Anda di halaman 1dari 1

General

Lecture: Removable Prosthodontic


01 September 2021 22:30

Teknik Pencetakkan untuk Model Kerja berdasarkan Tahanan Jaringan:

• Tahanan jar. Rendah (ideal) --> Residual ridge tinggi (pada saat ditekan, mukosanya
pucat) --> Mucostatic --> Alginat, Pasta ZnOE
• Tahanan jar. Tinggi --> Residual ridge Rendah --> Mucocompressive --> Elastomer
heavy body saja
○ Mucocompressive = Mucodynamic --> Pada saat mencetak, ridgenya ditekan.
Karena ridge dengan tahanan jaringan tinggi akan berubah bentuk saat
ditekan. Hal tsb dilakukan supaya hasil GT yg dibuat, si fitting surfacenya
menyesuaikan dengan bentuk ridge, sehingga pada saat dipakai fungsi GT
tetap stabil.
○ Teknik ini mencetak bentuk ridge pada saat menerima beban kunyah
○ Penekanan yg dilakukan adalah dengan menekan mukosa oleh bahan cetak yg
flownya rendah
• Flabby --> Resorpsi jaringan sudah progressif --> Ketika disentuh mukosanya akan
bergetar dan lembek --> Selective Pressure (kombinasi alginat + elastomer)
• Khusus untuk free-end --> + Mucofunctional --> greenstick compound
• Contoh kasus:
○ Pasien merasa GT nya longgar, ternyata ada resorpsi tulang, lalu tahanan
jaringan tinggi --> Mucocompressive pakai elastomer
○ Kasus free-end dengan tahanan jaringan tinggi --> mucocompresi +
mucofungsional
○ Kasus free-end dengan tahanan jaringan rendah mau cetak model studi -->
alginat. Kalau model studi apapun pake alginat.

Modifikasi Post-Insersi

• Kalau pasien merasa GT longgar --> relining


○ Relining direct:
§ Pasien tidak mau ada fase ompong
§ Bahan: self-cure acrylic
○ Relining indirect:
§ Pasien tidak ada keterangan untuk tidak mau ompong atau tidak
§ Bahan: heat-cure acrylic
• Kalau GT longgar, plat akrilik sudah ada perubahan warna, DV normal --> rebasing
• Kalau GT longgar, plat akrilik sudah ada perubahan warna, oklusal sudah aus, DV
turun --> pembuatan GT baru
• Kalau tidak terlalu longgar, tidak ada perubahan warna, oklusal aus karna burksim -->
pembuatan GT baru
• Udah insersi, tidak ada yg longgar, DV normal, tidak ada perubahan warna --> Recall
berkala
• Kalau ada DV turun, gabisa rebasing sama sekali karena harus membuat DV ulang
• Kalau GT RA patah --> Reparasi.
○ Makan jambu patah --> Compressive strength rendah
○ GT jatuh --> Impact strength rendah
○ GT RB patah ditengah --> Trasnverse/Flexural strength rendah
• Kalau ada resorpsi tulang? Kalau bikin DV turun --> bikin baru. Kalau longgat -->
Relining
• Reparasi --> menggunakan sticky wax
• Relief --> dilakukan ketika ada bagian anatomis yg terlalu prominen (ekostotsis), atau
permukaan GT yg terlalu menekan mukosa.
○ Bagian yg terlalu menekan, dikurangi. Kekosongan hasil pengurangan tsb
kemudian diisi oleh:
§ Tissue conditioner: jika px merasa sakit, namun tidak ada yg tajam dr
ridge
§ Softliner: jika px merasa sakit dan ada bagian yg tajam dr ridge
• Jika DV terlalu tinggi: perbaiki bite rim yg bawah, jadi DVRS ulang tp yg bawah aja yg
di adjust

Direct Relining
Langsung ke pasien, aduk akrilik, masukin ke fitting surface GT, insersi
Sebelum masukin akrilik ke mulut, oles dulu pake vaselin untuk mengurangi panas dr akrilik
1. Persiapan pasien
2. Evaluasi awal
3. Identifikasi
4. Manipulasi akrilik
5. Finishing polishing
6. Insersi
7. Pengecekan oklusi dan artikulasi

