Anda di halaman 1dari 106

PEMBAHASAN CBT PROSTO

APRIL 2022
● 1-9 Nadhira
● 10-18 Atika
● 19-27 Lele
● 28-35 Fitri
● 36-43 Faiz
● 43-51 Amris
● 52-59 Fani
● 60-67 Eva
● 68-75 Septina

Jawaban benar: Bulat merah


Slide 1

1. A. Mahkota jaket bisa diganti jika rusak

● Single unit : pasak, inti, dan mahkota jadi 1. Indikasi : jarak interoklusal
pendek, untuk anak dan remaja
● Dua unit : pasak dan inti jadi 1, mahkota dipisah. Indikasi : jarak interoklusal
normal. Keuntungan:
○ Mahkota mudah diganti tanpa perlu merusak pasak
○ Adaptasi pinggiran mahkota thd permukaan akar & posisi mahkota thdp gigi
sebelahnya & gigi lawan tdk bergantung pd keakuratan dr pasak dgn
saluran akar
○ Preparasi saluran akar tdk bergantung pd jurusan masuk
mahkota/jembatan

2. Gabisa dijawab karena gaada kasusnya. Semua opsi merupakan jenis


kegagalan bridge

1. Perasaan yg tdk enak (kontak prematur, sementasi ga pas, tekanan berat)


2. Retainer / jembatan lepas (ungkitan, sementasi ga pas, karies, gigi goyang)
3. Tjd karies pd gigi penyangga (malhygine, pinggiran terbuka)
4. Jembatan kehilangan dukungan (gigi goyang, bridge panjang, trauma)
5. Tjd perubahan2 pd pulpa (cara preparasi, gapake crown sementara, perfor)
6. Jembatan patah (salah cor logam, hubungan solder tdk baik, bahan kurang baik)
7. Kehilangan lapisan estetik (kurang retensi, maloklusi, aus, bahan salah)
8. Kejadian lain yg menyebabkan jembatan mjd tdk berfungsi

faktor kegagalan : besarnya daya kunyah, kekuatan bahan, kebiasaan mengunyah /


Menggigit, kesehatan umum penderita, kesehatan jar pendukung gigi penyangga,
Perasaan tdk nyaman
Slide 2
1. B. Konstruksi 2 Unit

● Single unit : pasak, inti, dan mahkota jadi 1. Indikasi : jarak interoklusal
pendek, untuk anak dan remaja
● Dua unit : pasak dan inti jadi 1, mahkota dipisah. Indikasi : jarak interoklusal
normal.

2. D. GTSL akrilik sbg GT immediate, jembatan PFM sbg GT interim


Gigi Tiruan Sebagian Immediate Dikenal dalam 2 bentuk :
● a) GTSI Gigi posterior = Dibuat pda pasien yang biasanya membutuhkan
peningkatan fungsi mastikasi, contoh: pasien dengan kelainan lambung → GT
ini biasanya perlu pelapisan kembali atau bahkan penggantian dengan
protesa baru, setelah resorpsi tulang alveolar dianggap selesai. Jenis gigi
tiruan ini jarang dibuat
● b) GTSI Gigi Depan = dianggap paling sederhana dan secara estetik paling
baik, dibagi lagi menjadi 2 tipe : - GTSIGD tanpa sayap (dengan soket) -
GTSIGD dengan sayap sebagian atau penuh.

*Bona*: Immediate Denture nama lainnya Intermediate Denture, ada 2 jenis:


● A. Conventional Immediate Denture (CID) dan Interim Immediate Denture
● Bedanya:
● CID digunakan segera setelah ekstraksi, GT bertindak sebagai GT definitif jika ada
resorpsi dilakukan relining
● IID digunakan sebagai rehabilitasi sementara setelah ekstrasi sambil menunggu
resorpsi maksimal dan pembuatan GT definitif. CID Indikasinya buat yg sisanya
anterior aja kalo pasiennya masih ada anterior sama posteriornya pake IID
● Biasanya ekstraksi kasus untuk CID dilakukan pada beberapa kali kunjungan
sedangkan IID ekstraksi dilakukan sekaligus
● CID dikontraindikasikan dengan pasien dengan kasus kompleks seperti DV yg sudah
turun dll, IID bisa digunakan untuk kasus yang kompleks karena ekstraksi akan
dilakukan pada satu kali kunjungan sehingga perlakukannya hampir sama dengan
pembuatan GTP biasa tingkat kesulitan pembentukan DV yg baru lebih rendah
dibandingkan dengan CID
Slide 3

1. D dan E bener (Antiseptif dan sedatif)

Syarat2 Semen Sementara


● Mampu memegang jembatan pd tempatnya, tapi
memungkinkan pelepasan tanpa mengakibatkan trauma
● Mampu menutup pinggiran servikal agar tdk bocor (seal)
● Bersifat antiseptif & sedatif (mengurangi sakit)

2. C. Chamfer

● Chamfer : untuk cast metal crown (dgn tapered diamond


round ended, lebar tidak lebih dr ½ ujung tip bur)
● Bevel margin : untuk gigi yg mengalami erosi dan karies di
servikal, dan sudah pernah direstorasi mahkota sebelumnya,
maka digunakan akhiran bevel
● Shoulder margin : untuk mahkota porcelain (dgn tapered
diamond flat ended, 90 derajat, lebar sekitar 0.5-0.8 mm)

● All metal : margin prep nya shoulderless ; knife edge, feather


edge (0.5mm)
● PFM Fully : margin prep nya shoulder (1.5mm)
● PFM Partly : margin prep nya shoulder (labial : 1.5 mm)
chamfer (palatal 1.0mm)
● All porcelain : margin prep nya shoulder (2mm)
Slide 4

1. E. Pasien menderita DM tdk terkontrol


● DM → Resorpsi tl alveolar

2. D. Membuat GTL baru

● Indikasi Relining:
○ Longgar gaada perubahan warna, gaada perubahan DV
○ GT longgar, DVO rendah, landasan rusak, tapi estetik,
fungsi, fonetik baik
○ Perubahan sedikit – sedang
● Indikasi Rebasing:
○ Longgar ada perubahan warna, gaada perubahan DV,
kalopun berubah dikit asal oklusi msh baik
○ Perubahan sedang - maksimal
○ alasan medis maupun sosial (gabisa ganti baru)
● Indikasi buat GT baru:
○ Longgar, ada perubahan DV
Slide 5

1. E. Sulit mendapatkan kesejajaran

→ berarti abutmentnya 13, 15, 17 masalah utama multiple abutment itu


kesejajarannya

2. A. GT RA tertekan gigi asli RB


● Jaringan flabby (hiperplasia)
● Mekanisme: gigi anterior RB ektrusi → menekan GT atas →
Inflamasi → Resorpsi di anterior RA → Mukosanya jadi hiperplasia
(flabby)
Slide 6

1. D. Cangkolan C di gigi 33 dan 43 arah mesial-distal, perluasan


landasan maksimal

● Gigi hilang freeend bilateral


RB = 48 47 46 45 44 // 34 35 36 37 38
● Desain cangkolan kasus ini harus mesial-distal, agar ungkitannya
jadi kelas II (gigi penyangga aman, ga terkena torsi)

2. B. Pola lilin inti punya kemampuan berotasi

Syarat pola lilin inti:


● menyerupai bentuk preparasi mahkota (prinsip preparasi
berimbang)
● Opsi A, C, D, E
Kelas I
- Ungkitan untuk gigi penyangga
ke oklusal

Kelas II → Paling aman

Kelas III
- Tidak ada ungkitan ke oklusal,
tp menekan gigi penyangga ke
apikal
Slide 7

1. E. Cantilever bridge
Macam-macam Jembatan
1. Rigid Bridge = perlekatan kaku pd tiap ujungnya (retainer) pd 2
penyangga / lebih
2. Semi Rigid Bridge = 1 ujung dilekatkan scr kaku pd retainer,
ujung lain dgn su/retainer berkunci shg memungkinkan tjd nya
pergerakan yg terbatas
3. Cantilever bridge = 1 ujung melekat scr kaku sedang ujung
lainnya bebas/menggantung
4. Adhesive / Marryland Bridge =
a. Tanpa / dgn preparasi tp pengurangan jar minimal hanya pd
email bag lingual (0,3 mm)
b. perlekatan hrs mgunakan etsa & bhn semen khusus (semen
adhesive) & mgunakan logam non mulia
5. Ideal Bridge = Jemb.yg terdiri dr 3 unti yg disangga o/2
penyangga pd ke2 ujungnya
6. Short Bridge = Jemb.yg terdiri dr 2 unit jemb.
7. Long Bridge = Jemb.yg terdiri > dr 3 unit

2. B. Mahkota pasak
● 1. retainer penuh = mahkota penuh, mahkota berlapis
● 2. retainer sebagian = mahkota ¾, pinledge, inlay
● D. GT immediate 11, PSA 12, Bridge PFM 12 11 21 Slide 8

I DONT KNOW:
Bedanya GT intermediate & Immediate?

