KELAS 12 MIPA
POLA PEWARISAN SIFAT PADA
HUKUM MENDEL
DI SUSUN OLEH :
MOCH. RIDHOL KHASAINI (8115)
12 MIPA 3
Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara
lain:
Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter turunan. Konsep
ini berlaku pada dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan.
Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari tetua
betina.
Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan
terekspresikan atau nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak secara
visual, namun tetap mewariskan sifat pada gamet turunannya.
2. Hukum II Mendel
Hukum ini dikenal juga sebagai Hukum Asortasi. Dalam Hukum Mendel II disebutkan
jika setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. Walaupun bebas, gen
yang mengusung satu sifat tidak akan mempengaruhi sifat gen lain yang bukan termasuk
sebagai alelnya.
Hukum Mendel II ini dijelaskan melalui persilangan dengan dua sifat berbeda
(dihibrida) dengan dua alel yang berbeda pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji
kacang bulat+keriput disilangkan dengan biji berwarna kuning+hijau. Hasil persilangan ini
menurunkan ciri fisik biji bulat warna kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hal ini terjadi karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini
hanya berlaku pada gen yang letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku
pada persilangan monohibrid.
a. Epistasi dominan
epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis.
Misalnya warna umbi lapis pada bawang Allium sp.. A merupakan gen untuk
umbi merah dan B merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah dan
kuning dominan terhadap putih. Perkawinan antara tanaman bawang berumbi
lapis kuning homozigot dengan yang merah homozigot menghasilkan
tanaman F 1 yang berumbi lapis merah. Keturunan F 2 terdiri atas 16
kombinasi dengan perbandingan 16 12 merah : 16 3 kuning : 16 1 putih atau
12 : 3 : 1. Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum Mendel, tetapi
ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 untuk keturunan perkawinan dihibrid
hanya mengalami modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 12 : 3 : 1.
Perhatikan diagram persilangan berikut. Gen A epistasis terhadap gen B dan
gen b. Genotip aabb menghasilkan umbi lapis putih. P : AAbb aaBB Merah
Kuning p F 1 : AaBb Merah F 2 : 9 A_B_ : umbi lapis merah. 3 A_bb : umbi
lapis merah. 3 aaB_ : umbi lapis kuning. 1 aabb : umbi lapis putih.
b. Epistasi resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang
bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya pasangannya.
Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot,
MISALNYA pada pewarisan warna rambut tikus. Gen A menentukan warna
hitam, gen a menentukan warna abu-abu, gen C menentukan enzim yang
menyebabkan timbulnya warna dan gen c yang menentukan enzim
penghambat munculnya warna. Gen C bersifat epistasis. Jadi, tikus yang
berwarna hitam memiliki gen C dan A. Perhatikan diagram persilangan
berikut. P : CCAA ccaa Hitam Putih Gamet : CA p ca F 1 : CcAa Hitam F 2 :
Diperoleh perbandingan genotip sebagai berikut. 9 C_A_ : hitam 3 C_aa :
abu-abu 3 ccA_ : putih 1 ccaa : putih Jadi, perbandingan fenotip F 2 = hitam :
abu-abu : putih = 9 : 3 : 4.
c. Epistasi dominan dan resesif
merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen
dominan yang jika dalam keadaan bersama akan menghambat pengaruh
salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan perbandingan
fenotip F 2 = 13 : 3.
Misalnya ayam leghorn putih mempunyai fenotip IICC dikawinkan
dengan ayam white silkre berwarna putih yang mem- punyai genotip iicc.
Perhatikan diagram berikut. Pada epistasis resesif, CC epistasis terhadap A
dan a. P : IICC iicc Putih Putih Gamet : IC p ic F 1 : IiCc F 2 : IC Ic iC ic IC
IICC IICc IiCC IiCc putih putih putih putih Ic IICc IIcc IiCc Iicc putih putih putih
putih iC IiCC IiCc iiCC iiCc putih putih berwarna berwarna ic IiCc Iicc iiCc iicc
putih putih berwarna putih I epistasis terhadap C dan c. cc epistasis terhadap
I dan i. Di unduh dari : Bukupaket.com 122 Hukum Hereditas Catatan: C =
gen yang menghasilkan warna. c = gen yang tidak menghasilkan warna ayam
menjadi putih. I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna gen ini
disebut juga gen penghalang atau inhibitor. i = gen yang tidak menghalangi
keluarnya warna. Coba perhatikan diagram hasil persilangan F 1 di atas.
Meskipun gen C mempengaruhi munculnya warna bulu, tetapi karena
bertemu dengan gen I gen yang menghalangi munculnya warna, maka
menghasilkan keturunan dengan fenotip ayam berbulu putih. Jadi,
perbandingan fenotip: F 2 = ayam putih : ayam berwarna = 13 16 : 3 16 = 13 :
3
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan
tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh
kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana.
Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi
dan menghasilkan keturunan yang sama. Contohnya adalah gandum berbiji
merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen
tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.
Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum
berbiji putih sebagai berikut:
4. Gen-gen komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel selanjutnya adalah komplementer.
Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang
berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip
tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang
dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh komplementer dapat ditemukan
pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri dari gen:
LATIHAN SOAL
A. Lalat Drosophila melanogaster tubuh abu-abu sayap panjang disilangkan dengan tubuh
hitam sayap kisut, ternyata dihasilkan keturunan 49 tubuh abu-abu sayap panjang : 50 tubuh
hitam sayap kisut, maka peristiwa di atas menunjukkan telah terjadi…..
a. Crossing over
b. Nondisjuction
c. Terangkai sempurna
d. Pautan sex
e. Gen / alel bebas
2. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial grigi (ppRr). Kemungkinan
keturunan yang memiliki fenotif sama dengan induk adalah…
a. 25 %
b. 37,5 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %
3. Gen-gen yang terapaut kromosom seks X dan baersifat resesif antara lain…
1) Buta warna
2) Muscular distropy
3) Hemofilia
4) Ichtyosis
4. Anadontia ditentukan oleh gen resesif yang terpaut kromosom x. Penikahan suami istri
normal untuk sifat anadontia mempunyai 2 anak perempuan normal dan 1 anak laki-laki
anadontia. Dari kasus ini bisa disimpulkan..
5. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan…
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase
8. Brakidaktili merupakan gen dominan yang letal. Jika seorang wanita menderita Brakidaktili
dan buta warna , maka wanita tersebut mewarisi gen…
9. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapatautosom dan kromosom seks. Pada ovum manusia
terdapat…
a. 22 autosom + X
b. 22 autosom + Y
c. 22 autosom + XX
d. 22 autosom + YY
e. 44 autosom + XX
10. Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B
heterozigot , maka kemungkinan golongan darah anak – anaknya adalah…
a. A dan B
b. A dan AB
c. AB dan O
d. A,B,AB dan O
e. B dan AB
11. Pada tumbuhan Linnaria marocana berbunga merah disilangka dengan yang berbung
ungu tidak akan menghasilkan keturunan yang berbunga putih.
SEBAB
Linnaria marocana berbunga putih hasil interaksi antara gen resesif homozigot a dan b
12. Pasangan suami istri yang mungkin mempunyai anak bergolongan darah A adalah…..
1) A dan B
2) B dan AB
3) A dan O
4) AB dan AB
13. Seorang wanita normal memiliki ayah buta warna, menikah dengan pria normal.
Kemungkinan keturunannya adalah…
14. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa kemungkinan
dihasilkan gandum berfenotif putih?
a. 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %
15. Pernikahan antra wanita dan laki – laki yang keduanya normal menghasilkan seorand
anak laki – laki yang kretinisme dan albino. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa :
2. Perkawinan antarsaudara sering kali menghasilkan keturunan yang cacat, hal ini disebabkan
oleh bertemunya….
3. Seorang pria bergolongan darah A. Jika anak pertama bergolongan darah O, anak kedua
bergolongan darah B. Golongan darah istrinya adalah….
4. Seorang perempuan buta warna dapat dipastikan mempunyai pasangan orang tua dengan
genotipe….
5. Dari satu individu bergenotipe AaBb, gen A dan B terpaut, demikian juga aelnya a dan b,
maka gamet terbentuk bersusunan….
10. Lalat buah betina mata putih disilangkan dengan lalat jantan mata merah. Jika pada
oogenesis terjadi gagal berpisah, tentuka:
a. macam gamet betina dan gamet jantan
b. genotipe dan fenotipe keturunannya!
b.
https://umar-
danny.blogspot.com/2018/10/
contoh-soal-essay-biologi-
DAFTAR PUSTAKA kelas-xii.html
https://id.wikipedia.org/wiki/
Gregor_Mendel#:~:text=Greg
or%20Mendel%2C%20yang
%20dikenal%20sebagai,biara
%20kebun%20percobaan%2C
%20yang%20awalnya
https://pahamify.com/blog/me
ngenal-pola-pola-hereditas-
pada-manusia/
https://slideplayer.info/slide/1
3722446/
https://biologimediacentre.co
m/penyimpangan-semu-
hukum-
mendel/#:~:text=Biologi
%20Media%20Centre
%20%E2%80%93%20Penyi
mpangan%20semu,rasio
%20fenotif%20hukum
%20Mendel%20semula.
https://blog.ruangguru.com/bi
ologi-kelas-12-
penyimpangan-semu-hukum-
mendel
https://text-
id.123dok.com/document/wq
26v3v6z-epistasis-dan-
hipostasis-penyimpangan-
semu.html
https://biohikmah.blogspot.co
m/2014/02/soal-dan-
pembahasan-tentang-hukum-
mendel.html