4. Dua contoh teknik genome editing adalah TALENs dan CRISPR Cas9. Secara
sederhana, TALENs menggunakan asam-asam amino khusus yang spesifik menempel
spesifik pada basa nitrogen untuk mengenali sekuen DNA targetnya, sementara
CRISPR Cas9 mengunakan RNA untuk mengenali sekuen DNA targetnya. Genome
editing secara in vivo pada kedua metode diatas menggunakan virus sebagai vektor
untuk memasukkan asam-asam amino dan nuklease (pada TALENs), serta RNA dan
nuklease (pada CRISPR Cas9). Bila aplikasi keduanya menggunakan jenis vektor
virus yang sama, manakah diantara keduanya yang memungkinkan hasil lebih efektif.
Jelaskan.
5. Dalam bidang proteksi tanaman, bakteri Bacillus thurigiensis sering dimanfaatkan
sebagai bioinsektisida, Jelaskan mengapa dan bagaimana mekanisme Bacillus
thurigensis sebagai bioinsektisida!
Jawaban
1. Biopriming merupakan teknologi pengendalian yang melibatkan agen hayati yang
dapat menekan pertumbuhan dari beberapa penyakit yang menyerang pada stage
benih dan bibit.
2. Beberapa agen biokontrol dapat menekan beberapa penyakit dengan cara
menghasilkan berbagai senyawa seperti antibiotik yang dapat menekan
pertumbuhan dari bakteri maupun virus yang dapat menyebabkan kerugian pada
tanaman. Selain itu kompetisi makanan yang terjadi antara agen hayati
pseudumonas dan bakteri lainya. Pseudumonas juga menghasilkan zat seperti
sianida yang berfungsi untuk merangsang pembentukan akar, zat siderofor
pyvoridine yang dihasilkan bakteri pseudumonas dapat meningkatkan ketahanan ISR
(induced sistemic resistance)
3. Tanaman transgenik RNAi tidak mampu menghasilkan protein fungsional target
karena konstruk RNAi yang disisipkan pada tanaman memiliki struktur orientasi
DNA sense dan antisense sehingga produk transkripsinya menghasilkan dsHpRNA
(double strand hairpin RNA), yang mana dsHpRNA pada sitoplasma tanaman akan
dikenali oleh nuklease DICER dan didegradasi menjadi siRNA (small interfering
RNA) mengakibatkan proses translasi terhenti karena ribosom dan tRNA tidak
mampu melakukan translasi pada produk siRNA yang berukuran hanya 21-23 nt.
Sedangkan tanaman transgenik CP-MR hanya memiliki satu daerah DNA sense gen
target pada konstruknya sehingga RNA yang dihasilkan tetap berstruktur ssRNA.
ssRNA ini tetap dapat dilanjutkan hingga proses translasi dan menghasilkan protein
fungsional target.
4. Bila diihat dari kesamaan vektor yang digunakan, CRISPR-Cas9 mungkin akan
memberikan hasil lebih efektif. Apabila dilihat dari komponen yang ditransfer,
keduanya memiliki perbedaan. Komponen TALENs yang ditransfer adalah asam-
asam amino sedangkan komponen CRISPR-Cas9 yang ditransfer adalah basa-basa
nitrogen. Keduanya memiliki ukuran yang berbeda, satu asam amino serupa dengan
tiga basa nitrogen. Baik jumlah asam amino maupun basa nitrogen yang digunakan
kedua teknik tersebut tidak jauh berbeda, sekitar 20-30 asam amino atau basa
nitrogen. Sehingga kalkulasi keduanya dapat menghasilkan angka perbandingan 1 : 3
untuk TALENs : CRISPR-Cas9. Basa-basa nitrogen pada CRISPR-Cas9 akan
menghasilkan kaset DNA yang lebih pendek pada vektor, sementara asam-asam
amino pada TALENs akan menghasilkan kaset DNA yang lebih panjang sehingga
akan lebih sulit untuk ditransfer.
5. B. thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat
membunuh serangga(insektisidal) sewaktu mengalami proses sporulasinya. Kristal
protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan δ-endotoksin. Kristal ini
sebenarnya hanya merupakan pro-toksin yang jika larut dalam usus serangga akan
berubah menjadi polipeptida yang lebih pendek (27-149 kd) yang bersifat racun,
Adapun mekanismenya sebagai berikut
a. B. Thuringiensis disemprot pada tanaman, dan akan mengalami proses
sporulasi dan menghasilkan kristal δ-endotoksin
b. Serangga memakan daun sehingga B. Thuringiensis ikut termakan termasuk
protein kristal dan sporanya
c. Karena adanya aktivitas proteolis dalam pencernaan serangga maka protein
kristal δ-endotoksin (protoxin) akan larut akan berubah menjadi polipeptida
yang lebih pendek (27-149 kd) yang bersifat toxic (activated toxin)
d. Senyawa toxic ini akan menempel pada reseptor di epitelium usus serangga
e. Penempelan senyawa toxic ini merusak sel-sel pada usus dan menyebabkan
terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membran di saluran
pencernaan dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut.
f. Karena keseimbangan osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah
(lisis) dan menyebabkan matinya serangga
g. Disisi lain spora yang masuk kedalam sistem pencernaan serangga akan
mengalami germinasi dan membentuk bakteri B. Thuringiensis baru
(germinated bacteria proliferate)
6.