*Bona*: Immediate Denture nama lainnya Intermediate Denture, ada 2 jenis:


● A. Conventional Immediate Denture (CID) dan Interim Immediate Denture
● Bedanya:
● CID digunakan segera setelah ekstraksi, GT bertindak sebagai GT definitif jika ada
resorpsi dilakukan relining
● IID digunakan sebagai rehabilitasi sementara setelah ekstrasi sambil menunggu
resorpsi maksimal dan pembuatan GT definitif. CID Indikasinya buat yg sisanya
anterior aja kalo pasiennya masih ada anterior sama posteriornya pake IID
● Biasanya ekstraksi kasus untuk CID dilakukan pada beberapa kali kunjungan
sedangkan IID ekstraksi dilakukan sekaligus
● CID dikontraindikasikan dengan pasien dengan kasus kompleks seperti DV yg sudah
turun dll, IID bisa digunakan untuk kasus yang kompleks karena ekstraksi akan
dilakukan pada satu kali kunjungan sehingga perlakukannya hampir sama dengan
pembuatan GTP biasa tingkat kesulitan pembentukan DV yg baru lebih rendah
dibandingkan dengan CID
*Catatan kating*:
● Immediate → protesa yang proses pemasangan ke dalam mulut pasien, dilakukan langsung setelah pelaksanaan pencabutan gigi.
○ Pemasangan gigi semacam ini dapat dilakukan pada hampir semua kasus yang memerlukan pergantian gigi, baik berupa geligi tiruan sebagian
atau lengkap, maupun pada pasien anak-anak dan orang lanjut usia.
● Intermediet → Pada situasi klinis yang diindikasikan, gigi tiruan intermediate sering lebih baik untuk prosedur gigi tiruan immediate.
a. Ini tidak hanya mengeliminasi beberapa dari reaksi psikologis yang tidak diinginkan dari kehilangan gigi alami, tapi ini memberikan transisi biologi
yang lebih diterima dari dentulous ke keadaan edentulous.
b. Gigi tiruan intermediate (Dikonstruksi dari cetakan yang dilakukan sebelum pencabutan baik gigi posterior maupun anterior) ditempatkan secara
segera mengikuti pencabutan dari gigi alami. Jadi, kesulitan dibuat dari tidak adanya gigi posterior selama konstruksi dari gigi tiruan immediate
dihindari.
Slide 8

2. D. Hukum Ante

Luas area permukaan akar gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari luas area
permukaan akar gigi yang hilang atau daerah anodonsia
Slide 9
1. A. Soelarko kelas I Divisi 1

Klasifikasi Soelarko:
● Kelas I : free end
● Kelas II : paradental (bersandar ganda)
● Kelas III : kombinasi (Kelas I dan Kelas II)
Divisi I : unilateral
Divisi II : bilateral
Divisi III : anterior, melewati garis median

2. A. Beading, boxing, pengecoran

Tujuan: untuk mempertahankan bentuk tepi hasil cetakan


yang akan tercatat pada
model kerja dan bentuk tepi hasil cetakan akan menjadi
bentuk tepi gigi tiruan
● Sekeliling tepi batas cetakan diberi utility/beading
wax yang tebalnya 5 mm, dengan jarak antara batas
tepi cetakan dengan utility wax ± 3 mm.
● Semua bagian jarak antara batas tepi cetakan
dengan utility wax harus tetap dipertahankan.
● Jarak antara batas tepi cetakan dengan batas
dinding atas lempeng malam boxing paling tinggi 13
mm sehingga gips batu dibatasi dan pekerjaan
mengecor lebih mudah
● Kemudian cetakan akhir dicor dengan gips batu
● Setelah gips mengeras, lempeng dinding malam,
sendok, dan bahan cetak dilepas jangan sampai
modelnya rusak.
● Note: BOXING ; ditambah lilin play doh 2mm dari
border, KALO BOX IN=flasking
Slide 10 1. Dislokasi mandibula = Luksasi: Displacement kondilus mandibula dari
permukaan sendi pada tulang temporan (unilateral/bilateral)
Etiologi:Etiologi atraumatik meliputi pembukaan rahang terlalu lebar (menguap,
kejang, tertawa, menyanyi, dll
Faktor resiko: dislokasi sebelumnya, defisit struktural atau anatomi, gangguan
jaringan ikat, penuaan, dll
Mandible Dislocation - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)

Jaw locking: Rahang stuck pada posisi terbuka atau tertutup akubat masalah
TMJ (
Etiologi: Kerusakan diskus kartilago TMJ sehingga menyebabkan
displacement TMJ, bruxism, clenching, trauma rahang
c
Locking jaw: Infeksi bakteri (khususnya tetanus) yang memproduksi toksin
yang mempengaruhi sistem saraf dan menyebabakn otot menjadi sakit saat
kontraksi dan kaku 🡺 susah buka mulut

Subluksasi diskus=hipermobilitas: Gejala klinis TMJ saat membuka mulut lebar


disertai dg loncatan sendi
Etiologi: Variasi sudut eminensia artikularis
Klinis: Sakit, tidak nyaman sendi dan otot mastikasi, clicking

2. Evaluation Sequence of the seated crown


1. Proximal contacts
2. Marginal integrity
3. Retention & Stability
c 4. Occlusion
5. Polishing or
Characterization and glazing
Slide 11

1. Faktor stabilisasi
GTL:
● Adaptasi Landasan
● Perluasan Landasan
● Menentukan garis median
● Menyusun gigi diatas puncak lingir
● Menyusun gigi sesuai dengan kurva Spee dan kurva Monson.
● Menyusun gigi mengikuti konsep oklusi berimbang
● Menentukan dimensi vertikal dan relasi sentrik dengan benar.
● Mengurangi jumlah gigi
● Mengurangi lebar bukolingual gigi
● Menggunakan gigi non anatormis
● Penarikan garis fulcrum
● Mengunyah dua sisi
Pada GTSL, ditambah:
● Menghubungkan semua bagian gigi tiruan dalam satu kesatuan
● Menggunakan tiga titik sandaran
● Menambah indirect retainer
● Bracing

2. Hukum ante: Luas jaringan periodonsium gigi hilang lebih kecil dari
luas jaringan periodonsium gigi abutment
Slide 12

1. Mahkota ¾ = Partial veneer crown: Dari 4 permukaan, hanya


3 permukaan ditutupi mahkota. Bagian yang tidak tertutup 🡺
Labial/bukal

Dowel crown = Mahkota pasak

2. Syarat Keberhasilan Mahkota Pasak


● AKAR🡺TDK ADA PERADANGAN PERIAPIKAL.
● JAR. PENDUKUNG HRS DLM KEADAAN SEHAT🡺TDK
ADA RESOBSI TL.HORIZONTAL MAUPUN
VERTIKAL🡺TDK GOYAH DAN TDK SAKIT PD
PERKUSI.
● JAR AKAR MSH PADAT&KERAS,Dinding SAL
AKAR🡺TEBAL.
● PENGISIAN SAL.AKAR🡺HERMETIS.
● POSISI GIGI LAWAN DLM SEGALA KEDUDUKAN R.B
MENYEDIAKAN TEMPAT BAGI INTI DAN BHN
MAHKOTA YG CUKUP.

Kecuali?
Slide 13

● reduction of the incisal guidance is considered to


be helpful when the residual ridges are flat
Concepts of occlusion in prosthodontics: A literature review,
part I - PMC (nih.gov)

X
X
X
X
Slide 14

1.
2. Pengaruh dimensi vertikal terlalu tinggi
● Rasa tidak nyaman
● Trauma (gigi prematur kontak)
● Kehilangan freeway space 🡺 Tidak nyaman saat posisi
istirahat, susah berbicara, menelan
● Clicking teeth saat bicara atau makan karena gigi saling
bertemu satu sama lain
● Penampilan 🡺 Muka memanjang, pas istirahat bibir
terbuka, wajah nampak tegang
● Kehilangan kontrol makanan 🡺 mengganggu
pengunyahan
Slide 15

1.
2. Sindrom kombinasi
Dikemukakan oleh Kelly
Biasanya pada kasus RA GTL, RB sisa anterior
Klinis:
● Loss of vertical dimension of occlusion
● Occlusal plane discrepancy
● Anterior spatial repositioning of mandible
● Poor adaptation of prosthesis
● Epulis fissuratum
● Periodontal changes.
Slide 16

1. Inklinasi I RA
Mesiodistal: Inklinasi ke mesial 85 derajat
Anteroposterior: Inklinasi ke anterior 85 derajat
2. Face bow: F/ memindahkan komponen fungsional dan estetik
pasien ke artikulator
Slide 17
1. Macam desain pontik:
Ridge lap=sadle
● Paling mirip gigi, mengganti seluruh kontur gigi hilang
● Overlap thp aspek fasial dan lingual bridge
● Tidak bersih dan sukar dibersihkan
Modifikasi ridge lape
● Menyerupa gigi, tapi lebih mudah dibersihkan
● Kontur perm lingual dibelokkan untuk mencegah impaksi makanan
dan minimalisir akumulasi plak
● Paling umum digunakan pada appearance zone maksila dan
mandibula
Sanitary/hygiene
● Pontik tidak kontak linggir
● Pada non appearance zone, terutama M1 mandibula
Conical
● Pontik bulat dan mudah dibersihkan
● Cocok untuk linggir mandibula tipis pada non appearance zone
Ovate
● Pada kasus butuh estetik

2. Rebasing: penggantian seluruh fitting surface pada GTL


● Gigi serta susunan masih baik
● Landasan sudah rusak
● Estetik masih baik
● Fungsi mengunyah baik
● Fonetik baik
Relining: Melapisi bagian anatomik GT GTL
● GT longgar
● DVO rendah
Slide 18

1. Gusi terlihat saat tertawa 🡺 Servikal terlalu rendah 🡺 Patokan


servikal gigi saat penyusunan gigi adalah high lip line
High lip line: Garis terbawah bibir atas saat tersenyum
2.
1. Menghilangkan keluhan utama
2. Menghilangkan faktor etiologi (misalnya; ekskavasi karies,
pembersihan plak dan kalkulus)
Slide 19

1. A. Die
Berdasarkan Martanto, Die adalah membuat suatu replika (model)
dari suatu gigi yang telah dipreparasi.

2. B. memulihkan daya kunyah, memperbaiki estetik, mencegah


migrasi dan memulihkan fungsi fonetik
Slide 20

1. C. indifferent
- Philosophical: pasien ini rasional, sensibel, tenang oada siruasi yan
sulit motivasi untuk pemasangan gigi tiruan, menjaga kesehatan
dan penampilan dan menaganggap penggantian gigi adl hal wajar
dan menerima prosedur dengan baik
- Exacting: semua siap baik namun pasien perfeksionis, akurat,
dankadang suka menuntut
- Indifferent: prognosis pada pasien ini dipertanyakan atau buruk.
Pasien apatis, tidak tertarik dan kurang motivasi. Acuh terhadap
instruksi yang diberikan, tidak bekerja sama dan cenderung
menyalahkan drg. DHE dibutuhkan untuk merawat pasien tioe ini
- hysterical : pasien memiliki emosional yang tidak stabil,
kekhawatiran tinggi, serta tempramental
2. e . perluasan marginal restorasi akhir pada struktur gigi sehat
- Dinding saluran akar cukup tebal
- Akhiran pada gigi sehat
- Bentuk penampangnya berbentuk oval dengan sumbu panjang
dalam arah labiolingual untuk mencegah terjadinya rotasi
- Panjang preparasi pasak 2/3 panjang saluran akar atau minimal
sama panjang dengan panjang mahkota. Pada daerah apeks harus
masih terisi guta perca kurang lebih sepanjang 4 mm.
- Bentuk preparasi saluran akar disesuaikan dengan morfologi akar.
Bentuk preparasi tidak boleh bulat karena akan menyebabkan
rotasi.
Slide 21

1. C. relining GTL RA
Reline : melapisi kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan
resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi yang akurat pada
fitting surface gigi tiruan saat kehilangan retensi atau stabilitas
karena perubahan pada jaringan pendukung.

Rebase : memodifikasi permukaan basis gigi tiruan yang lama


dimana seluruh basis gigi tiruan dihilangkan kecuali anasir gigi dan
diganti dengan bahan gigi tiruan baru. Prosedur rebasing dilakukan
untuk menghindari basis menjadi tebal

2. D. shoulder with bevel


- Mahkota all metal: feather edge
- Mahkota all metal: knife edge
- Preparasi bagian labial metal ceramic: shoulder
- Chamfer: akhiran full crown metal, akhiran palatal PFM
Slide 22

1. D
a. Panjang pasak 2/3 akar
b. Diameter pasak 1/3 akar
c. Tekstur permukaan pasak
d. Friksi permukaan akar

2. C. Low Lip line

pada saat pasien istirahat, garis insisal/bidang oklusal/bidang orientasi tanggul


gigitan atas setinggi garis bawah bibir atas dilihat dari muka dan dilihat dari
lateral, sejajar garis ala nasi-tragus (seolah-olah tidak terlihat tanggul gigitan).
Sedangkan pada saat tersenyum garis insisal/bidang orientasi tanggul gigitan
atas ini terlihat kira-kira 2 mm di bawah sudut bibir.
Slide 23

1. A. hidrokoloid irreversible (alginat)


- Hidrokoloid reversible (Hidrokoloid reversible adalah bahan cetak
yang paling akurat)
2. B. Midline fracture (Gigi terbelah di tengah)
Slide 24

1. D
perawatan endo dibuat mahkota full metal, pontik (sanitary) →
karena okluso-servikal pendek, untuk posterior RB pontik yang
dipakai sanitary.

2. D. Ante
- Ante : luas perm jar perio gigi penyangga sama atau lebih
besar dari gigi yg diganti
- Berdasarkan Martanto, hukum ante: selaput jaringan gigi yang
menjadi penyangga sama besar atau lebih besar dari yang
digantikan
Slide 25

1. C. Locking jaw → tidak bisa membuka rahang


Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, dan bisa
kembali membuka lagi dengan menggeserkan rahang sehingga
yang terjadi adalah dislokasi
- Krepitasi:Bunyi gemeretak
- Clicking: Bunyi clik saat membuka mulut
- Locking jaw: infeksi sering menyebabkan kontraksi di rahang
dan leher
2. D. Pemasangan GT immediate segera setelah pencabutan
- immediate denture merupakan gigi tiruan lengkap maupun
sebagian yang dibuat untuk ditempatkan dengan segera setelah
gigi asli dicabut.
- Gigi tiruan intermediate (Dikonstruksi dari cetakan yang dilakukan
sebelum pencabutan baik gigi posterior maupun anterior)
ditempatkan secara segera mengikuti pencabutan dari gigi alami.
Jadi, kesulitan dibuat dari tidak adanya gigi posterior selama
konstruksi dari gigi tiruan immediate dihindari
Slide 26

1. E. menghilangkan bagian SCP yang tajam


Tujuan muscle trimming:
- Memaksimalkan retensi GT
- Menentukan batas perluasan landasan GT
- Mendapatkan atmosferik seal
- Mendapatkan model kerja ideal
2. C. Geometri prep, pjg pasak, diameter pasak, tekstur perm
pasak, dan luting agent
- Retensi pasak dipengaruhi oleh : Geometri prep, pjg pasak,
diameter pasak, tekstur perm pasak, luting agent panjang diameter
tekstur friksi
Slide 27

