Butadiena (C4H6) atau biethylene adalah bahan baku pembuatan karet sintetis untuk
produksi ban kendaraan. Produk karet sintetis yang bisa dibuat antara lain BR (Styrene
Butadiene Rubber), SBL (Styrene Butadiene Latex) dan ABS (Acrylonitrile Butadiene
Styrene). Bahan baku pembuatan butadiena adalah hidrocarbon C4.
Pabrik butadiena pertama di Indonesia akan segera dibangun di Cilegon, Banten, oleh
PT. Petrokimia Butadiena Indonesia, yang merupakan anak perusahaan PT. Chandra Asri,
dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Pabrik tersebut akan dibangun dengan
biaya investasi mencapai 100 juta dolar AS, yang berasal dari dana internal perusahaan.
Sementara itu, lisensi teknologi proses telah diperoleh oleh PT. Petrokimia Butadiena
Indonesia dari pihak BASF. Proyek pembangunan pabrik butadiena ini diperkirakan akan
memakan waktu 2 tahun. Apabila sesuai rencana, maka ground breaking akan dimulai per
Juni 2011 yang akan datang. Sementara itu, pabrik akan mulai beroperasi secara komersil
mulai kuartal kedua tahun 2013.
1. Proses Sintesis Butadiena
Untuk menghasilkan butadiena dapat dilakukan dengan proses berikut:
a. Dehidrogenasi langsung
1. Dehidrogenasi katalis butena
2. Dehidrogenasi katalis n- butane
b. Dehidrogenasi dengan agent pengoksida
1.1. Dehidrogenasi katalis butena
Butadiene yang diperoleh dengan dehydrogenation masih paling banyak
digunakan pada tahun 1981, tetapi pada tahun 1990 metode ini semakin menghilang.
a. Kondisi Operasi
Butena hanya diperoleh dalam campuran C4 sebesar 24-45 % dimana C4
mengandung n-butena, Isobutena, n-butana dan isobutana. Konsentrasi n-butena
dari fraksi umpan harus dari 70% dan biasanya 80-95%. Ini karena konversi butena
menjadi butadiena hanya sebagian yang terkonversi oleh katalis sedangkan yang
sebagian lagi harus di recycle karena hidrokarbon C 4 lainnya harus dikurangi untuk
mencegah kehilangan butena yang tidak terkonversi pada purge. Reaksinya :
Catalyst
Shell 105
Shell 205
Dow B Ni
Phillips 1490
Fe2O3 / Cr2O3
Fe2O3 / Cr2O3
and Ca
Fe2O3 / bauxite
Temperature (0C)
Pressure (106 Pa
620 680
-
620 680
0.15 0.18
Phosphate
600 - 680
0.16 0.20
620 -680
0.15 0.18
absolute)
Steam velocity ( mol/
10 18 / 1
8/1
20 / 1
9 12 / 1
= 500
125 - 175
300 400
mol )
Space velocity
(VHSH)
% Conversion per
20 -30
26 28
Up to 45
27 33
pass
% Butadiene
80 70
75 73
90
76 - 69
selectivity
Regeneration time
1h 7 days
1 24h
15 30 min
None
and frequency
b. Proses
Dehidrogenasi butena dengan steam pertama kali dikembangkan oleh Esso, shell dan
phillips. Umpan yang telah dipanaskan dicampur dengan superheated steam dan kemudian
dikirim ke reaktor adiabatis yang mengandung katalis beds dengan ketebalan 80-90 cm. Suhu
awal 620 oC harus dicapai karena aktivitas katalis selalu meningkat. Tekanan reaksi 0,1 - 0,2
x 106 Pa dan mencapai 0,5 x 106 Pa selama regenerasi.
Keluaran reaktor dipisahkan dengan injeksi air dan kemudian dilewatkan pada
alat pemindah panas dimana steam dihasilkan, kemudian didinginkan dengan
pemisahan air kedua. Kondensat dipisahkan dan gas dikirim pada kolom distilasi
untuk memisahkan hidrokarbon ringan, hidrogen dan karbondioksida. Kemudian
masuk ke kolom purification untuk mengekstrak dan memurnikan butadiena dan
merecycle butadiena yang tidak terkonversi. Proses ini memerlukan waktu 30
menit, dimana 15 menit untuk reaksi, 11 menit untuk regenerasi, dan 2 menit untuk
purging sebelum dan sesudah regenerasi.
