Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI-REAKSI PENGENALAN HIDROKARBON


Dosen : Munawarohthus Sholikha, M.Si

Disusun Oleh :

Risnan Tresi Siagian (21334012)


Kelas L

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2021/2022
I. TUJUAN PERCOBAAN : Memahami reaksi-reaksi pengenalan senyawa hidrokarbon

II. PRINSIP PERCOBAAN : Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu dapat ibedakan


diantara senyawa-senyawa hidrokarbon yang jenuh, tidak jenuh, alifatis , dan romatis.

III. DASAR TEORI

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom karbon. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin,
gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa
hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para
ahli menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi atas senyawa alifatik jenuh
dan tidak jenuh. (Sukarmin, 2004).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu
cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai
yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon
dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana
mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon
lain. (Fessenden, 1997).
Senyawa hidrokarbon aromatik maupun olefin merupakan bahan baku utama yang sangat
penting dalam berbagai proses industri petrokimia. Saat ini, sumber utama senyawa tersebut
masih mengandalkan pada ketersediaan sumber alam berupa gas dan minyak bumi hasil proses
penyulingan menyadari semakin menipisnya cadangan minyak bumi tersebut. Pembentukan
senyawa aromatik dapat berlangsung melalui reaksi kondensasi dan dehydrosklisasi molekul
isobutelena dari pada melalui reaksi siklisasi dienon serbuk halus padatan katalis ZsM-5
komersial (berukuran partikel 3 um) dengan rasio si/Al masing-masing adalah 25,75 dan 100
digunakan sebagai sampel katalis dalam reaksi konversi aseton fase gas menjadi hidrokarbon
aromatik (Setriadi, 2005).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang
dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan
rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan
tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom.
Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
(Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon jenuh terdiri atas dua kelompok utama yaitu alkana dan sikloalkana. Rumus
umum senyawa alkana adalah CnH dimana n menyatakan jumlah atom karbon. Alkana yang
paling sederhana adalah metana dengan formula CH4. Metana ini mempunyi sifat tidak
berwarna dan tidak berbau, sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam alkohol. Titik didih
dan titik leburnya rendah, dibawah 0 oC.Sifat kimia senyawa ini adalah amat stabil, tidak dapat
bereaksi dengan asam, basa dan pereaksi pereaksi yang umum terdapat di laboratorium
(Fessenden dan Fessenden, 1982).

Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik dari batu
bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut
dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara. (Wilbraham, 1992).

III. Alat, Bahan, dan Cara Kerja


A. Alat dan bahan
Alat-Alat yang digunakan Bahan-Bahan yang digunakan

1. Tabung reaksi 1. Alkana


2. Penangas air (Butana,Sikloheksana
3. Estenmeyer sone 2. Alkena (Sikloheksana)
4. Pipet tetes 3. Benzena
5. Rak tabung 4. Alkuna
6. Botol semprot 5. KMnO4 (0,5-10%)
7. Bunsen 6. lar.jenuh Nacl
7. lar. Bromin dalam CCL 4
8. Serbuk besi
Cara Kerja

Cara kerja Hasil Teori Pengamatan

- Didalam tabung Masukan - Alkena dan Alkuna Lar.Bromin


Butana,Masukan sereaksi cepat dengan diganti dengan
Sikloheksana,Masukan alkena bromin dalam ccl4, reaksi lar. I2
Sikloheksana, Masukan alkuna aa. yang terjadi adalah adisi, - Tabung I alkana
- Tambahkan 5 tetes terjadinya reaksi ditandai +I2 akan
lar.bromin/ccl4 dengan hilangnya warna membentuk 2 lap
kocok hati hati lihat adanya HBr - Alkana tidak bereaksi yang apabila
yang terlihat seperti kabut. Amati dengan bromin karena dikocok lap atas
reaksi dan cepat waktu reaksi memiliki ikatan rangkap berwarna ungu
sehingga akan tetap - Tabung II
bewarna merah kecoklatan alkena +I2 akan
membentuk 2
lapisan yang
apabila dikocok
warna coklat.
- Tabung III
alkana+I2 akan
membentuk putih
keruh dan muncul
sedikit kabut
- Tabung 1 dan 2 dimasukan - Benzen termasuk Lar.bromin/ccl4
benzen senyawa aromatik dapat diganti dengan
- Tabung 3 masukan toluene mengalami reaksi subsitusi lar.I2
masukan 2-3 tetes lar.bromin dengan bromin dengan -Toluena + I2
- Tabung 2 tambahkan sedikit adanya katalis yang serbuk bereaksi lambat
serbuk besi sebelum di masukan besi tadi (Fe),reaksi - Benzen + I2
bromin tersebut bereaksi lebih bereaksi lambat
- Tabung 1 dan 2 > Tangas air cepat karena adanya - Benzen + I2
dengan suhu 50 derajat celcius tambahan katalis Fe dan di ditambahkan
selama 30 menit bantu pemanasan 50 serbuk Fe dan
- Tabung 3 > Lampu ico watt derajat celcius karena dipanaskan,
selama 2-3’ katalis berfungsi reaksi akan lebih
Amati mana yang lebih cepat mempercepat reaksi tanpa cepat karena ada
beraksi ikut bereaksi. katalis dan suhu
tinggi, terlihat
dalam warna
perbedaaanya.
- Tabung 1-4 Tambahkan 10 tetes Lar.KMnO4 mengoksidasi - Lar. KMnO4+
KMnO4 senyawa tak jenuh. Alkana alkana terjadi
- Tabung 1 Tambahkan 1-2 me dan senyawa aromatik perubahan
butana, (Benzen) tidak reaktif warna,warna tetap
- Tabung 2 Tambahkan 2 me dengan KMnO4 .Terjadi ungu.
sikloheksana. reaksi ini ditandai dengan - Lar. KMnO4 +
- Tabung 3 Tambahkan alkena. hilangnya warna ungu dari alkena
- Tabung 4 Tambahkan alkuna. KMnO4. Terjadi reaksi ini terjadi=coklat
- Tabung 5 Tambahkan benzen. ditandai dengan hilangnya -Lar. KMnO4 +
warna ungu dari KMnO4 alkuna terjadi
dan terbentuknya coklat pemindahan dan
KMnO4 coklat muda.
-Lar. KMnO4 +
benzen terjadi
perubahan warna
tetap ungu
- Tabung 1-4 tambahkan 2ml Hidrokarbon tak jenuh - Alkana + H2SO4
H2SO4, mengalami reaksi adis terbentuk 2
- Tabung 1-4 tambahkan dengan H2SO4 dingin. lapisan
butana,sikloheksana,alkena,alkuna Produk yang dihasilkan - Alkena + H2SO4
dan kocok dengan hati hati. adalah asam sulfanat yang terbentuk 2
- Tabung 5 tambahkan larut dalam H2SO4. lapisan
benzen>tangas air 50 derajat Hidrokarbon tak jenuh - Alkuna + H2SO4
celcius sesekali kocok luar tangas dengan H2SO4 bereaksi , lar hitam beserta
- Lakukan acl ada lap.pemisah sedangkan alkana dan hitam
didinginkan tabung lalu lihat aromatik bereaksi lambat - Benzen + H2SO4
apakah masih ada lap pemisah lalu dipanaskan
bening larut
- Didalam tabung tambahkan H2SO4 dan HNO3 HNO3 + H2SO4
H2SO4 pekat menggunakan pipet merupakan reaksi nitrasi p+ benzen lalu
+ 3 me didindingnya H2SO4 dengan HNO3 akan tuangkan pada
- Didalam tabung tambahkan tetes terbentuk satu elektenal serpihan es,
demi tetes benzena menggunakan NO2+ mekanisme akan lapisan air dan
pipet lalu kocok dengan hati hati. terjadi juga tesunansi terdapat
- Tunggu beberapa menit untuk benzen selanjutnya terjadi gumpalan minyak
mengdinginkan tabung depnotonasi , maka
menggunakan es batu perhatikan terbentuk nitrobenzen.
minyak berat yang memisah dan
amati baunya

