Anda di halaman 1dari 25

Penyimpangan Semu Hukum Medel

Disusun oleh : Cintya Ardianti dan Jennifer Lie


Kelas : XII MIPA 5

Hal-hal yang akan dibahas:


A. Interaksi Gen
B. Atavisme
C. Polimeri
D. Kriptomeri
E. Epistasis dan Hipotasis
F. Komplementer
G. Gen Dominan Rangkap
H. Gen Penghambat

Interaksi Genetik
Interaksi genetik terjadi apabila dua atau lebih
gen mengekspresikan protein enzim yang
mengkatalis langkah-langkah dalam suatu jalur
bersama.
g

P (prekursor)
g = gen
e = protin enzim

(produk
akhir)

Jalur metabolisme sederhana yang melibatkan enzim yang diekspresikan dari gen

Interaksi genetik menyebabkan terjadinya


peristiwa atavisme, polimeri, kriptomeri, epistasis
dan hipotasis, serta komplementer.

Atavisme
adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat
interaksi dari beberapa gen. Contohnya adalah
sifat genetis pada jegger ayam.
Ada 4 macam jegger ayam, yaitu walnut,
rose, pea dan single. Bentuk jegger ayam tidak
hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh
interaksi dua gen.

Diagram persilangan ayam berjegger rose


dengan ayam berjegger pea
P1
F1
P2
F2

: RRpp >< rrPP


rose
pea
: RrPp
100% walnut
: RrPp >< RrPp
walnut walnut
:
RP

rP

Rp

rp

RP

RRPP
walnut

RrPP
walnut

RRPp
walnut

RrPp
walnut

rP

RrPP
walnut

rrPP
pea

RrPp
walnut

rrPp
pea

Rp

RRPp
walnut

RrPp
walnut

RRpp
rose

Rrpp
rose

rp

RrPp
walnut

rrPp
pea

Rrpp
rose

rrpp
single

Penyimpangan yang terjadi pada atavisme


adalah mengenai munculnya sifat baru pada
jegger ayam, yaitu walnut dan single. Tipe
jegger walnut merupakan hasil interaksi dari
dua gen yang berdiri sendiri, sedangkan tipe
jegger single merupakan hasil interaksi dua
gen resesif.

Polimeri
Merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat
kumulatif (saling menambah).
Polimeri terjadi akibat interaksi antaraa dua
gen atau lebih, sehingga disebut juga sifat gen
ganda. Contoh polimeri terdapat pada
percobaan H. Nilsson-Ehle terhadap biji
gandum.

Diagram persilangan biji gandum merah dan biji


gandum putih
P1 :

M1M1M2M2 >< m1m1m2m2


gandum berbiji gandum berbiji
merah gelap
putih

F1 :

M1m1M2m2
100% gandum berbiji merah sedang

P2 :

M1m1M2m2 >< M1m1M2m2


gandum berbiji gandum berbiji
merah sedang merah sedang

F2 :

M1M2

M1m2

m1M2

m1m2

M1M2

M1M1M2M2
merah gelap

M1M1M2m2
merah

M1m1M2M2
merah

M1m1M2m2
merah sedang

M1m2

M1M1M2m2
merah

M1M1m2m2
merah sedang

M1m1M2m2
merah sedang

M1m1m2m2
merah muda

m1M2

M1m1M2M2
merah

M1m1M2m2
merah sedang

m1m1M2M2
merah sedang

m1m1M2m2
merah muda

m1m2

M1m1M2m2
merah sedang

M1m1m2m2
merah muda

m1m1M2m2
merah muda

m1m1m2m2
putih

Warna merah gelap berarti mengandung semua


alel dominan (M1M1M2M2) dan warna putih
tidak mengandung alel dominan (m1m1m2m2).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
gradasi mutu warna gandum itu disebabkan
oleh jumlah alel dominannya.

Kriptomeri
Adalah sifat gen dominan yang bersembunyi,
jika gen dominan tersebut berdiri sendiri.
Namun, jika gen dominan tersebut berinteraksi
dengan gen dominan lainnya, akan muncul
sifat gen dominan yang sebelumnya
tersembunyi.
Contoh kriptomeri dapat dilihat pada
persilangan bunga Linaria maraccana.

Diagram persilangan Linaria maroccana bunga


merah dengan bunga putih
P1 :
F1 :
P1 :

Aabb >< aaBB


bunga merah bunga putih
AaBb
100% bunga ungu
AaBb >< AaBb
bunga ungu bunga ungu

F2 :

AB

Ab

aB

ab

AB

AABB
bunga ungu

AABb
bunga ungu

AaBB
bunga ungu

AaBb
bunga ungu

Ab

AABb
bunga ungu

AAbb
bunga merah

AaBb
bunga ungu

Aabb
bunga merah

aB

AaBB
bunga ungu

AaBb
bunga ungu

aaBB
bunga putih

aaBb
bunga putih

ab

AaBb
bunga ungu

Aabb
bunga merah

aaBB
bunga putih

aabb
bunga putih

Dari persilangan diatas, sifat yang tersembunyi


(bunga warna ungu) muncul karena adanya
dua gen dominan yang berinteraksi, sehingga
diperoleh perbandingan fenotipe 9 : 3 : 4

Epistasis-Hipostasis
Pada beberapa kasus perkawinan dihibrid,
trihibrid, atau polihibrid, ada gen-gen yang
saling berpengaruh. Gen yang sifatnya
mempengaruhi (menghalangi) gen lain disebut
gen epistasis, sedangkan gen yang
dipengaruhi (dihalangi) disebut gen
hipostasis.

Epistasis Dominan
Pada epistasis dominan, gen dengan alel
dominan menutupi kerja gen lain. Contohnya
adalah epistasis dominan pada labu.
Jika labu putih (PPKK) disilangkan dengan
labu hijau (ppkk) akan dihasilkan F1 labu putih
heterozigot (PpKk). Namun perkawinan
sesama F1 akan menghasilkan F2 dengan
perbandingan putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1

Diagram persilangan labu putih dan labu hijau


P1 :
F1 :
P2 :
F2 :

PPKK >< ppkk


labu putih labu hijau
PpKk
100% labu putih
PpKk >< PpKk
labu putih labu putih
9 PK = labu putih
3 Pkk = labu putih
3 ppK = labu kuning
1 ppkk = labu hijau

12 : 3 : 1

Keterangan:
Tanda pada P menunjukkan kemungkinan genotip PP atau Pp
pada K menunjukkan kemungkinan genotip KK atau Kk

Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif, gen dengan alel
homozigot resesif mempengaruhi gen lain. Contohnya
adalah epistasis resesif pada warna rambut tikus.
Jika dilakukan persilangan antara tikus warna
hitam (HHaa) dengan tikus warna putih (hhAA) , akan
menghasilkan F1 100% tikus warna abu-abu agouti
(HhAa). Hasil perkawinan sesama F1 menghasilkan
keturunan F2 dengan komposisi warna abu-abu agouti
: hitam : putih = 9 : 3 : 4

Diagram persilangan tikus warna hitam dan tikus


warna putih
P1 :
F1 :
P2 :

F2 :

HHaa >< hhAA


tikus hitam tikus putih
HhAa
100% tikus abu-abu agouti
HhAa >< HhAa
tikus abu-abu tikus abu-abu
agouti
agouti
9 HA = tikus abu-abu agouti
3 Haa = tikus hitam
3 hhA = tikus putih
1 hhaa = tikus putih

9:3:4

Keterangan:
Tanda pada H menunjukkan kemungkinan genotip HH atau Hh
pada A menunjukkan kemungkinan genotip AA atau Aa

Epistasis gen dominan rangkap


Adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih
yang bekerja untuk munculnya satu fenotip
tunggal. Salah satu gen dominan atau bersamasama gen dominan lain akan menyebabkan
munculnya fenotip dominan. Sebaliknya, jika
dalam genotip tidak ada gen yang dominan
satupun, fenotip resesif akan muncul.
Contoh epistasis gen dominan rangkap adalah
pada tanaman kantong gembala.

