Anda di halaman 1dari 13

RESUME BUKU

IMPLEMENTASI METODE PENELITIAN “STUDI


KASUS” DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF

OLEH :

LUSIANA NURJANAH

NPM. 1426GP0477

SEMESTER VI REG PEMALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PG-PAUD IKIP VETERAN SEMARANG
2018
IDENTITAS BUKU

Judul : Implementasi Metode Penelitian Studi Kasus dengan


Pendekatan Kualitatif

Pengarang : S. Arifianto

Penerbit : Aswaja Pressindo

Kota Penerbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2016

Tebal Buku : 216 Halaman


DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN

BAB 2
KARAKTERISTIK PENELITIAN STUDI KASUS

BAB 3
DESAIN PENELITIAN STUDI KASUS

BAB 4
PROSES PENENTUAN SUMBER DATA PENELITIAN STUDI KASUS

BAB 5
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
STUDI KASUS

BAB 6
MODEL LAPORAN PENELITIAN STUDI KASUS

BAB 7
PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Sejarah dan Keberadaan Studi Kasus


Studi kasus lahir sekitar tahun 1950-an dan mengalami massa
perkembangan sekitar tahun 1950 – 1984. Pada perkembangannya model
studi kasus banyak digunakan sebagai penelitian social, budaya, ekonomi dan
ilmu humaniora, dan lainnya.

2. Memahami Penelitian Studi Kasus


Ada 2 kelompok besar yang mendefinisikan tentang studi kasus
sebagai metode penelitian kualitatif dan studi kasus sebagai objek penelitian
yang bersifat holistik. Pertama datang dari kelompok Guba & Lincoln (1985),
yang diperjelas Stake (2005), kemudian dikembangkan lagi oleh Cresswell
(1998) Dooley (2002), Algozzine (2006), yang berpandangan bahwa dalam
penelitian kualitatif terdapat suatu objek penelitian yang harus dilihat secara
khusus, agar hasil penelitian yang dilakukan mampu menggali substansi
secara mendasar terhadap kasus yang menjadi ojek penelitiannya.

Objek penelitian dapat diangkat sebagai studi kasus apabila dapat


dipandang sebagai suatu system yang dibatasi dan terikat oleh jenis, waktu
dan tempat kejadian objek penelitian yang bersangkutan.

Menurut Creswell (1998, 61) objek penelitian yang dapat dijadikan


sebagai penelitian studi kasus adalah peristiwa, situasi, proses, program, an
berbagai jenis kegiatan.

Kedua, kelompok yang berorientasi pada pendapat K. Yin (1984 &


2003a, 2013), yang memandang studi kasus merupakan metode penelitian
yang yang diperlukan untuk meneliti sebuah kasus yang bersifat “khusus”.

Menurut K. Yin (2003a) bahwa objek yang dapat diangkat sebagai


kasus adalah yang bersifat kontemporer, yakni yang sedang berlangsung atau
telah berlangsung. Juga bisa yang telah berlangsung tetapi masih
meninggalkan dampak dan pengaruh yang luas di masyarakat pada saat
penelitian studi kasus tersebut dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa konsep dan teori penelitian studi kasus, maka
dapat dimaknai bahwa penelitian studi kasus berkaitan dengan enam
komponen persoalan berikut :

1. Hakikat dari sebuah “kasus” yang dipilih sebagai objek penelitian.


2. Bertautan dengan “latar belakang historis peristiwa tertentu yang
dianggap unik” dan kemudian dijadikan objek penelitian studi kasus.
3. Memiliki keterkaitan “setting fisik” dari kasus yang dijadikan objek
penelitian.
4. Memiliki “konteks yang bersifat khusus”, terhadap aspek social, budaya,
ekonomi, politik, hokum, keamanan, teknologi dan lainnya sesuai dengan
kasusnya.
5. Berdampak terhadap kasus – kasus lain di lingkungannya.
6. Adanya “pemahaman khusus terhadap kasus” yang sedang dijadikan
objek penelitian bagi informan terpilih.

Stake (2005) membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis elemen,


yaitu :

1. Penelitian studi kasus mendalam, dilakukan dengan maksud untuk yang


pertama kali dan terakhir kali meneliti kasus yang bersifat “khusus”.
2. Penelitian studi kasus instrumental, dilakukan dengan meneliti kasus
untuk memberikan pemahaman mendalam.
3. Penelitian studi kasus jamak, menggunakan jumlah kasus yang relatif
banyak.

Jenis – jenis penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penelitian studi kasus tunggal holistik adalah penelitian yang


menempatkan fokusnya hanya pada satu kasus besar yang dianalisis
secara utuh.
2. Penelitian studi kasus jamak adalah penelitian yang menggunakan lebih
dari satu kasus untuk mendapatkan data yang lebih detail sehingga
deskripsi hasil penelitian menjadi semakin jelas dan terperinci.
BAB 2

KARAKTERISTIK PENELITIAN “STUDI KASUS”

1. Menempatkan Objek Penelitian sebagai Kasus


Penelitian studi kasus digunakan untuk menjelaskan dan
mengungkapkan kasus yang dijadikan seagai objek penelitian secara
keseluruhan dan komprehensif. Ketika penelitian studi kasus menempatkan
“kasus” sebagai objek yang diteliti secara komprehensif, maka kasus tidak
identik dengan sampel pada penelitian kuantitatif, melainkan mewakili
dirinya sendiri secara keseluruhan dalam ruang lingkup yang dibatasi kondisi
tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Kasus Dilihat Sebagai Fenomena Kontemporer


Kasus dapat digolongkan kedalam fenomena kontemporer jika kasus
tersebut sedang atau telah selesai terjadi, tetapi masih berdampak pada saat
penelitian studi kasus dilaksanakan.

3. Dilakukan Pada Kondisi “Kehidupan Sebenarnya”


Penelitian studi kasus masih menggunakan pendekatan kualitatif yang
meneliti objek bersadarkan kontekstualnya yakni berorientasi pada penelitian
kehidupan nyata dalam masyarakat yang dipandang sebagai kasus.
BAB 3

DESAIN PENELITIAN STUDI KASUS

1. Komponen Desain Studi Kasus


Komponen desain penelitian studi kasus mencakup berbagai hal
sebagai berikut :

a. Pertanyaan penelitian, yakni “bagaimana dan mengapa”.


b. Proposi, merupakan pertanyaan empiris yang mengandung konsep –
konsep yang bertautan dengan kasusnya.
c. Logika, yang mengkaitkan data dengan proporsi.
d. Kriteria, untuk interpretasi temuan.

2. Kriteria Penetapan “Desain Penelitian”


Kriteria penetapan kualitas desain studi kasus sangat bergantung dari
jenis dan karakteristik penelitiannya. Berdasarkan uji logika penelitian studi
kasus tertentu kulaitas desain studi kasus dapat ditetapkan sebagai berikut :

1. Validasi konstruk, yaitu cara menetapkan ukuran operasional dari semua


konsep – konsep yang akan diteliti pada studi kasus.
2. Validitas internal, umumnya hanya untuk penelitian eksplanatoris dan
kausal tidak untuk model penelitian deskriptif dan eksploratis.
3. Validitas eksternal, untuk menemukan ranah penelitian studi kasus yang
bersangkutan bisa divisualisasikan.
4. Releabilitas, merupakan uji metode penelitian yang dapat diinterpretasikan
dengan hasil yang sama.

Dalam penelitian studi kasus proses tahapan sangat penting dilakukan


karena menentukan kualitas penelitian. K Yin (2009) membagi proses
penelitian studi kasus menjadi 2 jenis, yaitu penelitian studi kasus tunggal dan
jamak. Proses penelitian studi kasus menurut K Yin (20090 adalah sebagai
berikut :
1. Mendefinisikan dan merancang penelitian
2. Menyiapkan, mengumulkan dan menganilis data
3. Menganalisis dan menyimpulkan

BAB 4

PROSES PENENTUAN SUMBER DATA PENELITIAN “STUDI KASUS”

1. Sumber Data Penelitian Studi Kasus


Bentuk – bentuk data penelitian studi kasus dapat berupa catatan hasil
wawancara, observasi/pengamatan lapangan, pengamatan artefak budaya,
teks media maupun berbagai bentuk dokumen lainnya.

