BUTADIENA
Oleh:
Rifky Parhana Putra (1512020)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul Butadiena.
Dalam makalah ini saya menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan
menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing
kami dalam mata kuliah SATUAN PROSES II. Di sisi lain,saya menulis makalah ini
untuk mengetahui lebih rinci mengenai Butadiena.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, diharapkan
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah saya untuk ke depannya. Mudahmudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswamahasiswa yang mengikuti mata kuliah Satuan Proses II.
Butadiena
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi
disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik,
karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang
berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk industri
minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan kimia atau bahan
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di
seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting (paling
banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan
butadiena.
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas ( gasoil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal dari gas
bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul
C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul
dari C- 10 hingga C 30 atau C-40.
Butadiena (bp1.013 = -4.413 oC, d420 = 0.6211 )(1) merupakan sebuah produk utama
petrokimia. Proses awal dari industri butadiena dimulai dengan asetilen dan formaldehid
atau diproduksi dari asetaldehid atau dengan cara dehidrogenasi dari etanol.
Proses produksi saat ini menggunakan bahan mentah petroleum. Di Eropa dan
Jepang, butadiena diperoleh hanya dari ekstraksi pemecahan panas C 4 cuts. Di US,
butadiena diproduksi secara dehidrogenasi dari butana dan khususnya butana yang
mengandung C4 cuts dari pemecahan katalis.
Butadiena
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dehidrogenasi Katalitik dari Butena
A. Kondisi Operasi
Butena sering dijumpai dalam pencampuran (25-45 %) C4 cuts yang mengandung
n-butena, isobutena, n-butana dan isobutana. Untuk mencapai sebuah pengembalian
operasi dehidrogenasi, konsentrasi n-butena dari umpan fraksi C 4 harus lebih kecil dari
70% dan yang diinginkan adalah 80-95 %. Hal ini karena, konversi dari butena menjadi
butadiena hanya sebagian dari masing- masing katalis, bagian yang tidak terkonversi
harus didaur ulang lagi. Oleh karena itu hidrokarbon C 4 lainnya harus dikeluarkan
sepenuhnya, untuk menghindari kekurangan jumlah dari butena yang tidak terkonversi
pada tahap pembersihan. Praperlakuan terhadap umpan berhubungan dengan konsentrasi.
Dehidrogenasi terjadi sesuai dengan reaksi berikut :
Butadiena
Tabel 6.1. Penyelesaian yang dicapai dari katalis yang berbeda pada dehidrogenasi
dari butena.
Catalyst
o
Temperature ( C)
Pressure (106 Pa abs)
Steam butenes (mol/mol)
Space velocity (VHSV)
%Conversion per pass
%Butadiene selectivity
Regeneretion and Freq.
B.
Shell 105
Shell 205
Dow B Ni And
Phillips 1490
Fe2O3/Cr2O3
620 680
10 18/1
20 30
80 70
1h 7 days
Fe2o3/Cr2O3
620 680
0.15 0.18
8/1
500
26 28
75 73
1 24h
Ca Phosphate
600 680
0.16 0.20
20/1
125 175
Up to 45
90
15 30 min
Fe2O3/Bauxite
620 680
0.15 0.18
10 12/1
300 - 400
27 33
76 69
None
Proses
Hidrogenasi dari butena menunjukkan panas yang pada mulanya dihasilkan dari
Esso. Shell dan Phillips. Sesuai dengan prinsip tipe operasi ini, terlebih dahulu umpan
dipanaskan dengan mencampurkannya dengan superheated steam dan kemudian
mengirimnya ke reaktor adiabatik, pada bagian dasarnya mengandung katalis dengan
ketebalan 80-90 cm. Temperatur awalnya 620oC, akan meningkat sejalan dengan
berkurangnya aktivitas katalis. Akhirnya diperbaharui oleh pengolahan panas secara
sederhana. Tekanan reaksi adalah 0,1-0,2 . 106 Pa abs dan sampai 0,5. 106 Pa abs sampai
pembaharuan selesai.
Aliran keluar reaktor didinginkan oleh pemasukan air dan kemudian dilanjutkan
ke seluruh rangkaian dari heat exchangers untuk menghasilkan panas. Hasil ini kemudian
didinginkan lagi oleh pemasukan air yang kedua atau oleh hidrokarbon berat. Larutan
yang kental dipisahkan dan gas dikompres kemudian dikirim ke rangkaian sederhana
yaitu tempat terjadinya distilasi untuk menghilangkan hidrokarbon ringan, hidrogen dan
karbondioksida, untuk mengekstrak dan memurnikan butadiena dan untuk mendaur ulang
butena yang tidak terkonversi.
Butadiena
Konversi endotermik dan eksotermik adalah seimbang. Pada suhu 600 oC dan
tekanan atmosfer, konversi yang pertama mencapai 57,7 % dan yang kedua 15,9 %. Pada
10 kPa abs dan temperatur yang sama, konversi yang dicapai adalah 45,4 %.
Katalis dehidrogenasi harus cukup aktif agar memberikan waktu yang relatif
singkat dan pemakaian temperatur yang rendah, untuk mengurangi reaksi pemecahan
panas. Karbon dihilangkan dengan pemanasan pada suatu tempat yang mengandung
oksigen. Dalam arti bahwa katalis harus mempunyai panas yang stabil untuk menghindari
penghentian proses selama terjadi oksidasi. Katalis yang baik digunakan adalah alumina
Butadiena
dan chromium oxide, tapi katalis ini tidak bisa dipakai dalam keadaan panas. Operasi
diatur pada temperatur antara 550 sampai 700oC dan tekanan dibawah 0,1. 106 Pa abs.
B. Proses
1. OUP process.
Industri pertama untuk dehidrogenasi butana menjadi butena telah dibangun oleh
OUP (Universal Oil Products) dari ICI ( Industrial Chemical Industries ) terdapat di
billingham (United Kingkom) pada tahun 1939/1940. UOP proses menggunakan
multitube reaktor yang dioperasikan dengan katalis Cromium Oxide / Aluminium, pada
suhu 5700C dan tekanan 0,8 x 106 Pa abs pada saat pemasukan, dengan pressure drop
0,5x106 Pa abs di dalam pipa-pipa (panjang 5 m dan diameter 7,5 cm). Konversinya
22,5% dengan selektivitas molar 80-90 %.
Versi modern dari teknologi ini, disebut Oleflex, yang mengkombinasikan unit
olex untuk separasi olefin pada saringan molekular telah digunakan untuk pabrik-pabrik
besar dari n-butena.
2. Philips process
Variabel proses ini berisi beberapa langkah yaitu :
a) Dehidrogenasi n-butana menjadi butena.
b) Separasi butena, butana tidak dirubah dari produk-produk lain dari fraksi dan
distilasi ekstraksi dengan menggunakan larutan berair dari furfural, dan
kemudian mendaur ulang n-butana.
c) Dehidrogenasi dari butena menjadi butadiena.
d) Separasi dan pemurnian butadiena dengan distilasi ekstraksi dengan furfural
dan kemudian mendaur ulang butena.
Butana adalah dehidrogenasi isotermal dalam multitube reaktor, dengan panjang
pipa 3,5 m dan diameter 5 cm. Kondisi operasinya adalah sebagai berikut:
o Temperatur
: 565-5900C
o Tekanan
: 0,1-0,2x106Pa obsolut
o Space velocyity
: 700/jam
o Konversi
: 30%
Pertama stok umpan yang terdiri dari 98% n-C4 dikeringkan. Proses berjalan dan
reaktor-reaktor dioperasikan selama 1 jam untuk dehidrogenasi dan 1 jam untuk
regenerasi. Regenerasi menggunakan 0,7 x 106 Pa abs dengan gas terdiri dari 2-3%
oksigen.
Pada saat ini butana dapat didehidrogenasi dengan cara baru yang disebut dengan
Star proses. Telah disebutkan dalam dehidrogenasi propana dan juga dalam pabrik
isobutena.
3. Houdry (Air Products) catadiene process (fig 6.2)
Proses ini telah banyak digunakan untuk memproduksi butadiena dari
dehidrogenasi menggunakan umpan n-C4 95% atau lebih , yang menghasilkan suatu
campuran butena dan butadiena dalam single step. Butadiena di separasi, butena dan
butana didaur ulang. Katalis aluminium aktif terdiri dari 18-20 % berat dari Cromium
Oksida, yang dapat hidup lebih dari 6 bulan. Ini ditempatkan dalam reaktor jenis
horizontal dengan refactory bricks. Inert aluminiun dicampur dengan katalis untuk
mencapai distribusi yang seragam dari panas yang dikehendaki untuk reaksi dan
berkapasitas panas tinggi dari katalis bed. Kondisi operasinya sebagai berikut:
o Temperatur
: 600-6750C
o Tekanan
o Sepace velocity
: 300/jam
o LHSV
: 1-3jam
o Konversi
: 50-60 %
Pada saat proses berjalan, stok umpan dan C4 recycle awalnya dipanaskan sampai
600 oC dan dikirim ke katalis bed, pembentukan butadiena, butena, angka dari produk
yang mengandung gas dan karbon. Setelah reaksi 5-10 menit, tergantung dari jenis
reaktor yang digunakan, temperatur terendah 15200C. Regenerasi kemudian diselesaikan
selama 510 menit. Reaktor dari pemurnian awal dengan steam, dan udara pada 600 0C
yang kemudian dipanaskan dalam bentuk penambahan karbon. Panas dicapai pada
temperatur katalis bed. Berdasarkan regenerasi ini pada tekanan atmosferik dan
penghentian dari pemasukan udara. Gas yang mudah terbakar dapat menaikan excess
oksigen dan untuk membuat reduksi katalis. Waktu yang dibutuhkan untuk perubahan ini
Butadiena
adalah selama kurang dari 3-5 menit. Keseluruhan operasi dengan total waktu 15-30
menit.
Dengan mengatur lamanya waktu perubahan, kelanjutan operasi dapat dicapai
dengan mengoperasikan sekurang-kurangnya 3 reaktor (reaksi, regenerasi dan
pemurnian). Kapasitas dicapai dan lebih menguntungkan menggunakan 5 buah reaktor
dengan hanya satu untuk pemurnian, menjadi 7 buah. Dengan angka ini tidak mungkin
menggunakan single reaktor pemurnian, karena waktu perubahan (transisinya) menjadi
sangat singkat. Aplikasi dari teknik ini untuk dehidrogenasi parafin mentah yang dikenal
dengan catofin process.
Kombinasi dari hidrogen dan iodin, yang diregenerasikan dari oksigen. Larutan ini
diselidiki oleh Shell dalam Idas proses, yang tidak dipakai dalam industri karena
korosi dan banyak kehilangan iodin.
Butadiena
b.
Hidrogenasi oksigen dengan pembentukan air. Proses ini dapat dilihat dari reaksi
berikut :
C2H8 +
1
O2
2
C4H6 + H2O
Pada suhu 400 dan 600 0C, pada tekanan 0,15 x 106 Pa abs, dalam katalis yang
terdiri dari Bismut Molibdate dan Phospate. Yang ditutup dengan berbagai logam transisi.
Operasi dijalankan dengan oksigen ke ratio mole butena adalah 1 dan steam ke ratio
butena adalah 30-50. Konversi lebih dari 60% dan selektivitas molar butadiena yang
keluar mencapai 95%.
Jika proses ini terdiri dari dehidrogenasi langsung, panambahan 10-20% volum
oksigen ke stok umpan yang disiapkan untuk kapasitas produksi 25% dengan peningkatan
yield. Penggunaan oksigen dapat menimbulkan akibat :
a. Pergeseran kesetimbangan pembakaran penghasil hidrogen dalam reaksi.
b. Reduksi dari gradient temperatur katalis bed, karena reaksi menjadi
eksotermis.
c. Mengurangi
penambahan
kokas,
meningkatkan
umur
katalis
dan
Butadiena
Butadiena
10
Keterangan
Umpan
Suhu ( oC )
Butadiena
UOP Process
Butana
570
Phillips Process
n- butana
565 - 590
Houdry Process
n-C4
600 - 675
11
Tekanan (Pa
0,8 x 106
0,1-0,2 x 106
15-70 x 103
abs)
Katalis
Chromium Oxide /
Furfural
Chromium Oxide /
Konversi
Proses
aluminium
22.5 %
Menggunakan
30 %
Dehidrogenasi n-butana
aluminium
50 60 %
Dehidrogenasi n-
reaktor multitube
yang dioperasikan
sesuai dengan
menjadi butena.
Separasi butena, butana
C4 menghasilkan
butena dan
yang telah
butadiena di
ditentukan. Proses
dengan menggunakan
separasi
ini telah
sedangkan butena
diperbaharui yang
ulang
Process.
Dehidrogenasi dari
butena menjadi butadiena.
Separasi dan pemurnian
butadiena dengan distilasi
ekstraksi dengan furfural
dan kemudian mendaur
ulang butena.
Keterangan
Umpan
Suhu ( oC )
Tekanan (Pa abs)
Katalis
Butadiena
12
Konversi
Proses
> 60 %
Terdapat 2 metode yaitu :
(a) Kombinasi hidrogen dan iodin, tidak dipakai lagi dalam industri
karena menyebakan korosi dan banyak kehilangan iodin,
(b) Hidrogenasi oksigen dengan pembentukan air.
Butadiena
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Pembetukan butadiena dengan dehidrogenasi katalitik dari butena menggunakan
umpan C4 cuts yang mengandung n-butena, isobutena, n-butana dan isobutana
dengan konsentrasi n-butena dalam C4 cuts kecil dari 70%, konversi butadiena
dari butena hanya sebagian yang etrbentuk dari masing- masing katalis dan bagian
yang tidak terkonversi harus didaur ulang lagi. Pembentukan produk yang
berkualitas tinggi yaitu pada tekanan dan temperatur rendah.
2. Pembentukan butadiena dengan dehirogenasi katalitik dari n-butana, terdapat tiga
proses yaitu OUP process, Phillips process, dan Houdry (Air Products) catadiene
process. Proses yang banyak digunakan adalah Houdry (Air Products) catadiene
process, karena konversinya tinggi, waktu proses relatif singkat dari proses yang
lain, katalis yang digunakan dapat bertahan hidup sampai 6 bulan.
3. Pembentukan butadiena melalui dehidrogenasi dengan aksi dari agen pengoksida,
terdapat 2 metode yaitu (a) Kombinasi hidrogen dan iodin, tidak dipakai lagi
dalam industri karena menyebakan korosi dan banyak kehilangan iodin, (b)
Hidrogenasi oksigen dengan pembentukan air. Konversi butadiena dari proses ini
lebih dari 60%.
Butadiena
14
DAFTAR PUSTAKA
Chauvel, Alain and Gilles Lefebvre. 1989. Petrochemical Processes, jilid I. France.
Institute Francais du Petrole Publications.
Speight, James G. 2002. Chemical and Process Design Handbook. United States of
America. McGraw-Hill.
Butadiena
15