Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI HEWAN

REPTIL

Disusun Oleh:

Nama : Fitri Choirul Muttaqin

NIM : K4316032

Kelas :B

Kelompok : 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
Laporan Resmi Praktikum
Anatomi Hewan

I. Judul : REPTILIA
II. Tujuan :1. Mengetahui Topografi organ-organ pada reptil
2. Mengetahui fungsi organ-organ pada reptil
3. Mengetahui berbagai sistem organ pada reptil
III. Alat dan Bahan :
Alat
 Disection kit
 Loop
 Pinset
 Kaca arloji
 Cutter

Bahan : Ular, Kadal, Tokek, dan Kura-kura

IV. Langkah Kerja:


1. Meletakkan reptil pada papan seksi
2. Mengamati bentuk morfologi reptil, kemudian mencatatnya pada log
book serta mendokumentasikannya
3. Memotong reptil untuk melihat topografi reptil, dimulai dari bagian anus
hingga bagian bawah kepala dengan gunting seksi/cutter/pisau. Keculai
pada kura-kura, cangkang kura-kura dibedah terlebih dahulu untuk
mengambil bagian lunak dari tubuh kura-kura.
4. Menggunting bagian dari bawah kepala hingga keatas samping daging
katak bisa diangkat, kemudian mengamati organ-organ yang ada pada
reptil
5. Mengamati sistem organ yang terdapat pada reptil, mencatatnya pada
lembar laporan (log book) dan mendokumentasikannya
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Morfologi

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular a. Ular
1. Caput
2. Organon
visus
3. Cavum oris
4. Lingua
5. Truncus
6. Caudal
7. Cloaca
8. Nares

2. Kadal b. Kadal
1. Caput
2. Cervix
3. Truncus
4. Pes
5. Caudal
6. Femur
7. Digiti
8. Crus
9. Anterbranc
hia
10. Branchea
3. Tokek 11. Organon
1 visus
5 12. Cavum oris
2
6 c. Tokek
7 3 1. Caudal
2. Truncus
8 4 3. Caput
4. Organon
visus
5. Anterbranci
um
6. Branchium
4. Kura-kura 7. Digiti
8. Rima oris

d. Kura-kura
1. caput
2. organon
visus
3. extremitas
anterior
4. extremitas
posterior
5. cloaca
6. caudal
7. cervix

Gambar Referensi

1. Ular

https://henzr.blogspot.co.id/p/jenis-ular-
yang-tidak-berbisa-dan.html
2. Kadal

http://dikawiwit06.blogspot.co.id/2011/11/g
ambar-morfologi-dan-anatomi-kadal.html

3. Tokek

http://gecko-s.blogspot.co.id/2011/11/

4. Kura-kura

http://hobi-
hewan.blogspot.co.id/2006/02/informasi-
umum-mengenai-kura-kura-brazil.html
Deskripsi

1. Morfologi ular
Ular ptyas mempunyai tubuh yang panjang tanpa tungkai. Tubuh terbagi atas
caput, abdomen dan caudal. Pada bagian caput terdapat sepasang lubang hidung,
rima oris, dan tidak ditemukan adanya kelopak mata. Pada rima oris terdapat lidah
dan gigi yang hampir tidak bersekat. Pada bagian pangkal caudal terdapat kloaka.
Ia tidak mempunyai ekstremitas sehingga pergerakannya dibantu oleh otor perut.
Ia mempunyai sisik yang berwarna hijau kehitaman pada permukaan dorsalm pada
permukaan ventral berwarna kuning dengan sisik membentuk garis melintang.
Caput dorsal dan ventral tersusun atas tulang tuleng kepala.

2. Morfologi kadal
Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifasciata) didapatkan hasil bahwa
bagian tubuh kadal terbagi atas 4 bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), ekor
(cauda), ekstrimitas (anterior dan posterior). Bagian tubuh kadal tertutupi oleh
kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya
kelenjar-kelenjar lendir. Bagian kepala (caput) terlihat adanya organon vissus
(mata) yang memiliki kelopak atas dan kelopak bawah mata yang dapat digerakan.
Selain itu juga terdapat selaput niktitans atau selaput tidur yang dapat digerakan
ke atas dan ke bawah. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput)
yang terdiri dari mata, lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang terdiri
dari telingga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang
memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal mempunyai sepasang anggota
depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (extrimitas posterior).
Masing-masing terdiri atas lima jari dan kuku-kuku yang cocok untuk berlari,
mencengkeram, dan naik ke pohon.

Pada caput kadal terdapat organon visus (mata) yang dibatasi oleh palpebra
superior dan palpebra inferior dapat ditemukan pada caput dan juga terdapat
membran nictitans yang berwarna keputihan yang dapat menutupi seluruh mata.
Selain kepala, bagian tubuh lain adalah truncus yang biasanya panjang dan
kompleks dimana pada bagian dorsalnya berwarna coklat kekuningan dan bagian
ventralnya berwarna putih. Extrimitas anterior terdiri atas bracium (lengan atas),
antebrancium (lengan bawah), dan korpus (tangan) dengan 5 digiti yang bercakar
di ujungnya. Bagian tubuh yang lain adalah cauda (ekor) yang cukup kukuh,
bersisik, bentuknya bulat panjang dengan panjang ekor dapat mencapai 2 kali
panjang badan dan kepala. Bagian pangkal ekor tebal, makin ke caudal makin
meruncing dan mudah putus.

Bagian kepala yang berbentuk pipih dan meruncing ke bagian ujungnya ini terlihat
adanya cavum oris yang terbagi atas rahang atas dan rahang bawah yang
membatasi bagian sisi mulut dan terdapat gigi halus yang sama bentuknya, tampak
juga lidah kadal yang pendek dan tidak bercabang. Bagian luar atas rahang
terdapat sepasang lubang hidung yang kecil terletak diujung moncongnya, dan
terdapat lubang telinga luar dengan gendang pendengaran yang letaknya agak ke
dalam. Mulut kadal dibatasi oleh pallatum malae atau langit-langit sekunder dan
pallatun durum yaitu langit-langi keras.

3. Morfologi tokek
Tubuh tokek terbagi atas caput, abdomen, caudal, dan ekstremitas. Ekxtremitas
kadal terdaat pada anterior yang jumlahnya sepasang disertai dengan digit 5 jari.
Sama halnya seperti ekstremitas anterior, ekstremitas posterior juga mempunyai
sepasang alat gerak dilengkapi dengan 5 digiti. Pada caput terdapat sepasang
lubang telinga. Secara morfologi, tokek memiliki warna kulit abu-abu kebiruan
hingga kecoklatan, yang dihiasi dengan bintik-bintik berwarna merah hingga
jingga. Mulutnya berfungsi untuk menangkap serangga. Sepasang hidung sebagai
saluran tempat masuk udara. Tokek memiliki mata besar untuk membantu
penglihatan pada malam hari mereka. Tokek juga memiliki bantalan pengisap atau
scansor di jari-jari kakinya. Mata dilengkapi dengan kelopak mata yang dapat
digerakkan. Scansor tersebut membuat tokek mampu berjalan di dinding dan
permukaan licin sekalipun dengan tetap menempel dipermukaannya. Bentuk
pangkal ekor tokek cenderung membulat, dengan enam baris bintil di atasnya yang
terlihat belang. Kloaka sebagai lubang pengeluaran sisa pencernaan dan ekor
berfungsi sebagai kaki kelima saat merayap di dinding.

4. Morfologi kura-kura
Kura-kura permukaan tubuh atas ditutupi karapas dan permukaan bawah ditutupi
plastron yang berasal dari tulang yang keras. Tubuhnya berwarna hijau. Pada
bagian kepala dilenkapi dengan garis merah yang menjadi ciri khas kurakura
brazil. Plastron berwarna kuning. Pada plastron terdapat corak yang berwarna
hijau yang dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin. Ia mempunyai ekor
yang kecil dimana pangkal ekor terdapat kloaka.

Sumber

Dr. Hj. Tuti Kurniawati, M.Pd, Bintari Yustiana, M.Si & Sumiyati Sa’adah,
M.Si.2012. Zoology vertebrata. Bandung: HMPB
Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New York: The Mac
Millan Press.
Santoso, B. (1993). Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Topografi

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular a. Ular
1. Cor
2. Pulmo
3. Pericardium
4. Fasa
5. Trakea
6. Esophagus
7. Intestinum
8. Empedu
9. Ventrikel
2. Kadal b. Kadal
1. Faring
2. Oesophagus
3. Cor
4. Pulmo
5. Ventriculus
6. Intestinum
7. Anus
8. Hepar

4 c. Tokek
3. Tokek
2 1. Larynx
2. Cor
1
3. Hepar
4. Pulmo
7
5. Ventriculus
3 6. Intestinum

6 5 7. Ren
d. Kura-kura
4. Kura-kura 1. Esofagus
2. Cor
3. Hepar
4. Ovum
5. Ventriculus
6. Intestium
7. Vesica urinaria
8. Cloaca
9. Vesica felea

Gambar Referensi
1. Ular

https://sarwoedi.wordpress.com/sebar-
ide/anatomi-tubuh-hewan/

2. Kadal

http://photobucket.com/gifs/pembedahan%20kadal

3. Tokek

http://nalzaiipa.blogspot.co.id/2014/01/teknik-
pembedahan-tokek.html

4. Kura-kura
http://www.mongabay.co.id/2015/06/13/apa-yang-
ada-dibalik-tempurung-kura-kura-ternyata-tak-
seperti-yang-diduga/
Deskripsi

1. Topografi kura-kura
Pada saat pembedahan kura-kura terlihat paru-paru, jantung yang ditutupi
perikardium, pembuluh darah, hati yang berada dibawah jantung. Dibagian
sebelah bawah dari hati terdapat usus yang berwarna putih panjang. Kloaka
dan kerongkongan juga terlihat saat pertama kali dibedah. Skarena ukuran
tubuhnya yang sangat kecil maka empedu dan bagian yang lainnya tidak
dapat diamati secara jelas.
2. Topografi ular
Pada saat pembedahan ular terlihat paru-paru, jantung yang ditutupi
perikardium, pembuluh darah, hati yang berada dibawah jantung. Terdapat
usus yang merupakan lanjutan dari lambung. Lambung sendiri bentuknya
silinder agak memanjang dan mempunyai saluran usus dan saluran
setelahnya yang disebut ureter kemudian dilanjutkan ke uretra yang
merupakan saluran agak panjang menuju kloaka. Ginjal sendiri terletak di
bawah columna vertebrae. Selain itu diantara lobus hati ditemukan empedu
yang berwarna hijau. Terdapat kerongkongan yang merupakan saluran
terusan dari mulut. Terlihat pula tulang rusuknya serta bagian vertebrae
sangat jelas terlihat.
3. Topografi tokek
Pada saat pembedahan Tokek terlihat paru-paru yang ditutupi pleure, jantung
yang ditutupi perikardium, pembuluh darah, hati yang berada dibawah
jantung. Terdapat usus yang merupakan lanjutan dari lambung. Lambung
sendiri bentuknya bulat memanjang dan terdapat usus setelahnya saluran
setelahnya berupa usus yang panjang warna putih kemudian dilanjutkan ke
suatu saluran yang disebut ureter kemudian dilanjutkan ke uretra yang
merupakan saluran agak panjang menuju kloaka. Ginjal sendiri terletak di
bawah columna vertebrae. Selain itu diantara lobus hati ditemukan empedu
yang berwarna hijau. Terdapat kerongkongan yang merupakan saluran
terusan dari mulut. Terlihat pula kloakanya yang mempunyai satu saluran
sebagai saluran ekskresi dan saluran reproduksi.
4. Topografi kadal
Pada saat pembedahan Kadal, sama seperti pada tokek yang terlihat paru-
paru yang ditutupi pleure, jantung yang ditutupi perikardium, pembuluh
darah, hati yang berada dibawah jantung. Terdapat usus yang merupakan
lanjutan dari lambung. Lambung sendiri bentuknya bulat memanjang dan
terdapat usus setelahnya saluran setelahnya berupa usus yang panjang warna
putih kemudian dilanjutkan ke suatu saluran yang disebut ureter kemudian
dilanjutkan ke uretra yang merupakan saluran agak panjang menuju kloaka.
Ginjal sendiri terletak di bawah columna vertebrae. Selain itu diantara lobus
hati ditemukan empedu yang berwarna hijau. Terdapat kerongkongan yang
merupakan saluran terusan dari mulut. Terlihat pula kloakanya yang
mempunyai satu saluran sebagai saluran ekskresi dan saluran reproduksi.

Sumber

Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New York: The Mac
Millan Press.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Santoso, B. (1993). Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Sistem Respirasi

Keterangan
Gambar Pengamatan
Gambar
a. Ular
1. Ular 1. Trakea
2. Esophagus
3. Pulmo

2. Kadal
b. Kadal
1. Larynx
2. Pulmo

3. Tokek
1
c. Tokek
2 1. Paru-paru
2. Larynx
3. Trakea

3
d. Kura-kura
4. Kura-kura 1. Rima oris
2. Pulmo
3. Trakea

Gambar Referensi

1. Ular

https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-pernapasan-
pada-hewan
2. Kadal

https://extraordinarnee.wordpress.com/2013/10/04/sist
em-pernapasan-reptil/

3. Tokek

http://www.nafiun.com/2012/12/sistem-pernapasan-
pada-kadal-reptil.html

4. Kura-kura

http://alat-pernafasanreptil.blogspot.co.id/
Deskripsi

1. Sistem pernafasan ular


Sistem pernapasan ular meliputi trakea (tenggorokan), bronkus, paru-paru, dan
kantung udara. Trakea berasal di belakang rongga mulut, dan berakhir di dekat
jantung, dimana cabang menjadi dua bronkus. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru
kiri, yang sangat kecil atau sama sekali vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan
tidak berfungsi. Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang.
Bagian depan dari paru-paru adalah pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan
fungsi dalam pertukaran gas, tetapi paruh kedua paru-paru adalah avascular (tanpa
pembuluh darah) kantung udara yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara
melakukan fungsi hidrostatik di sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam
rongga tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan keluar paru-
paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang rusuk.

2. Sistem pernafasan kadal


Organ pernafasan pada kadal berupa lubang hidung, paru-paru dan kapiler darah.
Kadal mempunyai trakea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh
sejumlah cincin cartilago. Laring terletak di ujung anterior trachea. Dinding laring
ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior
trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan
bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri.
Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa
reptilia, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu
bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak
vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo
mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat
3. Sistem pernafasan tokek
Ditemukan faring dan paru-paru saat pengamatan. Sistem respirasi tokek (Gecko
gecko) pada saat inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan masuk
melewati lubang hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-paru. Begitu
juga ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh tokek dan di pakai
dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan karbondioksida
yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi, yaitu udara yang
terdapat dalam tubuh tokek akan dikeluarkan melalui trakea dan berujung pada
hidung.

4. Sistem pernafasan kura-kura


Organ respirasi pada kura-kura brazil ditemukan lubang hidung yang berada di
moncong daerah caput dan paru-paru yang berada di atas jantung berwarna agak
kemerahan. Paru-paru terletak pada punggung dalam kura-kura di sepanjang
karapasnya dan letaknya juga tepat di atas isi perut atau organ dalam lainnya.
Tidak seperti vertebrata lainnya, bentuk kura-kura yang unik ini mencegah
mereka bernafas dengan menggunakan gerakan rongga dada. Dan sebagai
gantinya, kura-kura darat bernafas memakai kombinasi cara dimana hewan
lainnya berfungsi hanya sebagian kecil dalam proses sistem pernafasan. Prinsip
dalam gerakan ini adalah lengan dan otot dalam. Inilah salah satu alasan
kenapa kenapa kura-kura walaupun tempurungnya retak parah masih dapat
bernafas tanpa ada halangan yang terlihat. Salah satu organ penting pernafasan
lainnya adalah gerakan tulang hyoid pada dasar lidah. Gerakan ini menyebabkan
naik turunnya pada kulit leher dan tenggorokan, membuat perubahan tekanan
waktu di darat. Ini tidak seefektif pada sebagian kura-kura air, karena tekanan luar
dari air mengurangi fungsi ini. Tetapi mereka tetap menggunakan gerakan hyoid
untuk mengeluarkan atau memasukan air dari hidunguntuk membantu mencium
lokasi makanan dan pada saat kawin dalam air.
Sumber

Mukayat, Djarubito.(1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Origia, K., Novarino, W., & Tjong, D. H. (2012). Jenis-jenis Kadal (Sub-Ordo-Sauria)
di Hutan Harapan Jambi. Jurnal Biologi Universitas Andalas , 86-92.
Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New York: The Mac
Millan Press.
Sistem Pencernaan

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular a. Ular
1. Cavum oris
2. Ventriculus
3. Intestinum
4. Cloaca

b. Kadal
2. Kadal
1. Cavum oris
2. Lingua
3. Oesophagus
4. Hepar
5. Ventriculus
6. Intestinum
venue
7. Intestinum
crassum
8. Cloaca
3. Tokek
c. Tokek
4
1. Larynx

1 2. Ventriculus

2 3. Intestinum

3 4. Ureter

d. Kura-kura
4. Kura-kura 1. Rima oris
2. Esophagus
3. Ventriculus
4. Intestinum
5. Vesica velea
6. Hepar
7. Cloaca

Gambar Referensi

1. Ular

http://kawanuareptilshop.blogspot.co.id/2013/04/f
akta-tentang-ular.html
2. Kadal

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html

3. Tokek

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html

4. Kura-kura

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html
Deskripsi

1. Sistem pencernaan ular


Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar,
dan kelenjar. Kerongkongan berjalan berdekatan dengan kantung udara dari
faring, atau tenggorokan, ke perut. Pada mamalia, esofagus sangat berotot dan
bergerak makanan ke perut. Pada ular, namun, esofagus memiliki sangat sedikit
otot dan makanan pindah ke perut lainnya gerakan seluruh tubuh. Persimpangan
antara esofagus dan perut tidak didefinisikan dengan baik, dan perut itu sendiri
tidak sangat maju.

Esofagus yang pendek dan sempit dengan lipatan memanjang interior untuk
meningkatkan luas permukaan untuk pencernaan dan penyerapan. Usus kecil
adalah juga relatif sederhana. Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi
untuk sebagian besar itu adalah tabung panjang yang menerima makanan dari
lambung, menyerap nutrisi dari itu, dan transport ke usus besar, atau usus besar.
Usus kemudian membawa kotoran untuk pembukaan kloaka mana dibuang.
Kloaka adalah ruang umum, menerima produk dari pencernaan, berkemih, dan
sistem reproduksi.

Hati, kandung empedu, dan pankreas semua yang berkaitan dengan sistem
pencernaan. Hati adalah organ terbesar dalam ular, mengisi ruang antara jantung
dan perut. Salah satu dari banyak fungsi hati adalah untuk menghasilkan empedu,
enzim pencernaan. Kandung empedu dan limpa ditemukan dekat ujung posterior
hati. Empedu kandung empedu toko yang diproduksi oleh hati dan rilis ke dalam
usus kecil bila diperlukan. Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan ke dalam
usus kecil, serta memproduksi hormon yang mengatur gula darah.

2. Sistem pencernaan kadal


Sistem pencernaan pada kadal (Mabouya multifasciata) dimulai dari mulut
esofagus yang terletak disebelah dalam dari trachea yang bentuknya kecil dan
panjang, lalu ke lambung yang berbentuk bumbung yang panjang disebelah kiri
rongga perut dan melalui usus pendek yang tidak berliku-liku dan berakhir pada
rectum yang pendek. Sistem pencernaan terdapat kelenjar-kelenjar pencernaan
yang terdiri dari hati dan pancreas yang terletak antara cekungan lambung dan
usus. Sedangkan kantung empedu (vesica felea) terletak dibelakang dari kedua
lobus hati. Sistem pencernaan (digestivus system) kadal terdiri dari mulut, faring,
esofagus, lambung dan halus (intestin), duodenum, colon, rektum dan berakhir
di kloaka. Dirahang atas terdapat gigi yang seperti gergaji, selain itu kadal
memiliki kelenjar pencernaan berupa hati dan pankreas yang terletak pada
cekungan antara lambung dan usus. Kantung empedu (vesica felea) terdapat pada
belakang dari kedua lobus hati. Saluran empedu (ductus cysticus ) halus,
bermuara pada bagian depan. Makanan kadal berupa serangga kecil dan
sejenisnya. Sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut dilanjutkan ke
faring, oesophagus, dan lambung dengan bagia fundus dan pylorus kemudian
menuju ke intestium, rektum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke
intestium. Kloaka merupakan tempat bermuara sisa pencernaan, ekskresi, dan
sel-sel kelamin.

3. Sistem pencernaan tokek


Saat pengamatan dilakukan ditemukan mulut, kerongkongan, lambung, usus dan
kloaka sebagai alat pencernaan. Sistem pencernaan dimulai saat tokek akan
menelan makanan, makanan yang telah di telan akan melalui esofagus kemudian
sampai pada lambung dengan gaya peristaltik makanan akan sampai pada
lambung. Di dalam lambung akan ada pencernaan secara mekanik dan kimia,
makanan akan dicerna dengan bantuan enzim yang berasal dari pankreas dan
juga empedu dari hasil ekskresi hati. Setelah makanan di cerna dalam lambung,
kemudian akan melewati usus halus dimana akan di serap sari-sari makanan yang
terkandung, setelah itu pada usus besar proses penyerapan air akan dilakukan,
dan kemudian sisa-sisa atau ampas makanan akan di keluarkan melalui kloaka.

4. Sistem pencernaan kura-kura


Sistem pencernaan pada kura-kura terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Kura-kura mempunyai saluran pencernaan dan kelnejar
pencernaan. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,
pancreas dan hati.
a. Rongga Mulut
Mulut yang dapat terbuka lebar dan tidak memiliki dentes (gigi-gigi) Rongga
mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada rongga mulut
terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua atau bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Lidah
ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian
rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar
rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.
b. Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esofagus
tidak terjadi proses pencernaan.
c. Lambung (ventrikulus) yang terdiri atas bagian yang agak bulat yaitu fundus
dan agak kecil yatu pilorus. Lambung merupakan tempat penampungan
makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esofagus. Pada bagian fundus pylorus makanan
dicerna secara mekanik dan kimia.
d. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,
kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan
dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk
pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
e. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan
oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri
dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan.
Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile
terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan
berwarna kekuning-kuningan.
Sumber

Brotowidjoyo, Mukayat. (1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga

Campbell, et.al. (2008). Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Sugiyono, Hernani, Y., & Mufrod. (2017). Formulasi Salep Ekstrak Air Tokek (Gekko
gecko) Untuk Penyembuhan Luka. Media Farmasi Indonesia , Vol 11 No 2, 12-
24.
Sistem Peredaran Darah

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

a. Ular
1. Ular 1. Jantung
2. Pericardium

2. Kadal
b. Kadal
1. Cor
2. Pembuluh darah

3. Tokek
c. Tokek
1. Cor
2
2. Pembuluh darah
1
4. Kura-kura
d. Kura-kura
1. Cor
2. Pembuluh darah

Gambar Referensi

1. Ular

http://hesti-
kurniawati.blogspot.co.id/2011/10/sistem-
sirkulasi-pada-reptil.html
2. Kadal

http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/sistem-
peredaran-darah-tertutup.html#.WiDY7dycHIU

3. Tokek

http://viebhi.blogspot.co.id/2013/03/sistem-
ekskresi-pada-reptil.html

4. Kura-kura

http://dimascahyono.blogspot.co.id/
Deskripsi

1. Sistem peredaran darah ular


Jantung pada ular terdiri dari dua atrium dan satu ventrikel. Vetrikel kri dan
atrium kiri menerima darah dari paru-paru dan tubuh masing-masing, dan
menyebarkannya ke ventrikel untuk diedarkan lagi. Terbungkus dalam
kantung, yang disebut “perikardium,” jantung terletak di percabangan dari
bronkus. Jantung mampu bergerak, namun, karena kurangnya diafragma.

Penyesuaian ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa


tertelan besar melewati kerongkongan. Limpa melekat pada kandung empedu
dan pankreas dan berfungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel
darah merah tua. Kelenjar timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan
bertanggung jawab untuk pematangan sel kekebalan khusus dalam darah.

2. Sistem peredaran darah kadal


Sistem sirkulasi pada Mabouya multifasciata berupa jantung yang
memperlihatkan kemajuan bila dibandingkan dengan jantung amfibi. Aliran
darah dari arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung dibungkus oleh
suatu membran transparan, yaitu perikardium dan dibatasi oleh endokardium.

3. Sistem peredaran darah tokek


Alat peredaran darah yang ditemukan saat pembedahan hanyalah jantung dan
pembuluh darah. Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada tokek yaitu ganda
tertutup yaitu dua kali melewati jantung dan darah tidak keluar dari pembuluh
darah. Darah yang datang dari seluruh tubuh akan masuk pada bagian atrium
kanan yang membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya akan
karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke bagian ventrikel kanan yang
kemudian akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam sirkulasi yaitu darah yang
telah banyak mengandung oksigen akan di pompa kembali ke atrium kiri dan
dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri yang kemudian darah
akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan kebutuhan sel
lainnya.

4. Sistem peredaran darah kura-kura


Orgn peredaran darah yang ditemukan saat pembedahan adalah pmbulh darah
dan jantung. Kura-kura hanya memiliki tiga ruang jantung yaitu 1 bilik
(ventrikel) dan 2 serambi (atrium). Prosesnya yaitu ruang serambi kanan
(atrium kanan) yang membawa banyak karbondioksida (CO2) masuk menuju
cavum venosum ventrikel. Serambi kiri ini terdapat banyak O2 dari paru-paru
menuju cavum arteriosum. Tekanan dalam bilik pada model ini akan
menyebabkan tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang
sedikit oksigen pada bilik (ventrikel).

Sumber

Harlita., Sari, Dewi Puspita., Tim Asisten. (2017). Modul Praktikum Anatomi Hewan.
Surakarta : UNS
Ismawati. (2008). Biologi. Solo : Bumi Aksara

Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.


Sistem Urogenitalia

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular a. Ular
1. Ren
2. Vesica
urinaria
3. Coaca
4. Ovarium

2. Kadal b. Kadal
1. Ureter
2. Mesonephros
3. Vesica
urinaria
4. Ovum
5. Cloaca
3. Tokek c. Tokek
1. Testis
2. Cloaca

4. Kura-kura d. Kura-kura
1. Ginjal
2. Vesika
urinaria
3. Ureter

Gambar Referensi

1. Ular

https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-
reproduksi/sistem-reproduksi-hewan/
2. Kadal

https://rickyitusaya.blogspot.co.id/2015/05/sistem-
ekskresi-pada-hewan.html

3. Tokek

https://www.slideshare.net/fpa_faiz/bab-10-sistem-
reproduksi

4. Kura-kura

http://avesembriology.blogspot.co.id/2013/04/sistem-
reproduksi-fertilisasi.html
Deskripsi

1. Sistem urogenitalia pada ular


Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk output urin. Pada ular, ginjal
memanjang, dan ginjal kanan terletak lebih dekat ke kepala dari kiri. Organ-
organ ini menyaring darah dan mengeluarkan produk sisa, yang kemudian
terkonsentrasi dan diangkut, melalui ureter, untuk kloaka. Ureter adalah tabung
berongga untuk mengangkut urin. Karena ular tidak memiliki kandung kemih,
kencing tidak disimpan, dan ureter kosong langsung di kloaka.

Gonad pasangan, testis pada jantan dan indung telur pada betina, yang terletak
di tempat yang sama. Mereka juga terletak dekat ke kepala dari ginjal. Pada
betina, ovarium dekat saluran telur, yang membawa telur ke rahim sebelum
mereka memasuki kloaka. Beberapa ular yg bertelur dan beberapa vivipar
(memiliki kelahiran hidup).

2. Sistem urogenitalia pada kadal


Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang
bermuara di cloaca. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ
urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epididimis, vas defferens, dan
sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk
memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan
mengadakan fertilisasi internal.

Ukuran tubuh kadal jantan lebih besar dan lebih panjang dari pada kadal betina.
Pada kadal jantan organ-organ urogenitalnya terdiri dari testis, epididimis, vas
defferens, ren (ginjal), ureter, hemipenis, vesica urinaria, dan cloaca. Pada kadal
betina terdiri dari osteum tuba, ovarium, tuba falopii, ren, ureter, vesica urinaria,
dan cloaca. Selain itu, kadal jantan memiliki warna tubuh yang lebih cerah
karena untuk menarik kadal betina.
3. Sistem urogenitalia pada tokek
Sistem reproduksi pada reptilia adalah secara internal yaitu terjadi di dalam
tubuh induknya. Setelah proses vertilisasi terjadi maka akan terbentuk telur yang
kemudian akan menetas dan mengeluarkan anaknya. Sistem reproduksi seperti
ini yang disebut sebagai ovovivipar atau bertelur melahirkan. Sedangkan ada
beberapa kelas reptil yang reproduksinya secara ovipar yaitu dengan bertelur,
kemudian perkembangan embrionya akan terjadi diluar tubuh induknya. Sistem
urinaria berupa ginjal yang agak membulat yang berada di bawah tulang
belakang. Urin berupa asam urat dan sedikit amonia yang dikeluarkan melalui
kloaka.

4. Sistem urogenitalia pada kura-kura


Sistem urogenitalia terdapat kloaka dan ginjal sebagai alat sistem uropotica.
Berikut adalah alat-alat sistem reproduksi betinanya:
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur.
Sistem Ekskresi Reptilia.
Tipe ginjal pada kura-kura adalah metanefros. Pada saat embrio, kura-kura
memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi
mesonefros hingga metanefros. Hasil ekskresi pada kura-kura adalah asam urat.
Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang
dihasilkan oleh Mammalia. Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air
dalam volume yang besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk
pasta berwarna putih yang dikeluarkan melalui kloaka.
Sumber

Miralles. 2009. Aurelien Three rare enigmatic. South American skinks, Zootaxa.
Moment, G. B. 1967. General Zoologi. Boston: Bentley Glass.

Mukayat, Djarubito.(1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Sistem Ekskresi

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular a. Ular
1. Ren
2. Vesica urinaria
3. Cloaca
4. Ovarium

2. Kadal

b. Kadal
1. Ureter
2. Mesonephros
3. Vesica urinaria
4. Cloaca
3. Tokek c. Tokek
1. Hati
1
2. Paru-paru
3 3. Ginjal
2

d. Kura-kura
4. Kura-kura
1. Ginjal
2. Vesica urinaria
3. Ureter

Gambar Referensi
1. Ular

http://dimascahyono.blogspot.co.id/

2. Kadal

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html
3. Tokek

https://www.plengdut.com/ekskresi-sistem-
hewan-mamalia-burung-reptil-amfibi-ikan-dan-
serangga/6244/

4. Kura-kura

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html
Deskripsi

1. Sistem ekskresi pada ular


Alat ekskresi pada ular ada tiga macam, yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit. Paru-
paru digunakan oleh ular sebagai sarana sistem pernapasan. Di dalam paru-paru
ada struktur yang disebut dengan alveolus. Alveolus merupakan kantung udara
yang kecil namun kaya akan pembuluh darah. Karena strukturnya yang kaya
akan pembuluh darah kapiler, maka pada paru-paru inilah proses pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida dilakukan.

Sementara itu, kulit memiliki peran yang sama yaitu dalam pertukaran gas.
Perbedaannya, di sini kulit hanya berperan sebagai organ pernapasan pembantu.
Jadi jika paru-paru sedang tidak berfungsi optimal, maka kulit akan mengambil
alih sebagian dari peran paru-paru. Lalu alat ekskresi selanjutnya adalah ginjal.
Sistem pembuangan urin juga merupakan sistem ekskresi yang paling dominan
pada reptile.

2. Sistem ekskresi pada kadal


Sistem ekskresi dibangun oleh sepasang ginjal yang terdapat agak ke pangkal
ekor dari kaki belakang, bentuknya gepeng dan berwarna coklat. Terdapat
sepasang ureter yang bermuara pada kantung kemih (vesica urinaria) yang kecil
dan berakhir pada lubang kloaka.

Ginjal kadal, sama sepeti halnya pada burung dan mamalia, di kenal sebagai
metanefros, sedangkan ginjal pada saat embrio adalah pronefros dan metanefros.
Ginjal metanefros pada dasarnya serupa dengan mesonefros tetapi lebih ringkas
dan memuat jumlah lebih banyak unit-unit renal,ada saluran menuju tubulus dan
akhirnya menyatu disebut ureter.perkembangan tipe ginjal adalah untuk efisiensi
ekskretori akibat meningkatnya aktivitas.

Ginjal berwarna kecoklat-coklatan dan terdiri atas sepasang, terletak di daerah


sacrum dan merupakan benda yang retroperitronial dan terdiri atas lobus
anteriordan lobus posterior. Dari masing-masing ren terdapat ureter yakni ureter
sinesta dan dextra. Pada hewan jantan sebelum bermuara di kloaka ureter itu
bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang pada hewan betina olangsung ke
kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung tipis yang terletak di
dekatkloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi sebagai kumpulan
urine sementara.

Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid (setengah keras)


seperti pada burung, dan di kleluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja.
Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan berwarna
putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.

Terdapat pula paru-paru sebagai penghasil karbondioksida dan uap air. Selain itu
terdapat hati yang menghasilkan zat warna empedu untuk mewarnai feses dan
urin.

3. Sistem ekskresi pada tokek


Sistem ekskresi pada reptilia dalam hal ini Tokek (Gecko gecko) adalah
metanefros. Pada saat embrio reptilia memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian
pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros. Hasil ekskresi
pada reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu toksik jika
dibandingkan dengan amon ia yang dihasilkan oleh mamalia. Asam urat dapat
juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam urat
tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih. Beberapa jenis
reptil menghasilkan amonia seperti buaya dan kura-kura.

4. Sistem ekskresi pada kura-kura


Alat ekskresi yang terlihat pada kura-kura saat pengamatan adalah ginjal, paru-
paru dan hati. Paru-paru berada di bagian pektoral yang berwarna merah yang
mengeluarkan karbondioksida. Sedangkan hati berada dbawah paru-paru yang
mempunyai 3 lobus hati yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan untuk
mewarnai fese dan urin. Ginjal yang di miliki kura-kura lebih melebar. Saluran
ginjal pada kura-kura sangat pendek. Asam urat dikeluarkan bersama-sama
kotoran melalui kloaka, sedangkan aimya diserap kembali agar tubuh tidak
kehilangan air terlalu banyak. Pada kotoran kura-kura yang berwarna cokelat
terdapat bercak-bercak asam urat berwarna putih. Kura-kura memiliki kelenjar
di permukaan kulit yang mengeluarkan getah berbau untuk mengusir musuhnya.

Sumber

Kurniati, H. 2003. Amphibians and Reptiles of Gunung Halimun Nation Park West Java
Indonesia (Frogs, Lizards and Snakes). An Illustrated Guide Book. Researc Center
For Biology-LIPI, Bogor.
Miralles. 2009. Aurelien Three rare enigmatic. South American skinks, Zootaxa.
Moment, G. B. 1967. General Zoologi. Boston: Bentley Glass.
Sistem Saraf

Keterangan
Gambar Pengamatan
Gambar
1. Ular a. Ular
1. Tulang
otak
2. Medulla
spinalis

2. Kadal

b. Kadal
1. Otak
2. Medulla
spinalis

3. Tokek
1 c. Tokek
1. Medulla
spinalis
4. Kura-kura

d. Kura-kura
1. Otak
2. Medulla
spinalis

Gambar Referensi

1. Ular

http://misspeanut25.blogspot.co.id/2014/10/makalah-
sistem-saraf-hewan.html
2. Kadal

http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/02/struktur-
dan-fungsi-tubuh-reptilia.html

3. Tokek

https://rickyitusaya.blogspot.co.id/2015/05/sistem-
saraf-pada-hewan.html

4. Kura-kura

http://www.mongabay.co.id/2015/06/13/apa-yang-
ada-dibalik-tempurung-kura-kura-ternyata-tak-
seperti-yang-diduga/
Deskripsi

1. Sistem saraf pada ular


Ular memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke
korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf
optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial.
Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit (ruasprimer) tubuh.
Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
 Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
- Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat
bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang
area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motor dan sensorik.
- Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan
lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil
mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
- Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan
yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan.
- Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
- Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula
spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume
dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain.
 Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut
saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat
saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan
yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran
desenden.

b. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom).
- Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang
yang terdiri dari:
 Tiga pasang saraf sensori
 Lima pasang saraf motor
 Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

- Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion
dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

2. Sistem saraf pada kadal


Saraf kadal terdiri atas enchephalon terdiri atas: dua lobus olfactorius yang
panjang yang berhubungan dengan haemisphaericum cerebri yang terletak di
muka. Mesencephalon yang tertutup oleh haemisphaerium cerebri terbagi oleh
sulcus medianus menjadi dua corpora bigemina. Cerebellum (myencephalon)
berbentuk kecil terletak di belakang mesencephalon. Di sebelah bawah
cerebellum terdapat medulla oblongata yang lebar di sebelah anterior yang
mempunyai cekung fossa rhomboidea yang sebagian ditutupi cerebellum. Di
sebelah dorsal dari mesencephalon suatu bulatan kecil epihyse, sedang sebelah
ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata (metencephalon)
dilanjutkan oleh medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi cerebrales.

Otak tengah pada kadal telah mengalami perubahan pada cerebrum yang
diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya
invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium.
Cerebellum reptil relatif lebih besar dari pada milik amfibi. Sekali lagi
kemampuan ini dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan reptil.
Reptil memiliki 12 saraf kranial.

Selain itu terdapat pula vertebrae yang merupakan salah satu pusat gerak.
Vertebrae pada kadal memanjang hingga ke pangkal caudal.

3. Sistem saraf pada tokek


Pada saat pembedahan tokek, organ saraf yang terlihat adalah tulang
belakang saja.
Encephalon terdiri atas, dua lobus alfactorous yang panjang dan
berugungan dengan Himispherium cerebrae yang terletak di muka.
Mesencheptalon yang tertutup oleh hemispherium celebri terbagi sulcus
medianus menjadi dua corpora bigamina. Cerebellum berbentuk kecil terletak
dibelakang mesenchephalon.
Di sebelah cerebellum terdapat medula oblongata yang lebar disebelah
anterior yang mempunyai cekung lossa rhoboidea yang sebagian ditutupi
cerebellum. Disebelah dorsal dari mesencheptohalon suatu bulatan kjecil
epihyse. Sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya modula
oblogonta (metenchephalon) dilanjutkan oleh medula spinalis. Pada otak
terdapat 12 nervicerebrales.
Pada lingua terdapat tonjolan-tonjolan papila-papila yang mengandung
resepotor-reseptor rasa. Sedang saccus olfactorius terdapat reseptor-reseptor
yang menerima rangsangan gas organon virus mempunyai glanduale lacrimus
untuk membasahi mata bagi reptia yang telah benar-benar hidup di darat.
Sistem syaraf ini tersusun atas syaraf-syaraf yang merupakan
kumpulandari jaringan-jaringan syaraf. Jaringan-jaringan syaraf tersebut
berkoordinasi dengan system organasensoris, sehingga telinga bisa mendengar
dan mata bisa melihat. Selain jaringan syarat mata dan telinga juga didukung
oleh jaringan epitel, jaringan kelanjar, jaringan darah, jaringan ikat (jaringan
tulang dan jaringan kartilago).

4. Sistem saraf pada kura-kura


Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat yaitu otak dan sistem saraf tepi berupa
tulang belakang yang menyatu dengan karapasnya. Di otak terdapat 12 pasang
saraf cranial dengan 4 lobus olfaktorius, cerebrum, mesensefalon, dan
cerebellum. Bagian otak yang paling berkembang adalah cerebrum atau otak
besarnya yang berfungsi untuk penciuman. Berikut adalah pembagian dari otak:
a. dua buah bulbus olfaktorius yang panjang dan keduanya dihubungkan
dengan tractus opticus ke hemisfere.
b. Hemisfere serebral
c. Dua buah lobus optikus yang berbentuk oval, terletak di sebelah belakang
hemisfer serebral
d. Traktus optikus dan syaraf optik, terletak di ventral hemisfere
e. Serebelum, berbentuk seperti buh pir terletak di belakang lobus optikus.
f. Medula oblobgata, terletak di ventro lateral serebelum, berdekatan
dengan tali saraf spinal, yang selanjutnya dilanjutkan dengan
g. Infundibulum
h. Hipofisis.
Sedangkan pada saraf tepi terdiri dari:

a. 12 pasang saraf kranial


b. Saraf kranial berpasangan terdapat pada setiap ruas tubuh

Sumber

Mukayat, Djarubito.(1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Origia, K., Novarino, W., & Tjong, D. H. (2012). Jenis-jenis Kadal (Sub-Ordo-Sauria)
di Hutan Harapan Jambi. Jurnal Biologi Universitas Andalas , 86-92.
Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New York: The Mac
Millan Press.
VI. Kesimpulan
Perbandingan antara ular, kadal, tokek, dan kura-kura

Perbedaan Ular Kadal Tokek Kura-kura

Pada ular Pada kadal terbagi Pada tokek hampir Kura-kura


empunyai tubuh atas caput, sama dengan kadal. mempunyai
memanjang tanpa abdomen, caudah Namun tubuhnya permukaan badan
tungkai, ia tidak dan sepasang bermotif berwarna atas berupa karapas
mempunyai ekstremitas abu-abu dengan keras dan
kelopak mata dan anterior dan corak kuning dan permukaan bawah
tak punya liang posterior. orange. Tubuh juga berupa plastron.
telinga, tubuh Extremitas terdapat tonjolan- Warna karapaks
terbagi atas caput, dilengkapi tonjolan kecil. hijau, warna
abdomen, dan dengan 5 jari tubuh terbagi atas plastron kuning
caudal. Kloaka tanpa selaput. caput, abdomen, dengan terdapat
berada dibagian Bagian caput caudah dan corak oval warna
ventral pangkal terdapat sepasang sepasang hijau. Kepala
ekor. Mempunyi nares, sepasang ekstremitas anterior bagian samping
Morfologi
sisik atas organon visus, dan posterior. terdapat garis
berwarna hijau sepasang liang Extremitas merah.
kehitaman dan telinga. Kloaka dilengkapi dengan Mempunyai ekor
sisik bawah berada di ujung 5 jari tanpa selaput. kecil yang sebelum
berwarna kuning. abdomen yang Bagian caput ekor terdapat
hampir memasuki terdapat sepasang kloaka
daerah caudal nares, sepasang
organon visus,
sepasang liang
telinga. Kloaka
berada di ujung
abdomen yang
hampir memasuki
daerah caudal
saat pembedahan Saat pembedahan Hampir sama Saat pembedahan
ditemukan paru- ditemukan paru- seperti kadal, ditemukan paru-
paru, jantung, paru- jantung, ditemukan paru- paru, lambung,
hati, empedu, hati, empedu, paru- jantung, hati, usus, hati, empedu,
Topografi
lambung, usus, lambung, usus, empedu, lambung, dan terlihat tulang
uretra, ginjal dan uretra dan ginjal usus, uretra dan belakangnya pula
ditemukan pula ginjal
celah kloaka.
Pada ular Pada kadal Pada tokek hampir Pada kura-kura
ditemukan alat ditemukan sistem sama dengan kadal, ditemukan mulut
pencernaan pencernaan ditemukan mulut, dibagian
berupa mulut berupa mulut, kerongkongan, moncongnya,
yang dilengkapi kerongkongan, lambung dan usus ditemukan pula
gigi yang tajam lambung, usus, yang kemudian kerongkongan
untuk menggigit dan terakhir kotoran akan sangat pendek
mangsa. Antara kloaka sebagai dibuang melalui yang diteruskan ke
rahang atas dan alat pengeluaran kloaka lambung yang
bawang tidak bentuknya agak
menyatu sehingga membulat, usus
Sistem
ia bisa memakan dan lambung
pencernaan
mangsa yang hampir tak bisa
lebih besar dari dibedakan karena
ukuran tubuhnya. ukuran hampir
Selain itu sama. Ia juga
ditemukan pula mempunyai celah
kerongkongan kloaka untuk
agak panjang, mengeluarkan
lambung dan usus kotoran
dan kloaka
sebagai alat
pengeluaran
Sistem sirkulasi Sistem sirkulasi Sirkulasi pada Ia mempunyai
menggunakan menggunakan tokek hampir sama jantung beruang
organ jantung organ jantung dengan kadal, tiga yaitu 2 atrium
Sistem dibantu dengan yang beruang 3 menggunakan dan 1 ventrikel
sirkulasi pembuluh darah disertai dengan organ jantung yang untuk proses
pembuluh darah beruang 3 disertai sirkulasi dara, dan
dengan pembuluh dibantu dengan
darah pembuluh darah
Sistem respirasi Sistem respirasi Sistem respirasi Selain
dengan menggunakan sama dengn kadal, pernafasannya
menggunakan sepasang paru- menggunakan dengan paru-paru,
paru-paru yang paru berwarna sepasang paru-paru ia juga
berwarna merah merah dibagian berwarna merah menggunakan
dan jumlahnya pektoral. Ia dibagian pektoral. kloaka untuk
sepasang. Ia juga dibungkus pleure Ia dibungkus pleure pernafasan karena
Sistem mempunyai dan berada di atas dan berada di atas di kloaka terdapat
respiratoria lubang hdung dari usus. Selain dari usus. Selain itu banyak kapiler
didaerah caput itu juga dibantu juga dibantu oleh darah
dan juga faring oleh lubang lubang hidung yang
sebagai saluran hidung yang jumlahnya
penghantar udara jumlahnya sepasang didaerah
sepasang didaerah caput. serta faring.
caput. serta
faring.
Alat ekskresi Alat ekskresi Alat ekskresi Alat ekskresi
berupa ginjal, berupa ginjal, berupa ginjal, paru- berupa ginjal,
paru-paru, hati paru-paru, hati. paru, hati. Ginjal paru-paru, hati dan
Sistem dan kulit. Ginjal Ginjal mengeluarkan urin, Namun saat
ekskresi yang memanjang mengeluarkan paru-paru penghasil pengamatan hanya
mengeluarkan urin, paru-paru karbondioksida, ditemukan hati.
urin, paru-paru penghasil hati penghasil zat Ginjal yang agak
penghasil karbondioksida, warna feses membulat
karbondioksida, hati penghasil zat mengeluarkan urin,
hati penghasil zat warna feses paru-paru
warna feses dan penghasil
kulit untuk karbondioksida,
mengeluarkan hati penghasil zat
amonia berlebih warna feses
Sistem Ditemukan ginjal Ditemukan ginjal Ditemukan ginjal
urogenitalia dibawah dibawah vertebrae yang membulat
ditemukan organ vertebrae untuk untuk memproses berada dibawah
hemipenis karena memproses urin urin dan ditemukan vertebrae untuk
Sistem ia jantan dan dan ditemukan pula ovarium proses pembuatan
urogenitalia terdapat sepasang pula ovarium urin. Juga
ginjal yang ditemukan
memanjang untuk ovarium dan
memproses urin kloaka sebagai
organ genital
Sistem saraf Ditemukan tulang Ditemukan tulang Ditemukan otak
ditemukan tulang belakang saat belakang saat dan tulang
Sistem saraf
belakang pengamatan pengamatan belakang saat
pengamatan
VII. Daftar Pustaka

Brotowidjoyo, Mukayat. (1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga

Campbell, et.al. (2008). Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Harlita., Sari, Dewi Puspita., Tim Asisten. (2017). Modul Praktikum


Anatomi Hewan. Surakarta : UNS

Ismawati. (2008). Biologi. Solo : Bumi Aksara

Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Kurniati, H. 2003. Amphibians and Reptiles of Gunung Halimun


Nation Park West Java Indonesia (Frogs, Lizards and Snakes). An
Illustrated Guide Book. Researc Center For Biology-LIPI, Bogor.

Miralles. 2009. Aurelien Three rare enigmatic. South American skinks,


Zootaxa.

Moment, G. B. 1967. General Zoologi. Boston: Bentley Glass.

Mukayat, Djarubito.(1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Origia, K., Novarino, W., & Tjong, D. H. (2012). Jenis-jenis Kadal


(Sub-Ordo-Sauria) di Hutan Harapan Jambi. Jurnal Biologi
Universitas Andalas , 86-92.

Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New


York: The Mac Millan Press.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga

Santoso, B. (1993). Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius
Sugiyono, Hernani, Y., & Mufrod. (2017). Formulasi Salep Ekstrak Air
Tokek (Gekko gecko) Untuk Penyembuhan Luka. Media
Farmasi Indonesia , Vol 11 No 2, 12-24.
VIII. Lampiran
2 lembar foto praktikum

IX. Lembar Pengesahan

Surakarta, 30 November 2017

Asisten Praktikum Praktikan

(Meinard Putri A. S) (Fitri Choirul Muttaqin)


NIM. K4315019 NIM.K4315034
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai