Anda di halaman 1dari 5

Nama : Derra Meiasri Putri

NPM : 1313024021
Kelompok :2
CLASS AMFIBHI
(Laporan Praktikum Zoologi Vertebrata)
A. Hasil Pengamatan
No Nama Spesies Keterangan

1. Gambar Morfologi Rana sp 2


6
1
1. Caput
12 13 2. Trunkus
14 3. Branchium
4. Ante branchium
15
5. Manus
16 6. Digiti 4 buah
3
7. Femur
8 4
7 5
8. Crus
9. Pas
17 10. Digiti 5 buah
11. Web
11
12. Cavum Oris
13. Maxilla
20 14. Palatum
18
10 15. Mandibulla
9 16. Lingua
19
17. Palebra superior
18. Palebra interior
19. Bulbus oculi
20. Kloaka
2. Gambar Anatomi Rana sp 1. Pulmo
2. Hepar
3. Ventrikulus
7 4. Oviduct
2
5. Gonad
8 4 6. Intestinum
1
7. Cor
3 6 8. Columna vertebralis

2. Gambar morfologi kodok ( Bufo melanopticus) 1. Digti


2. Antebrachium
3. Brachium
4. Manus
5 5. Bulbus oculi
7
6 6. Palpebra interior
3 7. Palpebra superior
8
2 8. Rongga hidung
9 9. Maxila
1
10. Mandibula
10 4 11. Femur
12. Cris
13. Web
14. Digti

12

11
14 13

Gambar anatomi kodok ( Bufo melanopticus) 1. lambung


2. hati
3. jantung
10 4. emepedu
3
5. paru-paru
5 4 6. ginjal
7. usus
6 2 8. pilorus
1 9. kloaka
8

7
9

B. Pembahasan

 Proses mematikan katak dibagi atas 2 bagian yaitu Single Pithing dan Double Pithing. Proses
single pithing adalah dengan cara menusukkan konde kedalam foramen occipitale yang
kemudian untuk beberapa saat konde diputar putarkan sehingga otaknya mernjadi rusak sama
sekali. Single pithing akan membuat katak menjadi matirasa. Proses berikutnya adalah
Double Pithing. Pada double pithing, sonde setelah menusuk foramen occipitale langsung
ditusukan kedalam canalis vetebralis dan memutar mutarkanya didalam. Dalam proses ini
katak akan mati. Pada setiap organiseme hewan pastilah akan mengalamio rangsangan baik
dari dalam ataupun dariluar (Interoseptor dan Eksteroreseptor). Rangsangan dibagi atas 5
bagian yaitu Mekanoreseptor, Reseptor rasa sakit, Termoreseptor, Kemoreseptor,
Elogteromagnetikreseptor. Pada single pithing, bagian yang dirusak adalah foramen
ocipetale, sedangkan pada double pithing bagian yang dirusak adalah canalis
vertebralis. Katak yang di single pithing akan memberikan respon yang lebih baik di
bandingkan dengan katak dobel piting. Rangsangan pada double pithing lebih rendah
daripada single pithing karena pada single pithing bagian saraf otak tidak dirusak, hanya
foramen ocipetale yang rusak. (Anonim,2014)

Sistem pernafasan amphibi muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang
terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang
dalam. Setelah dewasa, katak/kodok bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru,
dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut
dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut
dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Pernapasan dengan kulit
dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung
banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun
di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru
(vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit
dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian,
pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit. Katak juga bernapas dengan paru-
paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Paru paru katak berupa sepasang kantung
tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak
dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan
rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. pernapasan pada katak / kodok
meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan
tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang
bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut . (
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh kloaka. Pada beberapa
bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak
begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx,
oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk
dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagian muka frentriculus yang
besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris.
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan
sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap
– tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana.
Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin
untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida
untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan
dalam saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari
ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan
pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum
menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat
empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan
dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus
cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi
bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam
intestinum major menjadi feses dan selanjutnya dikeluarjkan melalui kloaka. (

Sistem reproduksi hewan amfibhi yaitu katak dan kodok dimulai dengan pembuahan telurnya
di luar tubuh betina. Katak-katak jantan dan betina menempatkan diri menjadi apa yang
dikenal sebagai posisi amplexus. Mereka bisa tetap dalam posisi ini dari beberapa jam sampai
beberapa hari pada waktu tertentu. Posisi ini memungkinkan untuk kesempatan terbaik
pemupukan telur oleh sperma di luar tubuh. Para jantan dan betina yang bersanggama,
melepaskan telur dan sperma untuk dibuahi pada waktu yang sama, dan kemudian
meninggalkan telur mereka untuk berkembang sendiri. Katak/Kodok lain merawat telur
mereka dalam mode yang berbeda seperti: membawa telur mereka dalam kantung vokal
/perut atau mengubur telurnya di darat (mereka menjaga kelembaban melalui penambahan
periodik air atau urine ke sarang). Kemudian kecebong, muncul dari telur beberapa hari
sampai beberapa minggu setelah dibuahi. Kecebong ini kemudian tumbuh dan perubahan
dalam lingkungan berair melalui proses yang dikenal sebagai metamorfosis (proses
perubahan drastis dari satu tahap kehidupan ke berikut dalam pengembangan organisme).
Perubahan tubuh kecebong dengan urutan sebagai berikut: kaki belakang akan mulai
terbentuk, diikuti oleh kaki depan, organ-organ internal mempersiapkan diri untuk kehidupan
di darat, paru-paru berkembang, perubahan pencernaan untuk dapat memproses makanan
hewan, ekor hampir sepenuhnya menghilang. Setelah kecebong telah benar-benar membuat
semua perubahan melalui metamorfosis, hewan mulai hidup di darat dan di air sebagai katak/
kodok dewasa dan siklus dimulai lagi.(

Setelah dilakukan pengamatan kodok , dapat dilihat secara morfologi pada kodok terlihat
bagian tubuhnya yaitu rima oris, visus, bintil, femur, crus, digiti, branchium, ante branchium,
serta cavum nasal, dan secara anatomi bagian tubuh yang terlihat adalah cor, empedu, pulmo,
hepar, intestinum, lambung, kolon, rektum, kloaka, gonad, serta oviduct. (

Berdasarkan pengamatan katak yang telah dilakukan, secara morfologi terlihat bagian-bagian
tubuhnya yaitu rima oris, nostril, visus, bintil, femur, crus, digiti, pas, web, kloaka,
branchium, ante branchium, frunctus serta cavum nasal, dan secara anatomi bagian tubuh
yang terlihat adalah cor, empedu, pulmo, hepar, intestinum, lambung, kolon, serta rektum.
Katak memiliki kepala yang lebar dan datar, melekat pada tubuh yang pendek, padat dan
lebih langsing dibanding kodok. Struktur tubuh katak didisain untuk melompat. Segmen
tulang belakang yang paling akhir saling bergabung membentuk batang silindris dan tipis
yang kokoh, disebut urostil atau coccyx. (

Kodok biasanya dibedakan dengan katak dari kulitnya yang kasar, karena kodok memiliki
banyak kelenjar tuberkel dan tungkai belakang yang lebih pendek. Kulitnya kasar berbintil-
bintil dan kering, berwarna kecoklatan atau keabu-abuan. Pada kepala, di sebelah dorsokauda
membrane tympanum, terdapat kelenjar parotid yang merupakan kelenjar bisa. Pada
permukaan dorsal kepala, terdapat pematang-pematang tulang yaitu alur parietal, supra
orbital, dan dupra tympanum. Kodok kebanyakan tidak memiliki gigi. Badannya lebih bulat
daripada katak. (

Anda mungkin juga menyukai