Anda di halaman 1dari 15

MENGETAHUI PENGARUH AIR CUCIAN BERAS DAN AIR GULA

TERHADAP PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN TOMAT

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
FRIDA MEIKA DISANTI (210341627292)
RISMA BANGKIT SETIAWATI (210341627304)
SYAFA ALIYA RAHMA (210341627286)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) ........ 4

2.2 Kandungan dan Manfaat yang Terdapat dalam Air Cucian Beras ........... 6

2.3 Kandungan dan Manfaat yang Terdapat dalam Air Gula ......................... 7

BAB III ................................................................................................................... 9


METODE PENELITIAN ........................................................................................ 9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 9

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................ 9

3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................... 9

3.3.1 Persiapan Media Tanam .................................................................... 9


3.3.2 Persiapan Tanaman ......................................................................... 10
3.3.3 Pemberian Perlakuan Tanaman ....................................................... 10
3.3.4 Pengukuran Parameter Tumbuhan .................................................. 10
3.4 Rancangan Percobaan ............................................................................. 10

3.5 Analisis Data Penelitian Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat ............ 11

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Marningsih (2019), Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar


matahari dan curah hujan yang cukup tinggi, serta tanah yang mengandung zat
mineral dan zat hara menjadi faktor kesuburan tanah Indonesia. Dengan melihat
kondisi alam yang dapat dikembangkan pada bidang perkebunan dan pertanian,
maka tidak terlepas dari istilah pupuk. Pemberian pupuk berarti menambah
unsur hara ke dalam tanah. Terdapat pupuk organik yang memiliki fungsi kimia
yang penting yaitu sumber penyediaan zat hara makro meliputi nitrogen, fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Zat hara mikro meliputi zinc, tembaga,
kobalt, barium, mangan, dan besi (Kloepper, 1993). Kedua zat hara tersebut
dapat diperoleh melalui kandungan dari limbah rumah tangga yang sering
dijumpai dan lebih hemat biaya, yaitu air cucian beras dan air gula.
Menurut penelitian Lalla (2018), air cucian beras memiliki kandungan
nutrisi berupa zat hara berupa fosfor, nitrogen, sulfur, dan magnesium yang
tinggi. Nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian-bagian kulit ari yang
ikut bersamaan air cucian (Anjelina, 2019). Selain air cucian beras, terdapat air
gula yang dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan LeBoeuf-Little Garden Guides (2017), tanaman yang tumbuh
membutuhkan sukrosa untuk bertahan hidup. Kandungan sukrosa pada gula
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dari biji dan kecambah. Pada masa
pertumbuhan, tanaman akan menyerap zat hara sebanyak mungkin untuk
membantu proses tumbuh kembangnya (Mila, 2021).
Indikasi dalam memberikan kedua air tersebut dapat ditujukan terhadap
tanaman tomat. Tomat adalah tanaman semusim, berbentuk perdu atau semak,
dan mempunyai prospek yang baik dalam pengembangan agribisnis karena nilai
ekonominya tinggi serta nilai gizi yang dikandungnya (Bernadus & Wahyu,
2002). Tanaman tomat merupakan tanaman sensitif yang perlu diperhatikan
mengenai air, matahari, dan tanah. Terdapat beberapa diantaranya, tanaman

1
2

tomat mengalami lembek dan hitam pada batangnya dikarenakan kelembaban.


Selain mengalami lembek dan hitam pada batangnya, seringkali tanaman tomat
tidak pernah sepenuhnya matang karena disebabkan faktor cuaca (Esra Dopita
Maret, 2021). Mengenai hal tersebut, menurut Subhan, N., dkk (2009), tanaman
tomat membutuhkan zat hara tinggi dalam keadaan tersedia bagi tanaman sesuai
kebutuhannya.
Mengetahui bahwa tanaman tomat memiliki manfaat yang berguna bagi
kehidupan dan diikuti dengan perlunya solusi atas permasalahan yang ada.
Maka dari itu, adanya penelitian pemberian air cucian beras dan air gula yang
mengandung zat hara dan dinilai ramah lingkungan, diharapkan dapat
menjadikan tanaman tomat lebih subur dengan meningkatkan tinggi tanaman
tomat. Selain itu, jika penelitian ini berhasil dapat memungkinkan membuka
peluang sumber daya tanam dengan pengetahuan bahwa air cucian beras dan air
gula dapat menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, sebagai berikut:


1. Bagaimana kandungan air cucian beras dan air gula dapat meningkatkan
tinggi pada tanaman tomat (T0) dan (T1)?
2. Manakah tanaman tomat (T0) dan (T1) yang memiliki pertumbuhan tinggi
lebih cepat setelah diberi air cucian beras dan air gula?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui kandungan dari efek subur terhadap pertumbuhan tinggi
pada tanaman tomat (T0) dan (T1) setalah diberi air cucian beras dan air
gula.
2. Untuk mengetahui tanaman tomat manakah yang memiliki pertumbuhan
tinggi lebih cepat setelah diberi air cucian beras dan air gula.
3

1.4 Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukannya kajian dapat diperoleh kemungkinan bahwa,


pemberian air gula dan air cucian beras dapat berpengaruh terhadap kesuburan
pertumbuhan tanaman tomat (T0) dan (T1) (Lycopersicum esculentum Mill.).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:


1. Dapat memberikan pengetahuan tentang perlakuan yang tepat untuk
memberikan dampak kesuburan terhadap tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.).
2. Dapat memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan air cucian beras
dan air gula secara baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)

Tanaman tomat merupakan tanaman semusim (berumur pendek). Artinya


tanaman hanya satu kali produksi setelah itu mati, sehingga cocok untuk
dijadikan bahan penelitian. Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak dan
mempunyai prospek yang baik dalam pengembangan agribisnis karena nilai
ekonominya tinggi serta nilai gizi yang dikandungnya (Bernadus & Wahyu,
2002).
Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk ke dalam kelas
Dicotyledonae (berkeping dua). Beberapa ahli botani mengklasifikasikan
tanaman tomat secara sistematik. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanes

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicum

Spesies : Lycopersicum esculentum Mill (Jones, 2008).

Menurut Fitriani (2012), morfologi tanaman tomat adalah sebagai


berikut. Tanaman tomat berakar tunggang yang tumbuh menembus ke tanah
dan berakar serabut yang tumbuh ke arah samping namun dangkal. Batang
tanaman tomat berbentuk bulat, lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut
halus, dan di antara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang

4
5

tanaman tomat berwarna hijau, pada ruas-ruas batang mengalami penebalan,


dan pada bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Daun tanaman tomat
berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi, dan membentuk celah-celah menyirip
agak melengkung ke dalam. Daunnya berwarna hijau dan merupakan daun
majemuk ganjil yang berjumlah lima sampai tujuh. Ukuran daunnya sekitar 15-
30 cm dengan panjang tangkai sekitar 3-6 cm. Bunga tanaman tomat berukuran
kecil, berdiameter sekitar 2 cm, dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunganya
berjumlah lima buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau
pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat yaitu mahkota bunga. Mahkota
bunganya berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar enam buah, dan berukuran
1 cm. Bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau putik
terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki enam buah tepung sari
dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga yaitu kuning cerah.
Buah tomat memiliki bentuk yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada
buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval),
dan bulat persegi. Dalam proses pematangan buah tomat terjadi perubahan
warna dari hijau muda menjadi kuning. Pada saat matang optimal, warna buah
berubah menjadi cerah. Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna
kekuning-kuningan yang tersusun secara berkelompok dan dibatasi oleh daging
buah. Daging buah tomat bertekstur lunak agak keras, berwarna merah apabila
sudah matang, dan mengandung banyak air. Buah tomat juga memiliki kulit
yang sangat tipis. Namun, buah tomat tidak harus dibuka kulitnya terlebih
dahulu apabila hendak dimakan. Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar 2-4
mm, dan panjang 3-5 mm. Bijinya berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu, dan
berwarna cokelat muda. Setiap gram tomat berisi antara 200-500 biji,
tergantung varietasnya. Embrio bengkok terletak di dalam endosperm. Biji yang
telah kering dan disimpan di tempat yang kedap udara, daya kecambahnya dapat
bertahan selama tiga sampai empat tahun. Biji berkecambah setelah ditanam
lima sampai sepuluh hari, keping bijinya terangkat ke atas (tipe epigeal),
langsing, memanjang, dan berwarna hijau.
6

2.2 Kandungan dan Manfaat yang Terdapat dalam Air Cucian Beras

Air cucian beras merupakan limbah yang berasal dari proses pembersihan
beras putih yang akan dimasak. Beras putih (Oryza sativa L.) memiliki sedikit
aleuron dan kandungan amilosa sekitar 20% selain itu beras juga memiliki
kandungan gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air, besi,
magnesium, dan fosfor. Air cucian beras sendiri memiliki kandungan nutrisi
yang terlarut di dalamnya seperti 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, dan
memiliki kandungan unsur hara nitrogen, fosfor, magnesium (Mila, 2021).
Melihat dari beberapa kandungan beras tidak heran bahwa setiap orang
menggunakan beras sebagai makanan pokok. Mereka sering kali mencuci beras
menggunakan air dan membuangnya. Dengan membuang air cucian beras akan
memeberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan, karena air cucian beras
termasuk ke dalam air limbahan rumah tangga. Air cucian beras memiliki sari-
sari beras, yang dimana dalam sari-sari beras memiliki klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
Air cucian beras banyak mengandung zat yang dapat dijadikan sebagai
penyubur tanaman (pupuk), sebagai pengganti media air, dan mempunyai
kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat merupakan perantara
terbentuknya hormon auksin dan giberelin, yang merupakan dua jenis senyawa
yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon
auksin bermnafaat untuk merangsang pertumbuhan puncak dan kemunculan
tunas baru, sedangkan hormon giberelin berguna untuk merangsang
pertumbuhan. Sehingga air cucian beras dapat memberikan efektivitas terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman dikarenakan memiliki kandungan nutrisi yang
tersimpan di dalam air cucian beras.
7

2.3 Kandungan dan Manfaat yang Terdapat dalam Air Gula

Air Gula merupakan campuran antara air dan gula dan termasuk ke
dalam campuran homogen. Campuran homogen merupakan campuran antara
zat penyusun yang tercampur sempurna. Sukrosa merupakan kandungan yang
paling banyak ditemukan pada gula dengan rumus molekul C₁₂H₂₂O₁₁. Sukrosa
merupakan kandungan gula yang efektif sebagai sumber energi dalam media
tanam dan banyak ditemui pada gula pasir. Hal ini sesuai menurut penelitian
Wahyurini E. (2010) yang menyatakan bahwa, gula pasir umumnya digunakan
sebagai media pertanian dengan mengandung 99,9% sukrosa, dan sisanya
merupakan glukosa dan fruktosa. Sukrosa yang terkandung dalam gula mampu
untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman tomat yang memiliki
permasalahan dari segi unsur haranya. Dalam segi nutrisi, air gula memiliki
kandungan zat hara makro yang dibutuhkan bagi pemenuhan nutrisi
pertumbuhan tanaman tomat yang merupakan tanaman sensitif. Tanaman tomat
memerlukan unsur hara yang tersedia bagi kelangsungkan pertumbuhannya.
Menurut Agri (2022), gula pasir mengandung energi sebesar 364 kilokalori,
karbohidrat 94 gram, kalsium 5 miligram, dan fosfor 1 miligram. Selain itu di
dalam gula pasir juga terkandung vitamin B12.
Air gula pasir adalah salah satu larutan sebagai media tanam yang efektif
serta ramah lingkungan. Gula merupakan termasuk golongan disakarida yang
terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Sukrosa merupakan kandungan yang
paling banyak ditemui pada gula yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat
utama yang digunakan sebagai energi untuk pertumbuhan tanaman. Pernyataan
ini didukung oleh penelitian Nurhalimah yang berjudul “Potensi Pertumbuhan
dan Akumulasi Sukrosa Pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)
Transgenik”, sukrosa merupakan senyawa sebagai pemegang fungsi utama
dalam transport karbon serta sangat berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan
pada tanaman.
Pada tanaman tomat yang memiliki sensitivitas sehingga batang, daun, dan
buahnya lembek dan hitam. Maka dibutuhkan pemenuhan nutrisi untuk
memberikan struktur tanaman yang tegak dan mampu menopang tubuhnya.
Gula juga salah satu kunci tanaman yang dapat membentuk selulosa, bahan
8

berserat di dinding sel tanaman yang menciptakan struktur demi menahan daun
dan batang yang tegak. Pada tanaman tomat yang memiliki sensitivitas sehingga
batang, daun, dan buahnya lembek dan hitam. Selain itu, kadar gula dalam
tanaman memberikan sinyal yang memberi tahu tanaman kapan untuk
berbunga. Berdasarkan Garden Guides (2017), tanaman membutuhkan sukrosa
untuk bertahan hidup. Gula dibutuhkan untuk pertumbuhan muda tanaman dari
biji dan kecambah. Penambahan gula pada tanaman tomat juga berfungsi
sebagai nutrisi yang baik untuk perbaikan bahan organik.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan dimulai dari bulan Januari
hingga bulan Mei tahun 2022. Lokasi penelitian dilaksanakan di halaman
rumah, lebih tepatnya Jl. Sumbersari Gang VI No. 22 RT 03/RW 03, Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145. Lokasi penelitian dipilih karena
halaman rumah memiliki pencahayaan yang cukup untuk membantu
pertumbuhan tinggi tanaman tomat yang diberi perlakuan dengan air cucian
beras dan air gula.
Pembelian bibit tanaman tomat berada di lokasi Jl. Brawijaya, Kauman,
Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119, lebih tepatnya di Pasar
bunga splendid. Pasar bunga splendid merupakan salah satu tempat penjualan
benih, bibit, tanah, pupuk, dan peralatan perkebunan lainnya.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian pertumbuhan tinggi tanaman tomat


yaitu 18 buah pot ukuran 10 cm, sekop, penggaris 30 cm atau 50 cm, dan botol
spray 500 ml. Selanjutnya, bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian
yaitu 18 bibit tanaman tomat, tanah, air cucian beras, dan air gula.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Media Tanam


Media tanam yang dipersiapkan meliputi tanah, sekop, dan 18 buah
pot ukuran 10 cm. Pot dengan jumlah 18 buah diletakkan di halaman
rumah dengan lokasi yang sudah ditentukan. Selanjutnya, menyiapkan
media pertumbuhan tanaman dengan memasukkan tanah menggunakan

9
10

sekop ke dalam masing-masing pot. Pot yang sudah diisi tanah diatur
dengan tata letak yang memiliki pencahayaan yang sama.

3.3.2 Persiapan Tanaman


Tanaman yang dipersiapakan untuk melakukan penelitian ialah 18
bibit tanaman tomat dengan tinggi yang sama. Bibit tanaman tomat di
masukkan ke dalam media tanam yang sudah dipersiapkan. Bibit
tanaman tomat dimasukkan ke dalam ruang media tanam dengan jarak
5 cm dari dasar pot dengan bantuan sekop. Kemudian bibit tanaman
yang berada di ruang media tanam ditimbun kembali dengan tanah.

3.3.3 Pemberian Perlakuan Tanaman


Bibit tanaman diberi dua perlakuan berbeda, yaitu sembilan bibit
tanaman tomat dengan semprotan air cucian beras dan sembilan bibit
lainnya dengan semprotan air gula sebanyak dua kali semprotan.
Masing-masing air siraman di letakkan di dalam botol spray ukuran 500
ml untuk memudahkan pemberian perlakuan pada tanaman tomat.
Selanjutnya, pemberian perlakuan terhadap bibit tanaman tomat ialah
dengan menyiram tanamanan dalam kurun waktu dua hari sekali.

