BARAT
Kolonialisme dan
Imperilaisme di
Indonesia
Kolonialisme : penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau negara lain
Imperialisme : sistem politik yang menjajah bangsa lain untuk mendapat kekuasaan dan
keuntungan besar
1. Muncul Dan Saling Bergantinya Pemerintahan Kolonial
- Kolonialisme dan imperialisme di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan politik dan
ekonomi di Eropa dan Asia barat pada pertengahan abad ke-15.
- Perubahan itu menyebabkan bangsa bangsa Eropa mencari tempat untuk memenuhi
kebutuhannya.
- Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi tujuannya, akibatnya kolonialisme dan
imperialisme Barat lahir dan membelenggu rakyat tanah jajahan termasuk di Nusantara.
Republik Bataaf
- Pada akhir abad ke 18 terjadi gejolak di Eropa berupa Revolusi Prancis. Dalam
revolusi tersebut pemerintah monarki (kerajaan) digulingkan dan berganti menjadi
pemerintahan republik.
- Revolusi perancis berpengaruh terhadap negara negara di Eropa.
- Gerakan yang mendukung pembubaran sistem pemerintahan disebut Anti Monarki,
sedang gerakan yang ingin mempertahankan system kerajaan disebut Pro Monarki.
- Gerakan Anti Monarki dipimpin oleh Perancis, sedang gerakan Pro Monarki
dipimpin oleh Inggris.
- Belanda termasuk negara yang tergabung dengan Anti Monarki (bergabung dengan
Prancis).
- Gelombang revolusi Prancis berpengaruh sampai di Belanda, pada tahun 1795. Raja
Willem V digulingkan oleh kaum republikan yang didukung oleh Prancis. Sejak saat
itu status Belanda dari kerajaan menjadi republik, dan bernama Republik Bataaf
(Bataafsche Republiek), sebagai akibatnya Belanda harus berhadapan dengan
Inggris, termasuk juga pemerintahan kolonial yang ada di Indonesia.
a. VOC Menguasai Nusantara
- VOC (Verenigde Oost-Indische Companie) adalah salah satu yang melakukan
imperialisme dan kolonialisme di Nusantara
- VOC didirikan pada tahun 1602 merupakan organisasi para pedagang Hindia
Belanda yang berusaha menguasai Nusantara
- Sejak tahun 1605, VOC berhasil memaksakan monopoli perdagangan di beberapa
daerah di Nusantara.
- Agar VOC berkembang dengan pesat, VOC diberi hak octroi (hak istimewa), yaitu:
1. Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai
ujung selatan Amerika
2. Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan
3. Hak memiliki mata uang sendiri
4. Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain di
daerah kekuasaanmonopoli perdagangan
Menjelang abad ke -19 M, VOC mengalami kebangkrutan, hal ini ditandai dengan
keadaan keuangan (Kas kosong, bahkan banyak hutang)
Pembubaran VOC
Gejolak yang terjadi di Eropa berpengaruh juga di Asia, termasuk di
Indonesia.
Perang antara Inggris dan Belanda terjadi di Asia, armada EIC (East India
Company) berturut turut merebut kekuasaan VOC di Persia, Hindustan,
Srilanka, sampai Malaka.
Jatuhnya Indonesia ke tangan EIC tinggal menunggu waktu, ancaman EIC
mulai tampak dari serangan ke Sumatera, dan Jawa.
Pemerintah Bataaf telah merasakan ancaman EIC , dengan mengingat
permasalahan internal yang terjadi di tubuh VOC, maka pemerintah Bataaf
mencabut ijin usaha (octrooi) VOC (31 Desember 1799), pencabutan octrooi
tersebut menandai membubarkan VOC . Sejak pembubaran VOC, Indonesia
berada di bawah kekuasaan pemerintah Republik Bataaf. Kemudian status
Belanda berubah kembali dari republik kembali menjadi kerajaan. Perubahan
itu sebagai akibat dari perubahan politik di Prancis.
Pada tahun 1792 1797 Prancis (di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte)
memenangkan perang Koalisi, Napoleon Bonaparte menunjuk saudaranya
(Louis Bonaparte) untuk berkuasa di Hindia Belanda.
2. Membangun kapal kapal baru, pangkalan kapal, pabrik senjata (di Batavia dan
Surabaya), dan Kubu (pos) pertahanan
3. Membangun Jalan Raya Pos (Grate Postweg) dari Anyer sampai Panarukan. Jalan
ini dibangun untuk memudahkan angkutan perbekalan.
-
2. Janssen
- Jendral Janssen memerintah pada saat Indonesia dalam keadaan sangat buruk,
ternyata selama pemerintahan Daendels tidak sekuat yang diperkirakan
pemerintah Kerajaan Belanda.
- Janssen menghadapi kesulitan dalam memulihkan pertahanan yang belum
stabil, apalagi keuangan dalam keadaan buruk sekali.
- Keadaan yang dialami Janssen diperburuk dengan tersiarnya kabar bahwa
Inggris akan menyerang Pulau Jawa. Menghadapi keadaan tersebut, Janssen
merngumumkan bahwa negara dalan keadaan bahaya.
- Pada tanggal 3 Agustus 1811 angkatan laut Inggris di bawah pimpinan Lord
Minto benar benar muncul di Batavia.
- Secata tegas Lord Minto meminta Janssen untuk menyerahkan Pulau Jawa
kepada Inggris, namun Janssen menolak mentah mentah permintaan itu, dan
perangpun tidak terelakkan.
- Dalam pertempuran tersebut Inggrisbtidak mendapatkan perlawanan yang
berarti. Janssen yang lemahdan kurang cakap menyerah di Tuntang (Salatiga)
pada tanggal 17 September 1811.
b. Penghapusan system
perbudakan
c. Penghapusan pergerakan
wajib setor hasil bumi
sebagai pajak
(Contingenten)
d. Membagi Pulau Jawa
menjadi 16 Karesidenan
c. Melakukan pemungutan
pajakbtanah untuk semua
hasil penanaman sawah
Landrent - system berlawanan dengan system feodal yang berlaku selama ini di
Indonesia. Selama ini, tanah dimiliki oleh para bangsawan, para petani penggarap
tanah diwajibkan menyerahkan sebagian hasil panen menurut takaran yang
ditentukan pemilik tanah. Semakin meningkatnya hasil panen tidak berpengaruh
pada kesejahteraan petani, karena takaran yang ditetapkan hanya mengutungkan
pemilik tanah. Alasannya, penyerahanhasil panen dilakukan lewat perantara para
bupati, mereka ini cenderung menarik jumlah penyerahan melebihi takaran, baik
untuk kepentingan sendiri maupun untuk menyenangkan bangsawan pemilik tanah.
5
Hambatan Ladrent-system :
1. Sistem feodal telah berakar dan menjadi tradisi di Indonesia. Padahal Landrent
bisa dilaksanakan apabila sistem feodal telah dirombak habis.
2. Pegawai pemerintah yang cakap untuk mengendalikan (mengontrol)
pelaksanaan Landrent-System terbatas jumlahnya
3. Rakyat Indonesia belum siap menerima system yang baru. Berbeda dengan
rakyat India, rakyat Indonesia belum mengenal ekonomi uang dan belum
terbiasa dengan aturan sewa-menyewa (kontrak)
4. Kepemilikan tanah masih berciri tradisional. Kepemilikan tanah biasanya
berdasarkan warisan adat. Akibatnya pemerintah kolonial mengalami kesulitan
dalam prosedur pengambilalihan tanah
-
Karena Ladrent System tidak bisa diterapkan, sementara kas kolonial harus sehat
maka Raffles terpaksa bertindak seperti Daendels, ia memberlakukan kembali wajib
kerja untuk mengusahakan tanaman yang memberi keuntungan seperti kopi dan
kayu jati, iapun memberlakukan pungutan yang pernah ia hapus.
Walaupun pemerintahan Raffles cukup singkat, namun Raffles memberikan
peninggalan karya yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia yaitu :
1. Buku History of Java
2. Perintisan pembuatan Kebun Raya Bogor
3. Penemuan bunga Rafflesia Arnoldi
suatu perjanjian yang dikenal sebagai Convention of London pada tahun 1814
yang isinya:
Inggris harus menyerahkan kembali sebagian dari Hindia kepada Belanda,
sedangkan daerah Afrika Selatan, Ceylon dan beberapa tempat di India tetap
dikuasai oleh Inggris
Tindakan pemerintah pusat Inggris yang berniat mengembalikan Hindia
Belanda mendapat tentangan dari Raffles. Raffles merasa bahwa kedudukan
Inggris di Hindia dapat memperkuat dominasi perdagangan Inggris di dunia
Internasional. Karena sikapnya ini, Raffles dipanggil untuk pulang ke Inggris.
Namun pada tahun 1818 ia diangkat menjadi Gubernur Inggris di Bengkulu
(saat itu masih menjadi koloni Inggris dan Malaka masih menjadi milik
Belanda)
Pada tanggal 19 Agustus 1816 berlangsung penyerahan kuasa atas Indonesia
dari Inggris kepada Belanda. Pihak Inggris diwakili John Fendall (pengganti
Raffles) sedang dari pihak Belanda diwakili Komisariat jenderal yang terdiri
dari Mr. Elout, van der Capellen, dan Buykes.
Kecaman tentang tanam paksa, baik yang terjadi di negara Belanda maupun di
daerah kolonial mulai nampak hasilnya. Secara berangsur angsur proses
penghapusan Cultuurstelsel sbb:
Tahun 1860, penghapusan tanam paksa lada
Tahun 1865 penghapusan tanam paksa teh dan nila
8
Tahun 1870 hampir semua jenis tanaman paksa telah dihapuskan, kecuali
tanam paksa kopi di Priangan.
3) Undang Undang Agraria (Agrarische Wet) 1870 dan Pengaruhnya
- Sejak dihapuskannya system tanam paksa (1870), perekonomian Hindia
Belanda (Indonesia) memasuki zaman liberal.
- Kaum Liberal berkeyakinan bahwa, perkembangan ekonomi akan mengalami
perkembangan pesat apabila pihak swasta memegang peranan.
- Sehubungan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Undang Undang Agraria
tahun 1870 dan Undang Undang Gula tahun 1870.
- Menteri jajahan Belanda yang berjasa dalam menciptakan Undang Unadng
Agraria adalah De Waal
- Undang Undang Agraria tahun 1870 berisi, antara lain:
1. Gubernur jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik pemerintah.
Tanah tersebut dapat disewakanpaling lama 75 tahun
2. Tanah milik pemerintah, antara lain: hutan yang belum dibuka, tanah yang
berada diluar wilayah milik desa dan penghuninya, tanah milik adat
3. Tanah milik penduduk, antara lain semua sawah, lading, dan sejenisnya
yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah milik penduduk boleh
disewa oleh pengusaha swasta paling lama 5 tahun.
- Dengan diberlakukannya Undang Undang Agraria dan Undang Undang
Gula (1870) Belanda menerapkan politik pintu terbuka artinya swasta di
seluruh dunia berhak untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
- Akibat dari politik pintu terbuka banyak investor yang datang ke Indonesia
untuk menyewa tanah dan membuka usaha.
- Sarana sangat dibutuhkan untuk memperlancar usaha swasta, oleh karena itu
pemerintah Belanda membuat saluran irigasi, jalan raya, jalan kereta api,
jembatan, pelabuhan, dimana pembangungannya dengan mengerahkan tenaga
rakyat secara paksa.
- Dengan sistem liberal (1870 1900) ternyata tidak membuat bangsa Indonesia
menjadi lebih baik, justru sebaliknya bangsa Indonesia hidup dalam
kesengsaraan dan kemiskinan
4. Undang Undang Gula (Suiker Wet).
- Dalam Undang Undang Gula ini ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut
ke luar negeri.
- Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus secara berangsur angsur dan
secara bertahap akan diambil alih oleh pihak swasta. Pihak swasta juga diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan pabrik gula baru.
- Munculnya Undang Undang Agraria dan Undang Undang Gula mendorong
munculnya perkebunan perkebunan swasta baru seperti perkebunan the,
perkebunan kina di Jawa Barat, Perkebunan tembakau di Deli Sumatera Timur,
perkebunan the di Jawa Tengah dan Jawa Timur, perkebunan karet di Serdang
dan masih banyak lagi.
- Selain bidang perkebunan juga berkembang perusahaan swasta di bidang
pertambangan, misalnya: tambang timah di Bangka, tambang batu bara di
Umbilin.
- Khusus perkebunan du Sumatera Timur yaitu di Deli dan Serdang, tenaga kerja
didatangkan Cina dibawah sistem kontrak. Dengan dihapusnya system
perbudakan, maka system kontrak tenaga kerja merupakan usaha yang baik
bagi perkebunan untuk tetap mendapatkan tenaga kerja.
- Pada tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan pertama
mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak di Sumatera Timur yang
disebut Koeli Ordonnantie.
9
Koeli Ordonnantie ini mula mula hanya berlaku di Sumatera Timur, namun
kemudian berlaku pada semua wilayah Hindia Belanda di luar Pulau Jawa.
Dalam perjanjian kuli kontrak atau koeli Ordonnantie ini tenaga kerja
memberikan jaminan jaminan tertentu pada majikan terhadap kemungkinan
para pekerja melarikan diri sebelum masa kontrak mereka habis. Disisi lain
juga diadakan peraturan yang melindungi tenaga kerja kontrak dari tindakan
kesewenang wenangan majikan.
- Di dalam perjanjian Koeli Ordonnantie juga diatur sanksi/ hukuman bagi pihak
yang melanggar, baik dari pihak tenaga kerja maupun bagi pihak majikan.
Namun kenyataannya hukuman hanya diberikan pada pihak tenaga kerja.
- Hukuman / sanksi yang diberikan tenaga kerja kuli kontrak dikenal dengan
istilah Poenale Sanctie
- Poenale Sanctie diantaranya memuat aturan bahwa tenaga kerja yang
melarikan diri sebelum kontrak habis polisi akan menangkap dan akan dibawa
kembali ke perkebunan dengan kekerasan jika mereka melawan. Adapun
hukuman yang diberikan bermacam macam mulai kerja paksa tanpa gaji,
perpanjangan masa kontrak yang melebihi ketentuan ketentuan kontak kerja.
- Pada akhir abad ke -19 di negeri Belanda mulai timbul kontroversi tentang
Poenale Sanctie. Akibatnya pemerintah Hindia Belanda mulai mengadakan
usaha-usaha untuk memperbaiki keadaan di lingkungan tenaga kerja di
Sumatera Timur.
5. Politik Etis (Politik Balas Budi)
- Pencetus politik Etis adalah Van Deventer.
- Van Deventer memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dengan menulis dalam
majalah De Gids yang berjudul Eeu Eeresschuld (hutang budi). Van Deventer
menjelaskan bahwa pemerintah Belanda berhutang budi pada rakyat
Indonesia , untuk itu pemerintah Belanda harus membalas hutang budi dengan
cara memperbaiki nasib rakyat, mencerdaskan, dan memakmurkan.
- Menurut Van Deventer ada tiga cara untuk memperbaiki nasib rakyat
Indonesia, yaitu dengan cara :
a. Edukasi (Pendidikan)
- Edukasi dimaksudkan dapat meningkatkan kualitasa bangsa Indonesia
sehingga dapat diajak memajukan perusahaan perkebunan dan
mengurangi keterbelakangan.
b. Irigasi (Pengairan)
- Irigasi dimaksudkan dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga
dapat meningkatkan produksi
c. Emigrasi (Perpindahan Penduduk)
- Dengan memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke Sumatera, maka
dapat mengolah tanah/ lahan yang belum dibuka untuk lahan
perkebunan, sehingga dapat meningkatkan penghasilan, dilain pihak
dapat mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa.
- Pendukung Politik Etis usulan Van Deventer antara lain :
1. Mr. P. Brooshoof, redaktur surat kabar De Lokomotif, yang pada tahun
1901 menulis buku berjudul De Ethische Koers In de Koloniale Politiek
(Tujuan Etis dalam Politik Kolonial)
2. K.F Holle, banyak membantu kaum petani
3. Van Vollen Hoven, banyak memperdalam hukum adat pada beberapa
suku bangsa di Indonesia
4. Abendanon, banyak memikirkan pendidikan pribumi
5. Leivegoed, seorang jurnalis yang banyak menulis tentang rakyat
Indonesia
6. Van Kol, banyak menulis tentang keadaan pemerintahan Hindia Belanda
10
11
POSITIF
2.
3.
Undang Undang
agrarian 1870
NEGATIF
1.
2.
1. Cultuurstelsel banyak
penyimpangan, rakyat
lebih banyak menggarap
tanaman wajib, sehingga
tidak sempat
mengerjakan sawah dan
ladang
Rakyat dapat dilatih untuk
2. Rakyat yg tidak memiliki
berbisnis dengan
tanah harus bekerja
mengusahakan tanaman
melebihi waktu yg
yang diinginkan pasar secara
ditentukan
professional sehingga dapat
meningkatkan
kesejahteraannya sebagai
petani sekaligus sebagai
pengusaha. Kelebihan hasil
panen dari yang diwajibkan
akan dibayar oleh
pemerintah
Ketentuan Cultuurstelsel
3. Jatahlahan untuk
lebih ringan dari aturan
tanaman wajib melebihi
wajib tanam sebelumnya,
seperlima dari lahan
seperti verplichte
garapan, apalagi lahan yg
leverantien, dan Preanger digunakan untuk
stelsel
tanaman wajib adalah
lahan yg subur, akibatnya
tanaman pangan hanya
bisa ditanam di tanah yg
sempit dan kurang subur
4. Lahan yg digunakan
untuk tanaman wajib
tetap dikenakan pajak
5. Kelebihan hasil panen
tidak dibayar, sedangkan
kegagalan panen tetap
menjadi tanggung jawab
rakyat
Rakyat diperkenalkan pada
1. Pemberlakuan Undang
betapa pentingnya peranan
Undang Agraria
lalu lintas uang (modal)
merupakan cara baru
dalam kehidupan ekonomi
untuk mengeksploitasi
SDA Indonesia sebesar
besarnya untuk
kepentingan swasta/
investor, sedang rakyat
Indonesia tetap menderita
Tumbuhnya perkebunan
2. Dengan
perkebunan besar,
diperkenalkannya
12
meningkatkan jumlah
produksi tanaman ekspor,
jauh melebihi ketika masa
tanam paksa ( ketika itu
Indonesia menjadi penghasil
kina no 1 didunia)
3. Rakyat Indonesia turut serta
merasakan manfaat sarana
irigasi dan transportasi
(jalan, jembatan, Rel Kereta
Api) yg dibangun
pemerintah kolonial untuk
perkebunan
13
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c.
16