Kesudahan Perang Salib bagi bangsa-bangsa di Barat, membuat mereka sadar akan
pentingnya ilmu pengetahuan. Kekalahan mereka yang cukup telak pada perang itu,
meyebabkan bandar (Konstantinopel) yang sangat penting bagi lalu lintas perdagangan mereka
dengan Asia melalui Laut Tengah di tutup oleh Turki Ottoman.
Sejak saat itu Eropa kehilangan mata rantai perdagangan dan pelayaran. Semua
keterpurukan ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengkajinya
dengan serius. Tidak berselang lama muncullah masyarakat industri yang kemudian
mendorong munculnya revolusi Industri di Eropa. Perubahan secara besar-besaran di berbagai
tingkat lapisan masyarakat pun terjadi.
Perubahan itu meliputi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kegiatan industri yang
melanda masyarakat di negara-negara Eropa itu, menyebabkan sangat tingginya permintaan
bahan baku. Sementara itu bahan baku yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi keubutuhan
industri. Inilah kemudian yang menjadi salah satu pemicu terjadi pelayaran samudra yang
dilakukan oleh orang-orang Barat ke seluruh dunia.
2. Vasco da Gama
Untuk melanjutkan usaha
Diaz, pada tanggal 8 Juli 1497, Raja
Portugis, yang bernama Emmanuel I,
memerintahkan seorang pelaut
bernama Vasco da Gama untuk
berlayar ke Timur kembali untuk
mencari asal rempah-rempah.
Karena rute pelayaran sudah
ditemukan sebelumnya, Vasco da Gama langsung berlayar ke Samudra Atlantik dan sampai di
sebelah Utara Pantai Tanjung Harapan.
Pada tanggal 22 Mei 1498, Vasco da Gama bersama rombongannya yang terdiri dari
para ABK dan pedagang tiba di Calcuta dan Goa di Pantai Barat India. Di kedua tempat itu,
Vasco da Gama berupaya mendirikan pos perdagangan, karena dia menyangka India
merupakan daerah penghasil rempah-rempah.
Walaupun pada akhirnya dia dan para pedagang mengetahui India bukan penghasil
rempah-rempah. Ia sempat membeli rempah-rempah untuk di kirim ke Portugis dan
sebagiannya dijual ke negara Eropa lainnya.
3. Alfonso de Albuquerque
Alfonso de Albuquerque melanjutkan
ekspedisi yang dilakukan oleh
pendahulunya.
Dia atau Portugis sekarang sudah
mengetahui India bukan sumber rempah-
rempah, tetapi Malaka sebagai pusat
perdagangan rempah-rempah di Asia.
Setelah menaklukkan Goa pada tahun
1510, dia melakukan ekspedisi menuju
Malaka. Setelah sampai di perairan Selat
Malaka, Alfonso de Albuquerque dengan
armadanya berniat menguasai Malaka. Pada
tahun 1511, d’Albuquerque akhirnya berhasil
menguasai Kerajaan Malaka. Setelah Malaka
dia pun menaklukkan Myanmar dan dari sinilah kemudian dia menjalin hubungan dagang
dengan Maluku.
4. Christopher Columbus
Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan
tiga buah kapal, yaitu Santa Maria, Nina, dan
Pinta, Christopher Columbus bersama
adiknya Bartholomew ahli membuat peta
mulai berlayar mencari sumber rempah-
rempah di dunia Timur.
Columbus memulai perjalanan ke
Timur/Asia dengan menyeberangi Samudra
Atlantik. Dia mengarungi Samudra Atlantik
lebih dari dua bulan untuk sampai di Pulau
Guanahani yang terletak di Kepulauan
Bahama, Karibia yang selanjutnya dikenal
sebagai Hindia Barat.
Dia dan seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci mendarat di Pulau Guanahani
yang dikiranya Hindia pada tanggal 12 Oktober 1492. Kepulauan Bahama, Karibia kemudian
diambil alih oleh tentara Spanyol dan diberi nama San Salvador.
Pada tanggal 6 Desember 1492, Columbus mendarat di Haiti yang kemudian
dinamakan Hispaniola. Sesuai perjanjian, ia diangkat menjadi Gubernur di Haiti.
Christopher Columbus kemudian memutuskan kembali ke Spanyol pada tanggal 16
Januari 1493. Karena keberadaannya di Benua Amerika inilah, kemudian Christoper Columbus
dikenal sebagai penemu Benua Amerika.
5. Ferdinand Magelhaens
Ferdinand Magelhaens seperti
juga Columbus adalah penjelajah
Samudra yang berasal dari Spanyol.
Pada tanggal 10 Agustus 1519,
Magelhaens berlayar ke barat
didampingi oleh Kapten Juan Sebastian
del Cano dan seorang penulis dari Italia
yang bernama Pigafetta.
Rombongannya terdiri atas 265 orang
dan menggunakan lima buah kapal layar.
Pigafetta inilah yang menuliskan kisah perjalanan Magelhaens del Cano mengelilingi
dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Jadi pelayaran Ferdinand
Magelhaens inilah yang dianggap pertama kali mengelilingi dunia. Dimulai dengan
mengarungi Samudra Atlantik ke Barat menuju Pantai Timur Amerika Selatan. Ia kemudian
menemukan selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik di ujung selatan Benua
Amerika yang kemudian dinamakan Selat Magelhaens.
Pada tahun 1520 atau tahun 1521, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah
rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina,
diambil dari nama Raja Spanyol, Philips II.
Pergantian nama ini kemudian menimbulkan kebencian dari suku Mactan yang tinggal
di pulau itu. Maka pertempuran pun meletus antara orang-orang Mactan dan pasukan Ferdinand
Magelhaens. Pertempuran ini menyebabkan gugurnya Magelhaes pada tanggal 27 April 1521.
Rombongan yang selamat segera meninggalkan Filipina yang dipimpin oleh Kapten
Sebastian del Cano menuju Maluku. Dua kapal ekspedisi yang tersisa tiba di Maluku pada
tahun 1521 dan pada tahun 1522 mereka kemudian sudah tiba di Spanyol.
Pelayaran ini kemudian dikenal dengan sebutan ekspedisi Magelhaens del Cano. Atas
keberhasilan ekspedisi ini, Raja Spanyol menghadiahkan sebuah bola dunia tiruan yang
berlilitkan ikat pinggang dengan tulisan “Engkaulah yang pertama mengitari diriku”.
Pada tahun 1595, De Houtman bersama Pieter de Kaizer dengan empat buah kapal yang
memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-
rempah ke arah timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Namun, karena
kurangnya pengalaman, perjalanan yang ia lakukan memakan waktu yang sangat lama, yakni
14 bulan. Pada bulan Juni tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di
Indonesia dan mendarat di Banten. Banten pada waktu itu merupakan pelabuhan lada terbesar
di Jawa Barat. Kemudian de Houtman meninggalkan Banten menuju ke timur menyusuri pantai
Pulau Jawa dan kembali ke negaranya pada tahun 1597 dengan membawa cukup banyak
rempah-rempah. Semenjak Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Indonesia itulah,
kemudian orang-orang Belanda mulai melakukan pelayaran-pelayaran liar ke Indonesia
mencari rempah-rempah.
7. Jacob Van Neck dan Van Warwyk
Arung samudra yang dilakukan oleh bangsa Belanda kemudian terus berlanjut. Kini
giliran Jacob Van Neck dan Van Warwyk yang mengarungi samudra dengan tujuan yang sama
mencari sumber rempah di Indonesia. Mereka berhasil mendarat di Banten tahun 1598. Mereka
disambut dengan baik di Banten, Tuban, dan Maluku karena kedatangan mereka bersikap
hormat dengan penduduk setempat berbeda dengan pendahulu mereka Cornelis de Houtman.
Sebab lain Van Neck dan Van Warwyk disambut dengan penuh keramahan oleh para penduduk
adalah Banten baru saja mengalami banyak kerugian oleh orang-orang Portugis. Begitu pula
halnya dengan Tuban dan Maluku, terlebih lagi saat itu Ternate sudah tidak menjadi sekutu
Portugis, malah mereka sedang bermusuhan dengan Portugis dan Spanyol.