ABSTRACT
Application of artificial intelligence such as fuzzy logic is one of the ways to handle in the realworld with
uncertainty situation like in coffee bean industry in Highland Gayo of Aceh Province. The aims of this study
were to apply Fuzzy Multi Expert Multi Criteria Decision Making (MEMCDM) and Interpretatif Stuctural
Modelling (ISM) methods in increasing of institutional system and coffee quality. The results of the study shows
that for the coffee quality improvement, the importance alternatives were: improvement of agricultural
technique, pre-harvest and post harvest technologies, whereas for the institutional system, the key elements were
local government, farmers, and middle-man.
Keywords: fuzzy-MEMCDM, ISM, institutional, quality of coffee
ABSTRAK
Penerapan sistem kecerdasan buatan seperti fuzzy logic merupakan salah satu cara untuk mengatasi
masalah didunia nyata yang penuh dengan ketidakpastian seperti yang terjadi di Dataran Tinggi Gayo Provinsi
Aceh pada industri kopi biji. Kajian ini bertujuan mengaplikasikan Metode Interpretatif Stuctural Modelling
(ISM) dan pengambilan keputusan kriteria dan pakar majemuk fuzzy (Fuzzy-MEMCDM) dalam perbaikan sistem
kelembagaan dan mutu kopi di Dataran Tinggi Gayo. Hasil kajian menunjukkan, untuk peningkatan mutu
dengan alternatif: perbaikan teknik budidaya, pra-panen dan teknologi pasca panen dengan tingkat kepentingan
tinggi, sementara itu untuk identifikasi posisi pemangku kepentingan yang menjadi elemen kunci adalah
pemerintah daerah, petani dan pedagang pengumpul.
sistem grading, Menurut SNI 01-2907-2008, dilakukan? Tujuan kajian ini adalah
pengklasifikasian mutu biji kopi ditinjau dari mengaplikasikan metode Interpretatif Stuctural
beberapa nilai cacat yaitu antara lain biji normal, Modelling (ISM) dan pengambilan keputusan
pecah hitam, tutul, lubang>1, gosong kulit ari dan kriteria dan pakar majemuk fuzzy (Fuzzy-
cemaran fisik seperti batu, tanah, ranting dan kerikil MEMCDM) dalam proses identifikasi posisi
yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. pemangku kepentingan dan mutu kopi, sebagai
bagian dari strategi pengembangan industri Kopi
Tabel 1. Klasifikasi mutu biji kopi berdasarkan Gayo Provinsi Aceh.
sistem nilai cacat
Mutu Syarat Mutu METODE PENELITIAN
1 Jumlah nilai cacat maksimal 11
2 Jumlah nilai cacat 12-25 Kerangka Pemikiran
3 Jumlah nilai cacat 26-44 Permasalahan faktual yang ada pada
4 Jumlah nilai cacat 45-80 agroindustri Kopi Gayo Provinsi Aceh adalah
5 Jumlah nilai cacat 81-150 pabrik masih melakukan pengolahan lanjutan kopi
6 Jumlah nilai cacat 151-225 biji yang dibeli dari petani sebagai akibat tingginya
Sumber : SNI 01-2907. 2008 cemaran fisik, sehingga menurunkan daya saing
kopi produksi petani (Silitonga, 2008). Kerangka
Dalam pengembangan agroindustri, peran pemikiran kajian disajikan pada Gambar 1.
pemangku kepentingan dalam bentuk kelembagaan
sangat penting terutama sebagai media penyebaran Kerangka Model
inovasi hasil pertanian (Budi et al., 2009). Penerapan fuzzy ME-MCDM dalam
Kelembagaan adalah suatu sistem organisasi dan berbagai topik penelitian telah berkembang secara
kontrol terhadap sumberdaya dan sekaligus luas, seperti yang telah dibahas oleh Liu dan
mengatur hubungannya (Nasution, 2002). Menurut Stewart (2003), Hadiguna dan Marimin (2007) dan
Hennxsy (2003), kelembagaan berperan pada Chen et al. (2010). Penggunaan metode ISM juga
penggelolaan mutu industri pangan misalnya telah luas digunakan, terutama untuk menganalisis
aplikasi teknologi alat pengeringan, pemanenan, struktural elemen-elemen berdasarkan hubungan
pengangkutan dan pengemasan. Berdasarkan kontekstual-nya (Saxena et al., 1992; Eriyatno,
konteks dengan kajian yang dimaksud dengan 1998; Raguhuvansi dan Kumar, 1999; Machfud,
kelembagaan disini adalah kelompok tani, 2001 dan Marimin, 2004). Kannan et al. (2009)
pedagang pengumpul (middle man), pabrik, menggunakan teknik ISM untuk seleksi provider.
