Anda di halaman 1dari 5

Nama: Meutia Ratna Widyarani

Kelas : BIOLOGI-C
NIM : 215090101111002

GENETIKA
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi
pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya (pasangannya). Gen yang menutupi disebut
epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Contoh kasus epistasis dan hipostasis
dapat ditemukan pada persilangan labu, warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.), warna kulit
gandum, warna bulu ayam, warna rambut mencit, dan warna mata pada manusia.
Contoh kasus dari Epistasis-Hipostasis:
Kacang koro hitam dengan genotipe HHkk disilangkan dengan kacang koro kuning dengan
genotipe hhKK menghasilkan F1 heterozigot berwarna hitam, sesama F1 disilangkan
dan menghasilkan 1000 kacang, Gen koro hitam epistasis terhadap gen koro putih. Berapa jumlah
kacang koro yang berwarna hitam?
Jawaban :

Pertama-tama kita harus mengetahui genotipe dari F1

P : HHkk x hhKK

F1 : HhKk

Karena gen warna hitan bersifat epistasis terhadap gen warna kuning, maka F1 memiliki fenotipe
yang berwarna hitam. Selanjutnya mencari rasio fenotipe dari F2 dengan persilangan dihibrid.

P : HhKk x HhKk

Alel : HK, Hk, hK, hk


HK Hk hK hk

HK HHKK HHKk HhKK HhKk

Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk

hK HhKK HhKk hhKK hhKk

hk HhKk Hhkk hhKk hhkk

karena gen hitam bersifat dominan terhadap alel gen kuning, maka jika ada H besar, kacang tetap
memiliki fenotipe hitam meskipun terdapat K besar.

Sehingga didapatkan rasio sebesar 12:3:1.

Untuk mengetahui jumlah kacang koro yang memiliki fenotipe hitam, maka tinggal dicari
berdasarkan rasio di atas.

12/16×1000 = 750 buah

Sehingga, jumlah kacang koro berwarna hitam sebesar 750 buah.

Epistasis dibagi menjadi 3, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis dominan dan
resesif.
1) Epistasis dominan
Pada epistasis dominan hanya terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis.
Contoh : warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.)
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan
umbi berwarna kuning. Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan gen B
menyebabkan umbi berwarna kuning. Persilangan tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1. Contoh Epistatis Dominan

Hasil perbandingan fenotip F2 tersebut adalah 12 merah: 3 kuning: 1 putih. Angka


perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifikasi dari perbandingan dihibrid
9:3:3:1. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa epistasis dominan terjadi bila
sebuah gen dominan mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan alelnya (pasangan).
Rumusnya adalah gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu, meskipun
dalam genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup ekspresi dari gen B dan b.

2) Epistasis Resesif
Pada epistasis resesif terjadi saat suatu gen resesif bersifat epistasis terhadap gen dominan
yang bukan alelnya (pasangan). Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot .
Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan antara anjing
berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut hitam.
Beberapa gen yang berperan adalah gen B (menentukan warna hitam), gen b (menentukan
warna coklat), gen E menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya
warna). Peristiwa persilangannya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2. Epistasis Resesif

Dari hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3


coklat. Oleh karena itu, rumus epistasis resesif adalah aa epistasis terhadap B dan b. Dalam
contoh ini, aa adalah ee (menghambat keluarnya warna).
3) Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan dan resesif merupakan penyimpangan semu dimana terjadi karena
adanya dua gen dominan jika dalam keadaan yang menghambat pengaruh salah satu gen
dominan tersebut. Epistasis dominan resesif ialah peristiwa suatu gen menghambat
ekspresi fenotip yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut
bersifat menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen suspensor.
Epistasis dominan resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster).
Gen P menentukan warna mata merah, gen p menentukan warna mata ungu, gen S
merupakan gen non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut ini peristiwa
persilangannya

Gambar 3. Epistasis Dominan dan Resesif

Perbandingan fenotipnya adalah 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis dominan resesif adalah
A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a.
Peristiwa ini mengakibatkan perbandingan fenotipe F2 = 13: 3
Contoh : ayam leghorn putih memiliki fenotipe IICC yang dikawinkan dengan ayam while
silkre berwarna putih yang memiliki genotype iicc.
Sumber :
Arumingtyas, E.L., 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu Genetika.
Universitas Brawijaya Press.
Artadana, I.B.M. and Savitri, W.D., 2018. Dasar-dasar Genetika Mendel dan Pengembangannya.
https://ardra.biz/topik/pengertian-contoh-epistasis-dominan-dan-resesif/
https://www.zenius.net/blog/penyimpangan-semu-hukum-mendel-dan-aplikasinya

Anda mungkin juga menyukai