Anda di halaman 1dari 13

BAB III.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL BANDUNG

III. 1. Gambaran Umum Pabrik

a. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Indonesia sebagai negara berkembang akan mengarah menjadi negara


maju yang diindikasikan dengan dominasi sektor industri dalam menunjang
perekonomiannya. Peranan sektor industri dalam penggunaan energi selalu
mendominasi dan terus meningkat. Oleh karena itu jaminan ketersediaan energi
sangat menentukan keberlanjutan pembangunan industri. Sesuai Kebijakan Energi
Nasional, PP No. 79 Tahun 2014 bahwa target kapasitas listrik terpasang pada
tahun 2025 adalah 115 GWe yang saat ini baru mencapai lebih kurang 50 GWe.
Energi nuklir menjadi keniscayaan opsi untuk mengejar pemenuhan kebutuhan
energi listrik ini mengingat kebutuhan kapasitas daya terpasang yang terus
meningkat ini. Dari sisi kesiapan teknologinya, pembangunan PLTN yang
merupakan implementasi pemanfaatan energi nuklir, selain akan membantu
mengamankan pasokan listrik nasional juga akan memberikan leverage ekonomi
dan industri nasional.

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT)

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) adalah satuan kerja
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi bidang
Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
PSTNT dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
No.14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir
Nasional. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains dan teknologi nuklir
terapan yang dilaksanakan oleh PSTNT diarahkan untuk dapat berkontribusi
dalam meningkatkan kontribusi iptek nuklir, serta meningkatkan ketersediaan
sumber daya iptek nuklir yang berkualitas, baik SDM, maupun sarana dan
prasarana.
PSTNT dikenal juga dengan BATAN Bandung karena letaknya yang berada di
Kawasan Nuklir Bandung yang beralamat di jalan Tamansari no 71 kota
Bandung.
Sejarah BATAN
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.

Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan


tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi
nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Tabel III-1 Perkembangan BATAN

1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet

1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP
No.65 Tahun 1958)

1964 Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok


Tenaga Atom

1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor


Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta perubahan nama
Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat,
Jakarta

1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta

1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar


Jumat oleh Presiden RI

1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung

1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW

1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)

1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW


di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI

1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI

1987 Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan


daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong -
Tanggerang oleh Presiden RI

1988 Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di


PPTA Serpong oleh Presiden RI

1989 Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka,


Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI

1990 Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan


Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1992 Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi


Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan
Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1994 Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA


Pasar Jumat oleh Presiden RI

1995 Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan


“Whole Indonesian Core” untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy

1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen


Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan
Rekayasa Nuklir

1997 Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang


memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan
tenaga nuklir

1998 Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga


Nuklir Nasional (Keppres No.197 Tahun 1998)

2000 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian


Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil Presiden RI

2001 Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi


Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

2003 Penyerahan hasil “Comprehensive Assessment of Different Energy


Sources for Electricity Generation in Indonesia” kepada Presiden RI;
Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional;
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN
Yogyakarta: Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi
Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel

2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir

2006 Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di


seluruh Indonesia

2008 50 tahun BATAN Berkarya.

2012 Pencapaian 20 varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1


varietas unggul kacang hijau, dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian
penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada tokoh atau figure
yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di
Indonesia. Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir.
Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement.

2013 Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo


BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah lembaga yang
melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif,
inovatif, mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk
kesejahteraan bangsa.

2014 Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding


Achievment Award) dunia, atas peran serta mendukung ketahanan
pangan melalui radiasi dengan mengembangkan varietas benih unggul.
Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal
International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada
Duta Besar Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala
BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
b. Lokasi Pabrik

Lokasi Pabrik BATAN (Badan Tenaga Nuklir) terletak di Jl. Tamansari


No.71, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Alasan menagapa
dibangunnya badan tenaga nuklir yaitu dengan memperhatikan perkembangan
pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat,
maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember
1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA).
Terbentuknya LTA memperoleh tanggapan dari para tenaga pengajar bagian
Fisika, Fakultas Ilmu Pasti dan Alam Universitas Indonesia Bandung yang
sekarang dikenal dengan Institute Teknologi Bangung (ITB), yang dimana
kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga
Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah
bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi
BATAN

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di


bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom
pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula
beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara
lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian
Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW
(1987).

c. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan

Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi, dapat berupa


gelombang atau partikel dari sumber radiasi. Salah satu contohnya radiasi dari
matahari, tanah, dinding, dalam tubuh manusia. Terdapat reaksi inti yang dimana
adalah reaksi yang terjadi di inti atom dan berantai. Jika inti atom tersebut tidak
terkendali maka jadilah bom nuklir, sedangkan jika dapat dikendalikan dapat
dimanfaatkan sebagai reactor nuklir. Reaktor nuklir yang saat ini BATAN
manfaatkan yaitu pada jumlah neutron yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
penelitian dan pembangunan dalam IPTEK. Sedangkan untuk kalor yang
dihasilkan reactor nuklir blm dapat diolah lebih lanjut karena kalor tersebut adalah
bahan baku pada pembangkit Listrik tenaga nuklir (PLTN). Pabrik BATAN
memanfaatkan sinar gamma sebagai bahan dalam aplikasi teknik nuklir. Sinar
gamma memiliki karakteristik antara lain mampu menembus benda atau material
tertentu karena itu dapat dipakai untuk melihat dan mengecek sistem beton
bertulang pada gedung dan bangunan lainnya, memindai komponen mesin
industri, pengelasan dan lainnya.

Tidak hanya itu saja, terkait aplikasi nuklir di bidang industri, peneliti
BATAN telah memulai riset pembuatan baterai mikro isi ulang berbasis lithium
ion dan polimer biodegradable yang ramah lingkungan untuk peralatan elektronik.
Peneliti BATAN juga telah meneliti modifikasi polimer untuk bahan tekstil, kayu,
karet dan plastik. Hasilnya yaitu vulkanisasiuntuk untuk karet lateks alam
iradiasi. Produksi lateks alam iradiasi yang telah uji produksi skala pabrik
misalnya sarung tangan hingga tensimeter, lateks alam iradiasi ini ramah
lingkungan dan mudah untuk pewarnaan. BATAN juga melakukan riset dan
penelitian terhadap isu penghematan bahan bakar. antara lain dengan
memanfaatkan minyak jarak pagar (Jathropa curcas L) sebagai bahan bakar
biodiesel. Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur
dalam segala komposisi dengan minyak solar dan memiliki sifat-sifat fisik yang
mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-
mesin diesel hampir tanpa modifikasi. Selain itu ramah lingkungan karena tidak
menambah akumulasi karbondioksida di atmosfer dan tidak menambah
pemanasan global.

Aktivitas BATAN lainnya adalah menginventarisir potensi mineral


radioaktif di seluruh indonesia. Termasuk mulai dari mengeksplorasi galian
uranium alam, thorium dan lainnya sampai ke proses pengolahan yellow cake.
BATAN juga memiliki peralatan Sinar-X fluoresensi spektroskopi (XRF). akurat
untuk mengukur komposisi atom bahan melalui penyinaran sampel dengan foton
energi tinggi seper ti sinar X atau sinar gamma dan mengamati fluoresensi sinar X
yang dipancarkan oleh sampel. Penggunaannya misalnya untuk menganalisis
kemurnian emas. Teknologi XRF memungkinkan untuk mengukur logam emas
tanpa harus merusaknya.

III. 2. Deskripsi Proses dan Peralatan Utama

a. Konsep Proses

Reaksi fisi adalah fenomena penting dalam reaktor nuklir. Dari reaksi fisi
U-23 dihasilkan energi 202 MeV dan lebih kurang 3 buah neutron. Perbedaan
utama dari reaktor riset dan reaktor daya adalah pada pemanfaatan neutron dari
hasil reaksi fisi yang terjadi di dalamnya. Dalam reaktor riset, energi hasil reaksi
fisi tidak dimanfaatkan tetapi dibuang ke lingkungan. Dalam perancangan reaktor
riset efisiensi termodinamika sistem tidak menjadi fokus utama, sehingga
temperatur pendingin tidak perlu tinggi, cukup pada rentang 40 – 50oC. Fokus
utama perancangan reaktor riset adalah kuantitas dan kualitas partikel neutron.
Neutron digunakan untuk berbagai manfaat baik yang bersifat riset ilmu
pengetahuan maupun untuk tujuan komersial. Pemanfaatan neutron antara lain
adalah untuk produksi radiosiotop yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan,
pertanian dan industri, analisis material melalui teknik Analisis Pengaktivan
Neutron (APN), spektrometer neutron, difraktometer neutron, silicon dopping
(bahan semikonduktor), riset pengembangan material baru dan lain sebagainya.
Reaktor riset kebanyakan berbentuk kolam dan bertekanan rendah (1 atm).

