertian
tersebut adalah sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana bersifat tidak
langsung dalam menunjang proses pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi langkah-langkah:
perencanaan, pengadaan, pengaturan, pengunaan, dan penghapusan. Penanggung
jawab manajemen saran dan prasarana pendidikan ialah kepala sekolah.
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam kegiatan perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu :
1. Harus dipandang sebagai bagian integeral dari usaha peningkatan kualitas belajar
mengajar.
2. Perencanaan harus jelas, sepertian tujuan pengadaan, kegiatan yang akan
didukung, petugas pelaksanaan, peralatan yang dibutuhkan, kapan dan dimana,
realistis (dapat dilaksanakan).
3. Berdasarakan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam perencanaan.
4. Mengikuti peoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang disediakan.
6. Mengikuti prosedur yang berlaku.
7. Mengikutsertakan unsur orang tua murid.
8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan
kondisi yang tidak disangka-sangka.
9
9. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun),
dan jangka panjang (10-15 tahun).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan ini, yaitu: pembelian, produksi sendiri, penerimaan hibah,
penyewaan, peminjaman, pendaurulangan, penukaran, dan rekondisi/rehabilitas.
Ada tiga kegiatan yang dilakukan dalam proses pengtauran sarana dan
prasarana pendidikan ini, yaitu inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan, yaitu:
1. Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok
lainnya.
2. Hendaknya kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama.
3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran.
4. Penugasan/penunjukan personal sesuai dengan keahlian pada bidangnya,
miasalnya petugas laboratorium, perpustakaan, operator computer, dan sebgainya.
5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara kegiatan
intrakurikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.
Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan
perundang-undang yang berlaku. Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya
bertujuan untuk:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan
atau rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
2. Meringankan beban kerja pelaksana inventaris.
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan
lagi.
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurus kerja.
10
DAFTAR PUSTAKA
Seri, Herman dan Aziz, Zailili, M. (2017). Manajemen Pendidikan. FKIP: Univeristas
Muhammadiyah Palembang.
Imron, Ali. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
11