PENDAHULUAN
1
1.1.5. Jelaskan proses metabolisme Energi dalam tubuh ?
1.1.6. Jelaskan proses terbentuknya Energi (Oksidasi Glukosa) ?
1.1.7. Jelaskan fungsi utama Siklus Krebs ?
BAB 2
PEMBAHASAN
2
membutuhkan energy yang terdapat dari hasil fotosintesa (karbohidrat, lemak,
protein).
Pada manusia ataupun hewan energy kimia makanan tersebut akan ditransfer
menjadi Enegi Potensial yang disimpan dalam ikatan kimia yaitu ATP, energy
potensial yang terdapat pada ATP ini digunakan oleh tubuh untuk :
2.1.1 Mensintesa zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, asam inti
(DNA dan RNA).
2.1.2 Kontraksi otot.
2.1.3 Meneruskan impuls syaraf ke susunan syaraf pusat dan otak.
2.1.4 Mengaktifkan enzim dan hormon tubuh.
2.1.5 Mengangkut zat gizi.
Dari total energy yang masuk kedalam tubuh hanya 40% yang ditransfer
dalam bentuk ATP, sedangkan sisanya diubah menjadi Energi Thermal (panas) yang
digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
3
yang tinggi maka reaksi biokimia dalam tubuh akan berlangsung
dengan cepat.
2) Semakin rendah status kesehatan seseotang maka semakin rendah pula
kebutuhan energy basal karena dalam keadaan sakit jumlah jaringan
tubuh aktif berkurang sehingga proses metabolic yang terjadi dalam
tubuh juga menurun.
b. Sekresi kelenjar endokrin
1) Pada penderita hipertiroid terhadi sekresi hormon tiroxin yang
berlebihan sehingga energy basal juga menaik sampai 80%, sedangkan
sekresi dibawah normal (hipotiroid) energy basal juga menurun
sampai 30-40%.
2) Adrenalin yang disekresikan oleh kelenjar adrenal meningkat juga
yang akan meningkatkan energy basal, sekresi adrenalin ini meningkat
5
jika individu sedang dalam keadaan takut, marah atau tekanan emosi
lainnya. Bentuk aksi yang ditimbulkan oleh kedua hormon tersebut
berbeda terhadap peningkatan energy basal (BMR).
3) Enrgi hormone tiroid umumnya dating lebih lambat, tetapi menetap
dalam jangka waktu lama.
4) Aksi hormon adrenalain (efinefrin) dating cepat dan hanya dalam
waktu yang pendek.
c. Suhu lingkungan
Pada suhu lingkungan dingin, tubuh akan meningkatkan produksi panas
melalui peningkatan oksidasi dalam tubuh untuk mempertahankan suhu
tubuh agar tidak kedinginan.
2.2.2 Aktivitas fisik
Aktivitas fisik juga diperlukan untuk menghasilkan energy didalam tubuh agar
terhindar dari penyakit dan kenaikan berat badan, agar didalam tubuh bekerja
secara seimbang.
2.2.3 Efek dinamik khusus pada makanan (SDA) yaitu merupakan panas khusus
yang dibutuhkan untuk mencerna, menyerap dan memetabolisme zat gizi yang
terdapat pada makanan yang masuk kedalam tubuh.
4
Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang
tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak,
serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya, simpanan
protein bukanlah merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh
tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak
lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul
glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks,
simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot
6
namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama
yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot,glikogen
akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam hati
glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun
memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot memiliki
jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat
digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu juga
dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk
memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu glikogen hati juga mempunyai
peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk menjaga
level glukosa darah.Sebagai sumber energi simpanan glikogen yang terdapat di dalam
tubuh secara langsung akan mempengaruhi kapasitas/ performa seorang atlet saat
menjalani program latihan ataupun juga saat pertandingan. Secara garis besar
hubungan antara konsumsi karbohidrat, simpanan glikogen dan performa olahraga
dapat di simpulkan sebagai berikut :
2.3.1 Konsumsi karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen
tubuh.
5
2.3.2 Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk
melakukan aktivitas fisik juga akan semakin meningkat
2.3.3 Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan/membatasi
kemampuan tubuh untuk mempertahankan intensitas dan waktu beraktifitas.
2.3.4 Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan tubuh menjadi
cepat lelah jika dibandingkan dengan tubuh dengan simpanan glikogen tinggi.
2.3.5 Konsumsi karbohidrat setelah beraktifitas akan mempercepat penyimpanan
glikogen.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya berfungsi
untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun karbohidrat
juga merupakan sumber energi utama bagi sitem pusat syaraf termasuk
7
otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia dapat
tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan energi dalam bentuk
glikogen
2. Lemak
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan dalam
jumlah yang terbatas pada jaringan otot dan akan tersimpan dalam jumlah
yang cukup besar pada jaringan adipose. Ketika sedang berolahraga,
trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) untuk kemudian menghasilkan
energi. simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai
sumber energi utama bagi tubuh. Kontribusi simpanan lemak sebagai
sumber energi tubuh baru akan berkurang apabila terjadi peningkatan
intensitas dalam beraktifitas. Pada saat terjadinya peningkatan intensitas
olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran
lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di
dalam tubuh. Walaupun pembakaran lemak ini memberikan kontribusi
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat saat
intensitas olahraga meningkat, namun kuantitas lemak yang terbakar tetap
6
akan lebih besar jika dibandingkan saat berolahraga dengan intensitas
rendah.
3. Protein
Protein merupakan salah satu jenis nutrisi yang mempunyai fungsi penting
sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau bahan dasar
untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang telah rusak. Selain dari
kedua fungsi tersebut, protein juga akan mempunyai fungsi sebagai bahan
pembentuk hormon dan pembentuk enzim yang akan kemudian juga akan
terlibat dalam berbagai proses metabolisme tubuh. asam amino dari
protein juga akan digunakan sebagai sumber energi terutama saat
simpanan glikogen sudah semakin berkurang.. 8
2.4 Metabolisme Aerob dan Anaerob
Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses
metabolisme yaitu metabolisme aerob dan metabolisme anaerob. Metabolisme energi
pembakaran lemak dan karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang akan
diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerob. Sedangkan
proses metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme
anaerob.
Metabolisme energi secara aerob dapat menyediakan energi bagi tubuh untuk
jangka waktu yang panjang sedangkan metabolisme energi anerob mampu untuk
menyediakan energi secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu yang
tebatas yaitu sekitar 5-10 detik. Pada olahraga dengan intensitas rendah tubuh secara
dominan akan mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasilkan energi. Dan
apabila terjadi peningkatan intensitas olahraga hingga mencapai titik dimana
metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan energi sesuai
dengan laju yang dibutuhkan, maka energi secara anaerobik akan diperoleh dari
simpanan creatine phosphate (PCr) dan juga karbohidrat yang tersimpan sebagai
glikogen di dalam otot. Metabolisme energi secara aerobik disebutkan merupakan
proses yang bersih karena tidak menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda
dengan sistem anaerobik yang akan menghasilkan produk samping berupa asam
laktat yang akumulasinya akan membatasi efektivitas kontraksi otot yang juga dapat
menimbulkan rasa nyeri.
7
2.5 Sistem Energi Aerob dan Anaerob
2.5.1 Sistem Energy Aerobic
Menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP dan untuk pembakaran pada
otot. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan
oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga akan
bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru
dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses pembakaran
sumber energi dapat berjalan dengan sempurna. Aktivitas aerobik biasanya 9
merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas waktu yang cukup lama, seperti jalan
kaki, bersepeda atau juga jogging.
8
satuan Kilokalori per jam. Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan 1oC suhu dari 1 gram H2O.
9
1. Karbondioksida (CO2)
2. Amonia (N2+3H2 = NH3).
3. Asam laktat (G6 H12 O6 + enzim = C2 H5 COOH).
4. Asam asetat (Mg + 2CH3 COOH CH3COO2Mg)
5. Urea ( CON2H4/NH2 2CO)
10
Kebutuhan ATP mensintesa zat yang dibutuhkan oleh tubuh, meneruskan
impuls saraf kesusunan saraf otak, mengaktifkan enzim, mengangkut zat tubuh,
mengkontraksi otot. 12
2.8 Siklus Krebs
Tujuan dari Siklus Krebs adalah untuk mengumpulkan elektron berenergi tinggi
yang berasal dari bahan bakar dengan cara mengoksidasi mereka, yang diangkut oleh
operator dengan mengaktifkan NADH dan FADH2 ke rantai transpor elektron.
Siklus Krebs juga merupakan sumber untuk prekursor dari banyak molekul lain,
dan karena itu merupakan jalur amfibolik (berarti bisa anabolik maupun katabolik).
Persamaan reaksi untuk siklus krebs adalah:
asetil KoA + 3 NAD + FAD + ADP + HPO 4-2 2 CO2 + KoA + 3 NADH+ +
FADH+ + ATP
11
13
12
14
13
15
14
Malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, senyawa awal dari siklus
asam sitrat oleh dehidrogenase malat. Selama oksidasi ini, NAD + direduksi menjadi
NADH + H+.
15
2.9.5 Melakukan pengendalian langsung (produk bakal produk) atau tidak
langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen
siklus.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Energi yang ada di dalam tubuh digunakan untuk melangsungkan proses
fisiologis tubuh,mengaktifkan sel tubuh, kontraksi otot, pembentukan imun,
penghantar impuls saraf, sekresi kelenjar, produksi panas, mempertahankan suhu
tubuh, mekanisme dan transportasi cairan.
Sumber energy berasal dari karboidrat, lemak, daan protein. Dari sumber-
sumber tersebut menghasilkan ATP. ATP merupakan fosfat berenergi tinggi yang
berfungsi menyimpan energy tubuh. ATP dibentuk oleh nukleida adenosine dan gugus
fosfat dalam ikatan energy tinggi. Peran ATP sebagai sumber energy untuk proses
mendaur ulang.
Total kebutuhan energy pada individu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
metabolism basal, aktivitas fisik, dan efek dinamik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi energy basal yaitu umur, jenis kelamin, luas permukaan badan (tinggi
16
badan dan berat badan), dan suhu lingkungan. Proses terbentuknya energy (Oksidasi
Glukosa) berlangsung dalam 2 tahap yaitu pada tahap oksidasi anaerob yang
berlangsung dalam sitoplasma dan yang kedua pada tahap oksidasi aerob yang
berlangsung didalam mitokondria.
3.2 Saran
Energi yang ada pada tubuh harus seimbang dengaan besarnya aktivitaas
yaaang dijalani, mengapa harus seimbang? Energy yang berubh menjadi kalori
apabila masuk ke dalam tubuh melebihi maka akan terjadi penambahan berat badan,
karena kelebihan kalori akan disimpan dalam bentuk glikogen dan akan
menyebabakan penyakit. Sebaiknya memilih makanan yang yang seimbang agar
tubuh dapat bekerja secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Budibisma. (2016). Tahapan Proses Siklus Krebs. Diakses pada tanggal 1 Mei 2017
dari http://budisma.net/2016/06/8-tahapan-proses-siklus-krebs-asam-sitrat.html
Budihajo, Sentosa. 2009. Jurnal, Keseimbangan Energi Ketika Aktivitas. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteraan Universitas Gadja Mada.
Kholillah. 2010. Gizi Dan Teknologi Makanan. Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Merawati, Desiana. 2011. Keseimbangan Gizi Dalam Olahraga. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Widiyanto. 2010. Jurnal Adaptasi Metabolic pada Latihan. Yogyakarta: Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta.
17