Gambar III-1 Sketsa Sederhana Reaktor G.A. Siwabessy


Gambar III-1 menggambarkan sketsa sederhana reaktor G.A. Siwabessy
yang ada di Serpong, Tangerang. Panas yang diambil oleh pendingin air (berlaku
juga sebagai moderator) dibuang ke lingkungan melalui menara pendingin. Pada
reaktor ini terdapat tabung berkas neutron (neutron beam tube) untuk
menyalurkan partikel neutron keluar dari teras sehingga mudah untuk
dimanfaatkan. Reaktor riset di Yogyakarta dan Bandung sangat identik dengan
reaktor G.A. Siwabessy. Bahan bakar reaktor G.A. Siwabessy berbentuk
lempeng/plat, sedangkan reaktor Kartini di Yogyakarta dan TRIGA 2000 di
Bandung berbentuk silinder (batang).

b. Blok Diagram Proses

Gambar III-2 Diagram Proses Fisi

c. Peralatan Utama

Reaktor Triga 2000

Nama TRIGA berasal dari singkatan “Training, Research, Isotop


production, by General Atomic” mempunyai kapasitas daya maksimum
mencapai 2000 kilo Watt thermal. Reaktor ini digunakan sebagai sarana
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait lingkungan, material,
mekanik dan lain-lain. Selain itu, di dalam reaktor terdapat radioisotop (isotop
radioaktif) yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan secara
anatomi dan morfologi organ tubuh (untuk keperluan diagnostik dan terapi
penyakit kanker atau tumor). Bahan bakar yang digunakan adalah uranium
diperkaya yang dicampur secara homogen dengan zirkonium hidrida (UZrH),
air (H2O) sebagai moderator dan pendingin, reflektor grafit dan H2O
sebanyak 4 buah dan batang kendali B4C sebanyak 5 buah. Reaktor Triga
2000 dilengkapi dengan batang kendali yang sudah dimodifikasi oleh para
peneliti Pusat teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) dan Pusat Sains dan
Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN.

III. 3. Utilitas, Pengolahan Limbah, dan Laboratorium


a. Utilitas
1. Penyediaan Air
Batan Bandung menggunakan air yang berasal dari air tanah dan
PDAM. Penggunaan air tanah dikhususkan untuk penggunaan pengolahan air
limbah. Sedangkan penggunaan PDAM dikhususkan untuk penyediaan air
pada kamar mandi, toilet, dan masjid.
2. Penyediaan Listrik
Batan bandung menggunakan listrik yang suplai dari PLN, tetapi
dalam keadaan tertentu atau mati istrik Batan bandung menggunakan jenset
sebagai penyedia listrik pembantu.
b. Pengolahan Limbah
Hampir 99% limbah BATAN berasal dari elemen bakar bekas yang masih
memiliki radioaktivitas tinggi, sedangkan sisanya berasal dari baju pelindung
(protetive clothing), kain pembersih, peralatan laboratorium dan sarung tangan
yang sudah tidak terpakai. Meskipun barang tersebut tingkat radioaktivitasnya
rendah namu harus tetap diolah dan disimpan dibawah permukaan tanah.

1. Pengolahan limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan pada saat operasi maupun refueling


ditampung ke dalam tangki penampung limbah mentah untuk kemudian diolah
dengan proses evaporator, filtrasi yang dilengkapi dengan penukar ion, dan
pengolahan secara kimia. Pengolahan awal tersebut akan menghasilkan sludge
atau konsentrat atau resin bekas yang kemudian dikondisioning pada wadah
limbah yang sesuai. Metode kondisioning yang paling umum digunakan adalah
metode immobilisasi menggunakan semen. Setelah proses kondisioning paket
limbah tersebut kemudian diangkut dan disimpan dai dalam fasilitas penyimpanan
sementara.

2. Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat dapat dibakar direduksi volumenya dengan dibakar didalam


tanur insenerasi pada temperature 700-1100 celcius. Gas buang yang ditimbulkan
dari hasil pembakaran dilewatkan melalui beberapa filter sehingga akan terjebak
di dalam filter. Gas buangan yang kemudian keluar dari cerobong telah
sepenuhnya bebas dari komponen-komponen sederhana. Abu sisa pembakaran
yang berupa oksida logam di immobilisasi dengan semen dan diwadahkan dalam
drum 200 L. Setelah itu disimpan dalam tempat penyimpanan sementara.

3. Pengolahn Limbah Gas

Limbah gas harus diolah dengan cara mengambil radionuklida


menggunakan filter dan karbon aktif. Filter dan karbon aktif yang jenuh dikirim
ke instalasi pengolahan limbah radioaktif untuk diolah sebagai limbah padat.
Filter bekas diolah dengan cara super kompaksi atau kompaksi 2 arah, sehingga
reduksi volume yang didapat maksimum. Sedangkan karbon aktif diolah dengan
cara insenerasi, dan abu yang ditimbulkan kemudian diimobilisasi dengan semen.

4. Disposal Limbah Radioaktif

Sesuai prinsip pengolahan limbah, maka penyimpanan akhir (disposal)


sebagai ujung belakang dari tahapan pengolahan limbah radioaktif, bertujuan
untuk mengisolasi limbah sehingga tidak terjadi paparan radiasi bagi manusia dan
lingkungan. Tingkat pengoperasian yang diperlukan dapat diperoleh dengan
mengimplementasikan berbagai metode penyimpana akhir, seperti model
penyimpana akhir dekat permukaan dan penyimpana akhir geologi.
c. Laboratorium

1. Laboratorium Sitogenetik
Laboratorium Sitogenetik digunakan untuk kegiatan penelitian dan
layanan pemeriksaan aberasi kromosom pekerja radiasi. Laboratorium
Sitogenetik dilengkapi dengan berbagai peralatan dan fasilitas untuk melakukan
pemeriksaan, antara lain ialah sebagai berikut :
Biological Safety Cabinet, Incubator, Centrifuge, Waterbath, Light Microscope,
Epiflourescence Microscope, Microscope Imaging System, dan Applied Imaging
2. Laboratorium Kedaruratan Nuklir
Laboratorium Kedaruratan Nuklir digunakan untuk penanggulangan
korban kecelakaan nuklir/radiasi, terutama korban terkontaminasi eksternal pada
kedaruratan Nuklir. Adapun penunjang laboratorium Kedaruratan Nuklir adalah
Ruang Dekontaminasi Eksterna, Ruang ini dilengkapi dengan alat-alat untuk
melindungi diri dari pancaran radiasi. Laboratorium Klinik ini digunakan untuk
memeriksa jumlah sel limfosi absolut dengan menggunakan alat "Micros" pada
korban kecelakaan nuklir/radiasi. Laboratorium Whole Body Counter berfungsi
untuk memeriksa korban yang diduga terkontaminasi interna oleh zat radioaktif.
3. Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN)
Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN) digunakan untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan aplikasi teknik nuklir di bidang kedokteran.
4. Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) dan Spektrometri
Serapan Atom (SSA)
Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) mempunyai tugas pokok
melakukan penelitian dan pengembangan di bidang analisis aktivasi neutron
(AAN). Laboratorium Spektrometri Serapan Atom (SSA) mempunyai sebagai
pengendali sistem mutu, untuk ruang lingkup analisis berbagai unsur dan logam
berat pada cuplikan air limbah, air minum dalam kemasan (AMDK), makanan,
tanah, sludge, rambut, dan partikulat udara.

5. Laboratorium Teknik Analisis Aktivasi Neutron Cepat (AANC)


Analisis aktivasi neutron cepat (AANC) merupakan teknik analisis unsur
yang didasarkan pada reaksi inti antara neutron cepat dengan unsur dalam suatu
sampel. Laboratorium AANC memiliki fasilitas seperti satu mesin Generator
neutron, dua unit spektrometer gamma menggunakan detektor HPGe dan NaTl(I).
Spektrometer gamma ini dilengkapi dengan software PC-MCA Accuspec dan
Maestro. Setelah mengetahui metode AANC yang digunakan cukup baik dan
akurat dengan validasi rata-rata 94,23 %, selanjutnya dapat dilakukan untuk
penentuan unsur secara kuantitatif.
6. Laboratorium Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang
digunakan untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam
suatu materi. Teknik ini mempunyai berbagai keunggulan, yaitu pengujian yang
bersifat tidak merusak, sensitivitas pengukuran yang relatif tinggi sampai
nanogram (10-12 g), selektivitas yang tinggi dengan kemampuan identifikasi unsur
secara simultan. Laboratorium AAN telah dilengkapi dengan sejumlah peralatan
preparasi cuplikan, seperti peralatan pengering dingin (freeze dryer) dan oven..
Laboratorium juga dilengkapi dengan ruang khusus preparasi, untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari partikulat udara. Didalam ruangan ini
disediakan alat timbang mikro. Untuk pelaksanaan iradiasi, laboratorium
difasilitas dengan empat buah sistem hidrolik dengan fluks neutron termal.
Laboratorium AAN dilengkapi sistem Spektrometri-γ untuk mendeteksi puncak
energi-γ secara simultan untuk sejumlah unsur secara bersamaan.
7. Laboratorium Bank Jaringan
Bank Jaringan adalah suatu system kemudahan yang berupaya untuk
mengumpulkan, memproses, menyediakan, menyimpan, dan mendistribusikan
jaringan biologi untuk kebutuhan klinik. Jaringan biologi tersebut berasal dari
jaringan yang didermakan oleh donor sehat, bebas dari berbagai penyakit menular,
dan diproses sebagai bahan biomaterial alami yang dapat digunakan dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai