Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

PRODUKSI TERNAK PERAH

PEMERIKSAAN KESEGARAN AIR SUSU

OLEH
SAIPUL UTAMA LUBIS
E10021132
C.4

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mingguan
Paktikum Produki Ternak Perah ini tepat waktu dan sebagaimana mestinya. Shalawat
beriring salam senantiasa tercurahkan atas keharibaan Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan petunjuk dari alam kejahilan menuju alam kemahiran seperti apa
yang kita rasakan sekarang ini,
Penulis menyadari akan keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan dalam
penyusunan Laporan Mingguan Praktikum Produksi Ternak Perah. Oleh karena itu,
saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan, demi menyempurnakan
laporan berikutnya. Semoga Laporan Mingguan Pratikum Produksi Ternak Perah ini
dapat bermanfaat bagi diri saya khususnya dan bagi kita semua pada umumnya.

Jambi,24 Maret 2023

Saipul utama lubis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 4
1.3 Manfaat............................................................................................... 3
1.4 Hipotesis............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
BAB III MATERI DAN METODA................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 6
3.2 Materi................................................................................................ 6
3.3 Metoda............................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 7
4.1 Uji Reduktase dengan Biru Metilen.................................................. 7
BAB V PENUTUP........................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 8
5.2 Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Uji Reduktase dengan Biru Metilen.............................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu adalah cairan yang berasal dari proses pemerahan hewan yang sedang
menyusui secara bersih dan sehat serta diperoleh dengan cara yang benar dan
kandungan dari susu itu sendiri tidak dikurangi maupun ditambahi dengan bahan
bahan yang lain . Susu merupakan media yang baik dalam pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri. Proses pencemaran bakteri pada susu dimulai ketika susu
diperah karena adanya bakteri yang tumbuh di sekitar ambing atau dari peternak itu
sendiri lalu udara yang membawa partikel partikel dari lingkungan sekitar dan pada
saat setelah pemerahan yaitu tidak disediakan ruang khusus untuk penyimpanan susu
sehingga susu mudah tercemar bakteri dari lingkungan sekitar. Susu merupakan
media yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi sarana bagi
penyebaran bakteri yang membahayakan kesehatan manusia. Karena itu, susu akan
mudah tercemar mikroorganisme bila penanganannya tidak memperhatikan aspek
kebersihan. Bakteri yang dapat mencemari susu terdiri atas dua golongan, yaitu
bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Kedua golongan bakteri tersebut dapat
menyebabkan penyakit yang ditimbulkan oleh susu (milkborne disease), seperti
tuberkulosis, bruselosis, dan demam tipoid. Mikroorganisme lain yang terdapat di
dalam susu yang dapat menyebabkan penyakit adalah Salmonella, Shigella, Bacillus
cereus, dan Staphylococcus aureus. Cemaran bakteri pada susu banyak terjadi dalam
kegiatan distribusi susu terutama dari tingkat peternak, kemudian pengumpul hingga
koperasi. Pada tingkat peternak, syarat-syarat yang harus diperhatikan pada proses
pemerahan agar mendapatkan susu yang bersih dan sehat adalah kesehatan petugas,
kebersihan tempat dan peralatan yang dipakai, kebersihan sapi, kebersihan kamar
susu, pemerahan yang dilakukan dalam waktu tertentu. Membersihkan kandang dan
bagian tubuh sapi serta mencuci tangan bagi petugas yang akan melakukan
pemerahan perlu diperhatikan sebelum melakukan proses pemerahan supaya
terhindar dari kontaminasi bakteri saat pemerahan. Penanganan susu pasca
pemerahan ditingkat peternak juga perlu diperhatikan seperti pengadaan kamar susu
untuk mengumpulkan susu yang sudah diperah dan ditampung dalam milkcan supaya
menghindari kontaminasi serta bau-bau yang berasal dari lingkungan peternakan,
serta tersedianya alat pendingin pada kamar susu supaya mencegah terjadinya
perkembangbiakan atau multiplikasi bakteri pembusuk yang ada di dalam susu.
Umumnya tidak semua peternak memiliki alat pendingin ataupun lemari es untuk
mendinginkan susu setelah ditampung di milkcan, dianjurkan bagi peternak yang

1
tidak memiliki lemari es khususnya peternak rakyat untuk membuat bak pendingin
sehingga susu yang sudah ditampung dalam milkcan dapat rendah suhunya karena
milkcan tersebut berinteraksi langsung dengan bak pendingin tersebut .
Pengumpul susu yang bertugas menyalurkan susu dari peternak ke koperasi
maupun industri pengolahan susu juga harus memperhatikan kondisi susu. Susu yang
akan diangkut sebaiknya dilakukan pendinginan dengan suhu 4oC yang bertujuan
untuk menahan bakteri susu agar tidak berkembang sehingga susu tidak mampu
bertahan dengan jangka waktu yang lumayan lama dengan cara dimasukkan ke dalam
cooling unit, lemari es maupun freezer. Beberapa kelompok di Kabupaten Boyolali
mulai merintis jalur pemasaran susu langsung ke IPS, hal ini dilakukan dengan alasan
apabila dikumpulkan pada looper terjadi penurunan kualitas susu yang berdampak
pada harga susu sehingga jalur pemasaran susu lebih pendek. Susu memiliki nutrisi
serta energi yang baik bagi sebagian besar mikroorganisme yang berada didalamnya .
Pencemaran susu dapat terjadi secara langsung melalui ambing, selain itu dapat
melalui pemerah, alat alat pemerahan, air, udara, tempat penyimpanan susu serta
dalam proses transportasi susu menuju tempat pengolahan susu. sumber cemaran
bakteri tertinggi ada pada alat penampung susu sementara yaitu ember, kemudian air,
puting, lap serta tangan pemerah. Oleh karena itu kebersihan lingkungan, ternak, alat
pemerahan hingga pemerah itu sendiri harus ditingkatkan guna meminimalisir
kontaminasi pada susu yang telah selesai diperah. susu yang baik memiliki jumlah
cemaran mikroba maksimum sebanyak 1.000.000 CFU/ml. ertumbuhan bakteri pada
susu sangat dipengaruhi oleh suhu.
Uji reduksi merupakan salah satu cara tidak langsung untuk mengetahui
jumlah bakteri di dalam susu sehingga mengetahui mutu dari susu. Uji reduksi
mengamati kemampuan bakteri dalam susu untuk tumbuh menggunakan oksigen
terlarut dengan cara menambahkan methylene blue ke dalam susu. Penambahan
methylene blue akan tereduksi menjadi putih. Perubahan warna biru menjadi putih
dianggap selesai jika kira-kira empat perlima dari contoh yang terdapat dalam tabung
sebanyak 10 ml telah berwarna putih yang disebut waktu reduksi.
Uji biru metilen adalah uji yang digunakan untuk memperkirakan jumlah
bakteri pada sampel susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam
susu kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
aktifitas yang dapat menyebabkan perubahan warna zat tersebut. Semakin tinggi
jumlah bakteri di dalam susu semakin cepat terjadinya perubahan warna. Cara ini
memiliki kelebihan lebih cepat dalam pembacaan namun cara ini juga memiliki
kelemahan yaitu tidak cocok dilakukan terhadap susu yang mengandung dalam
jumlah sedikit, misalnya susu pasteurisasi. Selain itu metode ini memerlukan waktu

2
pengamatan yag terus menerus yaitu paling sedikit 6 jam. Kekurangan lainnya yaitu
tidak dapat mengetahui koloni bakteri yang tumbuh. Prinsip metode ini didasarkan
pada kemampuan bakteri di dalam susu untuk tumbuh menggunakan oksigen yang
terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi-reduksi dari campuran
tersebut. Akibatnya biru metilen yang ditambahkan akan tereduksi menjadi putih
metilen. Waktu reduksi yaitu perubahan warna biru menjadi putih dianggap selesai
jika kira-kira 4/5 bagian dari contoh susu telah berwarna putih.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Uji Reduktase dengan biru metilen adalah
Untuk mengetahui enzim reduktase yang dihasilkan mikroorganisme dalam susu akan
mereduksi zat warna biru metilen yang ditambahkan kedalam susu sampai tidak
berwarna.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum Uji Reduktase dengan biru metilen adalah
setelah melakukannya praktikan bisa dan mengetahui enzim reduktase yang
dihasilkan mikroorganisme dalam susu dan warna biru pada susu yang nantinya akan
direduksi oleh bakteri yang ada didalam susu, semakin cepat waktu reduksinya maka
semakin banyak jumlah bakteri yang ada didalam susu.

1.4 Hipotesis

Susu yang jelek memiliki waktu reduksi dibawah 20 menit dan Susu sapi
segar yang di panaskan akan berpengaruh dengan penambahan zat warna birumetilen.
Dan ezim reduktase yang dihasilkan mikroorganisme dalam susu akan mereduksi biru
metilen.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Susu yang dihasilkan dari peternakan tersebut dalam keadaan yang baik,
dilihat dari jumlah bakteri dan lama waktu reduktase yang sudah sesuai dengan
standar SNI. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji reduktase antara
lain sanitasi peralatan pemerahan yang kurang bersih, pencucian ambing yang tidak
menggunakan air bersih, kondisi kandang dan ternak yang masih kotor dan
kontaminasi susu oleh urin maupun feses saat pemerahan (Ulfaturrohmah, R., &
Surjowardojo, P. 2022). Uji reduktase dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam
tabung reduktase steril 1 mL larutan biru metilen dan ditambahkan sampel susu
sampai batas lingkar. Tabung ditutup menggunakan sumbat, lalu dihomogenkan
dengan cara membolak-balikkan tabung (+ 3 kali) sampai warna biru tersebar merata.
Tabung dimasukkan ke dalam inkubator, masukkan dulu tabung dalam penangas air
(37 + 1 ºC) selama 5 menit untuk menghangatkan baru dimasukkan ke dalam
inkubator. Pembacaan hasil dapat dimulai minimal setelah 2/3 dari warna sudah
berubah menjadi putih. Sebaiknya reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang.
Hasil uji dinyatakan dalam satuan waktu, dimana waktu reduksi (angka reduktase)
menunjukkan waktu yang dibutuhkan sejak saat memasukkan tabung kedalam
inkubator/penangas air bersuhu 37 ºC sampai seluruh warna biru hilang
(Wanniatie,dkk,2021).
Uji biru metilen adalah uji yang digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri pada sampel susu. Dalam uji ini
ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam susu kemudian diamati waktu yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan
perubahan warna zat tersebut. Semakin tinggi jumlah bakteri di dalam susu
semakin cepat terjadinya perubahan warna.Cara ini memiliki kelebihan lebih
cepat dalam pembacaan namun cara ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak
cocok dilakukan terhadap susu yang mengandung dalam jumlah sedikit, misalnya
susu pasteurisasi. Selain itu metode ini memerlukan waktu pengamatan yag terus
menerus yaitu paling sedikit 6 jam. Kekurangan lainnya yaitu tidak dapat
mengetahui koloni bakteri yang tumbuh. Prinsip metode ini didasarkan pada
kemampuan bakteri di dalam susu untuk tumbuh menggunakan oksigen yang
terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi-reduksi dari
campuran tersebut. Akibatnya biru metilen yang ditambahkan akan tereduksi
menjadi putih metilen. Waktu reduksi yaitu perubahan warna biru menjadi
putih dianggap selesai jika kira-kira 4/5 bagian dari contoh susu telah berwarna

