Anda di halaman 1dari 3

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

PEMERINTAHAN BANGSA PORTUGIS


Portugis masuk ke nusantara dipimpin oleh Afonso de Albuquerque (1453-1515), pada 1511 Malaka berhasil dikuasai
Portugis. Portugis menjalin kerjasama dengan Pajajaran namun diusir kerajaan Demak dan menyingkir ke Kepulauan rempah-
rempah Maluku. Di Maluku Portugis menjalin kerjasama dengan Ternate untuk melawan Tidore yang bekerja sama dengan
Spanyol. Pertikaian ini berhasil diselesaikan dengan perjanjian Saragosa, isinya Spanyol harus meninggalkan Maluku dan mendapat
Filipina, sedangkan Portugis tetap berkuasa di Maluku. Portugis berhasil dikalahkan oleh Sultan Baabullah dari ternate tahun
1575, kemudian dikalahkan oleh Belanda
PEMERINTAHAN BANGSA BELANDA
1. Kedatangan Bangsa Belanda
Pada 1596 Belanda tiba di Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman → mendirikan kantor dagang setelah memberi
sejumlah uang, kemudian menuju Maluku dan menggeser kedudukan Portugis
2. Pemerintahan VOC (Vereenigde Oostindische Compagny) 1602-1709
a. Tujuan didirikannya VOC: menghindari persaingan tidak sehat antara kongsi dagang Belanda, memperkuat posisi Belanda di
Eropa, Memonopoli perdagangan rempah-rempah di nusantara
b. Kebijakan VOC
• Memberlakukan 2 jenis pajak, (1) Contingenten= pajak wajib berupa hasil bumi yg langsung dibayarkan ke VOC, (2)
Verlichte leverente= penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC
• Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia
• Melakukan kebijakan ekstirpasi, yaitu menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan sehingga
harga tetap stabil kebijakan dibuat oleh J.P. Coen
• Mewajibkan rakyat menanam tanaman tertentu, terutama kopi
• VOC menggunakan taktik devide et impera untuk memecah-belah bangsa Indonesia
c. Berakhirnya VOC= korupsi di semua tingkatan, perdagangan gelap merajalela, anggaran biaya pegawai sangat besar,
menguasai Belanda dan mendirikan Republik Bataaf

PEMERINTAHAN BANGSA PERANCIS

a. Pemerintahan Perancis= dipimpin oleh Herman Willem Daendels (1762-1818) memiliki tugas utama: (1) mempertahankan P.
Jawa agar tidak jatuh ke Inggris, (2) memperbaiki keadaan tanah jajahan.
b. Kebijakan Daendels= (1) membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan, benteng pertahanan, pangkalan militer, pabrik
senjata, (2) membagi P.Jawa menjadi 9 Prefektur, (3) mengangkat bupati Jawa menjadi pegawai pemerintahan
c. Berakhirnya kekuasaan Perancis= Daendels dianggap sebagai penguasa otoriter dan digantikan oleh Jan Willem Janssens.
Pulau Jawa kemudian diserang dan berhasil dikuasai Inggris melalui perjanjian Tuntang.
PEMERINTAHAN BANGSA INGGRIS
a. Pemerintahan Inggris = Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles (1811-1814). Kekuasaan Inggris di Indonesia ini diwakili
oleh kongsi dagang EIC (East Indian Company).
b. Kebijakan Raffles= (1) menghapus sistem tanam paksa, (2) menghapus pajak Contingenten dan verlichte leverente, (3)
menetapkan sistem sewa tanah (land rent), (4) pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala, (5) bupati diangkat
sebagai pegawai pemerintah
c. Kegagalan sistem sewa tanah= Indonesia belum terbiasa dengan sistem ekonomi uang, terbatasnya pegawai yang cakap,
terbatasnya keuangan pemerintah, dan pajak tanah yang tinggi
d. Kekuasaan Raffles berakhir setelah kekalahan Napoleon Bonarpate dalam pertempuran Leipzig, sehingga Inggris harus
memberikan kemerdekaan pada Belanda