3.3.4 Pengukuran Parameter Tumbuhan


Pengukuran parameter tumbuhan dilakukan dengan mengamati
pertumbuhan tinggi pada tanaman tomat selama satu minggu sekali.
Hal ini bertujuan untuk menganalisa keefektifitasan dua perlakuan
berbeda yaitu pemberian air cucian beras dan air gula. Pengukuran
tinggi tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan paramater
penggaris 30 cm atau 50 cm dengan skala 1 cm.

3.4 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dilakukan dengan menggunakan metode rancangan


acak lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari dua perlakuan, yaitu perlakuan
satu (T0) tanaman tomat diberi air cucian beras dan perlakuan dua (T1) tanaman
11

tomat diberi air gula. Pada setiap perlakuan akan dilakukan pengulangan
sebanyak sembilan kali.

3.5 Analisis Data Penelitian Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat

Data yang diperoleh dari penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan


uji statistika anacova dengan tingkat signifikansi 5%. Kemudian, apabila
terdapat perbedaan taraf perlakuan yang dicobakan, maka akan dilakukan uji
lanjut menggunakan uji duncan.
DAFTAR RUJUKAN

Agri, 2022. Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia: Jenis-Jenis Gula. Online


Available at: https://agri.or.id/blog-gula-rafinasi/jenis-jenis-gula
Accessed 8 Maret 2022.
Anjelina, R., 2019. Efektivitas Penggunaan Air Leri dalam Menurunkan Kadar
Formalin Pada Produk Makanan Tahu. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Bernadus, T. dan Wahyu, W., 2002. Bertanam Tomat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Fitriani, E., 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat di Berbagai Media Tanam.
Yogyakarta: Pustaka Baru Yogyakarta.
Jones, B., 2008. Tomato Plant Culture In The Field, Greenhouse, And Home
Garden. Second ed. New York: CRS Pers.
Kloepper, J. W., 1993. Plant Growth-Promoting Rhizobacteria as Biological
Control Agents. In: F. B. Metting, ed. Applications in Agricultural and
Environmental Management. New York: Marcel Deker, pp. 255-274.
Lalla, M., 2018. Potensi Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Pada Tanaman
Seledri (Appium Graveolens L.). Jurnal Agropolitan, Volume 5.
LeBoeuf-Little, N., 2017. What Are The Effects of Sugar Water on Plants: Garden
Guides. Online
Available at: https://www.gardenguides.com/99900-effects-sugar-water-
plants.html
Accessed 4 Februari 2022.
Maret, E. D., 2021. 3 Masalah yang Sering Dialami Tanaman Tomat dan Cara
Mencegahnya. Online
Available at:
https://www.kompas.com/homey/read/2021/07/14/164500876/3-masalah-
yang-sering-dialami-tanaman-tomat-dan-cara-mencegahnya-?page=all
Accessed 4 Februari 2022.
Marningsih, 2019. Keunggulan Lokasi Indonesia. Online
Available at:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Keunggulan%20
letak%20indonesia-BB/Topik-3.html
Accessed 4 Februari 2022.
Mila, Y., 2021. Manfaat Menyiram Tanaman dengan Air Gula. Online
Available at: https://www.tagar.id/manfaat-menyiram-tanaman-dengan-air-
gula
Accessed 4 Februari 2022.

12
13

Pertanian, 2017. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.), s.l.:
Sampul Pertanian.
Septina, M., 2019. Pemanfaatan Air Cucian Beras Organik Sebagai Bahan.
Subhan, N. N. dan. N. G., 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Penggunaan
Pupuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol pada Musim Kemarau. Online
Available at: https://media.neliti.com/media/publications/84133-none-
f0501f03.pdf
Accessed 2 februari 2022.
Wahyurini, E., 2010. Pengaruh Sukrosa Terhadap Pertumbuhan Eksplan Tanaman
Kedelai Hitam (Glycine Soja) Secara In Vitro. Yogyakarta, s.n., pp. 157-
163.

Anda mungkin juga menyukai