1. B. DV oklusi terlalu rendah


- DV rendah → Lipatan sudut bibir → angular cheilitis
- DV tinggi → Otot tegang, filtrum hilang, GT bunyi
2. D. Pin ledge retainer
Slide 28
1. JAWABAN C
Pedoman desain marginal gigi penyangga : tersedia ketebalan
untuk bahan maksimal sudut 2-7 derajat konvergen (martanto &
shillisburg)

2. JAWABAN C
● Pasak yang penampangnya bulat panjang (oval) ke arah
labio-lingual lebih kaku dan tahan bengkokan daripada pasak yang
dibuat dari bahan yang sama tetapi berpenampang bulat
● Pasak yang dindingnya sejajar mempunyai retensi lebih besar
dibanding pasak dengan dinding mengerucut
● Pasak cor memerlukan ketebalan yang sebesar mungkin untuk
mendapatkan kekakuan yg maksimal
● Lebih panjang slauran akar = retensi lebih baik dan tahan thd daya
gigit
● Pasak ⅔ dari panjang akar atau sedikitnya sama dgn pjg mahkota
asli
● Penampang pasak yang lebih besar mempunyai perlekatan dengan
dinding slauran akar yang lebih besar
Slide 29

1. JAWABAN B
- Kasus free end bilateral
- Titik fulkrum lebih ke post dari retensi dan beban, perbedaan
kompresibilitas, gigi tiruan terungkit

2. JAWABAN : Kelas III Modifikasi 3


Kelas I : bilateral free end
Kelas II : unilateral free end
Kelas III : Paradental
Kelas IV : anterior melewati midline
- Penentuan kelas dimulai dari posterior

?
1. JAWABAN E Slide 30
- GT Immediate ; protesa yang proses pemasangan ke dalam mulut
pasien, dilakukan langsung setelah pelaksanaan pencabutan gigi.
- GT Intermediate ; protesa yang dipasang untuk menunggu GT
definitive selesai dibuat. Tujuannya untuk mengeliminasi reaksi
patologis. GT Intermediate (dikonstruksi dari cetakan yang
dilakukan sebelum pencabutan baik gigi posterior maupun anterior)
ditempatkan secara segera mengikuti pencabutan gigi.
- Mahkota sementara untuk GT cekat

2. JAWABAN D
a. Reline : melapisi kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan
resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi yang akurat pada
fitting surface gigi tiruan saat kehilangan retensi atau stabilitas
karena perubahan pada jaringan pendukung.
b. Rebase : mengganti keseluruhan landasan gigi tiruan dengan
bahan baru tanpa mengubah relasi oklusi gigi geligi

Rebasing: Oklusi normal, warna berubah. Penurunan DV >4mm


Relining: GT longgar
Slide 31

1. JAWABAN A
- Direct (single unit) : Dikerjakan langsung di dalam mulut pasien
setelah gigi penyangga dipreparasi. Tidak memerlukan model kerja
- Indirect : Dikerjakan di luar mulut pasien membuat model kerja
Dilakukan pengiriman ke dental laboratorium
- Kombinasi (banyak unit): direct-indirect
- Laboratoris : Prosedur di laboratorium
- Digital : menggunakan komputer 3D printing

2. JAWABAN C
Fungsi pasak → Retensi intraradicular yang dibuat dengan maksud
untuk menambah retensi dan resistensi mahkota
Slide 32

1. JAWABAN C
Perubahan dilakukan pada gips sebelum preparasi gigi yang
sebenarnya sehingga preparasi gigi yang diusulkan dapat
dievaluasi dan diubah sesuai kebutuhan sebelum benar-benar
me-preparasi gigi yang dimaksud

2. JAWABAN C
All metal : margin prep nya shoulderless ; knife edge, feather edge
(0.5mm)
PFM Fully : margin prep nya shoulder (1.5mm)
PFM Partly : margin prep nya shoulder (labial : 1.5 mm) chamfer
(palatal 1.0mm)
All porcelain : margin prep nya shoulder (2mm)
Slide 33

1. JAWABAN D
Konsep preparasi mahkota jaket yaitu "balance Occlusion
Preparation atau preparasi berimbang” yang artinya:
- Pengambilan jaringan mesial dan distal harus sama
- Panjang serviko insisal dari preparasi sedikitnya 2/3 dari
servikoinsisal dari mahkota jaket yang akan dibuat
- Pinggiran akhir prep harus sejajar dengan pinggiran mahkota
jaket
- Pinggiran insisal dibuat tegak lurus terhadap arah daya gigit
dengan gigi lawan (co: kl di ant dia miring ke palatal)
- Semua sudut line angel harus dibulatkan kecuali kecuali pada
pundak

2. JAWABAN D
a. Reline : melapisi kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan
resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi yang akurat pada
fitting surface gigi tiruan saat kehilangan retensi atau stabilitas
karena perubahan pada jaringan pendukung.
b. Rebase : mengganti keseluruhan landasan gigi tiruan dengan
bahan baru tanpa mengubah relasi oklusi gigi geligi

Rebasing: Oklusi normal, warna berubah. Penurunan DV >4mm


Relining: GT longgar
Slide 34

1. JAWABAN E
Konsep preparasi mahkota jaket yaitu "balance Occlusion
Preparation atau preparasi berimbang” yang artinya:
- Pengambilan jaringan mesial dan distal harus sama
- Panjang serviko insisal dari preparasi sedikitnya 2/3 dari
servikoinsisal dari mahkota jaket yang akan dibuat
- Pinggiran akhir prep harus sejajar dengan pinggiran mahkota
jaket
- Pinggiran insisal dibuat tegak lurus terhadap arah daya gigit
dengan gigi lawan (co: kl di ant dia miring ke palatal)
- Semua sudut line angel harus dibulatkan kecuali kecuali pada
pundak

2. JAWABAN A
Jaringan yang mudah bergerak, flabby atau hyperplastik sangat
sering terlihat pada regio anterior rahang atas yang edentulous
yang berantagonis dengan gigi anterior rahang bawah atau alveolar
ridge rahang bawah. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dari
anterior rahang atas dengan disertai jaringan fibrous hyperplasia.
Slide 35

1. JAWABAN C
- Crown lengthening adalah prosedur pembedahan untuk
mengekspose mahkota klinis yang tersisa sebagai usaha untuk
meningkatkan retensi restorasi
- Crown lengthening juga akan memberikan tampilan yang lebih
estetis dan membantu terciptanya ferrule effect untuk resistensi
mahkota pasak.

2. JAWABAN C
Surveyor → alat untuk menganalisis, menentukan,
menggambarkan kontur terbesar dan undercut dari gigi
penjangkaran dan struktur jaringan yang berhubungan dengan gigi
tiruan
Fox plane → alat menentukan kemiringan bidang orientasi oklusal
Face bow → memindahkan oklusi pasien ke artikulator
Undercut gauge → untuk mengukur retensi yang tersedia,
mengidentifikasi jumlah dan lokasi tertentu dari pengukuran retensi
yang diinginkan pada permukaan gigi penyangga
Articulating paper → untuk mendeteksi gigi yang mengalami
traumatik oklusi
Slide 36

Slide 36
Jawaban D
Kata kunci: gigi anterior, karies sikuler
sekeliling gigi
● Mahkota ¾: buat yang labialnya engga
kena
● Inlay: kerusakan gigi belum mencapai
cups, sering ditmabal dan lepas/
kehilangan gingival wall, ukuran
kavitasnya kurang dari ½ bukopalatal
● Adesif: biasanya pasien gak mau di asah
terlalu banyak, gigi yang digantikan kecil
(I2, P1, P2)
● Bahan metal: tidak estetik
Slide 36

Jawaban A
Kata kunci : 15 tahun
Kontraindikasi jembatan: =< 17 tahun
● Ruang pulpa besar
● Gigi masih erupsi
● Tl rahang masih berkembang, belum padat
idela : 20-55 tahun