2. Kecukupan Data Studi Kasus


Pada penelitian studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif
kecukupan data tidak tergantung pada banyaknya informan melainkan
kualitas informan untuk memperoleh kualitas data dari informan yang
bersangkutan. Dalam kontek penelitian studi kasus peneliti lebih tau dan
kompeten untuk menyatakan apakah datanya sudah cukup atau sebaliknya.

3. Proses Memperoleh Data


Dalam penelitian studi kasus data kualitatif menjadi data utama yang
harus berupa teks deskripsi, sebagaimana yang disyaratkan penelitian
kualitatif. Sedangkan data kuantitatif yang berupa quantum angka maupun
model grafik hanya sebatas data pendukung.
BAB 5

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN


“STUDI KASUS”

1. Pengumpulan Data Penelitian “Studi Kasus”


Pengumpulan data penelitian studi kasus bisa dilakukan dengan
berbagai tekik disesuaikan dengan karakteristik kasus yang dipili melalui cara
– cara sebagai berikut :

- Studi dokumentasi
- Rekaman arsip
- Wawancara mendalam
- Observasi
- Focus groups discussion (FGD)

2. Pengolahan Data Penelitian “Studi Kasus”


Dalam proses pengolahan data peneliti harus melakukan klasifikasi
atau yang disebut “taxonomi”. Pengalaman dan kreativitas peneliti sangat
menentukan kualitas hasil pengolahan data penelitian studi kasus. klasifikasi
data dibuat sedemikian rupa agar lebih mudah terbaca sesuai desain
penelitiannya, dapat berbentuk tabulasi, grafik atau lainnya.

3. Analisis Data Penelitian “Studi Kasus”


Ada 2 jenis analisis studi kasus yang lazim digunakan yaitu :

a. Analisis studi kasus yang mendasar pada proposisi teori, yakni


menganalisis data mengikuti proposisi teoritis yang digunakan untuk
menuntun penelitian studi kasus yang bersangkutan.
b. Mengembangkan deskripsi kasus, yakni melakukan analisis data yang
berorientasi pada pengembangan kerangka kerja deskriptif untuk
mengorganisasikan temuan studi kasus yang dilaksanakan.
Menurut bentuk domainnya analisis kasus dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu :
a. Penjodohan pola yaitu analisis yang membandingkan antara realitas dan
hipotesis atau dugaan yang mendasarkan pada kerangka konsep yang
digunakan untuk menganalisis studi kasus yang bersangkutan.
b. Pembuatan eksplanasi (penjelasan) yaitu analisis data penelitian studi
kasus dengan cara membuat suatu penjelasan tentang kasus yang menjadi
objek penelitian.
c. Analisis deret waktu yaitu analisis data penelitian studi kasus yang
berorientasi pada ururtan waktu secara kronologis.
d. Analisis kurang domain, terdapat 3 bentuk yaitu analisis unit terjalin,
observasi berulang dan pendekatan survey khusus.
BAB 6

MODEL LAPORAN PENELITIAN STUDI KASUS

1. Pembaca Laporan Penelitian Studi Kasus


Pembaca penelitian studi kasus mencakup : (a) mereka yang memiliki
profesi sebagai peneliti atau kalangan intelektual lainnya, (b) para pemangku
kebijakan di Birokrasi, praktisi, tokoh masyarakat, dan professional lainnya
yang tidak berspesialisasi dalam metodologi penelitian studi kasus, (c)
kelompok – kelompok kusus seperti kalangan mahasiswa penulis disertasi,
tesis mahasiswa, skripsi dan (d) para penyandang dana penelitian. Dalam
membuat sebuah laporan penelitian studi kasus peneliti perlu melakukan
identifikasi pembaca khusus agar hasil laporan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pembaca.

2. Jenis Laporan Penelitian Studi Kasus


Laporan penelitian studi kasus dapat berbentuk tulisan dalam bentuk
karya tulis atau disajikan secara lisan atau rekaman. Bentuk laporan studi
kasus tertulis mengandung empat jenis hal yang dianggap penting.

1. Studi kasus tunggal klasik, dimana narasi tunggal digunakan untuk


mendeskripsikan dan menganalisis kasus yang bersangkutan.
2. Versi multikasus dari kasus tunggal klasik. Laporan multikasus ini berisi
ini berisi multinarasi, biasanya disajikan sebagai bab atau bagian yang
terpisah.
3. Meliputi studi multi kasus maupun kasus tunggal tetapi tidak berisi narasi
yang tradisional.
4. Hanya merujuk ke studi – studi multi kasus.
3. Struktur Laporan Penelitian Studi Kasus
Menurut K. Yin struktur laporan penelitian studi kasus ada 6 yaitu
sebagai berikut :

a. Struktur Analitis Linier, yakni pendekatan standar untuk membuat laporan


penelitian.
b. Struktur Komparatif, yakni mengulangi studi kasus yang sama yang
membandingkan alternative deskriptif/eksplanatif kasus yang sama.
c. Struktur Kronologis, yakni studi – studi kasus yang umumnya meliputi
peristiwa – peristiwa di waktu lembur dalam urutan kronologisnya.
d. Struktur Pengembangan Teori, yakni dalam pelaporannya lebih
menekankan pada ururtan bab – bab atau bagian – bagian akan mengikuti
logika pengembabangan teori.
e. Struktur Ketegangan, yakni struktur ini berlawanan arah dengan
pendekatan analitis.
f. Struktur Tak Berurutan, yakni suatu struktur yang urutan bagian tau
babnya mengasumsikan tidak adanya kepentingan khusus.

4. Prosedur Laporan Penelitian Studi Kasus


Terdapat 3 prosedur penting yang perlu diperhatikan peneliti dalam
menuliskan laporan pene litian studi kasus. Pertama berkaitan dengan
bagaimana memulai laporan, kedua mencakup pesoalan – persoalan apakah
membiarkan kasus tersebut mengidentifikasi hal yang tidak berurutan, dan
ketiga mendeskripsikan suatu prosedur tinjauan ulang guna meningkatkan
validitas konstruk suatu penelitian studi kasus.

5. Membuat Laporan Studi Kasus Konsisten


Menurut K. Yin (2009) ada 5 karakteristik dari penulisan laporan studi
kasus sebagai berikut :

1. Studi kasus harus signifikan


2. Studi kasus harus lengkap
3. Studi kasus harus mempetimbangkan perspektif alternative
4. Studi kasus harus menampilkan bukti/data yang memadai
5. Studi kasus harus ditulis dengan cara yang menarik
Model penulisan laporan studi kasus dilaksanakan secara konsisten sesuai
dengan sistem penulisan penelitian studi kasus dimana seluruh proses
penelitian tersebut memiliki signifikasi terhadap kasus – kasus yang
diinventarisir didalamnya.

BAB 7

BAGIAN PENUTUP

Memahami Studi Kasus Secara Konprehensif


Memahami studi kasus sebagai metode penelitian memang tidak mudah
karena sulitnya membedakan dan mengidentifikasi sebuah “kasus” yang akan
dikaji sebagai studi kasus dengan kasus biasa diluar studi kasus.

Memilih studi kasus sebagai metode penelitian diperlukan kecermatan, kejelian


dan ketajaman analisis terhadap masing – masing kasus yang dipihnya. Oleh
karena itu, peneliti studi kasus harus mempunyai kreativitas dan pengalaman
sering mencoba melakukan penelitian studi kasus agar dapat membuat hasil
laporan penelitian studi kasus yang berkontribusi untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai