A. Asumsi-asumsi Umum
Perhitungan analisis finansial industri tepung tapioka yang meliputi analisis
biaya dan kelayakan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Umur ekonomis proyek ditetapkan selama 10 tahun. Diasumsikan selama
jangka waktu tersebut, terjadi kenaikan biaya operasional 5% setiap 3 tahun,
yang meliputi biaya tetap (gaji karyawan, biaya perawatan, administrasi
umum dan asuransi) dan biaya tidak tetap (harga bahan baku dan bahan
pengemas).
b. Jumlah karyawan pabrik pada tahun I diasumsikan 50% dari jumlah yang
direncanakan. Pada tahun II jumlah karyawan sesuai dengan jumlah yang
direncanakan.
c. Proyek dimulai pada tahun I dan mulai berproduksi pada tahun I.
Pembayaran pinjaman dimulai tahun I.
d. Produksi: (1) Industri skala kecil: pada tahun I proyek (75%), pada tahun II
dan III (90%,) dan pada tahun IV dan seterusnya berproduksi 95%.
e. Waktu produksi 25 hari/bulan selama 8 jam kerja.
f.
Analisis Finansial
i.
j.
Suku bunga diasumsikan sebesar 18% per tahun dan nilainya konstan setiap
tahun.
3.333
1.000
20
300
70%
2.000
Analisis Finansial
Tabel 2. Total Biaya Investasi dan Biaya Operasional Tahun I Industri Tepung
Tapioka1
Uraian
924.168
771.120
b. Biaya tetap
90.000
c. Overhead pabrik
31.250
d. Biaya operasional
133.733
e. Depresiasi
26.434
3. Penerimaan Usaha
Penerimaan usaha berasal dari hasil penjualan tepung tapioka, yaitu jumlah
produk per tahun dikalikan dengan harga produk. Dengan asumsi asumsi
produksi per tahun dan harga tepung tapioka seperti yang digunakan dalam
analisis kelayakan, maka penerimaan usaha setiap tahun untuk 5 tahun pertama
untuk masing-masing skala industri dapat ditentukan (Tabel 10.3).
Tabel 3. Penerimaan Usaha dari Hasil Penjualan Industri Tepung Tapioka
(Rp/Tahun, X106)
Skala industri
Skala 1.000 ton/th
Tahun
1
1.500
1.600
1.800
1.995
1.995
Analisis Finansial
4. Kelayakan Investasi
Hasil analisis kelayakan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa usaha industri
tepung tapioka untuk kedua skala industri memiliki NPV positif dan IRR> 18%
yang menunjukkan kelayakan industri ini layak untuk dijalankan. Dari kedua
skala industri tersebut, IRR, BCR dan NPV untuk skala usaha 15.000 ton/tahun
memiliki IRR lebih besar dibanding untuk skala 1.000 ton/tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha tepung tapioka skala besar lebih menguntungkan
dibandingkan dengan usaha skala kecil.
Tabel 4. Hasil Analisis Finansial Industri Tepung Tapioka
Parameter
PBP (tahun)
5,02
2,47
346.901
28,75
5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas tiap-tiap kriteria kelayakan dilakukan untuk mengetahui
perubahan nilai kelayakan yang terjadi dalam mengantisipasi resiko perubahan
yang terjadi. Sama halnya dengan industri tepung ikan, dipilih 4 skenario
perubahan, yaitu peningkatan harga bahan baku ubi kayu (10%), penurunan
harga produk (5%), peningkatan gaji karyawan (10%) dan penurunan produksi
(10%) (Tabel 5). Dalam hal ini BCR dan NPV dihitung pada tingkat diskonto
(discount rate) 18% per tahun. Hasil analisis sensitivitas ini ditampilkan pada
Tabel 6.
Hasil analisis sensitivitas (Tabel 6) menunjukkan peningkatan harga bahan baku
10%, penurunan harga produk 5%, peningkatan gaji karyawan 10% dan
penurunan produksi 10% masih memberikan usaha yang layak bagi kedua skala
industri tersebut. Untuk skala industri kecil (1.000 ton/tahun), dari keempat
skenario tersebut, semua skenario memberikan nilai IRR>18% dan NPV positif,
Analisis Finansial
baik untuk skala industri kecil maupun besar, yang menunjukkan usaha masih
layak dengan adanya perubahan-perubahan tersebut.
Tabel 5. Skenario proyek akibat peningkatan harga bahan baku, gaji karyawan
dan penurunan produksi dan harga jual produk tepung tapioka1
Skenario
I
II
Kondisi
Keterangan
IV
1Pada
IRR
(%)
NBCR
18,80
19,76
26,09
20,82
2,05
2,06
2,36
2,07
Keterangan:
Skenario I: Harga bahan baku naik 10%
Skenario II: Harga produk turun 5%
Skenario III: Gaji tenaga kerja naik 10%
Skenario IV: Produksi turun 10%
Analisis Finansial
Tabel 7. Rasio Keuangan Industri Tepung Tapioka Skala Kecil (skala 1000
ton/tahun)
Debt
Times
Gross
Net Profit
Debt to
Tahun ke
Coverage
Interest
Profit
Margin
Equity
to Sales
Earned
Margin (%)
(%)
1
1,22
0,94
1,51
39
6
2
1,31
1,40
1,10
37
6
3
1,84
1,70
0,66
39
9
4
2,71
2,33
0,39
39
12
5
4,07
3,09
0,21
38
17
6
8,14
4,62
0,09
38
16
7
9,70
0,00
38
18
8
0,00
38
20
9
0,00
38
20
10
0,00
38
20