PEMERINTAHAN BANGSA BELANDA

a. Kebijakan Tanam Paksa (cultuurstelsel) oleh Van den Bosh (1830-1870)


• Isi kebijakannya = (a) mewajibkan setiap desa menyisihkan 20% untuk ditanami kopi, tebu dan nila, (b) rakyat yang tidak
memiliki tanah bekerja di tanah-tanah pertanian selama 66 hari, (c) waktu mengerjakan tanah selama ± 3 bulan
• Sistem tanam paksa menuai kritik dari berbagai pihak salah satunya yaitu dari Edward Douwes Dekker. Kritikannya
disampaikan dalam bukunya berjudul Max Havelaar. Akibat adanya berbagai kritikan tersebut sistem tanam paksa
dihapuskan (1870)
b. Kebijakan Politik Pintu Terbuka
Tujuannya untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi pihak swasta untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sebagai landasannya
adalah UU Agraria dan UU Gula pada 1870. Kebijakan ini berhasil membuat para pengusaha swasta asing menanamkan modal di
Indonesia. Bagi rakyat Indonesia, kesempatan ekonomi tersebut tidak membawa dampak apapun selain penderitaan yang semakin
besar
c. Politik Etis
Politik Etis (1901), dipimpin oleh van Deventer → kebijakannya disebut Trias van Deventer yang meliputi:
o Irigasi (pengairan): membangun dan memperbaiki pengairan dan bendungan untuk pertanian
o Migrasi: mengajak rakyat untuk bertransmigrasi
o Edukasi: menyelenggarakan pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran
PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME BARAT
PERLAWANAN PATIMURA
Perang Pattimura (1817) merupakan sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di Maluku yang merupakan bentuk
perlawanan rakyat terhadap VOC atau serikat dagang milik Belanda.
Penyebab: Rakyat Maluku juga diwajibkan untuk menyediakan perahu (orambai) guna memenuhi keperluan administrasi dan
militer Belanda tanpa diberi bayaran, Belanda juga melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah melalui pelayaran
Hongi di Maluku
Terjadinya perang: Pada 15 Mei 1817, operasi penyerangan pos-pos dan benteng Belanda di Saparua dimulai oleh Kapiten
Pattimura bersama Philips Latumahina, Pada tanggal 11 November 1817 dengan didampingi beberapa orang pengkhianat,
Letnan Pietersen berhasil menyergap Kapiten Pattimura
Berakhirnya perang: membocorkan informasi tentang strategi Perang Pattimura dan rakyat Maluku sehingga Belanda
dengan mudah mampu merebut kembali Saparua
PERLAWANAN SULTAN AGUNG
Perlawanan Sultan Agung dari Mataram terhadap VOC terjadi pada tahun 1628 tepatnya di Batavia
Penyebab: Sultan Agung menganggap keberadaan VOC di Batavia sebagai ancaman terhadap kekuasaan Mataram di Jawa.
Selain itu, keberadaan VOC di Batavia menyebabkan penderitaan bagi pedagang pribumi karena praktik monopoli
perdagangan VOC.
Terjadinya perang: Pada tahun 1628 pasukan Mataram melakukan serangan terhadap VOC di Batavia namun gagal, Pada
tahun 1629 Kerajaan Mataram kembali menyerang VOC di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya dan berhasil
Berakhirnya perang: J.P. Coen mengirim kapal perang ke Tegal dan Cirebon untuk membakar lumbung padi pasukan
Mataram. Akibatnya, pasukan Mataram yang bertempur di Batavia kekurangan bahan makanan dan berhasil dipukul mundur.

