Anda di halaman 1dari 16

MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

KELAS 12 MIPA
POLA PEWARISAN SIFAT PADA
HUKUM MENDEL

DI SUSUN OLEH :
MOCH. RIDHOL KHASAINI (8115)
12 MIPA 3

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI
TAHUN AJARAN 2020/20
A. HUKUM MENDEL
Hukum mendel di tandai saat Mendel melakukan percobaan persilangan
pada tanaman ercis (Pisum sativum). Mendel ternyata berhasil mengamati
sesuatu ,macam sifat keturunan ( karakter) yang di turunkan dari generasi ke
generasi. Mendel juga berhasil membuat perhitungan matematika tentang sifat
genetis karakter yang di tampilkan. Faktor genetis ini kemudian disebut
determinant/faktor. Dengan keberhasilannya tersebut, maka Mendel dinamakan
Bapak Genetika dan sekaligus memberi dasar pengetahuan bagi genetika madder.
c. Zaman Post Mendel ( setelah tahun 1900 ) Zaman ini di tandai dengan
ditemukannya karya Mendel oleh : a. Hugo de Vries (Belanda) b. Carts Correns
(Jerman) c. Erich Von Tshcemak (Austria),
Hukum mendel terbagi mennjadi dua, yaitu:
1. Hukum I Mendel
Hukum yang dikenal juga sebagai Hukum Segregasi ini menyebutkan bahwa pada
pembentukan gamet, ke dua gen yang berpasangan dipisahkan dalam dua sel anak. Pola-
pola hereditas pada Hukum Mendel I berlaku untuk persilangan monohibrid, atau
persilangan dengan satu sifat yang beda.

Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara
lain:

 Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter turunan. Konsep
ini berlaku pada dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan. 
 Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari tetua
betina.
 Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan
terekspresikan atau nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak secara
visual, namun tetap mewariskan sifat pada gamet turunannya.

2. Hukum II Mendel
Hukum ini dikenal juga sebagai Hukum Asortasi. Dalam Hukum Mendel II disebutkan
jika setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. Walaupun bebas, gen
yang mengusung satu sifat tidak akan mempengaruhi sifat gen lain yang bukan termasuk
sebagai alelnya.

Hukum Mendel II ini dijelaskan melalui persilangan dengan dua sifat berbeda
(dihibrida) dengan dua alel yang berbeda pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji
kacang bulat+keriput disilangkan dengan biji berwarna kuning+hijau. Hasil persilangan ini
menurunkan ciri fisik biji bulat warna kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.

Hal ini terjadi karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini
hanya berlaku pada gen yang letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku
pada persilangan monohibrid.

B. Penyimpangan semu terhadap hukum mendel


Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.

1. Epistasi Dan Hipostasi


Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut
epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.

a. Epistasi dominan
 epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis.
Misalnya warna umbi lapis pada bawang Allium sp.. A merupakan gen untuk
umbi merah dan B merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah dan
kuning dominan terhadap putih. Perkawinan antara tanaman bawang berumbi
lapis kuning homozigot dengan yang merah homozigot menghasilkan
tanaman F 1 yang berumbi lapis merah. Keturunan F 2 terdiri atas 16
kombinasi dengan perbandingan 16 12 merah : 16 3 kuning : 16 1 putih atau
12 : 3 : 1. Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum Mendel, tetapi
ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 untuk keturunan perkawinan dihibrid
hanya mengalami modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 12 : 3 : 1.
Perhatikan diagram persilangan berikut. Gen A epistasis terhadap gen B dan
gen b. Genotip aabb menghasilkan umbi lapis putih. P : AAbb aaBB Merah
Kuning p F 1 : AaBb Merah F 2 : 9 A_B_ : umbi lapis merah. 3 A_bb : umbi
lapis merah. 3 aaB_ : umbi lapis kuning. 1 aabb : umbi lapis putih.
b. Epistasi resesif
 Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang
bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya pasangannya.
Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot,
MISALNYA pada pewarisan warna rambut tikus. Gen A menentukan warna
hitam, gen a menentukan warna abu-abu, gen C menentukan enzim yang
menyebabkan timbulnya warna dan gen c yang menentukan enzim
penghambat munculnya warna. Gen C bersifat epistasis. Jadi, tikus yang
berwarna hitam memiliki gen C dan A. Perhatikan diagram persilangan
berikut. P : CCAA ccaa Hitam Putih Gamet : CA p ca F 1 : CcAa Hitam F 2 :
Diperoleh perbandingan genotip sebagai berikut. 9 C_A_ : hitam 3 C_aa :
abu-abu 3 ccA_ : putih 1 ccaa : putih Jadi, perbandingan fenotip F 2 = hitam :
abu-abu : putih = 9 : 3 : 4.
c. Epistasi dominan dan resesif
merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen
dominan yang jika dalam keadaan bersama akan menghambat pengaruh
salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan perbandingan
fenotip F 2 = 13 : 3. 
Misalnya ayam leghorn putih mempunyai fenotip IICC dikawinkan
dengan ayam white silkre berwarna putih yang mem- punyai genotip iicc.
Perhatikan diagram berikut. Pada epistasis resesif, CC epistasis terhadap A
dan a. P : IICC iicc Putih Putih Gamet : IC p ic F 1 : IiCc F 2 : IC Ic iC ic IC
IICC IICc IiCC IiCc putih putih putih putih Ic IICc IIcc IiCc Iicc putih putih putih
putih iC IiCC IiCc iiCC iiCc putih putih berwarna berwarna ic IiCc Iicc iiCc iicc
putih putih berwarna putih I epistasis terhadap C dan c. cc epistasis terhadap
I dan i. Di unduh dari : Bukupaket.com 122 Hukum Hereditas Catatan: C =
gen yang menghasilkan warna. c = gen yang tidak menghasilkan warna ayam
menjadi putih. I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna gen ini
disebut juga gen penghalang atau inhibitor. i = gen yang tidak menghalangi
keluarnya warna. Coba perhatikan diagram hasil persilangan F 1 di atas.
Meskipun gen C mempengaruhi munculnya warna bulu, tetapi karena
bertemu dengan gen I gen yang menghalangi munculnya warna, maka
menghasilkan keturunan dengan fenotip ayam berbulu putih. Jadi,
perbandingan fenotip: F 2 = ayam putih : ayam berwarna = 13 16 : 3 16 = 13 :
3
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan
tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh
kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana.
Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:

A = terbentuk pigmen antosianin

a = tidak terbentuk pigmen antosianin

B = protoplasma basa

b = protoplasma asam

Linaria maroccana (sumber: pinterest.com)

Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna


merah dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai berikut:
 

Coba kamu perhatikan! Pada persilangan pertama, diperoleh F1 adalah bunga


berwarna ungu. Hmm, kenapa bisa begitu, ya? Nah, penjelasannya ada di bawah
ini, nih. Ayo kita simak baik-baik!

 Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya


Squad, gen A mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung
gen antosianin, gen B lingkungan basa, dan gen b lingkungan asam.
 Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan
asam, sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan
AAbb/Aabb. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin,
maka akan terbentuk warna putih tanpa adanya pengaruh dari
lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih disimbolkan dengan
aaBB/aaBb/aabb.
 Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB)
disilangkan, gen dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang lain,
begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan tersebut
akan tersembunyi dan F1 menghasilkan warna ungu. Nah, kalau warna ungu
ini berasal dari pigmen antosianin yang berada pada lingkungan yang
bersifat basa, Squad.

3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi
dan menghasilkan keturunan yang sama. Contohnya adalah gandum berbiji
merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen
tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.

'Bukan' gandum merah (sumber: wallpaperbetter.com)

Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum
berbiji putih sebagai berikut:
 

4. Gen-gen komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel selanjutnya adalah komplementer.
Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang
berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip
tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang
dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh komplementer dapat ditemukan
pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri dari gen:

C = membentuk pigmen warna

c = tidak membentuk pigmen warna

P = membentuk enzim pengaktif


p = tidak membentuk enzim pengaktif 

Lathyrus odoratus (sumber: plantsam.com)

Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna putih


dengan bunga Lathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan diperoleh
keturunan dan rasio fenotip sebagai berikut:
5. Atavisme interaksi (beberapa pasang alel)

Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau


keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme
dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.

Perhatikan contoh persilangan kasus atavisme di bawah ini:


Terdapat empat jenis jengger ayam, di antaranya walnut (R-P-), rose (R-pp), pea
(rrP-), dan single (rrpp). Sekarang, yuk kita coba lakukan persilangan antara jengger
ayam rose (RRpp) dengan jengger ayam pea (rrPP). Hasilnya bisa disimak pada
gambar di bawah ini, ya!
 

LATIHAN SOAL
A. Lalat Drosophila melanogaster tubuh abu-abu sayap panjang disilangkan dengan tubuh
hitam sayap kisut, ternyata dihasilkan keturunan 49 tubuh abu-abu sayap panjang : 50 tubuh
hitam sayap kisut, maka peristiwa di atas menunjukkan telah terjadi…..

a. Crossing over
b. Nondisjuction
c. Terangkai sempurna
d. Pautan sex
e. Gen / alel bebas

2. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial grigi (ppRr). Kemungkinan
keturunan yang memiliki fenotif sama dengan induk adalah…
a. 25 %
b. 37,5 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %

3. Gen-gen yang terapaut kromosom seks X dan baersifat resesif antara lain…

1) Buta warna
2) Muscular distropy
3) Hemofilia
4) Ichtyosis

4. Anadontia ditentukan oleh gen resesif yang terpaut kromosom x. Penikahan suami istri
normal untuk sifat anadontia mempunyai 2 anak perempuan normal dan 1 anak laki-laki
anadontia. Dari kasus ini bisa disimpulkan..

a. Ibu homozigot dominan


b. Ibu homozigot resesif
c. Ayah homozigot dominan
d. Ibu carier
e. Ayah carier

5. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan…

a. Terpaut padakromosom kelamin


b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
6. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom homolognya sering terjadi saat…

a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase

7. Bayi penderita erythroblastosis lahir dari pasangan…

a. Ibu Rh negatif ayah Rh negatif


b. Ibu Rh positif ayah Rh positif
c. Ibu Rh negatif ayah Rh Positif
d. Ibu Rh positif ayah Rh negatif
e. Ibu dan ayah yang berbeda Rhesusnya

8. Brakidaktili merupakan gen dominan yang letal. Jika seorang wanita menderita Brakidaktili
dan buta warna , maka wanita tersebut mewarisi gen…

a. Brakidaktili dari ibu dan buta warna dari ayah


b. Brakidaktili dari ayah dan buta warna dari ibu
c. Brakidaktili dari ayah dan ibunya dan buta warna dari ayah atau ibu
d. Brakidaktili dari ayah atau ibunya dan dan buta warna dari ayah atau ibunya
e. Brakidaktili dan buta warna dari ayah dan ibunya

9. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapatautosom dan kromosom seks. Pada ovum manusia
terdapat…

a. 22 autosom + X
b. 22 autosom + Y
c. 22 autosom + XX
d. 22 autosom + YY
e. 44 autosom + XX

10. Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B
heterozigot , maka kemungkinan golongan darah anak – anaknya adalah…

a. A dan B
b. A dan AB
c. AB dan O
d. A,B,AB dan O
e. B dan AB

11. Pada tumbuhan Linnaria marocana berbunga merah disilangka dengan yang berbung
ungu tidak akan menghasilkan keturunan yang berbunga putih.
SEBAB
Linnaria marocana berbunga putih hasil interaksi antara gen resesif homozigot a dan b

12. Pasangan suami istri yang mungkin mempunyai anak bergolongan darah A adalah…..

1) A dan B
2) B dan AB
3) A dan O
4) AB dan AB

13. Seorang wanita normal memiliki ayah buta warna, menikah dengan pria normal.
Kemungkinan keturunannya adalah…

1) 50 % laki – laki bermata normal


2) 50 % wanita normal carier
3) 50 % laki – laki buta warna
4) 25 5 wanita normal homozigot

14. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa kemungkinan
dihasilkan gandum berfenotif putih?

a. 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %

15. Pernikahan antra wanita dan laki – laki yang keduanya normal menghasilkan seorand
anak laki – laki yang kretinisme dan albino. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Gen kretinisme dan albino berasal dari ibu


b. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, gen albino berasal dari ibu
c. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, sedangkan gen albino berasal dari ayahnya
d. Gen kretinisme dan albino berasal dari kedua orang tuanya yang bertindak sebagai carier
e. Gen kretinisme dan albino berasal dari ayah
B. Essay

1. . Sifat-sifat resesif pada manusia akan tampak jika….

2. Perkawinan antarsaudara sering kali menghasilkan keturunan yang cacat, hal ini disebabkan
oleh bertemunya….

3. Seorang pria bergolongan darah A. Jika anak pertama bergolongan darah O, anak kedua
bergolongan darah B. Golongan darah istrinya adalah….
4. Seorang perempuan buta warna dapat dipastikan mempunyai pasangan orang tua dengan
genotipe….

5. Dari satu individu bergenotipe AaBb, gen A dan B terpaut, demikian juga aelnya a dan b,
maka gamet terbentuk bersusunan….

6. Tuliskan bunyi hukum Mendel I dan hukum Mendel II!

7. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pindah silang!


Jelaskan yang dimaksud test cross!

8. Jelaskan yang dimaksud test cross!

9.  Pada bunga Anthurium majus gen A menentukan adanya antosinin. A dominan terhadap a.


Gen B menentukan sifat basa pada cairan sel sedangkan alel resesifnya b  menentukan cairan
sel bukan basa. Jika bunga Anthurium majus merah (AAbb) disilangkan dengan yang
berbunga putih (aaBB) dan F1 disilangkan dengan sesamanya, tentukan:
a. Gamet F1
b. Macam genotipe dan fenotipe F2

10. Lalat buah betina mata putih disilangkan dengan lalat jantan mata merah. Jika pada
oogenesis terjadi gagal berpisah, tentuka:
a. macam gamet betina dan gamet jantan
b. genotipe dan fenotipe keturunannya!

KUNCI JAWABAN 1. tidak dominan


2. rekombinasi gen-gen resesif
A.
3. bergolongan darah B
1. D
4. XcbX
2. D
5. AaBb
3. B
6. Hukum Mendel I (Hukum
4. B
segregasi) menyatakan bahwa
5. E
“pada saat pembentukan gamet
6. A
setiap gen akan berpisah dengan
7. A
alel pasangannya”. Sedangkan,
8. E
Hukum Mendel II ( Hukum
9. A
Pengelompokan Secara Bebas)
10. D
menyatakan bahwa  “pada saat
11. A
oembentukan gamet yang
12. A
berlangsung dengan pembelahan
13. D
meiosis, gen-gen sealel akan
14. A berpisah dengan alel pasangannya
15. D kemudian masing-masing akan
B.
mengelompokkan secara bebas
dengan gen lain yang bukan sealel”.
7. : Pindah silang terjadi apabila ada
pertukaran sebagian gen-gen suatu
kromatid dengan gen-gen dari
kromatid pasangan homolognya.
Pada peristiwa meiosis, kromatid
yang berdekatan dengan
kromosom homolog tidak selalu
berjajar, berpasangan, dan 10. a. Morgan (1910) menunjukkan
beraturan, tetapi kadang-kadang dengan jelas keterkaitan gen
saling melilit yang satu dengan pengendali warna mata pada lalat
yang lainnya. Hal ini sering buah (Drosophila melanogaster)
mengakibatkan sebagian gen-gen dengan segregasi kromosom seks.
suatu kromatid bertukar dengan Pada pembastaran lalat jantan
gen-gen kromatid homolognya. bermata putih dengan lalat betina
Peristiwa ini disebut pindah silang bermata merah, pada keturunan
F1 semua bermata merah. Jadi,
atau crossing over. Akibat peristiwa
sifat mata putih bersifat resesif
pindah silang ini, jumlah macam
karena tidak muncul pada F1.
fenotipe hasil uji silang(test cross) Ketika dibastarkan F1 dengan
tidak 1 : 1. Macam gamet yang sesamanya, warna mata putih tidak
dihasilkan F1 tidak dua macam, ada pada betina, tetapi hanya pada
tetapi empat macam. Dua gamet jantan. Dari hasil ini, Morgan
memiliki gen-gen yang seperti pada menyimpulkan bahwa alel
induknya, disebut gamet tipe pengendali warna merah dominan
parental. Dua gamet lainnya terhadap alel warna putih dan alel-
berbeda dengan induknya dan alel tersebut hanya terdapat pada
merupakan hasil pindah silang, kromosom  X, tidak ada pada
disebut gamet tipe rekombinasi. kromosom Y.
Fenotipe Tetua : betina mata
8. Testcross adalah mengawinkan
merah >< jantan mata putih
indvidu F1 dengan salah satu induk
Fenotipe Tetua : XMXM >< XMY
yang homozigot resesif. Tujuannya Gamet : XM, XM, Y
untuk mengetahui apakah genotipe Genotipe F1 : XMXM dan XMY
yang diuji homozigot ataukah
heterozigot.
9. a.
b.

b.
https://umar-
danny.blogspot.com/2018/10/
contoh-soal-essay-biologi-
DAFTAR PUSTAKA kelas-xii.html

https://id.wikipedia.org/wiki/
Gregor_Mendel#:~:text=Greg
or%20Mendel%2C%20yang
%20dikenal%20sebagai,biara
%20kebun%20percobaan%2C
%20yang%20awalnya
https://pahamify.com/blog/me
ngenal-pola-pola-hereditas-
pada-manusia/
https://slideplayer.info/slide/1
3722446/
https://biologimediacentre.co
m/penyimpangan-semu-
hukum-
mendel/#:~:text=Biologi
%20Media%20Centre
%20%E2%80%93%20Penyi
mpangan%20semu,rasio
%20fenotif%20hukum
%20Mendel%20semula.
https://blog.ruangguru.com/bi
ologi-kelas-12-
penyimpangan-semu-hukum-
mendel
https://text-
id.123dok.com/document/wq
26v3v6z-epistasis-dan-
hipostasis-penyimpangan-
semu.html
https://biohikmah.blogspot.co
m/2014/02/soal-dan-
pembahasan-tentang-hukum-
mendel.html

Anda mungkin juga menyukai