● Implan tidak diindikasikan karena tulang


rahang pasien belum cukup padat dan keras.
Slide 37

Jawaban D
Kata kunci: mahkota jaket berbahan
metal porcelain

● Metal: 0,5 mm
● All porcelain: 1,5- 2 mm
Jawaban C
Slide 37
Single complete denture: GTL yang beroklusi
terhadap sebagian atau seluruh gigi asli,
restorasi cekat, atau GTSL yang dibuat
sebelumnya atau gigi tiruan lengkap.
● Maxillary single complete denture
● Mandibular single complete denture
● Combination/ kelly syndrome: RA yang
tidak bergigi dengan gigi anterior
rahang bawah yang asli
- hilangnya tulang anterior ridge
RA, yang selanjutnya di ganti
denga fallby tissue
- pertumbuhan tuberositas yang
berlebihan
- hiperplasia papiler mukosa
palatum durum
- ekstrusi anterior bawah
- hilangnya tulang alveolar dan
tinggi ridge di bawah basis
prostesis gigi lepasan mandibula
(anterior hyperfunction syndrome)
Slide 38

Jawaban : D

21 hilang, 22 PSA→ bridge 3 unit gigi 11, 21, 22 (gigi 2 pasak crown)

● Cantilever: sudah tidak disarankan karena menyebabkan gaya


ungkit besar di abutment
● Bride 2 unit: hukum ante 21 (204)> 22 (179)
Slide 38

Jawaban: A
Martanto, Jilid I, hal 231
Pontik posterior yang mempunyai dataran kunyah sebaiknya dipersempit
ukuran buko-lingual permukaan oklusal nya dengan 20-30% dari lebar
bidang oklusal gigi asli yang diganti nya. Penyempitan ini mempunyai
tujuan untuk :
- Mengurangi beban yang dipikul gigi-gigi penyangga
- Lebih mudah dibersihkan
Akibatnya pengurangan uk ini, bentuk pontik menyimpang dari bentuk
anatomi dari gigi yang diganti. Konfigurasi permukaan oklusal ikut
berubah dengan hilangnya sebagian dari benjolan-benjolan
lingual/palatal
Slide 39

Jawaban: C

kelas II modifikasi 1

klasifikasi kennedy (kasus)


I: Bilateral free end
II: Unilateral free end
III: Paradental
IV: Anterior melewati midline
Jawaban B (Ragu) Slide 39
Martanto, Jilid II, hal 52-53
● Untuk mencegah terjadinya porositas penyusutan (shrinkage porosity)
penampang sprue harus cukup besar.
● Untuk pengecoran pasak tidak diperkukan pemuaian thermis dan
sebaliknya adukan bahan pendam dibuat sedikit cair dengan maksud
untuk mengurangi pemuaian.
● Karena terjadi penyusutan logam pada waktu pembekuan, maka
pasak/inti yang dihasilkan akan mempunyai ukuran yang lebih kecil.
● Tahan pengecoran pasak yaitu : pemasangan saluran cor (sprue),
pemendaman (investing), pembakaran (burning out), pengecoran
(casting) dan penyelesaian (finishing).
Slide 40

Jawaban B

Adaptasi GT pada mukosa : daya tarik 2 molekul yang berbeda (adhesi)

● Adhesi : tarik menarik antar 2 molekul berbeda → saliva & landasan GT,
saliva & mukosa
● Kohesi : tarik menarik antar 2 molekul sama → saliva & saliva
● Undercut : di gerong jar pendukung; dalam & berhadapan → anterior/ labial
RA, tuberositas maksila (satu sisi yang searah arah pemasangan), &
retromylohioid
● Friksi : gaya gesek antar 2 permukaan
GTL: landasan & mukosa; linggir alveolar % landasan
GTSL: landasan & mukosa; linggir alveolar & landasan; gigi sandaran &
gigi buatan; cangkolan & gigi sandaran; landasan di interdental (verkeilung)
● Tegangan Permukaan : saliva yang ada diantara landasan & mukosa
● Atmosferik : perbedaan tekanan udara didalam & luar landasan
● Muskular : seal sempurna dari landasan GT terhadap mukosa jaringan
pendukung (baseplat trimming dan muscle trimming)
● Gravitasi : GT di pertebal sampai batas neutral zone
● Gaya kunyah ke apikal
Faktor oklus berimbang
Slide 40
● Guidance Kondilus (Condylar Guidance)
● Guidance Insisal (Incisal Guidance)
● Orientation of Occlusal Plane
● Kurva Kompensisi
● Inklinasi Cuspal
Jawaban B
Kurva Kompensisi → kurva anteroposterior dan lateral pada kesejajaran permukaan
oklusi dan tepi insisal gigi tiruan yang digunakan untuk menghasilkan oklusi
seimbang.

● Ditentukan oleh inklinasi gigi posterior dan hubungan vertikalnya dengan bidang
oklusal. Ini menghasilkan kurva yang selaras dengan gerakan mandibula seperti
yang ditentukan oleh condylar guidance – baik protrusif maupun lateral.
● Condylar guidance yang curam memerlukan kurva kompensasi yang curam untuk
keseimbangan oklusal, jika tidak maka akan menyebabkan hilangnya
keseimbangan kontak molar selama protrusi dan ekskursi lateral.
● Kurva yang membantu menghasilkan oklusi seimbang adalah:
- Kurva anteroposterior (kurva spee)
- Kurva mediolateral (Kurva Wilson)
- Kurva manson (kombinasi)
Slide 41

Jawaban E

11 kokoh (penyangga), 12 dicabut, ingin GT


permanen → Cantilever

A. Rigid → 3 unit; kedua konektor rigid; gak ada


kelainan
B. Adhesive → gak mau diasah banyak,
penapang gigi yang digantikan kecil
C. Removable → pasien maunya permanen
D. Semi rigid -> satu connectornya pake non
rigid, abutment miring (<20 derajat, kalo >20
gak indikasi abutment)
E. Cantilever→ retainer satu sisi aja
Slide 41

Jawaban A
Kelas1 (bilateral free-end)

klasifikasi kennedy (kasus)


I: Bilateral free end
II: Unilateral free end
III: Paradental
IV: Anterior melewati midline
Slide 42

Jawaban A

Torus jadi jadi fulkrum

Torus palatinus yang tidak ditanggulangi akan menyebabkan garis fulkrum


yang seharusnya di puncak lingir, akan berpindah di puncak torus. Hal ini
menyebabkan gigi tiruan tidak stabil dan mudah retak (patah).
Jawaban B Slide 42
A. Ridge-lap → tidak diindikasi karena bikin inflamasi, sulit dibesihkan
B. Modified ridge lap → karena masih butuh estetik, senyumnya sampe 25
keliatan
C. Sanitary → tidak estetik
D. conical → psterior min estetik
E. Ovate → masuk ke gusi, estetik banget. Dikasus cabutnya 2 tahun lalu
Slide 43

Jawaban C

GT longgar

Pasien hipertensi dan DM tak terkontrol

● Pasien DM → Resorpsi progressif


● Hipertensi → Pengaruh obat → Gingival
enlargement → Retensi GT berubah
Slide 43

Jawaban B

Retainer

● Ekstracoronal: jar mahkota yang di


preparasi secara keseluruhan (full
veneer crown)
● Intracoronal: hanya beberapa
permukaan saja (labial/palata
veneer, inlay, onlay)
● Intradikular: post-core crown
Slide 43
Slide 43

Retainer = restorasi yang menghubungkan


jembatan dengan penyangga

Pontik = bagian jembatan yang mengganti gigi


asli yang hilang
Slide 44
Preparasi konservatif:
● Preparasi permukaan oklusal mengikuti anatomi gigi.
● Kemiringan dinding dinding aksial: maks 7 drjt
● Ketebalan &. Ketebalan preparasi: logam porselen 1,5-2mm
● Arah pemasangan gigi2 abutment harus sama
● Pembulatan sudut sudut preparasi (sudut tajam menghasilkan
stress, menyulitkan pemasangan)

Syarat keberhasilan pasak:


● Pada akar tidak boleh terdapat proses peradangan periapikal
● Jar pendukung dalam keadaan sehat, tidak ada resorpsi tulang
hori/vertikal, akar tidak goyang, tidak ada nyeri tekan dan
perkusi
Kayaknya ini pertanyaan ● Jar akar masih padat dan keras serta dinding saluran akar cukup
kecuali tebal
● Pengisian saluran akar yang lengkap sampai di ujung akar
● Posisi gigi lawan menyediakan tempat bagi inti dan bahan
mahkota yang cukup
Slide 45
Hukum Ante:
Luas area permukaan akar gigi
penyangga harus sama atau lebih
besar dari luas area permukaan akar
gigi yang hilang

Luas yang diganti :


(204x2) + (179x2) = 766

Luas 14,13,23 :
(273x2) + 234 = 780

*Bona: selesih hukum ante harus minimal


50 → jadi karena ini selisihnya ga sampe
50, gigi P1 (gigi 24) ditambah jadi
penyangga
Slide 46

Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal/vetikal pada


kasus free end, desain retainer dibuat menjadi ungkitan
kelas II → titik fulkrum berada di anterior dari titik rotasi
Slide 47
Hukum Ante:
Luas area permukaan akar gigi
penyangga harus sama atau lebih
besar dari luas area permukaan akar
gigi yang hilang

Luas yang diganti :


154 x 2= 304

Luas 32,42 :
168 x 2 = 336

*Bona: selesih hukum ante harus minimal


50 → jadi karena ini selisihnya ga sampe
50, gigi C ditambah jadi penyangga
Slide 48
Slide 49
Slide 50
Pengaruh dimensi vertikal terlalu tinggi:
1. Rasa tidak enak
2. Trauma
3. Kehilangan free way space → posisi istirahat tidak enak,
sukar bicara & menelan
4. Clicking teeth → gigi yang berlawanan saling bertemu
satu dengan yang lain karena terlalu tinggi
menyebabkan bunyi klik
5. Tampilan wajah → terlihat lebih panjang, bibir akan
terbuka dan bila menutup tampak tegang
6. Kesulitan kontrol makan karena tinggi yang tidak sesuai
dengan persepsi di otak

Bevel :
Chamfer : full metal, lingual PFM (bagian metal)
Chisel :
Shoulder : labial PFM
Feather edge :
Slide 51

Ungkitan kelas I : titik fulkrum berada di


tengah, resistance dan effor ada di ujung
yang berlawanan
Slide 51

Face bow transfer → alat memindahkan tanggul gigitan ke artikulator


Gothic arch tracher → alat penentuanrelasi sentrik
Nucleous walkhof → bulatan lilin di garis tengah landasan posterior saat penentuan relasi sentrik tanpa alat
Slide 52
JAWABAN: C

-Pada anterior: gigi I2 tidak boleh dijadikan


abutment tunggal, jembatan WAJIB lebih
panjang.
Misal 11,21 hilang -> bridgenya 12,22 + 1
tambahan lagi (23/33) -> 5 unit.

-Pada gigi posterior: hilang 2 unit, ada 2 pilihan :


a. Jembatan 5 unit, tanpa rest
b. Jembatan 4 unit + rest

Pilihannya:
4 unit penyangga di 15, 17 rest di 13
4 unit penyangga di 13,15 rest di 17
5 unit penyangga di 13,15,17 (prefer ini)

Ada 2 opsi
Slide 52
JAWABAN: C
Syarat gigi Abutment :
- Mempunyai mahkota klinik tinggi.
Urutannya :
RA: 6 7 4 5 3 1 2
RB : 6 7 5 4 3 2 1
-Jumlah dan panjang akar
Urutannya :
RA: 6 3 7 4 5 1 2
RB : 6 3 7 5 4 2 1
-Gigi yang vital lebih baik/kuat daripada yang non vital
-Dentin tebal
-Porosnya tegak
-Kondisi membrana periodontal harus sehat.

Gigi abutment harus dipersiapkan supaya betul -


betul dapat memberi dukungan yang kuat
pada GTC. Untuk menentukan banyaknya gigi
abutment sebaiknya disesuaikan dengan
Hukum Ante
Slide 53
JAWABAN B

Abutment, adalah gigi penyangga dapat bervariasi


dalam kemampuan untuk menahan gigi tiruan cekat
dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah
membran periodontal, panjang serta jumlah akar.
· Single abutment : hanya mempergunakan satu gigi
penyangga.
· Double abutment : bila memakai dua gigi
penyangga.
· Multiple abutment : bila memakai lebih dari dua gigi
penyangga.
· Terminal abutment : merupakan gigi penyangga
paling ujung dari diastema.
· Intermediate / pier abutment : gigi penyangga yang
terletak diantara dua diastema (pontics).
· Splinted abutment : penyatuan dua gigi penyangga
pada satu sisi diastema
· Double splinted abutment : splinted abutment pada
kedua sisi
Double Splinted abutment
Slide 53
JAWABAN B.

INDIKASI JAKET

1. Karies gigi yang cukup luas, tidak dapat dilakukan


restorasi konvensional
2. Fraktur mahkota, kehilangan lebih dari 1/2 mahkota
3. Anomali pertumbuhan gigi, malformasi, hipoplasi,
hipokalsifikasi
4. Anomali bentuk gigi, contohnya: rudimenter,
peg-teeth, mulbery teeth
5. Untuk melakukan koreksi pada malposisi gigi
individual

Pasak
Indikasi mahkota pasak diantaranya yaitu pada kasus
kehilangan struktur gigi yang luas baik gigi anterior
Overdenture: suatu gigi tiruan lengkap atau maupun posterior dan membutuhkan retensi tambahan
sebagian yang diletakkan di atas struktur gigi, dari saluran akar untuk restorasinya. Pasak biasanya
akar gigi asli ataupun implant yang diperlukan untuk memperkuat gigi dengan bicuspid (seperti
merupakan dukungan dari gigi tiruan tersebut. premolar) dikarenakan diameternya yang kecil sedangkan
tekanan kunyahnya (shear stress) besar, serta pada gigi
molar dengan kamar pulpa yang tidak adekuat.
Slide 54
JAWABAN A

Untuk jembatan tidak


diindikasikan untuk pasien
dibawah 17 tahun karena
ruang pulpa besar dan tulang
rahang masih tumbuh
kembang.

Ruang pulpa masih besar-> tidak


indikasi untuk mahkota fix.
Bahaya saat di preparasi.

Implan tidak diindikasikan


karena tulang rahang pasien
belum cukup padat dan
keras.
Slide 54
JAWABAN (bismillah) A

Apabila dimensi vertical tidak diukur secara


tepat akibatnya adalah pasien akan kehilangan
efisiensi pengunyahan (kasus:sakit saat
makan), kerusakan pada residual ridge, dan
sendi temporomandibular (kasus: sakit saat
buka mulut).

Dari turunan:
DV lebih tinggi
● Otot tegang
● Filtrum hilang
● Sulit menelan
● Sulit bicara
● Bunyi ketika bicara
● Plat sering tergigit

DV lebih rendah
● Luka di sudut mulut
Slide 55
JAWABAN A

Kalo yg menyebabkan anterior flabby itu


tekanan dari insisif bawahnya yg bikin
inflamasi ridge anterior maksila. Inflamasi itu
bikin resorpsi anterior. Lama kelamaan
selain resorpsi ridge anterior mukosanya
hiperplasia jadi flabby.

Flabby ridge adalah kondisi jangan lunak yang


berlebih diatas alveolar ridge dan sering
terdapat pada anterior superior karena masih
adanya gigi anterior pada mandibula. Alveolar
telah mengalami resorbsi yang banyak, dan
digantikan oleh jaringan fibrous, yang juga bisa
bersifat hypermobile tissue.
JAWABAN C
Slide 55
Ferrule
● Ciri dari preparasi ferrule adalah memiliki struktur koronal
diatas margin gusi yang cukup, yakni setinggi 2-3 mm,
ketebalan minimal 1 mm, serta memiliki akhiran shoulder dan
chamver.
● Ferrule merupakan gold-standart dari preparasi pasak karena
preparasi ini masih menyediakan jaringan sehat sebanyak 1-2
mm diatas gingiva, sehingga dapat mencegah fraktur dari
struktur akar
● (Pada kasus: patahnya cuma ⅓ tengah gigi, sehingga masih
punya struktur yg cukup untuk dibuat ferrule)

Seat
● Pada kasus kerusakan mahkota yang sangat besar dan tidak
memungkinkan pembuatan ferrule
● Preparasi: Buang semua jaringan yang rusak dan sisakan
hingga equigingiva. buat preparasi seat dengan kedalaman
0,7-1 mm.

