Anda di halaman 1dari 3

Sudah bukan rahasia umum di Negara ini sosok Pegawai Negeri Sipil selalu tidak terlepas dari sorotan

publik terutama dalah hal


pencitraan. Masih tertanamnya image negatif terhadap citra PNS di masyarakat tidak terlepas dari peran PNS yang belum diimbangi
oleh profesionalisme, dan citra diri positif dalam melakukan pelayanan publik.
Sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur penyelenggara negara, dimana fungsi utamanya adalah dalam rangka
memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara prima, sudah seharusnya mempunyai kompetensi bukan saja dari aspek
profesionalisme, namun yang paling penting seorang Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai citra diri yang positif di mata
masyarakat, sehingga kepercayaan publik sebagai objek yang dilayani akan menciptakan hubungan timbal balik yang positif.
Faktor kejujuran dan tanggung jawab dari figur PNS mutlak harus ditanamkan sejak dini, profesionalisme tidak akan berarti apa-apa
tanpa diimbangi oleh aspek moralitas dalam hal ini kejujuran dan tanggungjawab dari pribadi seorang PNS yang notabene
mempunyai tugas dan kewajiban dalam memberikan pelayanan secara prima terhadap masyarakat sehingga tata kelola
penyelenggaran negara akan berjalan dengan baik.
Perilaku PNS selalu diidentikkan dengan penyelewengan dari kewenangan seorang pelayan masyarakat. PNS merupakan
barometer perilaku pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Untuk mengembalikan peran PNS sebagai pelayan masyarakat maka
perlu pembenahan perilaku yang benar dari sosok PNS sebagai aparatur negara.
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah bahwa kebanyakan PNS selama ini tidak berperan aktif dalam pemenuhan pelayanan
kepada masyarakat, sehingga banyak menimbulkan tindakan yang merugikan masyarakat, misalnya melakukan penyimpangan
dari segala bidang pelayanan terhadap masyarakat. Dari mulai penggelembungkan pembiayaan administrasi tingkat kelurahan
sampai menduduki jabatan di instansi pemerintah, yang pada kenyataannya hak masyarakat terabaikan. Peran integritas di dalam
diri PNS adalah sebagai pengawal moral, bertindak dan berperilaku dalam melayani masyarakat. Integritas sebagai acuan untuk
melahirkan sebuah sikap perilaku manusia yang sudah dianggap sempurna baik secara mental maupun spiritual, karena itu
integritas sudah melekat pada pribadi orang-orang yang arif dan bijaksana yang dalam kehidupan sehari-hari mampu menjadi
sosok manusia panutan, sebagai tuntunan, bukan tontonan. Perilaku integritas sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia
yang sedang berbenah diri melalui good governance dan clean government.
Kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kemampuan aparatur birokrasi dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayan publik kepada masyarakatsecara professional, jujur dan
bertanggungjawab . Apabila publik dapat terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi
mampu menempatkan posisi dan kedudukannya yaitu sebagai civil servant ataupublic service.
Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dari aparatur birokrasi yang sesuai dengan harapan masyarakat, pada akhirnya akan
timbul kepercayaan (trust) kepada aparatur birokrasi tersebut. Hal inilah yang akan mewujudkan negara yang maju dalam hal
pelayanan kepada warganya dan melahirkan pada terwujudnya birokrasi yang bersih, akuntabel dan transparan. Untuk itu
keberadaan aparatur birokrasi (PNS) menjadi penting apabila birokrasi mampu mendukung terwujudnya kesejahteraan umum
melalui fungsi dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Tugas inilah yang menjadi tanggungjawab aparatur birokrasi. Selain itu
pula keberadaan PNS menjadi kata kunci dari keberlangsungan suatu negara terutama dalam pelayanan publik. Peran besar yang
diemban oleh PNS inilah yang menjadikan PNS dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki kedudukan strategis dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Selain itu PNS juga menjadi simbol berlangsungnya sistem dan identitas dari kepemerintahan
apakah berjalan dengan baik dan bersih ataukah sebaliknya, itu semua tidak lepas dari peran dan fungsi dari PNS. Dimensi
strategis ini yang setidaknya menjadikan keberadaan PNS menjadi suatu pembicaraan yang tidak lepas dari berbagai persoalan
yang melingkupinya. Begitu banyak persoalan yang menjadi kajian menarik: apa dan bagaimana PNS dari aspek kinerjanya, etika
moralitas, tingkat kesejahteraan, jenjang karier, reward and punisment-nya, pembinaan dan pengawasan, maupun dimensi-dimensi
lain yang menjadikan PNS menjadi wacana yang senantiasa menarik untuk dibicarakan di Indonesia. Kondisi PNS dijaman
reformasi seperti sekarang ini, sudah sedikit mengalami perubahan terutama dari aspek peningkatan kesejahteraan.
Konsep diri dalam hal ini berkaitan dengan konsep diri seorang PNS, yang terdiri dari :

Diri Ideal (self ideal),

Citra diri (self image) dan

Harga diri (self esteem).

Self Ideal (diri Ideal)


Diri yang ideal dari seorang figur PNS ditentukan sebagian besar arah hidupnya. Diri yang ideal menentukan arah perkembangan
diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Diri yang ideal merupakan gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian
orang yang sangat dikagumi meliputi kejujuran, tanggungjawab, keberanian, cinta kasih, ketabahan, ketekunan, kesabaran,
integritas, dan masih banyak karakter lainnya. Semua ini akan membentuk diri anda yang ideal atau visi dari orang terbaik yang
ingin anda tiru.
Self Image (Citra Diri)
Citra diri adalah cara anda melihat anda sendiri dan berpikir mengenai diri anda pada waktu sekrang ini. Citra diri ini sering juga
disebut image atau gengsi. Anda akan senantiasa melihat kedalam cermin ini untuk mengetahui bagaimana anda harus bertindak
dalam suatu keadaan tertentu.
Self Esteem (Harga Diri)
Self Esteem (harga diri) adalah seberapa suka anda terhadap diri anda sendiri, semakin anda menyukai diri anda, menerima diri
anda dan hormat kepada diri anda sendiri sebagai seseorang yang berharga dan bermakna, maka anda akan semakin bersikap
positif dan merasa bahagia. Harga diri anda akan menentukan semangat antusiasme dan motiasi diri, harga diri anda andalah
penentu prestasi anda dan keberhasilan anda.
LANGKAH MEMBANGUN DIRI
Untuk menjadi seorang PNS yang mempunyai citra diri yang jujur danbertanggung jawab, maka seorang PNS harus bisa menjadi
diri sendiri yang sesungguhnya, harus mengembangkan kekuatan keyakinan yang ada pada dirinya sendiri, dan berhenti
membandingkan-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, apalagi selalu mengikuti pendapat orang yang tidak sesuai dengan
keadaan diri kita. Dalam membentuk citra diri kita sering terjebak dalam sebuah topeng citra diri, maka seorang PNS yang
mempunyai citra diri yang positif senantiasa akan berusaha menjadi diri sendiri sehingga apapun kondisinya dia akan selalu optimis
dan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa langkah dalam rangka membangun diri yang positif,
antara lain :
1.

Berusaha jujur dan berani menerima tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan mendorong seseorang untuk tampil
sempurna tanpapeduli pada hambatan apapun yang menghadangnya.

2.

Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan
nilai-nilai positif pada dirisendiri.

3.

Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasipotensi sukses yang ada pada diri kita. Karena bisa
jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari.

4.

Berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko inipenting, sebab daripada menyerah pada rasa takut
alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal.

5.

Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan
bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang
malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.

6.

Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat menular. Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang
yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dan bertanggungjawab, maka kita memiliki kecenderungan untuk
meniru sifat tersebut.

7.

Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita
mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan
diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan
kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera.

8.

Perkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Tuhan YM Kuasa. Semakin kokoh
ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Tuhan, maka itu bisa meningkatkan
percaya diri

Anda mungkin juga menyukai