Anda di halaman 1dari 7

QUANTITY AND DISTRIBUTION OF ARBUSCULAR

MYCORRHIZAL FUNGAL STORAGE ORGANS


WITHIN DEAD ROOTS
Tugas Mata Kuliah Interaksi Tanaman Dengan Mikroorganisme
(Ringkasan jurnal)

oleh

Nuriyah inda Kurniah (16-21)

Indra khusmana (16-22)

Suwinda Fibriani (16-23)

Reza Anugrah M (16-24)

PROGRAM STUDI MAGISTER BIOTEKNOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JEMBER
2017

Asbuscular mycorrizal fungi (AMF) memliki hubungan simbiotik penting


dengan mengkolonisasi bagian kortikal dari tanaman inang. Simbiosis tidak
terbatas pada bagian ruang intraradikal saja namun juga mengembangkan bagian
Extra Radical Misellium (ERM), yang memungkinkan tersebar di tanah. Organ
penyimpanan pada AMF yang penting adalah spora dan vesikel. Sebagian besar
perkembangan AMF diatur oleh status nutrisi dari tanaman inang. Suplai fosfor
yang rendah pada tanaman (namun nutrisi lain tidak terbatas) dapat mendukung
kolonisasi, mengintensifkan perkembangan ERM dan juga mendorong
pembentukan spora. Selama simbiosis, produksi spora AMF diregulasi oleh suplai
karbon dari tanaman inang. Dalam sporulasinya, beberapa AMF bersporulasi
menggunakan rongga udara sintetik seperti kaca kapiler, atau dalam nodul
legume. Sebagian besar organ penyimpanan AMF ditemukan di dalam fragmen
akar (bergantung pada strategi yang dikembangkan oleh masing-masing jenis
AMF). Tidak jelas organ penyimpan dibentuk pada saat jaringan akar masih hidup
atau saat tanaman inang sudah mati. Akar mati ada di mana-mana di tanah, baik
dari sisa pasca panen tanaman pertanian yang juga kaya nutrisi sebagai sumber
nutrisi bagi beberapa bakteri, maupun juga bagi AMF.
Inokulasi AMF pada tanaman umumnya diproduksi dengan sistem
berbasis substrat, jarang menggunakan sistem hidroponik, aeroponik maupun
kultur. Kelemahan sistem ini adalah sulit dalam memisahkan substrat yang
melekat ketika akan mempelajari miselium AMF. Strategi untuk yang
dikembangkan dalam hal ini adalah menggunakan Trap root (TR) atau jebakan
melalui media akar. Tujuan penelitian ini adalah memilih TR yang paling cocok,
sehingga perlu dilakukan penelitian menggunakan akar tanaman yang berbeda-
beda. Literatur yang membahas secara detail jumlah organ penyimpanan dalam
akar mati belum ada maka dari itu penting untuk dilakukan penelitian ini. Akar
mati yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari nastustrium (Tropaeolum
majus L.) dan Pak coi (Brassica rapa. L) yang dipilih sebagaitanaman inang dan
bukan tanaman inang yang memiliki berbagai produk antifungal glucosinolates
untuk melihat berkurangnya kelimpahan AMF pada akar mati. Selain itu akar mati
dari tomat liar dan tomat cacat mikoriza (tomat hasil mutasi) dipilih mewakili
tanaman sayuran (inang atau non inang) tanpa senyawa anti jamur. Tujuan kedua
adalah untuk menguji apakah diameter akar dari TR berpengaruh terhadap jumlah
dan penyebaran dari organ penyimpanan AMF.

Metode Pelaksanaan Penelitian


Untuk mendapatkan bahan TR, tomat (solanum lycopersium L.),
mycorrhizadefective mutan, Nasturtium (tropaeolaceae Majus L.) dan pak choi
(brassica sapa L.ssp. semuanya di kecambahkan dalam keadaan gellap di atas
kertas saring selulosa dan direndam dengan larutan CaSO4. Bibit tersebut
nantinya di pindahkan ke hidroponik aerasi dengan PH (6,8) dengan kandungan
5mM N, 0,7 p, 4mM K, 2,5 mM Ca, 1 mM Mg, 4 mM S, 10 M Fe, 10 MB, 5
M Mn, 1 M Zn, 0,7 M Cu dan 0,05 M Mo, dengan di perbaharui selama dua
kali dalam seminggu. Setelah tumbuh selama 7 minggu, akar di panen dan sample
dari setiap perwakilan di ambil 1 g (berat segar) di potong menjadi fragmen
dengan panjang sekitar 2 cm. Panjang rata-rata sample akar(4 ulangan per spesies
tanaman) dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan metode modifikasi
garis intercept dengan pembesaran 50 kali lipat dengan mikroskop binokuler.
Untuk memastikan bahwa tidak ada AMF atau kontaminasi dengan jamur lainnya,
maka akar sebelum kering di analisis secara mikroskopis. Empat sample dari
bahan yang baru di panen tersebut di warnai dengan biru tripan mengikuti metode
koske dan Gemma. Semua bahan akar di konfirmasi bebas dari jamur.
Sebelum melakukan experiment sebagai akar perangkap, bahan akar yang
baru dipanen dipotong menjadi fragmen dengan panjang 2cm, disterilkan dengan
peredaman dalam 70% etanol selama 30 s dan dikeringkan dengan kertas anduk
dan dibiarkan menguap selama 5 menit. Presentase panjang TR baik yang tidak
terkolonosasi AMF atau yang terkolonisasi AMF organ penyimpanan intradical,
dipisahkan berdasarkan diameter tiga akar yaitu <150 m (tipis), 150-300 m
(intermediate) dan > 300 m (kasar). empat ilangan spesies TR tersebut di
evaluasi dan terdiri dari 3 kompartemen pada TR masing-masing. diameter akar
pada setiap individu diukur dengan menggunakan micrometer. Jumlah spora per
volume substrat dikuantifikasi dari empat sample di ambil spora CMA
menggunakan penyaringan basah dan metode decanting, bahan tersebut di letakan
di atas larutan sukrosa 70% dan disentrifugasi (2000 rpm, 2 menit). setelah
pewarnaan biru tripan selama 24 jam, spora di hitung yang menempel pada
membrane nitroselulosa.

Hasil
Terdapatnya struktur AMV dalam Jerapan akar
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dari miselium
ekstraradikal dari AMF (Arbuscular Michoryza Fungus) serta pembentukan organ
penyimpanan spora yang berbentuk vesikel. AMV ditumbuhkan di bagian dalam
dan di permukaan jerapan akar yang berasal dari salah satu tanaman inang AMV
seperti tomat dan nasturtium dan tanaman yang bukan inang AMV seperti pak
choi dan tanaman tomat yang dimutasi pada sisi glukosinate. Glukosinate
merupakan senyawa yang memiliki peran aktivitas fungitoxic. perlakuan dengan
dengan viabilits AMV ditemukan ukuran dari hifa jamur pada jerapan akar
memiliki diameter sekitar 3 sampai 15 m, yang terdapat baik pada permukaan
atau jerapan akar atau sepanjang sumbu utama (gambar 2a), maupun di dalam sel
korteks (gambar 2 c).
AMV mengembangkan struktur vesikel yang berdinding tebal pada organ
penyimmpanannya yang memiliki diameter antara 50-100m pada beberapa asal
jerapan akar yang berbeda-beda (gambar 2a, b, e). AMV juga menyimpan atau
membentuk vesikel pada luar permukaan luar dari jerapan akar (gambar 2d).
Organ penyimpaan yang berbentuk ovoid atau bulat telur juga terbentuk pada
silinder vaskular pada akar (gambar 2 f, dan g). Perlakuan pemberian nilon mesh
pada suatu wadah yang diinokulasikan AMV ternyata hifa AMV dapat terbentuk
namun AMV tidak membentuk struktur organ penyimpanan pada titik tersebut
(gambar 2 h).

Kuantitas Struktur AMV pada Jerapan Akar


Perlakuan dengan menggunakan AMV, terdapat hifa AMV yang berukuran
antara 55-80% dari jerapan akar yang berasal dari semua spesies tanaman yang
diujikan (gambar 3)
Organ penyimpanan vesikel yang berada pada tanaman pak choi memiliki
presentasi kuantitas kehadiran yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan
tanaman lainnya. Namun hifa pada jerapan akar tanaman pak choi memiliki
presentasi yang lebih tinggi dibandingkan sumber tanaman lainnya (gambar 3 b).
Jumlah organ penyimpanan secara signifikan lebih rendah pada jerapan akar dari
tanaman pak choi dibandingkan jerapan akar dari tanaman lainnya. Persentase
jumlah organ penyimpanan tertinggi terdapat pada jerapan tanaman nasturtium
(gambar 4 b).

Diskusi
Pada saat 14 hari jerapan akar yang diinokulasikan oleh AMF, akan mulai
membentuk miselium dan mengembangkan organ penyimpanan yang
dikembangkan pada permukaan luar dan bagian dalam sel kortikal pada akar
jerapan. AMF dapat memproduksi organ penyimpanan dan mengembangan organ
penyimpanan tidak bisa lebih dari umur 14 hari. Hal ini mungkin dikarenakan
vesikel memiliki ukuran diameter yang relatif lebih kecil yang disertai dengan
ukuran hifa dan spora dari AMF tersebut. Organ penyimpanan yang terdapat pada
jerapan akar termasuk spora dan vesikel merupakan indikasi terjadinya
pertumbuhan pada jerapan akar. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan
jumlah organ penyimpanan dan spora pada jerapan akar yang sudah
diinokulasikan AMV, jerapan akar harus dinokulasikan dengan AMV dengan
waktu yang cukup lama. Meskipun hifa dapat tumbuh pada lapisan nylon mesh,
organ penyimpanan tidak terdapat di dalamnya. Jumlah tertinggi dari
penyimpanan vesikel pada jerapan akar terdapat pada sumber tanaman tomat yang
berisi kuantitas serupa dari organ penyimpanan intraradikal. Organ penyimpanan
dari AMV dapat terbentuk apabila di sekitar substrat terdapat nutrisi dan bahan
organik. Salah satu nutrisi yang terlibat terhadap pembentukan organ
penyimpanan pada AMV ini adalah nitrogen dan fosfor. Pembentukan spora dan
organ penyimpanan (vesikel) di fasilitasi oleh pasokan nitrat. AMV juga
melakukan pentransferan berupa nitrogen yang berasal dari akar yang busuk ke
tanaman inang melalui ERM.

Anda mungkin juga menyukai