Non Seat

● Jika seat masih tidak memungkinkan, maka dibuat preparasi


nonseat.
● Preparasi ini tidak menyisakan lapisan dentin sehat diatas
margin gingivanya dan tidak memberikan preparasi secara
subgingiva (Hanya datar saja).
Slide 56
JAWABAN: B. (SUPRAGINGIVA)

● Prinsip dasar preparasi gigi penyangga dilandasi


oleh berbagai pertimbangan utama, antara lain
pertimbangan mekanis, biologis dan estetik.
● Pertimbangan mekanis berhubungan dengan
integritas dan daya tahan restorasi.
● Pertimbangan biologis berhubungan dengan
kesehatan jaringan rongga mulut.
● Pertimbangan estetik yang berhubungan dengan
penampilan pasien.
(Rosenstiel, 2001).
Slide 55
JAWABAN D (ragu)
● Tinggi oklusal rim rahang atas pada daerah anterior

sekitar 22 mm yang diukur dari dasar perlekatan frenulum


labial dan sekitar 12 mm dari basis di daerah tuberositas
● Lebar labio-lingual sekitar 8-10 mm di posterior, dan
6-8 mm pada regio anterior.
● Tinggi oklusal rim pada rahang bawah sekitar 18 mm,
sedangkan tinggi bagian posterior tidak melebihi
setengah tinggi retromolar pad
● Lebar 3 mm ke arah bukal sedangkan ke arah lingual

Buku praktikum: Tinggi Anterior 10mm Post 7 mm. Lebar lebar tidak melebihi perluasan medial dari tepi sayap
Ant 5 mm Post 10 mm lingual

Gulungan malam ini kemudian dibentuk seperti tapal ● Inklinasi oklusal rim pada labial dari kaninus ke
kuda diatas landasan yang telah dibuat tadi dan kaninus sekitar 15 derajat untuk memberikan dukungan
disesuaikan dengan bentuk rahang pada model kerja
dengan ketinggian 12 mm di anterior dan 10-11 mm di bibir yang memadai.
posterior, sedangkan lebarnya 4 mm di anterior dan 6
mm di posterior.
Slide 57 JAWABAN C

Macam2/ Retensi GTP : 1. Retensi adhesi/ kohesi 2.


Retensi friksional 3. Retensi gerongan 4. Retensi
atmosferik 5. Retensi muscular 6. Retensi tegangan
permukaan 7. Retensi gravitasi 8. Retesni magnet
overdenture 9. Implant 10.Precision attachment

Retensi Undercut
Diperoleh dari daerah2/ gerong. Umumnya terdapat pd
daerah tuberositas maxillary dan di anterior terutama
sekitar daerah kaninus

Retensi friksional
Disebut retensi gesekan Dihasilkan dari gesekan antara
permukaan anatomi dengan mukosa mulut

Pasiennya pascaoperasi jadi nggak ada tulang yg Retensi Muskular


dijadikan retensi friksional atau retensi undercut Didapat dari bekerjanya otot2/ bibir, pipi dan lidah •
jadi pake retensi muskular satu-satunya. Didapat dgn cara muscle trimming secara tepat
Slide 57
JAWABAN D

Indikasi:
• Sebagai retainer suatu bridge work atau jembatan
• Permukaan labial/bukal dalam keadaan baik secara
histologis, anatomis, dan estetis
• Gigi tebal dalam arah labio -lingual agar dapat
membuat parit proksimal dan fisur retentive yang baik,
sehingga retensi optimal
• Mahkota secara klinis panjang dan besar
• Kedukukan normal, tidak malposisi ataupun rotasi
• Gigi vital

Kontraindikasi:
• Gigi yang pendek, kecil atau tipis
• Gigi dengan karies servikal atau proksimal
PVC atau Partial Veneer Crown merupakan suatu lapisan tipis yang terbuat
• Gigi yang mengalami displacement ataupunrotasi, karena
dari logam yang meliputi hampir seluruh permukaan gigi kecuali
gigi tersebut menyimpang dari path of insertion sehingga
permukaan labial atau buccal.
PVC tidak dapat masuk
Pada gigi posterior biasa digunakan sebagai restorasi gigi individual bila
• Gigi nonvital tidak retentif
bagian buccal masih bagus dan struktur gigi kuat, namun pada gigi anterior
• Penderita dengan indeks karies tinggi
lebih umum digunakan sebagai retainer.
Slide 58
JAWABAN D

Pembentukan akhiran (margin preparation)


tergantung dengan bahan restorasi apa yang akan
dipakai.

All metal : shoulderless (0.5 mm) tdd:


knife edge : untuk gigi post RB (convex ke perm.
axial), dan molar RB tilting lingual
feather edge : tidak direkomendasikan

PFM Fully : shoulder (1.5mm)


PFM Partly : shoulder (labial : 1.5 mm)
chamfer (palatal 1.0mm)
All porcelain : shoulder (2mm)
JAWABAN D
Slide 58
Pemeriksaan TMJ
Inspeksi

● Perhatikan apakah ada pembengkakan, deformasi, deviasi


dagu, dan atrisi gigi
● Ukur jarak interinsisal maksimal pada saat membuka
mulut. Jarak normal berkisar 36-38 mm namun dapat
bervariasi mulai dari 30-67 mm tergantung usia dan jenis
kelamin.
● Setelah itu, pasien diminta mendeviasikan mandibula ke
kanan dan kiri serta melakukan gerakan protrusi. Perhatikan
apakah ada gangguan pergerakan
Palpasi
● Palpasi TMJ dilakukan pada saat proses membuka dan
menutup mulut
● Pada gerakan membuka mulut, palpasi dilakukan tepat di
bawah os zygomaticus, di anterior dari proc. condylaris
Auskultasi
mandibulae
● Letakkan stetoskop pada anterior meatus, kemudian minta ● Pada gerakan menutup mulut, palpasi dilakukan melalui
pasien untuk melakukan gerakan membuka menutup mulut anterior tragus di dalam meatus acusticus externus.
serta gerakan protrusif mandibula ● Musculus temporalis diraba bilateral mulai dari ototnya pada
● Dengarkan apakah terdapat suara “klik” atau krepitasi pada regio temporal hingga tendon pada proc. coronoideus. Saat
saat gerakan tersebut meraba, pasien diminta sedikit membuka mulut
● Musculus masseter dapat diraba di bawah arcus
zygomaticus hingga angulus mandibulae
Slide 59
JAWABAN: B
ya ga sih?

● Prinsip dasar preparasi gigi penyangga


dilandasi oleh berbagai pertimbangan utama,
antara lain pertimbangan mekanis, biologis
dan estetik.
● Pertimbangan mekanis berhubungan dengan
integritas dan daya tahan restorasi.
● Pertimbangan biologis berhubungan dengan
kesehatan jaringan rongga mulut.
● Pertimbangan estetik yang berhubungan
dengan penampilan pasien.
(Rosenstiel, 2001).
Slide 59
JAWABAN D

Indikasi:
• Sebagai retainer suatu bridge work atau jembatan
• Permukaan labial/bukal dalam keadaan baik secara
histologis, anatomis, dan estetis
• Gigi tebal dalam arah labio -lingual agar dapat
membuat parit proksimal dan fisur retentive yang baik,
sehingga retensi optimal
• Mahkota secara klinis panjang dan besar
• Kedukukan normal, tidak malposisi ataupun rotasi
• Gigi vital

Kontraindikasi:
• Gigi yang pendek, kecil atau tipis
• Gigi dengan karies servikal atau proksimal
PVC atau Partial Veneer Crown merupakan suatu lapisan tipis yang terbuat
• Gigi yang mengalami displacement ataupunrotasi, karena
dari logam yang meliputi hampir seluruh permukaan gigi kecuali
gigi tersebut menyimpang dari path of insertion sehingga
permukaan labial atau buccal.
PVC tidak dapat masuk
Pada gigi posterior biasa digunakan sebagai restorasi gigi individual bila
• Gigi nonvital tidak retentif
bagian buccal masih bagus dan struktur gigi kuat, namun pada gigi anterior
• Penderita dengan indeks karies tinggi
lebih umum digunakan sebagai retainer.
Slide 60

Preparasi gigi penyangga→ suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan jaringan


permukaan gigi yang akan menjadi penyangga gigi tiruan cekat dengan tujuan untuk:
● menyediakan tempat bagi bahan retainer atau mahkota
● memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi gigi asli
● menghilangkan daerah undercut
● mendapatkan arah pasang gigi tiruan cekat
● membangun bentuk retensi
● menghilangkan jaringan yang rusak oleh karies jika ada (Jacobsen, 2008)
Conventionally the ala-tragus
line (Camper’s plane) is used as
a guide for assessment of the
occlusal plane and fox plane is
used to check the parallelism
between the two.

Face bow transfer : alat untuk


memindahkan tanggul gigitan ke
artikulator

Surveying : alat untuk menganalisa


hubungan dimensi antara jar keras dan
lunak RM

Gothic arch tracher → alat penentuanrelasi


sentrik

Mengukur 1/3 panjang muka dan dimensi vertikal


dengan Boley gauge
atau jangka sorong.
Mengukur kesejajaran bidang orientasi dengan Foxbite
gauge
DV terlalu tinggi

● Sulit menelan dan bicara


● Mulut terasa penuh
● Sakit pada puncak alveolar ridge
● Otot elevator dan depressor cepat lelah
● Saat berbicara gigi beradu

(Buku UI)
Klasifikasi Soelarko membagi daerah tak
bergigi menjadi 3 daerah, yaitu :
Kelas I : daerah tak bergigi, berujung bebas
Kelas II : daerah tak bergigi, bersandar
ganda
Kelas III : kombinasi Kelas I dan Kelas II
Masing-masing kelas dibagi 3 divisi :
Divisi I : daerah tak bergigi di satu sisi
Divisi II : daerah tak bergigi di dua sisi
Divisi III: daerah tak bergigi di anterior,
melewati garis median.
Aluminium oksida (Al2O3), yang biasa
disebut alumina merupakan salah satu
bahan penguat yang digunakan dalam
kedokteran gigi.--> menambah kekasaran
GT
Cengkeram 3 jari terdiri dari:

o lengan bukal dan lingual

o body

o bahu

o oklusal rest

o bagian retensi dalam akrilik

Indikasi: gigi molar dan premolar, Adanya


tambalan besar, Gigi paling posterior, Gigi miring ke
diastema

Cengkeram 2 jari : Disainnya sama


dengan cengkeram 3 jari, hanya
tidak mempunyai rest. Indikasi : gigi
MP
Jackson : Indikasi: Gigi M, P yang
mempunyai kontak yang baik di bagian Hairpin : kayak akers/2 jari tapi buat
mesial dan distalnya
GT logam
Half Jackson: Indikasi:gigi M P terlalu
cembung sehingga cengkeram jackson sulit
melaluinya, ada titik kontak yang baik di
anatar 2 gigi
Hairpin clasp → Desain: modifikasi terletak pada
bagian bukal, tetapi ukuran gigi harus relatif lebih
besar
Indikasi: gigi posterior yang undercut retentifnya
kurang untuk dipakaikan cengkeram Akers
Pertimbangan pemilihan pemakaian gigi
tiruan sebagian lepasan immediate adalah
setelah dilakukan pencabutan pasien
dapat langsung memakai gigi tiruan
sekaligus mengkoreksi susunan gigi
anterior pasien yang pada awalnya tidak
rapi.

gigi tiruan sebagian lepasan


immediate merupakan pilihan bagi
pasien yang tidak mau terlihat
ompong setelah dicabut giginya
Angular cheilitis dijumpai juga pada
orang lanjut usia. Faktor
predisposisi angular cheilitis pada
orang lanjut usia adalah penurunan
dimensi vertikal
Di makalah dok
lisda buat yg linggir
datar ada
pencetakan dinamis
sama sublingual
Elastomer → bahan cetak elastis yang memiliki
ketahanan terhadap distorsi dan stabilitas
dimensinya baik → hasil cetakan dapat dilakukan
pengisian dental stone berulang kali dan penundaan
pengisian hasil cetakan dalam periode waktu
tertentu tanpa mempengaruhi keakuratannya.
Terdapat 4 macam bahan cetak elastomer yang
digunakan di bidang kedokteran gigi yaitu:
Secara klinis bahan cetak elastomer
(1) polysulfide (mercaptan) rubbers
lebih unggul dibandingkan dengan
(2) silicone condensation
bahan cetak hidrokoloid
(3) silicone addition/polyvinylsiloxanes
(4) polyether paling tahan lama
1.Melindungi pulpa dengan menutupi tubulus-tubulus yang baru
terpreparasi.
2.Mengembalikan estetik dari bentuk gigi
3.Mempertahankan posisi gigi yang telah dipreparasi, gigi-gigi sebelah
serta gigi-gigi antagonisnya
4. Mencegah gingiva bertumbuh melewati tepi kavitas
Prinsip preparasi:
● menciptakan ruangan bagi lapisan material restorasi gigi tiruan cekat yang tebal dan kuat
● Dinding proksimal direduksi sedikit membentuk sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini tidak terlalu
konvergen (overtapered)
● Akhiran servikal preparasi (finishing line) harus mempunyai bentuk yang jelas tergantung pada kondisi gigi
penyangga dan material gigi tiruan cekat yang digunakan
● Pembuatan grooves, pinholes dan boxes pada preparasi → menambah retensi bagi restorasi dengan cara
mencegah terlepasnya restorasi ke arah yang berlawanan dengan arah insersi
Relining
Adalah proses mengkoreksi adaptasi permukaan cetakan gigi tiruan
(basis gigi tiruan) terhadap mukosa pendukungnya dengan cara
menambah resin akrilik baru pada permukaan tersebut tanpa
mengubah relasi oklusal gigi geliginya.
Tujuan : untuk memperbaiki adaptasi basis gigi tiruan terhadap mukosa
pendukungnya.
Indikasi :
1. Ketika GT kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa
pendukungnya sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik,
DVO dan material basis GT baik.
2. Hilangnya retensi GT
3. Ketidakstabilan GT
4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis GT)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap GT ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik

Rebasing
Adalah proses penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan basis gigi tiruan yang
baru, dengan tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah
posisi gigi serta oklusi gigi tiruan.
Indikasi :
1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka waktu
lama
8. Relining berkali-kali
Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan lepasnya protesa
crown:
● preparasi yang kurang retentif
● karies sekunder pada gigi
abutment
● sementasi yang kurang
adekuat
● akibat tekanan kunyah yang
terlalu besar

Prinsip preparasi:
● menciptakan ruangan bagi lapisan material restorasi gigi tiruan cekat yang tebal dan kuat
● Dinding proksimal direduksi sedikit membentuk sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini tidak terlalu
konvergen (overtapered)
● Akhiran servikal preparasi (finishing line) harus mempunyai bentuk yang jelas tergantung pada kondisi gigi
penyangga dan material gigi tiruan cekat yang digunakan
● Pembuatan grooves, pinholes dan boxes pada preparasi → menambah retensi bagi restorasi dengan cara
mencegah terlepasnya restorasi ke arah yang berlawanan dengan arah insersi
Slide 68 Klasifikasi Soelarko membagi daerah tak
bergigi menjadi 3 daerah, yaitu :
Kelas I : daerah tak bergigi, berujung bebas
Kelas II : daerah tak bergigi, bersandar
ganda
Kelas III : kombinasi Kelas I dan Kelas II
Masing-masing kelas dibagi 3 divisi :
Divisi I : daerah tak bergigi di satu sisi
Divisi II : daerah tak bergigi di dua sisi
Divisi III: daerah tak bergigi di anterior,
melewati garis median.
69
70
71
72

Waktu diskusi dibahas


73
74

Ikutin urutan acc


75

Anda mungkin juga menyukai