-HARNENDRA.N.A
-GHIFARI
-AHMAD DAFFA
-ARYA.S
-TEGUH MAULANA
Tercatat dalam sejarah, ada beberapa bangsa yang menerapkan praktik kolonialisme di Indonesia
antara lain:
Kekuasaan Portugis di Indonesia dimulai ketika berhasil mengambil alih Malaka pada tahun 1511 yang
diperluas hingga menguasai wilayah Maluku. Pemerintahan kolonial Portugis berlangsung hingga
tahun 1641. Kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Portugis antara lain:
Kebijakan ini dimulai ketika Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis pada masa pemerintahan
Napoleon Bonaparte. Kebijakan yang paling terasa akibatnya adalah pada masa pemerintahan
Gubernur Jenderal Daendels. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Daendels antara lain:
Penetapan jumlah gaji yang tetap bagi semua pegawai pemerintah dan melarang pegawai pemerintah
untuk melakukan kegiatan perdagangan.
Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang burung.
Pelaksanaan sistem contingenten yaitu pajak dengan penyerahan hasil bumi.
Penerapan verplichte leverentie, yaitu kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah
Kerajaan Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
Penerapan sistem kerja paksa (rodi).
Pembangunan jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan.
Membangun pelabuhan-pelabuhan dan membuat kapal perang.
Penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta.
Pengaruhnya bagi rakyat Indonesia:
Peristiwa menyerahnya Belanda kepada Inggris melalui Perjanjian Tuntang pada tahun 1811
merupakan awal pendudukan kolonial Inggris di Indonesia. Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi
Gubernur Jenderal di Indonesia yang berkuasa dari tahun 1811 hingga tahun 1816 dan membawa
perubahan berasas liberal. Raffles menerapkan sistem sewa tanah yang disebut juga dengan sistem
pajak tanah atau landrent (lanrate) di mana rakyat atau para petani harus membayar pajak sebagai
uang sewa karena semua tanah dianggap milik negara.
Pada tahun 1816, John Fendall yang merupakan Gubernur Jenderal yang menggantikan Raffles
menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Van der Capellen kemudian memerintah Indonesia
dari tahun 1817 hingga tahun 1830 dan menerapkan kebijakan politik dan ekonomi liberal tetapi
memperoleh kegagalan. Posisi gubernur jenderal kemudian digantikan oleh Gubernur Jenderal van den
Bosch yang menerapkan sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel yang semakin membuat rakyat
Indonesia semakin menderita dan memicu terjadinya perlawanan lokal.
b. Kesenian
Pengaruh Portugis dalam bidang kesenian tampak pada musik keroncong. Musik
keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado, dari bahasa Latin
yang berarti nasib. Awalnya fado merupakan sejenis nyanyian bernuansa ratapan
(mornas) yang dibawa para budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis sejak
abad ke-15. Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan mengiringi tari-
tarian. Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam sehingga tarian tersebut
dinamakan moresco. Moresco adalah tarian hiburan para elite Portugis yang biasanya
dibawakan oleh penari dari bangsa Moor. Alat musik pengiring moresco adalah gitar kecil
bernama cavaquinho. Karena suara yang dikeluarkan berbunyi crong-crong, orang
Indonesia menamai musik pengiring tarian tersebut keroncong.
c. Bahasa
Dalam bidang bahasa, banyak kosa kata bahasa Portugis diserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti: biola (viola), meja (mesa), mentega (manteiga).
1) Mentalitas inlander
Secara harfiah, mentalitas inlander berarti mentalitas khas orang pribumi
(Indonesia), yang dikonotasikan secara negatif sebagai orang mengidap rasa rendah diri
akut (inferiority complex) serta menakar diri lebih rendah dibandingkan orang-orang atau
bangsa-bangsa lannya. Mentalitas inlander disebut juga mentalitas khas orang pribumi
karena dianggap telah mendarah daging serta menjadi bagian dari pola hidup dan
perilaku rakyat Indonesia. Mentalitas itu mendarah daging karena dirawat dan
dikembangkan oleh sistem yang juga melahirkannya, yaitu sistem feodalisme.
Dalam rangka memperkuat mentalitas tersebut, Belanda menggolong-golongkan
penduduk Indonesia kedalam kelas-kelas sosial sebagai berikut:
• Kelas pertama, terdiri atas orang Belanda dan Eropa
• Kelas dua, terdiri atas orang Timur Asing (Vreemde Oosterlingen)
• Kelas tiga, terdiri atas orang pribumi (Inlander)
2) Pendidikan
Sistem pendidikan Barat di Indonesia digarap oleh Belanda sejak abad ke-18. pada
akhir abad ke-19, sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia semakin banyak.
Sistem penddidikan diselenggarakan oleh berbagai elemen, ada yang diselenggarakan oleh
kelompok keagamaan dan adapula yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial
Belanda sendiri.
Perhatian pada pendidikan semakin tegas tatkala politik etis diberlakukan pada
tahun 1911 melalui tokoh liberalnya, Th. Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan
pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekedar untuk
menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial.
Kebijakan Politik Etis mereorganisasikan serta mengembangkan sekolah-sekolah baru
pada semua jenjang pendidikan.
3) Bahasa
Bahasa Belanda juga banyak memengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta
bahasa-bahasa Nusantara lainnya.
4) Gaya hidup
Penjajah Belanda juga membawa gaya hidup yang memengaruhi kehidupan
sebagian rakyat indonesia. Karena itu, muncul istilah ‘’gaya hidup yang kebarat-
baratan’’. Istilah westernisasi kiranya tidak terlalu tepat untuk menunjukkan gejala ini
karena “gaya hidup Barat” itu tidak disebarkan secara terencana dan sistematis, juga
tidak memengaruhi secara mendasar hidup sebagian besar orang.
• Bidang ekonomi
Pengaruh ekonomi yang membekas sampai sekarang terutama sejak
diberlakukannya sistem Tanam Paksa dan kebijakan Pintu Terbuka (sistem ekonomi
liberal).
Pengaruh sistem Tanah Paksa, misalnya, tampak dalam dua hal:
(1) Petani pribumi mulai mengenal jenis-jenis tanaman-tanaman komoditi lain seperti
kopi dan teh.
(2) petani mulai mengenal sistem upah, yang sebelumnya tidak dikenal.
Sementara itu, sistem ekonomi liberal membuat rakyat Indonesia mengenal hal-hal
berikut:
(1) Sistem sewa tanah
(2) Ekonomi uang
(3) Sitem kerja kontrak
• Bidang politik
Pengaruh Belanda tampak dalam hal model birokrasi pemerintahan.
• Bidang hukum
Hukum Belanda masih sangat memengaruhi sistem sistem hukum Indonesia. Pasal-pasal
dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUH-Pidana) dan Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUH-Perdata) Indonesia, misalnya masih mewarisi pasal-pasal dari
kitab hukum Belanda.