a. Pemerintahan Perancis= dipimpin oleh Herman Willem Daendels (1762-1818) memiliki tugas utama: (1) mempertahankan P.
Jawa agar tidak jatuh ke Inggris, (2) memperbaiki keadaan tanah jajahan.
b. Kebijakan Daendels= (1) membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan, benteng pertahanan, pangkalan militer, pabrik
senjata, (2) membagi P.Jawa menjadi 9 Prefektur, (3) mengangkat bupati Jawa menjadi pegawai pemerintahan
c. Berakhirnya kekuasaan Perancis= Daendels dianggap sebagai penguasa otoriter dan digantikan oleh Jan Willem Janssens.
Pulau Jawa kemudian diserang dan berhasil dikuasai Inggris melalui perjanjian Tuntang.
PEMERINTAHAN BANGSA INGGRIS
a. Pemerintahan Inggris = Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles (1811-1814). Kekuasaan Inggris di Indonesia ini diwakili
oleh kongsi dagang EIC (East Indian Company).
b. Kebijakan Raffles= (1) menghapus sistem tanam paksa, (2) menghapus pajak Contingenten dan verlichte leverente, (3)
menetapkan sistem sewa tanah (land rent), (4) pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala, (5) bupati diangkat
sebagai pegawai pemerintah
c. Kegagalan sistem sewa tanah= Indonesia belum terbiasa dengan sistem ekonomi uang, terbatasnya pegawai yang cakap,
terbatasnya keuangan pemerintah, dan pajak tanah yang tinggi
d. Kekuasaan Raffles berakhir setelah kekalahan Napoleon Bonarpate dalam pertempuran Leipzig, sehingga Inggris harus
memberikan kemerdekaan pada Belanda
PERANG PADERI
Penyebab: Awalnya merupakan konflik internal antara golongan adat dan golongan ulama. Pemicu perang adalah keinginan
dari keinginan tiga ulama dari Pidari/Pedir (Aceh) untuk memberlakukan syariat islam di Tanah Minang. Gerakan pembaruan
disebut Gerakan Padri, karena tidak mendapatkan kesepakatan, pecahlah perang antara kaum Padri dan kaum Adat th. 1803,
namun nyatanya kemenangan selalu diperoleh oleh kaum Padri.
Terjadinya perang: Kaum adat meminta bantuan Belanda th. 1821 melawan kaum paderi, namun kaum adat kalah. Tuanku
Imam Bonjol berhasil menjalin kerjasama dengan kaum adat untuk menghadapi Belanda. Akibat kejadian itu Belanda
memotong bantuan ekonomi gerakan perwanan dengan menguasai pesisir barat dan timur.
Berakhirnya perang: Pada Tahun 1837 Belanda melakukan serangan besar-besaran dengan strategi bentengstelsel, Belanda
kemudian mengajak berunding, tetapi itu merupakan tipu daya, akhirnya Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan.
PERANG DIPONEGORO
Penyebab: Perlawanan Diponegoro terjadi pada mei 1825. Perang ini dipicu karena Belanda membangun jalan baru dekat
Tegalrejo (tempat tinggal Diponegoro), Belanda memasang patok-patok kayu sebagai batas pembangunan jalan dan melewati
makam leluhur Pangeran Diponegoro, hal tersebut dilakukan tanpa seizin Pangeran Diponegoro. Kejadian ini memicu
Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda di Tegalrejo.
Terjadinya perang: Pangeran Diponegoro membangun pertahanan di Bukit Selarong, perlawanan ini berlangsung sampai ke
Jawa Timur. Belanda harus mendatangkan pasukan dari Sumatra Barat untuk menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro.
Di setiap daerah yang berhasil diduduki ia membangun benteng, strategi ini biasa disebut sistem Bentengstelsel.Belanda
membangun jalan penghubung dan pasukan untuk memutus gerakan pasukan Diponegoro. Strategi tersebut nyatanya berhasil
mempersempit ruang Pangeran Diponegoro
Berakhirnya perang: Belanda mengumumkan adanya hadiah 20.000 ringgit bagi yang bisa menangkap Pangeran
Diponegoro, tetapi tidak ditanggapi. Kemudian Belanda melakukan tipu muslihat dengan berpura-pura mengajak berunding
Pangeran Diponegoro, hingga akhirnya ia berhasil ditangkap dan diasingkan ke Manado th. 1830
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
ORGANISASI BUDI UTOMO
Budi Utomo didirikan pada 20 Mei 1908. Organisasi ini menjadi organisasi modern pertama yang memberikan inspirasi
kepada kaum nasionalis untuk berjuang dengan basis organisasi modern, Pendirian Budi utomo dipelopori oleh Dr. Wahidin
Soedirohoesodo, organisasi ini didirikan oleh dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA.
Latar Belakang berdirinya: Pendirian Budi Utomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Soedirohusodo yang sering
berkeliling ke kota-kota besar di Jawa untuk mengampanyekan gagasan tentang bantuan dana bagi pelajar pribumi berprestasi
yang tidak mampu sekolah.
Tujuan didirikan: memajukan pengajaran dan kebudayaan dengan bidang 1) pengajaran, 2) pertanian, peternakan, dan
perdagangan, 3) teknik dan industri, 4) kebudayaan
Perkembangan organisasi: Awalnya, keanggotaan Budi Utomo terbatas hanya pada penduduk Jawa dan Madura. Namun,
akhirnya meluas sampai Bali. Ini dilakukan dengan tidak melihat keturunan, jenis kelamin, atau agamanya.
Berakhirnya organisasi: Organisai ini bersifat nonpolitik dan kooperatif terhadap pemerinta Belanda, Budi Utomo mulai
meredup setelah berdirinya Sarekat Islam
ORGANISASI SAREKAT ISLAM
Latar Belakang berdirinya: Merupkan gerakan nasionali, demokratis, dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan
kooperatif didirikan oleh H. Samanhudi. Awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didasarkan atas 2 hal, yaitu 1)
agama islam, 2) ekonomi, yakni memperkuat kemampuan para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang
asing seperti pedagang Tionghoa dan India
Tujuan SI adalah 1) memajukan perdagangan, 2) membantu para anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha, 3)
memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi, 3) memaukan kehidupan agama islam
Perkembangan Organisasi: Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan menetapkan Surabaya sebagai
pusat organisasi. Perjuangannya kemudian diperjelas dengan memperkuat basis ekonomi rakyat agar kaum pribumi lebih
mampu bersaing dan bebas dari ketergantungan pada bangsa asing. Karakteristik SI terlihat dari sikapnya yang menentang
secara terbuka terhadap praktik ketidakadilan akibat sistem kapitalisme oleh Belanda. Sikap kritis SI menarik perhatian
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
Berakhirnya organisasi: Awalnya pemimpin SI menganggap SI dan ISDV memiliki garis dasar perjuangan yang sama, tetapi
anggota ISDV di SI banyak menyampaikan kritik terhadap sikap kooperati SI terhadap pemerintah Belanda. Akibatnya dalam
SI muncul 2 kubu, yaitu 1) kubu nasionalis religius/ SI Putih dengan asas perjuangan islam dipimpin Cokroaminoto, 2) kubu
ekonomi-dogmatis yang dikenal denga SI Merah dengan haluan sosialis kiri (komunisme) dibawah pimpinan Semaun dan
Darsono