Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI UMUM

KEANEKARAGAMAN HAYATI
Dosen Pengasuh :
Drs. Suyud Abadi, M.Si./
Sapta Handaiyani, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :
Ketua : Rafika Adilla (342015056)
Anggota : Endah Devy Eriani (342015059)
Trin Ramayani (342015067)
Julita Mulia (342015069)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat, Inayah , Taufik serta Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat menambah pengetahuan
untuk pembaca sekalian.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dibergunakan sebagaimana
mestinya dan menjadi pembelajaran bagi diri penulis sendiri, sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik lagi.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
mensukseskan dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini penulis akui masih memiliki kekurangan karena kurangnya
pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh kerena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah yang mungkin akan penulis
buat lagi kedepannya.

Palembang, 10 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Tujuan.................................................................................................3
C. Rumusan Masalah...............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati...................................................4
B. Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Hayati..................................4
C. Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Penurunan Keanekaragaman
Hayati..................................................................................................6
D. Manfaat Keanekaragaman Makhluk Hidup........................................9
E. Upaya Manusia Yang Melestarikan dan
Meningkatkan Keanekaragaman Makhluk Hidup..11
BAB III PENUTUP.......................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................15
B. Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk


hidup. Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya,
dan berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan
masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk
hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk
hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

B. Tujuan
Tujuan kami menyusun makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran biologi.
2. Menambah wawasan akan keanekaragaman hayati dan upaya
pelestariannya.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau
biodiversitas?
2. Penyebab terjadinya Keanekaragaman Hayati?
3. Apa saja tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Penurunan
Keanekaragaman Hayati?
4. Apa saja manfaat Keanekaragaman Hayati Makhluk Hidup?
5. Upaya yang dilakukan manusia untuk Melestarikan dan Meningkatkan
Keanekaragaman Hayati?

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati adalah suatu


istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara
ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu
mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem
dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam
ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan
sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi.
Wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah
keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran
tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti
dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya
berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum
organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman
hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi
kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

B.

Penyebab terjadinya keanekaragaman

Hayati Kenekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor


genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan adalah
sifat dari makhluk hidup itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor
genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat.
Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi
lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik
misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia
misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik
misalnya mikrooaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Keanekaragaman
makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi
lingkungan.
1. Perkawinan (persilangan)

Perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang


dimaksud adalah perkawinan antar individu berbeda sifat, tetapi tergolong
dalam jenis (spesies) yang sama. Perkawinan antara spesies yang berbeda
mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi keturunannya itu tidak
mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang baru
itu, merupakan keturunan yang steril. Perkawinan antar individu didalam
jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan keturunan yang fertil. Artinya,
keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan keturunan
berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapat perbedaan sifat.
Perkawinan antar makhluk hidup yang berbeda sifat dapat
menghasilkan keturunan yang memiliki sifat baru. Keturunan dengan sifat
yang baru tersebut merupakan individu baru. Perkawinan demikian disebut
persilangan. Jadi, melalui persilangan akan muncul keanekaragaman yang
baru.
Persilangan buatan banyak dilakukan pada tumbuh-tumbuhan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat baru yang unggul. Misalnya,
persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu yang unggul. Demikian pula
dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai atau hewan
budidaya tertentu.
2. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keanekaragaman makhluk
hidup yang ada. Berikut akan diberi contohnya :
a. Biasanya jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak
dibandingkan dengan di daerah gersang. Jadi, keanekaragaman
makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi daripada di daerah
gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan
memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
b. Disebuah batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup.
Misalnya lumut, tumbuhan paku, rumput, lumut kerak, dan siput.
Keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering berbeda
dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering.
Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan
dan ketersediaan air. Dipermukaan bumi terdapat beragai spesies
makhluk hidup. Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang

berbeda spesies tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertile.


Bahkan, makhluk hidup yang berbeda spesies ada yang tidak dapat
melakukan perkawinan.
C.

Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Penurunan


Keanekaragaman Hayati

Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat


ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di
antaranya telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah
kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200
jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan.
Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya
harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi
keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak
bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi
beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak
ditemukan lagi di lingkungan kita. Kepunahan keanekaragaman hayati diduga
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme.
Kekurangan habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan
organisme. Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat
yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena
ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang
dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi
perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya
keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.
Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat
diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan
banjir.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan
keanekaragaman ayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup
bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan
tentram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena
terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan

nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para


nelayan menjadi terganggu.
2. Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan
fungisida. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme
penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan
meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.
3. Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan
tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan
limbah rumah tangga.
4. Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan merupakan produsen di dalam ekosistem. Perubahan
tipe tumbuhan misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan
produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting.
Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya
hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan tersebut.
5. Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat
berkompetisi bahkan membunuh tumbuhan dan hewan asli.
6. Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja
ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di
sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan
akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan
menurunkan plasma nutfah.
7. Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan
oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang
kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu
bangkok.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan
hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan

misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk


karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin
berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena
disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi
serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian,
maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
8. Fragmentasi dan hilangnya habitat
Pembuatan bendungan, pembangunan daerah pinggir pantai,
ekstensifikasi pertanian, penebangan hutan.
9. Introduksi Spesies Introduksi
Spesies yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah
yang telah memiliki spesies lokal.
10. Eksploitasi hewan dan tumbuhan berlebih
Eksploitasi yaitu penggunaan secara berlebihan. Misal penggunaan
padi unggul menyebabkan punahnya padi tradisional.
11. Pencemaran tanah, air, dan udara
Mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari
limbah logam berat perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan organisme
tanah di hutan rusak karena hujan asam.
12. Perubahan Iklim Global
Pencemaran udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap
kenaikan 1 C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di
daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung.
Permukaan air laut akan naik dan beberapa pulau akan tenggelam.
13. Industrialisasi Pertanian dan Kehutanan
Pemuliaan tanaman menyebabkan terjadinya sistem penanaman
monokultur sehingga keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.

D.

Manfaat Keanekaragaman Makhluk Hidup


1. Sumber Obat dan Kosmetik

Akar salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang, dan kayu
sengketan sebagai ramuan minyak urat,peronema canescens danBrucea
javanica untuk obat malaria.
2. Sumber pangan, papan, dan sandang.
Daging ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan sebagai sumber
pangan, batang pohon jati yang digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan rumah, dan pohon kapas sebagai sumber sandang.
3. Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Suaka marga satwa dan cagar alam dapat digunakan sebagai tempat
pendidikan dan penelitian, karena dari tempat tersebut kita dapat
mengetahui berbagai informasi atau pengetahuan mengenai aneka ragam
flora dan fauna.
4. Sarana Peningkatkan Nilai Budaya.
Yang dimaksud nilai budaya ialah hasil karya seseorang yang
berasal dari kekhasan keanekaragaman hayati. Contohnya adalah bentuk
sayap dan cara terbang burung yang memberikan inspirasi dalam
penemuan pesawat terbang.
5. Sumber Plasma Nutfah
Plasma Nutfah ialah sifat-sifat unggul pada hewan, tumbuhan dan
mikroba dan bersumber dihutan. Akan tetapi dari hewan, tumbuhan, dan
mikroba tersebut ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun
belum diketahui fungsinya kita jangan memusnahkannya karena mungkin
saja didalamnya terkandung suatu zat yang berperan penting bagi
kehidupan.
6. Sumber Pendapatan
Yang dimaksud sumber pendapatan yaitu pemanfaatan suatu bagian
tertentu pada flora dan fauna yang dapat dijual dan hasilnya digunakan
sebagai sumber pendapatan. Contoh : kayu gaharu yang digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
7. Sarana Rekreasi
Melimpahnya Keanekaragaman hayati akan menjadikan suatu
kawasan memiliki pemandangan yang indah, sehingga kawasan tersebut
dapat dikembangkan sebagai kawasan ekoturisme (wisata alam).

8. Penunjang Keberlanjutan Ekosistem


Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang rendah
merupakan ekosistem yang tidak stabil. Sebagai contoh adalah peran
Orang Utan sebagai penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute
Galdikas, di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika
Orang Utan di Kalimantan memakan kira kira 200 jenis buah buahan
dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70 persen jenis tumbuhan
yang mempunyai nilai ekonomi penting. Dengan demikian dapat
disimpulkan jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan musnah maka
kondisi keanekaragaman hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam
punah.
9. Sumber Energi
Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia
terutama pada era industri saat ini. Keanekaragaman hayati ternyata juga
mempunyai peran penting dalam penyediaan energi bagi kehidupan
manusia. Sebagaimana kita ketahui sumber energi yang berupa minyak
dan gas (Migas) berasal dari fosil fosil hewan dan tumbuhan yang
tertimbun di dalam tanah selama jutaan tahun. Selain itu juga telah
diketahui jika pohon jarak dengan melalui proses pengolahan tertentu
ternyata dapat menghasilkan minyak yang juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar .
E.

Upaya Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan


Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman
hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman
hayati.
1. Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting
adalah merawat tanaman setelah ditanam.
2. Pembuatan taman kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan
oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga
meningkatkan keanekaragaman hayati.

3. Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara
melakukan perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan
varian baru. Oleh sebab itu, pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat
meningkatkan keanekaragaman gen.
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan
oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman
yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi,
jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita
anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan
hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan
misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian
penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan
mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena
disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan
populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan
tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan
petani.
4. Pengembangbiakan
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan
dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ
adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan
Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo. Pembiakan
secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di
kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
5. Memelihara kelestarian hutan
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Oleh sebab itu kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan
perlu dilakukan tindakan, seperti :
a. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul.
b. Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita memerlukan kayu,
pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan
ukuran.

c. Menghindari kebakaran hutan.


6. Menetapkan daerah perlindungan alam
Pemerintah di bawah Menteri Kehutanan mempunyai suatu badan
yang menangani daerah-daerah perlindungan alam, yaitu PHDA
(Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Di Indonesia terdapat
sekitar 350 daerah perlindungan alam yang tersebar di berbagai
propinsi. Daerah perlindungan alam tersebut digolongkan berdasarkan
ukuran, keunikan, ekosistem, dan fungsinya.
a. Hutan Suaka Alam Hutan
Suaka Alam adalah hutan yang mempunyai fungsi sebagai
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta
ekosistemnya, dan sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi
kebutuhan makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka
alam dibagi menjadi dua wilayah, yaitu:
Cagar Alam
Cagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan,
hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
yang berlangsung secara alami.
Suaka Margasatwa
Mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau
keunikan jenis hewan bagi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya. Beberapa contoh
suaka margasatwa di Indonesia dapat kamu lihat pada
tabel berikut ini.
b. Hutan Pelestarian Alam
Hutan Pelestarian Alam merupakan hutan dengan ciri khas
tertentu, fungsi utamanya untuk perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Hutan ini terbagi atas wilayah, yaitu
taman nasional , taman hutan raya, dan taman wisata alam.

Taman Nasional Merupakan kawasan pelestarian alam


yang dikelola dengan sistem wilayah. Sistem wilayah ini
terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain yang
dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata,
rekreasi, dan pendidikan. Contoh taman nasional yaitu
taman nasional Gunung Gede Pangrango di Pulau Jawa
dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatra.
Taman Hutan Raya Merupakan kawasan pelestarian alam,
terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau
hewan; baik alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli.
Taman hutannya dibuat untuk tujuan ilmu pengetahuan,
pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan
rekreasi. Contoh taman hutan raya, yaitu Kebun Raya
Bogor di Jawa Barat.
Taman Wisata Alam Merupakan hutan wisata yang
memiliki keindahan alam, baik keindahan tumbuhan,
hewan, maupun keindahan alam yang mempunyai corak
khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan
kebudayaan. Contoh taman wisata alam, antara lain Pulau
Kembang di Kalimantan, Danau Towuti, Danau Matano
dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan Pulau
Menipo di Nusa Tenggara. Pemerintah juga menetapkan
taman laut, sebagai wilayah lautan yang mempunyai ciri
khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut khusus
digunakan sebagai kawasan laut untuk dibina dan
dipelihara guna perlindungan ekosistem laut, rekreasi,
pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Contohnya
Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Wisata Laut di
Sulawesi, Taman Wisata Laut Teluk Kupang, dan Taman
Wisata Laut Teluk Maumere di Nusa Tenggara. Seperti
kita ketahui makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan,
dan tumbuhan. Semua kebutuhan hidup manusia berasal
dari hewan dan tumbuhan. Begitu pula hewan
memerlukan tumbuhan dan hewan itu sendiri, juga
tumbuhan memerlukan hewan dan tumbuhan itu sendiri.

Oleh karena itu, kelestarian makhluk hidup harus kita


jaga.
7. Pelestarian in situ
Pelestarian insitu adalah pelestarian didalam habitan aslinya,
misalnya mendirikan cagar aalm ujung kulon dan taman nasional
komodo.
8. Pelestarian ex situ
Adalah pelesstarian diluar habitat aslinya , misalnya penangkaran
hewan didalam kebun binatang contohnya taman ragunan dan taman
safari bogor.
9. Penegakan hukum
Adapun penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional
ini sebenarnya tergantung kepada masing-masing wilayah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk
hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau
biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati
yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
2. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik
dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
3. Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik
keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun
di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota,
dan pemuliaan.
4. Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ, ex situ
dan penegakkan hukum.

B. SARAN
Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan
adanya keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan
interaksi yang baik antara makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam
akan selalu mendukung kelanjutan kehidupan di muka bumi ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://irwanda132.blogspot.co.id/2013/12/makalah-keanekaragamanhayati.html (Diakses 10 Oktober 2015)
http://elinhdstava.blogspot.co.id/2015/01/makalah-keanekaragamanhayati.html (Diakses 10 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai