HASIL PENGAMATAN
NO Gambar Keterangan
1. Siput kebun (Achatina fullica). 1. gastropoda
2. fotoreseptor
3. kemoreseptor
4. mulut
5. mantel
6. lubang jerital
7. anus
8. apex
9. whorl
10. whorl body
VI. PEMBAHASAN
Filum dari kelompok hewan vertebrata salah satunya adalah Pisces atau yang
disebut dengan ikan. Pisces ini dapat ditemukan di air tawar (danau maupun sungai)
atau air asin (laut maupun samudra). Pisces merupakan hewan yang berdarah dingin
(poikiloterm),yang artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu air
ditempat dia hidupnya. Ikan merupakan hewan yang hidup di perairan, memiliki alat
pernafasan menggunakan bantuan gelembung udara, tubuh, ditutupi sisik sebagai
rangka luar tubuh, reproduksi secara seksual dan ovipar (bertelur).
Filum dari kelompok hewan vertebrata yang hidup di dua alam yakni
Amfibia atau amfibi (Amphibia) yakni di air dan di daratan. Amfibi adalah hewan
yang secara taksonomi dikelompokkan dalam kelas Amphibia. Disebut sebagai
hewan berdarah dingin (poikiloterm), dan ‘berkaki empat’ (tetrapoda). Kata
Amphibia sendiri berasal bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti rangkap dan
“bios” yang berarti kehidupan. Tidak seperti hewan berdarah panas yang mengatur
suhu tubuh secara internal,amfibi mengatur suhu tubuh dari luar tubuh mereka,
jantung terdiri dari 3 ruang,2 atrium,1 ventrikel, respirasi dapat secara terpisah.
Umumnya seekor amfibi bertelur dan menempatkan telurnya di dalam air atau di
tempat yang memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Setelah menetas dan menjadi
larva (berudu) amfibi hidup di air atau tempat basah dan bernafas dengan
menggunakan insang. Setelah beberapa waktu, berudu mengalami metamorfosis
(berubah bentuk) menjadi hewan dewasa yang hidup di daratan (tempat lebih kering)
dan bernafas menggunakan paru-paru.
reptilia adalah hewan kelompok hewan vertebrata dengan empat tungkai
( tetrapoda ) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran yang
bernama amniotik. kelompok hewan vertebrata berdarah dingin serta memiliki
sisik yang menutupi tubuhnya. Kebanyakan reptilia bertelur, tetapi beberapa spesies
squamata melahirkan. Reptil adalah ektotermik atau berdarah dingin, yang berarti
mereka tidak dapat mengontrol suhu tubuh mereka sendiri. Hewan berdarah dingin
harus bekerja dengan lingkungan untuk meningkatkan atau menurunkan suhu tubuh
mereka. Berjemur di bawah sinar matahari bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh
mereka, dan mereka bergerak lebih cepat ketika suhu tubuh hangat.
Hewan mamalia adalah jenis hewan yang biasa dikenal dengan hewan
menyusui. Hewan mamalia merupakan kelas hewan vertebrata yang mempunyai ciri
dengan adanya kelenjar susu, yang pada betinanya menghasilkan susu sebagai
sumber makanan bagi anaknya. Secara umum, mamalia bisa dinyatakan sebagai
hewan yang memiliki tulang belakang. Hewan mamalia selalu diidentikkan sebagai
hewan yang melahirkan. ada pula hewan mamalia yang cara berkembangbiak hewan
dengan cara bertelur. Mamalia memiliki karakteristik khusus yang membedakannya
dengan hewan lain, reptil misalnya. mamalia adalah hewan berdarah panas, mereka
menjaga suhu tubuhnya independen dari lingkungan eksternal. Hal ini dicapai oleh
panas yang dihasilkan oleh metabolisme endotermik tubuh mereka.
Anggota dari hewan invertebrata ada Protozoa pada umumnya adalah hewan
yang termasuk mikroorganisme sehingga hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Hal ini karena ukuran pada protozoa yang sangat kecil. Protozoa sendiri
memiliki habitat pada umumnya di dalam air. Protozoa merupakan organisme yang
dapat dibedakan dari jenis algae yang merupakan tumbuhan tingkat rendah. ciri – ciri
umum yang akan tampak pada hewan Protozoa Uniseluler atau bersel satu),
Eukariotik atau memiliki membran nukleus, hidup dengan soliter sendiri maupun
dengan koloni kelompok, heterotrof atau tidak dapat membuat makanan sendiri, serta
hidup secara saprofit atau parasit.
Porifera dalah kelas hewan yang multiseluler atau terdiri dari banyak sel.
Porifera memiliki pori – pori yang sangat banyak untuk menyusun tubuhnya. Tubuh
porifera terdapat bagian mesohil yang tampak diapit dengan dua lapisan sel yang
tipis. Hewan ini juga tidak mempunyai dinding sel. Kita dapat menemukan habitat
porifera di alam laut dan di airtawar . Pada porifera diketahui tidak memiliki sistem
pencernaan, sistem regulasi, maupun sistem pernafasan yang khusus. Porifera
diketahui sangat berbeda dengan hewan invertebrata yang lainnya. porifera hidup
dengan heterotrof.
Artropoda merupakan hewan dengan filum yang paling besar dan banyak
ditemukan di dunia. Hewan ini memiliki permukaan tubuh yang beruas – ruas.
Hewan Artropoda dapat ditemukan di air tawar, air laut, darat, dan udara.
Karakteristik pada hewan artropoda yakni memiliki tubuh bersegmen dan bersimetri
bilateral. Pada hewan ini memiliki eksoskeleton berkitin sehingga permukaannya
keras. Contohnya seperti udang, lipan, serangga, laba-laba.
Hewan vertebrata yang diamati pada praktikum ini meliputi filum pisces dan
amfibi. Pisces (ikan) pada praktikum ini menggunakan ikan mas (Cyprinus
carpio) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih
kesamping dan lunak, yang termsuk dalam golongan teleostei. Tubuhnya terbungkus
oleh kulit yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan
menggunakan insang. Ikan mas ini memiliki bentuk badan yang memanjang dan juga
sedikit pipih pipih bilateral yang terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor
(cauda). kebagian samping mulut yang terletak pada bagian ujung tengah atau di
sebut terminal. Memiliki sirip punggung ( dorsal ) yang memanjang dan juga terletak
pada bagian permukaan tubuh. Insang ikan mas terletak pada bagian depan, insang
ikan terdiri dari 3 bagian yaitu tulang lengkung insang, tapis insang, dan juga
lembaran daun insang.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata tanpe kelopak namun terdapat
selaput argantea sebagai pelindung mata pada ikan, serta dua insang Bagian badan
ikan ditutupi oleh sisik, yang pada sisik tersebut terdapat garis yang memanjang ke
arah ekor yang disebut gurat sisi (linea lateralis). Pada bagian ventral tubuh terapat
dua sampai tiga lubang pengeluaran, yaitu lubang anus, lubang kelamin, dan lubang
urine.
Pada hewan vertebrata selanjutnya yaitu katak (Rana sp.) mengacu kepada
metarmofosis banyak jenis katak. Kecebong, yang merupakan tahapan larva dari
seekor katak, umumnya adalah herbivora akuatik dengan insang, sistem gurat sisi
yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki
dan berenang dengan cara menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama
metarmofosis yang berakhir dengan “ kehidupan ke dua “, kaki berkembang, insang
dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernapas,
sepasang gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk
mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan melalui
kehidupan di darat.
Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau
lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata
juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada dalam air (disebut
membran miktans). Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada
saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan keadaan
lingkungan (poikioterm).
Bagian tubuh yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan 4 alat gerak
(extremitas). Pada bagian kepala, terdapat celah mulut (cavum oris), dua lubang
hidung (external nares), sepasang mata yang memiliki kelopak mata (palpeda) atas
(superior) dan bawah (inferior), serta bagian pendengaran yang disebut membran
tymphani. Pada bagian mata terdapat juga selaput yang disebut membran niktitan
yang berfungsi melindungi mata katak saat berenang. bagian badan katak terdiri dari
dua, yaitu bagian atas yaitu punggung katak (dorsal) dan bagian bawah yaitu perut
(ventral). Punggung katak berwarna lebih gelap daripada bagian perutnya dan
punggungnya bertekstur lebih kasar. Bagian bawah anggota gerak katak terdapat
paha (femur), betis (crus), pes, telapak tangan (manus), dan jari-jari katak (digiti)
yang terdiri dari 5 buah.
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
7.2 Saran
Campbell, N.A. & J.B Reece. 2008. Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta :
Erlangga .
Irawan, H. dan F. Yandri. 2014. Studi biologi dan ekologi hewan filum mollusca di
zona litoral pesisir timur Pulau Bintan. Jurnal Studi Biologi dan Ekologi. 4
(1): 11.
Lutfhi, O.K., A. Saputra ., R.A Mutiara., Arisyaputra., J.K Sinaga., M. Bisel., N. Ika.,
M. Ria., H. Murti., A. Girindra ., R.Rizal., M. Bagus., N.A. Naufal dan M.
Raditya. Pemantuan kondisi invertebrata menggunakan metode reefcheck di
perairan Selat Sempu Kabupaten Malang. Jurnal Kelautan. 10 (2): 130.
Purnomo, Tarzan. 2014. Pengembangan ensiklopedia dan lks invertebrata laut untuk
pembelajaran biologi. Jurnal ilmiah Pendidikan. 3 (3) : 580-581.
Yudha, Donan Satria. 2015. Keanekaragaman jenis katak dan kodok disepanjang
sungai code provinsi daerah istimewa yogyakarta. Jurnal ilmiah
pendidikan. 12 (1) : 22.