Indirect Relining
Bikin model kerja dulu, pakai GT sebagai SCP, cetak, cor bikin model kerja, mounting,
kesananya sama kaya bikin GT kaya di lab
1. Persiapan pasien
2. Evaluasi awal
3. Pencetakkan
4. Working model
5. Packing
6. Sama kaya 5-7 di direct relining

Kelly's Syndrome
• Maksila
○ Resorpsi anterior
○ Flabby anterior
○ Pertumbuhan berlebih tuberositas
• Mandibula
○ Ekstrusi gigi anterior

Maxillary Anatomical Landmarks


• Retensi utama: Post dam (post palatal seal)
• Support utama: Tuberositas maksilaris dan palatum durum

Maxillary Major Connector


Major connector adalah bagian dr GT lepasan yg menggabungkan seluruh komponen lain
• Complete palate: semua gigi RA mengalami masalah perio (goyang) namun tidak bisa
dicabut. Memiliki full coverage pada mukosa, distribusi beban kunyah sangat baik
• U-shape/Horshoe: terdapat torus palatinus yang membesar hingga ke arah posterior
melewati ah line
• Antero-posterior palatal Strap: hilang anterior dan posterior, palatum dangkal
(diukur dg kacamulut no.3, terpendam <1/2 dangkal, >1/2 dalam), ada torus tidak
sampai posterior
• Antero-posterior palatal Bar: hilang naterior dan posterior, palatum dalam, ada torus
tidak sampai posterior
• Palatal Strap: hilang hanya posterior, palatum dangkal, tidak ada torus
• Palatal Bar: hilang hanya posterior, palatum dalam, tidak ada torus
Contoh kasus:
• Hilang hanya di posterior, palatum dangkal, tapi mau ada indirect retainer di
anterior: pakai AP palatal strap

Mandible Anatomical Landmarks


• Retensi utama: Retromylohyoid space
• Support utama: Buccal shelf

Mandibular Major Connector


• Lingual Bar: dasar mulut dalam (<8mm dangkal, >8mm dalam)
• Lingual Plate: dasar mulut dangkal, gigi anterior goyang
• Double Lingual Bar: dasar mulut dalam, gigi anterior goyang
• Labial Bar: terdapat torus, gigi anterior retroklinasi

Jenis Oklusi
Saat melakukan artikulasi, ada working dan balancing side.
Working side: sisi aktif mengunyah (jika ngunyah di kanan, working side di kanan)
Balancing side: sisi lawannya sebagai penyeimbang
• Bilaterally Balance Occlusion: ketika pasien mengunyah, baik sisi balancing dan
working berkontak dengan rahang lawannya. Oklusi ini memiliki stabilitas paling baik.
Untuk GTL wajib pakai jenis oklusi ini
• Canine Guidance/Cuspid Protected: pada saat artikulasi, gigi yg berkontak pada
working side hanya gigi kaninus
• Unilateral Balanced Occlusion/Group Function: hanya sisi working side saja yg
berkontak
• Mutually Protected Occlusion: pada saat RB protrusi, gigi posterior kanan kiri tidak
berkontak (Fenomena Christensen)
Sebelum perawatan prostodonti, sangat dibutuhkan untuk memperhatikan jenis oklusi
yang sudah ada di mulut pasien. Hal tersebut untuk menimbang kelayakan antara
perawatan yg diinginkan pasien dengan kenyataan yg ada di dalam mulut pasien. Contoh:
apabila pasien memiliki oklusi canine guidance, dimana gigi posterior dan insisif tidak
berkontak, dapat dikatakan pada gigi yg tdk berkontak itu tidak memiliki beban oklusal yg
besar, sehingga sangat mungkin jika ingin dilakukan perawatan bridge dengan material
porselen atau zirconia.

Direct Retainer
Pertama, tentukan dulu bentuk kehilangan giginya apakah free end atau bounded saddle
• Bounded Saddle
○ Acrylic: 3 jari (lengan retentif di bukal, oklusal rest di dekat area edentolus,
lengan resiprokal di lingual) atau half jackson paradental (kaya c clasp,
shouldernya ada di area interdental di atas titik kontak)
§ Gigi C: gillet
○ GTSKL: akers (mirip 3 jari, prinsipnya juga sama)
• Free-end
○ Acrylic: 2 jari (ga ada oklusal rest di mesial) atau 2 jari modifikasi (ada oklusal
rest di mesial)
§ Gigi C: gillet
○ GTSKL:
§ Gigi C/P: RPI
§ Gigi M: RPY atau RPT
Contoh kasus:
• Kehilangan 16 17 18 --> Abument di 15, mau dibikin GTSKL --> RPI. Pada sisi
sebelahnya diberikan indirect retainer double akers atau embrassure clasp. Kedua
alat tersebut digunakan dalam kasus kehilangan unilateral, diletakkan pada rahang
yg tidak ada kehilangan gigi.
• Kehilangan 11 12 21 22 --> Abutment di posterior untuk estetik karena blm ada
kehilangan gigi --> Abutment di 16/17, mau dibikin GTSKL --> double
akers/embrassure clasp di gigi 16 dan 17 (karena disimpan di area yg tidak ada
kehilangan gigi)
• Embrassure clasp atau double akers di GTSKL = half jackson paradental di akrilik
• Kehilangan 15 16 26 27 28 --> Abutment 14 17 25, mau dibikin akrilik --> regio 2 free-
end, jadi 2 jari/2 jari modif di gigi 25 --> regio 1 bounded, jadi 3 jari di 14 17 atau 3
jari di 14 dan half jackson paradental di 17.
• Kehilangan 14 15 25 24 --> Abutment 17 27 16 26, mau dibikin GTSKL ---> akers di
semua gigi
• RA ada torus palatinus sampe posterior, hilang 15 16 17 18 26, mau dibikin GTSKL -->
U-shape, abutment 14 25 27, RPI di 14, akers di 25 27
Tambahan:
• Indikasi GTSKL:
○ Tidak ada kelainan sistemik yg ada kaitannya dg laju resorpsi tulang
○ Tidak osteoporosis
○ Tidak sedang konsumsi obat bifosfonat
○ Tidak DM
○ Bentuk linggir sisa alveolar favorable, tidak segitiga (sulit membentuk minor
connector), cenderung ovoid atau rectangular
○ Gigi yg akan dijadika abutment wajib memenuhi syarat gigi abutment
○ Jika pasien ingin merasakan sensasi termal, karna metal itu konduktor, beda
dengan akrilik yg sifatnya isolator

Pedoman Kesejajaran Tanggul Gigitan

Kesejajaran TG anterior: Garis interpupil


Kesejajaran TG posterior: Garis camper's (dari tragus ke ala nasi)

Garis Pedoman pada TG

Garis PON (Garis Puncak Linggir): menunjukkan neutral zone, pedoman penyusunan gigi
Inklinasi kemiringan TG anterior 15 derajat, posterior 45 derajat

Garis Orientasi pada TG

• Garis kaninus: tempat patokan cusp caninus, kalau salah bisa menyebabkan gigi
tiruan terlihat terlalu besar
• Garis senyum/high lip line: batas penempatan servikal gigi tiruan, kalau salah bisa
menyebabkan gummy smile
• Garis midline: Jika pasien mengeluhkan midline tidak segaris, kesalahan terletak pada
saat penentuan RS atau penetapan garis midline

Dental Surveyor

Surveying Tools
• Analyzing rod: untuk melihat kesejajaran gigi abutment
• Carbon marker: kaya isi pensil, untuk mengidentifikasi height of contour, setelah
diketahui HOC, area dibawah HOC itu area undercut
• Undercut gauge: untuk mengukur undercut
• Wax trimmer: untuk mengurangi wax saat block out agar tetap sejajar dengan
midline

Klasifikasi Kennedy- Applegate


• Kelas I: bilateral free end
• Kelas II: unilateral free-end
• Kelas III: paradental, 22nya ga ideal untuk jadi abutment
• Kelas IV: anterior cross midline
• Kelas V: paradental salah satu aja yg ideal untuk jadi abutment
• Kelas VI: paradental 22nya ideal untuk jadi abutment
Penentuan klasifikasi dimulai dari area edentolus paling posterior, jadi kelas IV ga ada
modifikasi

Garis Imajiner dalam Perawatan Prosthodonti


• Spee: garis imajiner dari insisal edge ke puncak cusp bukal
• Wilson: garis imajiner yang menghubungkan puncak cusp molar kedua sisi rahang
• Monson: garis imajiner yang merupakan kombinasi kurva Spee dan Wilson
• Antimonson: kebalikan dari kurva Monson yg arahnya konveks ke arah atas
• Kompensasi: kurva yang dibentuk dalam arah antero-posterior maupun lateral dari
bidang oklusal yang digunakan sebagai pedoman untuk membentuk oklusi seimbang
(contoh: Spee, Wilson, Monson)

Metode Penentuan Relasi Sentris


• Needle House
Pada metode ini pake logam yang ditanam ke galangan gigit regio premolar dan molar terus
pasien diinstruksikan buat gerakin rahang dalam arah anterior, posterior, sama lateral, sampe ada
bentuk “diamond shape” di galangan gigitnya. Nanti titik yang ada di paling posterior itu titik yang
jadi relasi sentriknya
• Patterson
Caranya buat cekungan di puncak galangan gigit bawah terus masukin campuran antara plaster
sama pasta karborundum. Setelah itu dipasang ke pasien sambil pasiennya disuruh gerakin ke
lateral sampe membentuk compensating curve. Setelah itu pastanya dikurangi hingga tingginya
sesuai dengan tinggi dimensi vertical yang diharapkan sambil instruksiin pasiennya meretrusikan
rahang bawahnya secara maksimal baru difiksasi pake staples
• Meyer
Pake wax lunak di atas galangan gigit terus di atasnya dikasi kertas aluminium foil tipis yang
diolesin vaselin. Pasien disuruh buat gerakin rahang seperti gerakan fungsional normal. Setelah itu
bikin plaster index di bagian wax yang udah kebentuk sesuai gerakan fungsional itu
• Walkoff
Paling sering dipake caranya pasien diinstruksikan untuk menyentuhkan lidah di bola bola Walkoff
(bola wax yang ada di bagian palatum posterior) sambil menelan ludah dan oklusi sentrik, lalu saat
didapatkan RS nya dibuat garis midline pada bite rim

Penentuan DVF
• Metode Willis
Jarak sudut mata-komisura bibir = Jarak dasar hidung-ujung dagu
• Two dots
Jarak titik paling prominen hidung ke titik paling prominen dagu, pasien diinstruksikan untuk rileks
• Sorensen Profile Scale
Alat ukur yang difiksasi di titik glabela-pertemuan midline rahang atas rahang bawah-ujung dagu
• Swallowing method
Pasien disuruh menelan dan rileks sampai garis bibir sampai ujung dagu segaris dengan median
wajah, saat garis berimpit dihitung jarak bibir ke ujung dagu
• Fonetik
Pasien disuruh mengucapkan huruf M berulang ulang lalu diinstruksikan istirahat, ukur jarak titik
ujung hidung ke titik ujung dagu
• Rumus Hayakawa
Sn-Gn= 36,653 + 4,576 (jenis kelamin) +0,46 (p-p)
Keterangan: Nilai jenis kelamin:
Sn= subnasion (tepi inferior hidung) Perempuan = 0
Gn= gnathion ( titik inferior dagu) Laki- laki = 1
P= pupil point (pupil mata) p-p = jarak antar pupil
• Niswonger
Pasiennya suruh duduk tegak FHP sejajar lantai terus tentukan titik di bawah hidung dan paling
prominen dari dagu terus pasiennya disuruh nelen ludah dan relax jaraknya mesti 2-4mm

Jenis-Jenis Bur
• Round metal/tungsten-carbide: ekskavasi karies
• Round diamond: penetrasi kavitas/mengangkat atap kamar pulpa
• Fissure tapered diamond: preparasi labial/proksimal atau 1/3 servikopalatal
• Flame type diamond: preparasi fossa palatal
• Wheel type diamond: preparasi insisal
• Fine diamond: pembulatan sudut
• Depth marker diamond: pembuatan groove sebagai pedoman preparasi

Anda mungkin juga menyukai