Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) adalah satuan kerja
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi bidang
Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
PSTNT dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
No.14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir
Nasional. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains dan teknologi nuklir
terapan yang dilaksanakan oleh PSTNT diarahkan untuk dapat berkontribusi
dalam meningkatkan kontribusi iptek nuklir, serta meningkatkan ketersediaan
sumber daya iptek nuklir yang berkualitas, baik SDM, maupun sarana dan
prasarana.
PSTNT dikenal juga dengan BATAN Bandung karena letaknya yang berada di
Kawasan Nuklir Bandung yang beralamat di jalan Tamansari no 71 kota
Bandung.
Sejarah BATAN
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.
1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP
No.65 Tahun 1958)
1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
Tidak hanya itu saja, terkait aplikasi nuklir di bidang industri, peneliti
BATAN telah memulai riset pembuatan baterai mikro isi ulang berbasis lithium
ion dan polimer biodegradable yang ramah lingkungan untuk peralatan elektronik.
Peneliti BATAN juga telah meneliti modifikasi polimer untuk bahan tekstil, kayu,
karet dan plastik. Hasilnya yaitu vulkanisasiuntuk untuk karet lateks alam
iradiasi. Produksi lateks alam iradiasi yang telah uji produksi skala pabrik
misalnya sarung tangan hingga tensimeter, lateks alam iradiasi ini ramah
lingkungan dan mudah untuk pewarnaan. BATAN juga melakukan riset dan
penelitian terhadap isu penghematan bahan bakar. antara lain dengan
memanfaatkan minyak jarak pagar (Jathropa curcas L) sebagai bahan bakar
biodiesel. Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur
dalam segala komposisi dengan minyak solar dan memiliki sifat-sifat fisik yang
mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-
mesin diesel hampir tanpa modifikasi. Selain itu ramah lingkungan karena tidak
menambah akumulasi karbondioksida di atmosfer dan tidak menambah
pemanasan global.
a. Konsep Proses
Reaksi fisi adalah fenomena penting dalam reaktor nuklir. Dari reaksi fisi
U-23 dihasilkan energi 202 MeV dan lebih kurang 3 buah neutron. Perbedaan
utama dari reaktor riset dan reaktor daya adalah pada pemanfaatan neutron dari
hasil reaksi fisi yang terjadi di dalamnya. Dalam reaktor riset, energi hasil reaksi
fisi tidak dimanfaatkan tetapi dibuang ke lingkungan. Dalam perancangan reaktor
riset efisiensi termodinamika sistem tidak menjadi fokus utama, sehingga
temperatur pendingin tidak perlu tinggi, cukup pada rentang 40 – 50oC. Fokus
utama perancangan reaktor riset adalah kuantitas dan kualitas partikel neutron.
Neutron digunakan untuk berbagai manfaat baik yang bersifat riset ilmu
pengetahuan maupun untuk tujuan komersial. Pemanfaatan neutron antara lain
adalah untuk produksi radiosiotop yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan,
pertanian dan industri, analisis material melalui teknik Analisis Pengaktivan
Neutron (APN), spektrometer neutron, difraktometer neutron, silicon dopping
(bahan semikonduktor), riset pengembangan material baru dan lain sebagainya.
Reaktor riset kebanyakan berbentuk kolam dan bertekanan rendah (1 atm).
c. Peralatan Utama
1. Laboratorium Sitogenetik
Laboratorium Sitogenetik digunakan untuk kegiatan penelitian dan
layanan pemeriksaan aberasi kromosom pekerja radiasi. Laboratorium
Sitogenetik dilengkapi dengan berbagai peralatan dan fasilitas untuk melakukan
pemeriksaan, antara lain ialah sebagai berikut :
Biological Safety Cabinet, Incubator, Centrifuge, Waterbath, Light Microscope,
Epiflourescence Microscope, Microscope Imaging System, dan Applied Imaging
2. Laboratorium Kedaruratan Nuklir
Laboratorium Kedaruratan Nuklir digunakan untuk penanggulangan
korban kecelakaan nuklir/radiasi, terutama korban terkontaminasi eksternal pada
kedaruratan Nuklir. Adapun penunjang laboratorium Kedaruratan Nuklir adalah
Ruang Dekontaminasi Eksterna, Ruang ini dilengkapi dengan alat-alat untuk
melindungi diri dari pancaran radiasi. Laboratorium Klinik ini digunakan untuk
memeriksa jumlah sel limfosi absolut dengan menggunakan alat "Micros" pada
korban kecelakaan nuklir/radiasi. Laboratorium Whole Body Counter berfungsi
untuk memeriksa korban yang diduga terkontaminasi interna oleh zat radioaktif.
3. Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN)
Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN) digunakan untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan aplikasi teknik nuklir di bidang kedokteran.
4. Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) dan Spektrometri
Serapan Atom (SSA)
Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) mempunyai tugas pokok
melakukan penelitian dan pengembangan di bidang analisis aktivasi neutron
(AAN). Laboratorium Spektrometri Serapan Atom (SSA) mempunyai sebagai
pengendali sistem mutu, untuk ruang lingkup analisis berbagai unsur dan logam
berat pada cuplikan air limbah, air minum dalam kemasan (AMDK), makanan,
tanah, sludge, rambut, dan partikulat udara.