eksportir, lembaga penelitian dan penyuluhan serta Berdasarkan uraian kerangka pemikiran,
pemerintah daerah. Telah banyak kajian mengenai maka diperlukan upaya untuk meningkatkan mutu
kelembagaan, tetapi masih menggunakan kopi biji yang dihasilkan oleh petani yang
pendekatan hard system methodology sehingga dimanifestasikan ke dalam pengaplikasian metode
kajian dengan menggunakan pendekatan soft system ISM, sedangkan peran pemangku kepentingan
methodology sangat diperlukan. dimanifestasikan ke dalam aplikasi Fuzzy ME-
Berdasarkan telaah masalah faktual, maka MCDM sebagai jawaban terhadap permasalahan
dapat disusun pertanyaan penelitian yaitu: (1) yang telah dijabarkan. Diagram konseptual kajian
Identifikasi seperti apa yang harus dilakukan untuk disajikan pada Gambar 2.
meningkatkan peran pemangku kepentingan? (2)
Bagaimana bentuk perbaikan mutu yang harus
Aspek Pasca
Kelompok Tani, Lembaga Penelitian
dan Penyuluhan, Perguruan Tinggi,
Pemda, Eksportir Cemaran Fisik
Mulai
Kajian Pustaka
Fuzzy-MEMCDM Analisis Kegiatan yang Berperan dalam Perbaikan Mutu Kopi Gayo
Selesai
Model Struktur Elemen Pemangku Kepentingan Tabel 2. Transformasi bentuk hubungan kontekstual
yang Berperan antar elemen menjadi bentuk hubungan
Sub model pertama adalah ISM yang matematik
dibangun untuk mengetahui derajat keterkaitan dan
ketergantungan antar pemangku kepentingan yang Bentuk Hubungan Bentuk Hubungan
berperan dalam peningkatan mutu kopi beras. ISM Kontekstual Antar Matematik Antar
merupakan suatu metode berbasis komputer yang Elemen i dan j (eij) Elemen i dan j (eij)
dapat membantu kelompok mengidentifikasi V Jika eij=1 dan eij=0
hubungan antara ide dengan struktur pada suatu isu A Jika eij=0 dan eij=1
yang kompleks, bentuk proses metode ini adalah X Jika eij=1 dan eij=1
focus learning process. Selain itu ISM bersangkut O Jika eij=0 dan eij=0
paut dengan interprestasi dari suatu objek utuh atau
perwakilan sistem melalui aplikasi teori grafis secara Model Pemilihan Perbaikan Mutu Kopi Beras
sistematis dan iterative (Saxena, 1992; Eriyatno, Sub model kedua yang digunakan adalah
1998; Machfud, 2001 dan Marimin, 2004). Pada Fuzzy-MEMCDM yang dibentuk untuk menentukan
kajian ini elemen pemangku kepentingan yang dikaji strategi yang akan diambil dalam hal perbaikan mutu
adalah kelompok tani, pedagang pengumpul, kopi biji. Menurut Yager (1993) dan Hadiguna
lembaga penelitian dan penyuluhan, lembaga (2010) yang menjadi masalah utama pada metode
keuangan, pemerintah daerah, eksportir dan ME-MCDM adalah proses agregasi yang terletak
perguruan tinggi. diantara dua kasus ekstrim, yaitu situasi saat semua
Tahapan pemodelan dengan ISM adalah kriteria dipenuhi (disebut dengan operator “dan”)
penentuan hubungan kontekstual yang kemudian dan situasi saat kriteria hanya memenuhi salah satu
dikonversi menjadi suatu hubungan matematik pihak (disebut operator “atau”). Yager (1993)
(Rm). Hubungan antar elemen tersebut dinyatakan merumuskan tahap re-ordering saat suatu argumen
dalam perkalian Cartesian. Matrik tersebut harus tidak dikaitkan dengan suatu pembobot, tetapi
memenuhi sifat reflexive dan transitive (Machfud, pembobot dikaitkan dengan suatu posisi urutan
2001). argumen tertentu. Pada kajian ini struktur model
Dalam proses mentransformasi hubungan yang dikembangkan adalah aspek teknik budidaya,
kontekstual (Matrik Structural Self-Interaction) aspek pra-panen dan teknologi pasca panen.
menjadi bentuk hubungan matematik dalam bentuk Pemilihan ketiga aspek tersebut berdasarkan hasil
matrik Reachability dengan aturan yang secara kajian Silitonga (2008) yang menyatakan bahwa
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. ketiga aspek tersebut memegang peranan penting
dalam karakter mutu kopi biji yang dihasilkan.
Bobot masing-masing ditentukan dengan kegiatan adalah akuisi pendapat pakar, yaitu
menggunakan metode perbandingan berpasangan, pengisian matrik dengan simbol huruf V, A, X, O.
kemudian melakukan agregasi kriteria (Yager, 1993) Sub-elemen pemangku kepentingan yang
dengan formula: diterlibat adalah: (B1) Petani, (B2) KTNA, (B3)
Pedagang pengumpul, (B4) Eksportir, (B5) Lembaga
Vij=min[neg(Wak)vVij(ak)] keuangan, (B6) Pemerintah daerah (B7) Lembaga
penelitian dan penyuluhan (B8) Perguruan Tinggi.
selanjutnya tentukan bobot faktor nilai pengambil Hasil akuisisi pakar dapat dilihat dalam Matrik
keputusan dengan rumus: Reachability (Tabel 4).
Q=Int[1+(k*q-1/r]
Tabel 5. Analisis kebutuhan komponen yang
kemudian lakukan agregasi pakar dengan teknik berperan pada program peningkatan mutu
OWA melalui formula: dan peran kelembagaan Kopi Gayo
Provinsi Aceh.
Vi=f(Vi)=max [Qi^bj], j=1,2,...,m.
No. Pelaku Kebutuhan
1. Petani Kopi Pendapatan meningkat,
HASIL DAN PEMBAHASAN Harga jual kopi meningkat,
Produktivitas kopi
Analisis Sistem meningkat, Kemudahan
Pada tahap awal dilakukan analisis kebutuhan akses modal, Stabilnya
komponen-komponen yang berpengaruh dan harga kopi
berperan dalam program peningkatan mutu dan 2. Kelompok Kemudahan modal kerja,
peran kelembagaan kopi di Dataran Tinggi Gayo Tani Kopi Kemudahan akses
Provinsi Aceh. Hasil wawancara mendalam dengan teknologi, Kemudahan
para pakar untuk dapat meningkatkan mutu kopi akses pasar
terdapat 6 (enam) pelaku yang secara sistem terkait, 3. Pedagang Kontuinuitas pasokan kopi,
dan peran dari masing-masing pelaku dapat dikaji Pengumpul Mutu kopi stabil, Harga jual
berdasarkan kebutuhan masing-masing. Secara ke eksportir stabil
lengkap analisis kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 4. Eksportir Kontuinuitas pasokan kopi,
5. Mutu kopi stabil, Harga
kopi dunia stabil
Identifikasi Sistem 5. Lembaga Pengembalian kredit lancar,
Dalam proses peningkatan mutu dan peran Keuangan Risiko kegagalan usaha
kelembagaan kopi harus dilandasi dengan kerangka rendah
berpikir secara sistem, yang melihat hubungan antar 6. Pemerintah Pendapatan Asli Daerah
komponen yang terlibat untuk memenuhi kebutuhan Daerah (PAD) meningkat, Harga
dari masing-masing komponen. Untuk melihat hal kopi stabil, Dayasaing
tersebut dijabarkan dalam bentuk diagram Input dan produk tinggi
Output yang secara lengkap dapat dilihat pada 7. Lembaga Sosialisasi inovasi teknologi
Gambar 3. penelitian/ hasil pertanian
penyuluhan
Peran Pemangku Kepentingan 8. Perguruan Sosialisasi inovasi teknologi
Langkah selanjutnya dalam upaya perbaikan tinggi hasil pertanian
mutu kopi adalah peran pemangku kepentingan.
Pendekatan yang digunakan adalah sintesis logika Berdasarkan Tabel 4 maka dapat ditentukan
fuzzy dan ISM. Dalam metode ini, tahap awal level masing-masing sub-elemen yang secara
lengkap disajikan pada Gambar 4.
Input Lingkungan
Input Tak Terkendali 1. Kebijakan Pemerintah Daerah Output Dikehendaki
1. Produktivitas lahan 2. Kondisi Sosial Ekonomi 1. Stabilitas mutu kopi
2. Harga Pasar 2. Stabilitas harga kopi
3. Bunga Bank 3. Keuntungan optimal
4. Permintaan Kopi Dunia 4. Pengembalian kredit lancar
5. PAD meningkat
PERBAIKAN MUTU DAN
PERAN KELEMBAGAAN
KOPI DI DATARAN TINGGI
GAYO PROVINSI ACEH
Input Terkendali
1. Usaha peningkatan mutu Output Tidak Dikehendaki
kopi 1. Harga kopi tidak stabil
2. Peran kelembagaan 2. Pelaku bergerak sendiri-sendiri
MANAJEMEN PENGENDALIAN
MUTU KOPI BIJI
Gambar 3. Diagram input-output identifikasi posisi pemangku terhadap perbaikan mutu Kopi Gayo
Tabel 6. Hasil akuisisi pendapat pakar dalam perbaikan mutu kopi beras
Kriteria Penilaian
Pakar Alternatif
1 2 3 4 5
Perbaikan Teknik Budidaya ST T T S ST
Pakar 1 Perbaikan Pra Panen T R T R ST
Perbaikan Teknologi Pasca Panen ST T T T ST
Perbaikan Teknik Budidaya ST T ST S T
Pakar 2 Perbaikan Pra Panen T S T R T
Perbaikan Teknologi Pasca Panen ST T ST T ST
Tabel 8. Hasil agregasi pakar lanjutan dalam perbaikan mutu kopi beras
Alternatif Teknik Perbaikan Hasil Akhir Akuisisi Pakar
Perbaikan Teknik Budidaya T (Tinggi)
Perbaikan Pra Panen T (Tinggi)
Perbaikan Teknologi Pasca Panen T (Tinggi)
Berdasarkan kedua analisis yang dilakukan, penilaian tinggi, artinya ketiganya memiliki prioritas
terlihat bahwa masing-masing memiliki peran dalam yang sama untuk perbaikan mutu Kopi Gayo.
upaya perbaikan mutu Kopi Gayo petani. Hubungan
antara pemangku kepentingan dan beberapa Saran
alternatif perbaikan adalah pihak pemerintah melalui Pada kajian ISM sebaiknya pakar yang
dinas pertanian dan perkebunan untuk mengarahkan dilibatkan lebih banyak dengan disiplin ilmu lebih
petani agar fokus kepada perbaikan teknik budidaya, beragam sehingga pendapat lebih komprehensip.
pra panen dan teknologi pasca panen melalui
pelatihan-pelatihan terhadap masalah yang DAFTAR PUSTAKA
dimaksud, pihak lembaga penelitian/ penyuluhan
dan perguruan tinggi mensosialisasikan inovasi AEKI. 2009. Peluang Pengembangan Komoditi
terbaru dalam proses pengolahan biji kopi seperti Kopi Arabika di Dataran Tinggi Gayo, Banda
penggunaan alat pengering mekanis yang tentunya Aceh.
ditunjang oleh aspek pembiayaan (lembaga Alejandro M dan Morales F. 2002. Examining The
keuangan) sehingga terjadi peningkatan grade mutu Case of Green Coffee to Illustrate The
Kopi Gayo petani. Limitation of Grading System/Expert Tester
in Sensory Evaluation for Quality Control.
KESIMPULAN DAN SARAN Food Quality and Preference, 13:355-367.
BSN. 2008. Standar Mutu Kopi Beras, SNI 01-2907,
Kesimpulan Jakarta.
Berdasarkan analisis sistem dapat ditentukan Budi LS, Maa’rif MS, Sailah I, Raharja S. 2009.
enam pelaku utama dalam perbaikan sistem Strategi Pemilihan Model Kelembagaan dan
kelembagaan dan mutu kopi yaitu petani kopi, Kelayakan Finansial Agroindustri Wijen. J.
kelompok tani, pedagang pengumpul, eksportir, Tek. Ind. Pert. 19 (2): 56-63.
lembaga keuangan dan pemerintah daerah. Charley H dan Weafeer C. 1998. Coffea, Tea,
Berdasarkan analisis ISM dapat ditentukan Chocolate and Cocoa Food., New Jersey:
bahwa elemen kunci pada perbaikan peran Prentice Hall.
pemangku kepentingan adalah elemen petani, Chen Y-C, Lien H-P, Tzeng G-W. 2010. Measures
KTNA dan pemerintah daerah, sehingga dalam and Evaluation for Environment Watershed
pelaksanaan identifikasi posisi pemangku Plans Using A Novel Hybrid MCDM Model.
kepentingan sub elemen inilah yang menjadi fokus. Expert Systems with Applications 37: 926–
Analisis Fuzzy-MEMCDM didapatkan bahwa 938.
ketiga alternatif dalam perbaikan mutu yaitu Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu
perbaikan teknik budidaya, perbaikan pra panen dan dan Efektifitas Manajemen. Bogor: IPB-
perbaikan teknologi pascapanen memiliki kriteria Press.