4
putih,(Liss Dyah Dewi Arini, Darah Ifalahma, 2021). Uji reduksi dengan zat warna
methylene blue atau resazurin banyak digunakan sebagai dasar pengujian rutin dari
mutu susu mentah. Prinsip dasar dari uji biru methylen adalah kemampuan bakteri
dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen terlarut, sehingga menyebabkan
penurunan kekuatan oksidasireduksi dari campuran tersebut, akibatnya metylene blue
yang ditambahkan akan tereduksi menjadi putih metylene. Jadi semakin banyak
bakteri yang menghasilkan senyawa pereduksi maka perubahan warnanya akan
semakin cepat (Rusidah,dkk,2022).
Lama atau tidaknya waktu perubahan warna metlen biru yang ada didalam
susu di pengaruhi oleh banyak atau tidaknya bakteri didalam susu. Prinsip dari uji
waktu reduktase adalah dalam susu terdapat enzim reduktase yang di bentuk oleh
kuman-kuman, maka ezim ini akan mereduksi zat biru metlien menjadi larutan tidak
berwarna. Semakin tinggi jumlah kuman di dalam susu, semakin cepat terjadi
perubahan warna (Tamur 2020 ). Semakin tinggi jumlah bakteri yang terdapat dalam
susu, semakin cepat waktu yang diperlukan untuk merubah warna biru metilen pada
susu menjadi warna putih (Thomas dkk 2019). Prosedur dari uji reduktase yaitu
dimasukan susu kedalam tabung reaksi dan ditambahkan perubahan warna biru
metlen biru, Panjang atau pendek berkaitan dengan jumlah bakteri dalam susu
penetapan kadar protein sampel berwarna (Puranamasari 2019)

5
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Tempat Dan Waktu

Praktikum produksi ternak perah ini dilaksanakan setiap hari Kamis 23 maret
2023 yang dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan selesai di Laboratorium Gedung
C Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2 Materi

Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Uji Reduktase
dengan biru metilen yaitu larutan biru metilen, tabung reduktase, penangas air, pipet 1
mL dan 25 mL. Tisu, kapas, kain kasa, susu sapi 3 Liter, susu UHT coklat, susu UHT
full cream, susu di fasturisasi, dan Aquades AQ8 1,5 Liter.

3.3 Metode

Metode yang di gunakan dalam uji reduktase dengan biru metilen yaitu
masukan 1 ml larutan biru metilen kedalam tabung reductase, tambahkan sampel susu
sampai batas lingkaran. Tutup tabung tersebut dengan sumbat, lalu campurkan
sehingga warna biru merata. Caranya dengan membolak-balik tabing (kira-kira 3
kali). Masukkan tabung kedalam penangas air ( 37± 1 °C) selama 4-5 jam. Penangas
air diletakan di tempat yang terlindung cahaya. Bila menggunakan incubator,
masukkan dahulu tabung kedalam penangas air selama 5 menit untuk
menghangatkan, kemudian dimasukkan kedalam incubator. Apabila akan membaca
hasil, maka warna sudah berubah menjadi putih. Sebaiknya reaksi ditunggu sampai
seluruh warna biru hilang.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Reduktase dengan Biru Metilen

Uji biru metilen adalah uji yang digunakan untuk memperkirakan jumlah
bakteri pada sampel susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam
susu kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
aktifitas yang dapat menyebabkan perubahan warna zat tersebut. Semakin tinggi
jumlah bakteri di dalam susu semakin cepat terjadinya perubahan warna. Pada
pengujian ini memakai 4 jenis sampel yaitu Susu segar, susu AQ8, susu UHT
fullcream, dan susu pasturisasi.

Tabel 1. Data hasil uji reduktase dengan biru metilen


Sampel Waktu reduktase Kualitas susu
Susu Segar < 20 menit Jelek
Susu AQ8 20 Menit – 2 Jam Kelas III
Susu Pasteurisasi >2 Jam - 4,5 jam Kelas II
Susu UHT Fullcream >4,5 jam Kelas 1 (baik)

Uji reduktase dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml larutan biru metilen


ke dalam tabung reduktase dan tambahkan 10 ml sampel susu. Tabung ditutup
menggunakan sumbat, lalu dihomogenkan dengan cara membolak-balikkan tabung
(kira-kira 3 kali) sampai warna biru merata. Tabung dimasukkan ke dalam waterbath
setiap10 menit untuk melihat perubahan warnanya. Pembacaan hasil dapat di lihat
perubahan pada susu segar < 20 menit, susu AQ8 20 Menit - 2 Jam, susu pasteurisasi
> 2 Jam - 4,5 Jam, dan susu UHT fullcream > 4,5 Jam. Apabila warna sudah berubah
menjadi putih. Sebaiknya reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang. Prosedur
dari uji reduktase yaitu dimasukan susu kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
perubahan warna biru metlen biru, Panjang atau pendek berkaitan dengan jumlah
bakteri dalam susu penetapan kadar protein sampel berwarna (Puranamasari 2019).
Uji reduksi dengan zat warna methylene blue atau resazurin banyak
digunakan sebagai dasar pengujian rutin dari mutu susu mentah. Prinsip dasar dari uji
biru methylen adalah kemampuan bakteri dalam susu untuk tumbuh dan
menggunakan oksigen terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan
oksidasireduksi dari campuran tersebut, akibatnya metylene blue yang ditambahkan
akan tereduksi menjadi putih metylene. Jadi semakin banyak bakteri yang