IV. Pembahasan
1. - Untuk alkana ketika ditambahkan lar I2, akan membentuk 2 lapisan
dengan lapisan atas berwarna ungu dan lapisan bawah berwarna coklat
- Ketika alkena ditambahkan lar. I2, akan terbentuk 2 lapisan dengan
warna yang sama yaitu coklat
- Ketika alkuna ditambahkan lar. I2 akan terbentuk putih
Dari ketiga percobaan tersebut, I2 tidak bereaksi dengan alkana
dikarenakan alkana adalah hidrokarbon jenuh, tetapi I2 bereaksi dengan
alkena dan alkuna dikarenakan hidrokarbon tidak jenuh dengan adanya
ikatan rangkap.
2. - Ketika toluena dan benzen direaksikan masing-masing dengan lar.I2,
reaksi yang terjadi lambat dapat terlihat dari warna keduanya yaitu coklat
. Bereaksi dikarenakan toluena dan benzen merupakan hidrokarbon
aromatik yang stabil dengan cincin dan ikatan rangkap selang seling
- Sedangkan benzen di + lar.I2 lalu diberi katalis berupa serbuk Fe dan
dipanaskan pada suhu 50 derajat celcius membuat reaksi yang terjadi
lebih cepat, terlihat dari warna yang dihasilkan ungu kecoklatan.
Reaksi lebih cepat dikarenakan terdapat pengaruh katalis yang
fungsinya sendiri untuk mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi dan
pemanasan membuat cincin benzen meregang sehingga dapat
mempercepat reaksi.
3. – Ketika alkena dan benzen masing-masing direaksikan dengan lar
KMnO4 akan menghasilkan warna ungu yang menentukan bahwa KMnO4
tidak dapat mengoksidasi hidrokarbon jenuh seperti alkana dan benzen.
- Sedangkan alkena dengan alkuna masing-masing direaksikan dengan
lar.KMnO4 akan menghasilkan coklat untuk alkena dan alkuna , itu
menandakan bahwa KMnO4 dapat mengoksidasi hidrokarbon tidak
jenuh dan coklat merupakan bentuk dari MnC4
4. – Alkana dan alkena ketika di + lar.H2SO4 akan terjadi 2 lapisan
berwarna bening
- Alkuna di + lar. H2SO4 membentuk lar.hitam keabu-abuan.
- Benzen di + lar. H2SO4 lalu dipanaskan akan terbentuk lar.bening
seperti terlarut
Dapat disimpulkan alkuna dan benzen yang dipanaskan akan bereaksi
dengan H2SO4 P sedangkan alkana dan alkena sulit dibedakan.
5. HNO2 + H2SO4 + benzen lalu dituangkan ke serpihan es, akan
terbentuk lapisan minyak dibawah gelas beaker, lapisan minyak yang
terbentuk itulah nitrobenten karena pada saat pencampuran HNO3

dengan H2SO4 akan membentuk satu elektofil NO2+ yang akan


beresonansi dengan benzen membentuk nitrobenzen.

V. Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan suatu senyawa yang mengandung unsur
karbon dan hidrogen. Hidrokarbon sendiri dapat dibagi menjadi 3 bagian
seperti Hidrokarbon jenuh (Alkana), Hidrokarbon tak jenuh (Alkena,Alkuna)
dan Hidrokarbon aromatik (Benzen dan turunannya). Dari masing-masing
hidrokarbon pun dapat dibedakan reaksinya serta hasilnya walaupun dengan
pereaksi yang sama.
Dilihat dari percobaan pada ini, didapati bahwa hidrokarbon tak jenu lebih
mudah bereaksi dibandingkan dengan hidrokarbon jenuh dan benzen. Hal itu
terjadi dikarenakan struktur dari hidrokarbon sendiri. Pada hidrokarbon jenuh
dan benzen lebih stabil dibanding dengan hidrokarbon tak jenuh sehingga
lebih sulit direaksikan, terlebih lagi benzen, karena benzen memiliki ikatan
rangkap berseling, sehingga membentuk cincin yang stabil. Tetapi bukan
berarti alkana dan benzen sama sekali tidak dapat direaksikan. Ada dari
beberapa percobaan diksi ini terdapat alkana dan benzen tidak dapat
direaksikan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Sukarmin. 2004. Hidrokarbon dan Minyak Bumi.Bagian Proyek Pengembangan
Kurikulum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasarKimia Organik. Jakarta:


Bina Aksara

Fessenden R.J., dan Fessenden, J.S., 1982. Dasar-dasarKimia Organik. Binarupa


Aksara, Jakarta

Iskandar, Aomi. Laporan Kimia Organik Senyawa-Senyawa Hidrokarbon

Wilbraham, A.C. 1992.PengantarKimia Organik dan Hayati.Bandung: ITB


TUGAS PENDAHULUAN KARBOHIDRAT

1. Tuliskan persamaan reaksi yang dapat menunjukan hasil pengujian


Benedict terhadap laktosa.
Jawab

2. Terangkan mengapa glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang


sama?
Jawab : Reaksi antara glukos dan fruktosa dengan fenilhidrazin
menghasilkan kristal osazon yang sama karena dari kedua struktur
monosalarida ini tampak bahwa gugus -OH dan atom H pada atom karbon
nomor 3,4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk struktur
yang sama.

3. Gula apakah yang terdapat dalam larutan dalam hidrolisis


sukrosas?Gula manakah yang mereduksi reagen benedict?
Jawab : Glukosa dan fruktosa, gula yang mereduksi pereaksi benedict
adalah glukosa karena glukosa memiliki gugus aldehid yang dapat
mereduksi pereaksi benedict sedangkan fruktosa tidak dapat mereduksi
disebabkan karena memiliki gugus keton.

Anda mungkin juga menyukai