Diagram persilangan antara tanaman kantong


gembala berbiji segitiga dengan berbiji membulat
P1 :
F1 :
P2 :
F2 :

AABB >< aabb


biji segitiga biji membulat
AaBb
100% biji segitiga
AaBb >< AaBb
biji segitiga
biji segitiga
9 AB = biji segitiga
3 Abb = biji segitiga
15 : 1
3 aaB = biji segitiga
1 aabb = biji membulat

Keterangan:
Tanda pada A menunjukkan kemungkinan genotip AA atau Aa
pada B menunjukkan kemungkinan genotip BB atau Bb

Komplementer
atau Epistasis Gen Resesif Rangkap merupakan
interaksi beberapa gen yang saling melengkapi.
Interaksi tersebut dapat dinamakan juga
epistasis gen resesif rangkap sebab jika salah
satu gen bersifat homozigot resesif, pemunculan
suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak
sempurna atau terhalang. Dalam interaksi
komplementer, tiap gen dapat bersifat epistasis
bagi gen lain.

Diagram persilangan Lathyrus odoratur warna


putih (CCpp) dengan warna putih (ccPP)
P1 :
F1 :
P1 :

CCpp >< ccPP


bunga putih bunga putih
CcPp
100% bunga ungu
CcPp >< CcPp
bunga ungu bunga ungu

F2 :

CP

Cp

cP

cp

CP

CCPP
bunga ungu

CCPp
bunga ungu

CcPP
bunga ungu

CcPp
bunga ungu

Cp

CCPp
bunga ungu

CCpp
bunga putih

CcPp
bunga ungu

Ccpp
bunga putih

cP

CcPP
bunga ungu

CcPp
bunga ungu

ccPP
bunga putih

ccPp
bunga putih

cp

CcPp
bunga ungu

Ccpp
bunga putih

ccPp
bunga putih

ccpp
bunga putih

Gen Dominan Rangkap


Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen
dominan yang memengaruhi bagian tubuh mahkluk
hidup yang sama. Jika berada bersama-sama
fenotipenya merupakan gabungan dari kedua sifat gengen dominan tersebut sehingga perbandingan
fenotipenya menjadi
9 : 6 : 1.
Contohnya pada persilangan antara tanaman yang
buahnya berbentuk oval dengan tanaman yang buahnya
berbentuk bulat.

Diagram persilangan antara tanaman buah oval


dengan tanaman buah bulat.
P1 :
F1 :
P1 :

RRBB
oval
RrBb
oval
RrBb
oval

F2 :

>< rrbb
bulat

>< RrBb
oval
RB

Rb

rB

rb

RB

RRBB
bulat

RRBb
bulat

RrBB
bulat

RrBb
bulat

Rb

RRBb
bulat

RRbb
lonjong

RrBb
bulat

Rrbb
lonjong

rB

RrBB
bulat

RrBb
bulat

rrBB
lonjong

rrBb
lonjong

rb

RrBb
bulat

Rrbb
lonjong

rrBb
lonjong

rrbb
bulat

Gen Penghambat
atau inhibiting gen merupakan penyimpangan
semu yang terjadi karena terdapat dua gen
dominan yang jika bersama-sama pengaruhnya
akan menghambat pengaruh salah satu gen
dominan tersebut sehingga perbandingan
fenotipe = 13 : 3.
Contohnya pada persilangan ayam berbulu
putih dengan ayam berbulu putih.

Keterangan:
C = gen yang menghasilkan warna
c = gen yang tidak menghasilkan warna
I = gen yang menghalangi keluarnya warna (inhibitor)
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna
P1 :
F1 :
P2 :
F2 :

CCII
putih
CcIi
putih
CcIi><
putih
3 Cii
8 CI
3 ccI
1 ccii

>< ccii
putih

CcIi
putih
= berwarna
= putih
= putih
= putih

13 : 3

Kunci dari persilangan ini adalah C hipostesis terhadap I dan I, sedangkan cc epistasis
terhadap C dan c.

Anda mungkin juga menyukai