HO298=127kJ/mol
CH3-CH=CH-CH3
CH2=CH-CH2-CH3 CH2=CH-CH=CH2+H2
HO298=124kJ/mo
CH3-CH=CH-CH3
Katalis dehidrogenasi harus cukup aktif untuk memungkinkan waktu
kontak yang sangat pendek dan menggunakan temperatur rendah, untuk
memperkecil panas reaksi. Katalis yang baik berisi aluminium dan chromium
oxide, tetapi ini tidak bisa dipekerjakan dengan steam. Operasi dilakukan pada
temperatur antara 550 dan 7000C, dan tekanan rendah, lebih kurang 0,1x 106 Pa
absolut.
b. Proses
Proses UOP
Pabrik industri pertama dehidrogenasi sejenis gas hidrokarbon ke butenes
dibangun oleh UOP (Universal Oil Product).
Proses UOP menonjolkan suatu multitube reaktor yang beroperasi dengan
katalis chromium oksida/alumina, pada 570 0C dan 0,8 x 106 Pa absolut pada
inletnya, dengan pressure dropnya 0,5x106 Pa absolut dalam tube (panjang 5m,
diameter 7,5 cm). ketika konversi sampai konversi 22.5 % dengan selektifitas
molar pada 80 sampai 90 persen.
Versi modern dari oleflex technology, called Oleflex, dikombinasikan
dengan suatu olex unit untuk
Proses Phillips
Dalam versi paling awal proses ini mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Dehidrogenasi n-butana ke butena
2. Pemisahan butanes, nonkonversi butane dengan produk lainnya dengan
fraksional dan ekstraktif distilasi dalam larutan yang mengandung air
furfural, dan kemudian n-butane direcycle
3. Dehidrogenasi butanes ke butadiene
4. Pemisahan dan pemurnian butadiene dengan ekstraktif distilasi dengan
fyltural , kemudian butanes di recycle.
Temperature
Pressure
Space velocity
Konversi
Selektifitas molar
Butane dapat
565 - 590 0C
0.1 - 0,2 (x106 ) Pa absolut
700 h-1
30 %
80%
didehirogenasi dengan suatu teknik
baru,
telah
berat chromium oxide. memiliki keaktivan lebih dari enam bulan, ini
ditempatkan dalam reaktor horisontal yang dilapisi dengan bricks. Inert alumina
dicampurkan dengan katalis untuk mencapai keseragaman distribusi dari panas
yang diperlukan untuk reaksi dan kapasitas panas tinggi pada katalis bed.
Proses yang digunakan adalah proses cyclic. Feedstock dan C4 recycle
dipanaskan dulu pada 600 oC dan dikirim ke katalis bed, membentuk butadiene,
butenes, jumlah produk samping berupa gas dan coke. Setelah reaksi selama 510 min, tergantung pada banyaknya reaktor didalam unit, temperatur turun dari
15-20 oC. Regenerasi yang dikeluarkan, selama 5-10 min. Pembersihan reaktor
dengan steam, dan udara pada 600oC kemudian dimulai untuk dibakar
membentuk deposit karbon. Panas pembebasan menaikkan temperatur dari
katalis bed. Regenerasi pada tekanan atmosperik dan stoppage pipa saluran
udara, pembakaran gas dimulai untuk memindahkan kelebihan oksigen dan
untuk membuat berkurangnya katalis. waktu transisi ini 3-5 min. waktu total
komplit 15-30 min .
Dengan menyesuaikan panjang periode transisi, operasi secara kontinue
dapat dicapai dengan operasi sedikitnya tiga reaktor (reaksi, regenerasi,dan
pembersihan). Ketika kenaikan kapasitas, lebih menguntungkan untuk
menggunakan lima reaktor, dengan hanya satu unit pembersihan, diatas jumlah
ini, mustahil untuk menggunakan reaktor pembersihan tunggal, sebab periode
transisi menjadi terlalu pendek.
Aplikasi dari teknik ini untuk menhirogenasikan light paraffin kenal
sebagai proses catofin proses.