PERANG PADERI
Penyebab: Awalnya merupakan konflik internal antara golongan adat dan golongan ulama. Pemicu perang adalah keinginan
dari keinginan tiga ulama dari Pidari/Pedir (Aceh) untuk memberlakukan syariat islam di Tanah Minang. Gerakan pembaruan
disebut Gerakan Padri, karena tidak mendapatkan kesepakatan, pecahlah perang antara kaum Padri dan kaum Adat th. 1803,
namun nyatanya kemenangan selalu diperoleh oleh kaum Padri.
Terjadinya perang: Kaum adat meminta bantuan Belanda th. 1821 melawan kaum paderi, namun kaum adat kalah. Tuanku
Imam Bonjol berhasil menjalin kerjasama dengan kaum adat untuk menghadapi Belanda. Akibat kejadian itu Belanda
memotong bantuan ekonomi gerakan perwanan dengan menguasai pesisir barat dan timur.
Berakhirnya perang: Pada Tahun 1837 Belanda melakukan serangan besar-besaran dengan strategi bentengstelsel, Belanda
kemudian mengajak berunding, tetapi itu merupakan tipu daya, akhirnya Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan.
PERANG DIPONEGORO
Penyebab: Perlawanan Diponegoro terjadi pada mei 1825. Perang ini dipicu karena Belanda membangun jalan baru dekat
Tegalrejo (tempat tinggal Diponegoro), Belanda memasang patok-patok kayu sebagai batas pembangunan jalan dan melewati
makam leluhur Pangeran Diponegoro, hal tersebut dilakukan tanpa seizin Pangeran Diponegoro. Kejadian ini memicu
Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda di Tegalrejo.
Terjadinya perang: Pangeran Diponegoro membangun pertahanan di Bukit Selarong, perlawanan ini berlangsung sampai ke
Jawa Timur. Belanda harus mendatangkan pasukan dari Sumatra Barat untuk menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro.
Di setiap daerah yang berhasil diduduki ia membangun benteng, strategi ini biasa disebut sistem Bentengstelsel.Belanda
membangun jalan penghubung dan pasukan untuk memutus gerakan pasukan Diponegoro. Strategi tersebut nyatanya berhasil
mempersempit ruang Pangeran Diponegoro
Berakhirnya perang: Belanda mengumumkan adanya hadiah 20.000 ringgit bagi yang bisa menangkap Pangeran
Diponegoro, tetapi tidak ditanggapi. Kemudian Belanda melakukan tipu muslihat dengan berpura-pura mengajak berunding
Pangeran Diponegoro, hingga akhirnya ia berhasil ditangkap dan diasingkan ke Manado th. 1830
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
ORGANISASI BUDI UTOMO
Budi Utomo didirikan pada 20 Mei 1908. Organisasi ini menjadi organisasi modern pertama yang memberikan inspirasi
kepada kaum nasionalis untuk berjuang dengan basis organisasi modern, Pendirian Budi utomo dipelopori oleh Dr. Wahidin
Soedirohoesodo, organisasi ini didirikan oleh dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA.
Latar Belakang berdirinya: Pendirian Budi Utomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Soedirohusodo yang sering
berkeliling ke kota-kota besar di Jawa untuk mengampanyekan gagasan tentang bantuan dana bagi pelajar pribumi berprestasi
yang tidak mampu sekolah.
Tujuan didirikan: memajukan pengajaran dan kebudayaan dengan bidang 1) pengajaran, 2) pertanian, peternakan, dan
perdagangan, 3) teknik dan industri, 4) kebudayaan
Perkembangan organisasi: Awalnya, keanggotaan Budi Utomo terbatas hanya pada penduduk Jawa dan Madura. Namun,
akhirnya meluas sampai Bali. Ini dilakukan dengan tidak melihat keturunan, jenis kelamin, atau agamanya.
Berakhirnya organisasi: Organisai ini bersifat nonpolitik dan kooperatif terhadap pemerinta Belanda, Budi Utomo mulai
meredup setelah berdirinya Sarekat Islam
ORGANISASI SAREKAT ISLAM
Latar Belakang berdirinya: Merupkan gerakan nasionali, demokratis, dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan
kooperatif didirikan oleh H. Samanhudi. Awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didasarkan atas 2 hal, yaitu 1)
agama islam, 2) ekonomi, yakni memperkuat kemampuan para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang
asing seperti pedagang Tionghoa dan India
Tujuan SI adalah 1) memajukan perdagangan, 2) membantu para anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha, 3)
memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi, 3) memaukan kehidupan agama islam
Perkembangan Organisasi: Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan menetapkan Surabaya sebagai
pusat organisasi. Perjuangannya kemudian diperjelas dengan memperkuat basis ekonomi rakyat agar kaum pribumi lebih
mampu bersaing dan bebas dari ketergantungan pada bangsa asing. Karakteristik SI terlihat dari sikapnya yang menentang
secara terbuka terhadap praktik ketidakadilan akibat sistem kapitalisme oleh Belanda. Sikap kritis SI menarik perhatian
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
Berakhirnya organisasi: Awalnya pemimpin SI menganggap SI dan ISDV memiliki garis dasar perjuangan yang sama, tetapi
anggota ISDV di SI banyak menyampaikan kritik terhadap sikap kooperati SI terhadap pemerintah Belanda. Akibatnya dalam
SI muncul 2 kubu, yaitu 1) kubu nasionalis religius/ SI Putih dengan asas perjuangan islam dipimpin Cokroaminoto, 2) kubu
ekonomi-dogmatis yang dikenal denga SI Merah dengan haluan sosialis kiri (komunisme) dibawah pimpinan Semaun dan
Darsono

ORGANISASI INDISCHE PARTIJ


Tokoh pendiri Indische Partij dikenal dengan tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Tjipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Latar belakang: Indische Partij muncul setelah organisasi Budi Utomo hadir di masa penjajahan Belanda, Indische Partij
berdiri adalah untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah kolonial.
Tujuan organisasi: Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar De Expres dengan semboyan Indische los van Hollan
(Indonesia bebas dari Belanda) dan Indie voor Indiers (Hindia untuk orang Hindia). Indische Partij memperkenalkan paham
kebangsaan yang tidak membedakan keturunan, suku bangsa, agama, kebudayaan, bahasa dan adat istiadat
Perkembangan Organisasi: Pandangan Indische Partij tersebut dikenal sebagai Indische Nationalisme yang lalu
dikembangkan oleh berbagai organisasi dan partai politik di masa pergerakan nasional.
Berakhirnya organisasi: Kritik yang terlalu keras membuat para pemimpin Indische Partij diawasi ketat oleh pemerintah
Belanda. Belanda juga sempat menolak permohonan organisasi ini untuk memperoleh status sebagai sebuah badan hukum,
dan pada akhirnya ketiga pemimpin organisasi ini ditangkap dan dibuang ke Belanda
ORGANISASI PARTAI NASIONAL INDONESIA
Latar belakang: Pada 1925 Ir. Soekrno mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung, atas inisiatifnya juga didirikan
Perserikatan Nasional Indonesia pada 1927 sebagai wadah bagi para nasionalis untuk memperjuangkan berdirinya negara
Indonesia merdeka. Organisasi ini kemudian berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia
Tujuan didirikan: kemerdekaan Indonesia didasarkan pada 3 asas, yaitu 1) self-help yaitu prinsip menolong diri sendiri, 2)
noonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda, 3) marhaenisme yakni
mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Perkembangan organisasi: Dalam rangka memperkuat organisasi PNI melakukan: 1) kegiatan internal: ditujukan untuk
melakukan usaha-usaha seperti menyelenggarakan kursus, mendirikan sekolah, mendirikan bank dll. 2) Kegiatan eksternal:
mengadakan rapat umum, menerbitkan surat kabar tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat
Berakhirnya organisasi: Menjelang akhir tahun 1929 ada desas-desus bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan,
pemerintah Belanda melakukan penggeledahan dan menangkap pemimpin PNI yaitu Ir Soekarno, Maskun, Gatot
Mangunprojo, dan Supriadinata. Di pengadilan Ir Soekarno membacakan pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat.

Anda mungkin juga menyukai