7
menghasilkan senyawa pereduksi maka perubahan warnanya akan semakin cepat
(Rusidah,dkk,2022)
BAB V
PENUTUP

5.1 Keaimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum Uji Reduktase dengan biru metilen ini
ialah Uji reduktase dilakukan dengan menggunakan zat warna methylen blue. Metode
ini menunjukkan tingkat kegiatan dari jenis-jenis bakteri tertentu dan dengan
demikian memungkinkan klasifikasi susu sebagai susu yang dapat diterima dan tidak
untuk tingkat atau kegunaan tertentu. Pembacaan hasil dapat di lihat perubahan pada
susu segar < 20 menit, susu AQ8 20 Menit - 2 Jam, susu pasteurisasi > 2 Jam - 4,5
Jam, dan susu UHT fullcream > 4,5 Jam. Apabila warna sudah berubah menjadi
putih. Sebaiknya reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilan

5.2 Saran

Saran saya untuk praktikum selanjutnya yaitu bersihkan alat-alatnya terlebih


dahulu supaya nantinya mendapatkan hasil yang bagus dan kepada praktikan harus
lebih serius mendengarkan disaat asdos mejelaskan materi supaya praktikan bisa
lebih mengerti dengan cara kerja setiap materi dan lebih teliti dalam melalukannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Liss Dyah Dewi Arini, Darah Ifalahma,(2021). Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri
Pada Susu Sapi Segar Dari Peternakan Sapi Di Daerah Kalijambe Sragen.
Journal of Health (JoH), 8(2), 128-139.
Purnamasari, A (2019) Penetapan Kadar Protein pada yoghurt kemasan yang dijual di
Hypermart kota Palembang dengan meteode KJELDAHL, jurnal ilmiah
bakti farmasi, 4(2)
Rusidah, Y,Auliya,Q. A.Y, & Saputro, A. A. (2022). Studi Kualitas Produk Hewani
melalui pengujian Mikrobiologi, Organolrptik dan derajat keasaman susu
sapi segar yang diproduksi kota kudus jurnal medika Indonesia, 3(2), 1-6.
Tamur, Y. K. (2020). Profil Mikrobiologis dan Deteksi Mastitis dengan California
Mastitis Test di Peternakan Sapi Perah Novisiat Claretian Benlutu. JAS,
5(4), 70-72.
Thomas A. Nainoe, Paulus K. Tahuk dan Theresia I, Purwantiningsih, (2019)
Pengguanaan ekstrak bawang putih sebagai bahan alami celup putting
terhadap kualitas mikrobiologi susu sapi segar. Journal of animal science
4(4)
Ulfaturrohmah, R., & Surjowardojo, P. (2022). Hubungan Jarak Puting ke Lantai
dengan Tingkat Mastitis dan Kualitas Susu Berdasarkan Uji Reduktase Susu
Sapi Perah PFH. Journal of Animal Science, 7(3), 41-43.
Wanniatie, V., Qisthon, A., Husni, A., & Olsen, E. (2021). Kualitas Mikrobiologis
Susu Kambing dengan Metode Pasteurisasi High Temperature Short Time
(HTST) pada Penyimpanan Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi
Hasil Peternakan, 9(1), 30-35.

9
LAMPIRAN

Tabng Reaksi Susu segar + AQ8

Larutan biru metilen Susu segar Susu FullCream

Susu dicampur larutan biru metilen

10

Anda mungkin juga menyukai